Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH DARING LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

NEGERI 18 BANDA ACEH

Disusun Oleh:

(Chindy Putri Nabila)


180204066
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Fisika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................. 3
E. Definisi Oprasional ......................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 6
A. Kajian Teori .................................................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 11
A. Rancangan Penelitian .................................................................................................... 11
B. Populasi ......................................................................................................................... 11
C. Sampel........................................................................................................................... 11
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................ 12
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13
Lampiran-Lampiran ................................................................................................................. 14

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seluruh dunia termaksud Indonesia kini tengah dihadapkan dengan musibah virus

covid-19. Pada masalah ini sangat mempengaruhi dan merugikan banyak bidang yaitu

ekonomi, sosial serta pendidikan. Dalam bidang pendidikan sekolah menengah pertama kini

harus melakukan program daring atau system e-learning atau online learning yaitu

pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet pada pembelajaran yang akan dilakukan

guna memperkecil kemungkinan penyebaran dari virus covid-19.

Pada pembelajaran daring ini juga seperti memberikan pelajaran pendidikan formal

yang di selenggarakan oleh sekolah menengah pertama yang peserta didiknya dan instruktur

atau guru berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan system telekomunikasi yang

interaktif guna menghubungkan keduanya. Pembelajaran itu sendiri merupakan sesuatu yang

dapat memberi informasi dan penngetahuan dalam interaksi yang beerlangsung antar

pendidik atau guru dengan peserta didiknya.

Kelebihan pada program pembelajaran daring ini adalah seluruh masyarakat

dimanapun berada dapat mengikuti program ini. Misalnya, seseorang anak yang awalnya

tinggal di sekolah atau asrama tiba-tiba berpindah tempat ke suatu pulau maka ia tetap dapat

mengikuti pelajaran dari sekolah menengah pertamanya tanpa harus berpindah sekolah.

Dalam hal ini pendidik atau gu ru juga dapat mengirimkan video atau rekaman berisi

pembelajaran yang dapat dilihat dan didengarkan oleh peserta didik dan peserta didik dapat

memutar berulang kali video atau rekaman tersebut agar lebih mempermudah peserta didik

untuk memahami materi yang dirasa sulit dimengerti. Program daring juga memberikan

kesempatan anak didik untuk berlatih berlajar mandiri dan anak didik yang mengikuti

1
program pembelajaran daring ini dapat lebih menghemat waktu dan tenaga. Sehingga waktu

dan tenaga yang tersisa dapat melakukan hal-hal lain di luar pembelajaran. Misalnya, dapat

digunakan untuk belajar, atau lomba kegiatan cerdas-cermat. Hal ini dapat dilakukan karena

pembelajaran juga dapat digunakan untuk menggali potensi atau keterampilan dalam berbagai

macam bidang selain dalam bidang akademik.

Pembelajaran IPA berbasis Daring Learning yang dilakukan di kelas IX SMP Negeri

18 Banda Aceh menggunakan aplikasi edmodo. Aplikasi edmodo itu sendiri merupakan

aplikasi yang diciptakan untuk siswa, guru dan wali murid agar dapat berkomunikasi dengan

mudah tanpa memperhatikan waktu dan tempat. Kegunaan aplikasi edmodo ini juga dapat

mengirim soal ujian, pekerjaan rumah dan tugas-tugas sekolah lainnya. Setiap siswa dan guru

SMP Negeri 18 Banda Aceh menggunakan aplikasi edmodo dan memiliki akun edmodo

sebagai media pembelajaran IPA berbasis Daring Learning.

Kondisi pembelajaran di kelas IX IPA SMP Negeri 18 Banda Aceh ketika proses

pembelajaran Daring Learning Berlangsung dengan sangat baik dan tertib.. Siswa yang

mengerti merasa senang dengan dilaksakannya proses pembelajaran daring ini karena siwa

dapat membuka materi yang di ajarkan guru meskipun berada diluar sekolah dan pada materi

pembelajaran IPA yang telah disampaikan guru sebelumnya dapat dibuka dan dipelajari

kembali sehingga siswa tidak malu bertanya dalam materi pembelajaran IPA. Siswa IX IPA

SMP Negeri 18 Banda Aceh yang sulit atau kurang dapat memahami materi yang diberikan

guru melalui edmodo sebenarnya alangkah lebih baik jika dilakukan pembelajaran tatap

muka karena siswa-siswi seperti itu akan lebih paham apa yang akan di ajarkan. Atau saat

dilakukannya pembelajaran via Daring Learning sebaiknya selalu di dampingi oleh orang tua

agar siswa-siswi yang melakukan pembelajaran jadi lebih fokus dan terarah untuk

memahami, mengerti dan mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di

aplikasi edmodo.

2
Kondisi pembelajaran pada waktu dikelas IX IPA SMP Negeri 18 Banda Aceh ketika proses

pembelajaran berlangsung dengan baik dan tertib. Siswa yang mengerti merasa senang dalam

pembelajaran berbasis daring learning ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa saja kendala-kendala yang dialami guru dan siswa dalam proses pembelajaran di

masa pandemi ini?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada masa pandemi di SMP Negeri 18 Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untung mengetahui kendala dan hasil belajar siswa

kelas IX SMP Negeri 18 Banda Aceh.

1. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dialami guru dan siswa dalam

pembelajaran di masa pandemi.

2. Mengetahui hasil belajar siswa pada masa pandemi di SMP Negeri 18 Banda Aceh.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

1) Menambah referensi di bidang pendidikan dan informasi tentang pembelajaran

yang kurang efektif di masa pandemi.

2) Menambah solusi tentang pembelajaran di masa pandemi menjadi pembelajaran

yang efektif.

3
3) Penelitian ini juga dapat di jadikan sumber bacaan dan bahan kajian lebih lanjut

bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi kepada

guru terkait dengan efektifitas pembelajaran di masa pandemi.

E. Definisi Oprasional

Agar terhindar dari kesalahan penafsiran dari tulisan ini, peneliti menjelaskan

beberapakata operasional yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1 Daring Learning

Menurut Koran (2002) Daring Learning sebagai sembarang pengajaran dan

pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk

menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Hartley (2001) menjelaskan

bahwa Daring Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan

tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, atau media

jaringan komputer lain. Rosenberg (2001) menekankan bahwa Daring Learning merujuk pada

penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Daring Learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi

lebih ekonomis. Daring Learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan

atau materi pelajaran, peserta didik dengan guru atau instruktur maupun sesama peserta didik.

Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan – bahan belajar

setiap saat dan berulang – ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih

memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Di dalam Daring Learning,

4
yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan – panduan elektronik yang

dirancang oleh “contents writer”, designer Daring Learning dan pemrogram komputer.

2. Hasil Belajar

“Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah
mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung
pada apa yang dipelajari oleh peserta didik” (Rifa’i & Anni 2012: 69). “Hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar” (Susanto 2013:5).
Juliah (2004) dalam Jihad dan Haris (2013:15) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah
segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dilakukannya.” Hasil belajar diperoleh melalui proses pembelajaran. Hasil belajar yang
dicapai selalu memunculkan pemahaman/pengertian atau menimbulkan reaksi/jawaban yang
dapat dipahami dan diterima oleh akal. Proses belajar akan menimbulkan dua hasil yaitu
langsung dan akhir. Hasil langsung merupakan tingkah laku siswa setelah belajar melalui
proses belajar-mengajar, sesuai dengan materi/bahan yang dipelajarinya. Sedangkan hasil
akhir merupakan sikap dan tingkah laku siswa setelah berada di masyarakat (Sardiman
2011:49-51).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
dari proses pembelajaran berupa kemampuan yang diperoleh anak setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1 Daring Learning
a. Pengertian Daring Learning

Daring Learning muncul ketika covid 19 dimana dilakukan karena


mempermudah pembelajaran guna untuk menghindari penyebaran covid 19.
digunakan menggunakan rangkaian elektronik dengan memerlukan akses internet, hal
tersebut berguna untuk menyampaikan isi dari pembelajaran yang akan diajarkan
oleh guru kepada siswa. Daring Learning ini banyak membantu pembelajaran dari
jarak jauh digunakan melalui aplikasi dengan akses internet dimana siswa dan guru
dapat bertatap muka walaupun dari jarak jauh. Daring learning juga sangat praktis dan
membuat biaya studi jauh lebih ekonomis. Siswa dan guru juga mudah berbagi
informasi dan siswa dapat mengakses materi-materi pembelajaran setiap saat dan
berulang – ulang agar lebih memahami materi secara mendalam.

b. Manfaat Daring Learning

1) Sangat praktis dan fleksibel, karena interaksi antara guru dan siswa akan lebih praktis
tidak harus menempuh perjalanan untuk bertemu. juga, tidak mengharuskan adanya
ruang kelas sebagai tempat belajar formal. Proses belajar mengajar dapat berlangsung
di mana pun selama itu kondusif dan dapat membantu untuk kefokusan pelajar.
2) Pendekatannya lebih sesuai dengan pelajar masa kini dibandingkan dengan belajar di
kelas.
3) Pembelajaran daring learning jauh lebih menarik dengan lebih mudah mengakses dan
memperlihatkan media baik foto, video ataupun audio.
4) Sangat menghemat waktu dan biaya Dalam pembelajaran, daring learning mampu
meringankan semua pengeluaran biaya seperti buku atau waktu tepuh kesekolah yang
biasa memakan waktu yang lama. Daring learning tersebut hanya memerlukan siswa
dan guru terhubung dengan layar hp atau laptop dengan koneksi internet.

c. Ciri-Ciri dan Model Pembelajaran Daring Learning

1) Ciri-ciri Pembelajaran Daring Learning

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan


tatap muka, tetapi melalui suatu aplikasi yang sudah tersedia. Dapat digunakan dalam
segala bentuk materi pelajaran, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga

6
dilaksanakan secara online. Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut

1) Di bawah pengendalian langsung oleh pengajar


2) Di bawah pengendalian langsung dari sebuah aplikasi.
3) Tersedia untuk penggunaan waktu yang cepat.
4) Tersambung pada jaringan interet.

2) Terdapat dua model pembelajaran daring, sebagai berikut.

1) Pembelajaran Daring Model 1


Pembelajaran Daring Model 1 melibatkan pengampu dan peserta secara
penuh. Peserta melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan
mempelajari seluruh bahan ajar, mengerjakan lembar kerja, dan berdiskusi dengan
guru.
2) Pembelajaran Daring Model 2
pembelajaran daring model 2 melibatkan peserta, mentor, dan pengajar

d. Karakteristik Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet oleh mahasiswa dalam


proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran daring memiliki karakteristik sebagai
berikut:

1) Menuntut pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara


mandiri
2) Pelajara akan berdiskusi dengan guru dalam membangun pengetahuannya untuk
memecahkan masalah yang tidak dipahami secara bersama- sama
3) Membentuk suatu komunitas atau pelajaran yang inklusif
4) Memanfaatkan media laman (website) yang bisa diakses melalui internet,
pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, atau kelas digital
5) Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan,

2 Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Catharina Tri Anni (2002:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga
merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Hasil
belajar merupakan adanya perubahan dari hasil pelajaran pribadi dan juga dengan
guru. Seseorang dapat dikatakan telah mengetahui sesuatu apabila dalam dirinya telah
terjadi suatu perubahan. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan
hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapatkannya hasil belajar.

7
b. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Dalyono (1997: 55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar


disebabkan oleh dua faktor yaitu:

1) Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar)
 Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar.

 Intelegensi dan Bakat


Kedua aspek kejiwaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.
Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar
dan hasilnyapun cenderung baik..
 Minat dan Motivasi
Minat akan timbul jika adanya keinginan diri sendiri. Timbulnya minat belajar
disebabkan beberapa hal, antara lain adanya keinginan yang kuat untuk menaikkan
nilai yang bagus.
 Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa
memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan
memperoleh hasil yang kurang.

2) Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar)


 Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.
 Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak.
Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,
keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya, semua juga
mempengaruhi keberhasilan belajar.
 Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal
keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-
anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak
giat belajar.

c. Klasifikasi Hasil belajar

Terdapat 3 pembagian klasifikasi hasil belajar yaitu:

 Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar
kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti menginggat, memahami,
menerapkan, dan menganalisa

8
 Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai
perasaan dan emosi.
 Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan skil mulai dari keterampilan
sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks dan kemampuan berkenaan
dengan non discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

d. Pengukuran dan evaluasi Hasil belajar

Pengukuran sangat erat kaitannya dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah


dilakukan pengukuran, artinya yang harus ada dalam setiap evaluasi berdasar data
yang diperoleh dari pengukuran. Untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman belajar
yang telah dimiliki siswa, dilakukan pengukuran tingkat pencapaian siswa. Dari hasil
pengukuran ini guru memberikan evaluasi atas keberhasilan pengajaran dan
selanjutnya melakukan langkah- langkah guna perbaikan proses belajar mengajar
berikutnya. Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dikelompokkan
menjadi empat yaitu:

 Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah


melakukan kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu.
 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
 Untuk keperluan bimbingan konseling.
 Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.

Untuk mengumpulan informasi hasil belajar yang didapat, dapat dilalui pemeriksaan
dua cara yaitu:

 Teknik Tes
Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka mengakhiri tahun
ajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah mengadakan tes akhir tahun. Menurut
pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, tes objektif, tes
jawaban singkat, dan tes uraian.
 Teknik Non Tes
Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat juga
dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik non tes lebih banyak
digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif.

3 Pembelajaran IPA
a. Pengertian Pembelajaran IPA

Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan peserta didik.

9
1) Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk memberikan
pengajaran kepada peserta didik didalam belajar guna untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
2) Kegiatan pembelajaran terjadi antara dua pihak yaitu peserta didik dan pengajar,
dimana diharapkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan
dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

Pembelajaran IPA adalah Proses interaksi yang dilakukan guru dan siswa dalam
mengkaji penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep,
atau prinsip-prinsip dan suatu proses penemuan. Yang didalamnya mencakup pelajaran
Fisika, Biologi dan Kimia

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Mata pelajaran IPA di jenjang SMP bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:

1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan


keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan
prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya
hubungan yang sangat mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat
4) dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta
berkomunikasi
5) Meningkatkan kesadaran untuk dapat menjaga, dan melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam
6) Meningkatkan pengetahuan dasar tentang Fisika,Biologi dan Kimia
7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan cara keseluruhan atau kegiatan yang


dilakukan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian dimulai dari
merumuskan masalah hingga dengan penarikan kesimpulan, ada dua macam
rancangan yaitu rancangan kuantitatif dan rancangan kualitatif. Dalam penelitian ini
rancangan yang digunakan adalah rancangan kuantitatif eksperimen. Rancangan
kuantitatif eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X
dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan kausalitas ini, peneliti harus
melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat terhadap variabel-¬variabel
penelitiannya.

B. Populasi

Populasi merupakan totalitas dari semua nilai yang mungkin dapat


menghitung hasil ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari adalah sifat-sifatnya (Sudjana 2002: 6). Populasi yang digunakan didalam
penelitian ini adalah para peserta didik SMPN 18 Banda Aceh.

C. Sampel

Sampel merupakan wakil atau sebagian populasi yang diteliti (Arikunto,


2006:131). Peneliti ini hanya mengambil sampel di kelas IX dari seluruh kelas di
SMPN 18 Banda Aceh. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan
teknik Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah teknik sampling
daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan sampel mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan (Sugiyono
2005: 59).

11
D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode-metode yang digunakan untuk


memecahkan masalah di dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan
di dalam penelitian ini yaitu angket.
Angket atau kuesioner merupakan sebuah alat untuk mengumpulkan data ataupun
informasi dengan cara menyampaikan pernyataan secara tertulis dan akan dijawab dengan
cara tertulis pula (Sugiyono, 2002 : 135).
Kelebihan menggunakan teknik pengumpulan data berbentuk angket :
a. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
b. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
c. Nama dapat dibuat samaran sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu dalam
menjawab.
d. Responden dapat menjawab sesuai dengan kecepatan dan waktu sengganya
masing-masing.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah lembar angket atau
kuesioner. Lembar angket atau lembar kuoesioner yaitu berupa alat untuk mengumpulkan
data atau penyataan yang akan di jawab oleh responden untuk mengetahui nilai minat dan
motivasi belajar mereka. Di dalam penyusunan angket seorang peneliti sudah membuat
kisi-kisi dan pedoman nilai angket tersebut. Instrumen kuesioner atau angket merupakan
instrumen paling utama di dalam penelitian ini. Sebelum akan digunakan angket ini harus
memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sobron, Bayu, Rani,Dan Meidawati “Pengaruh Daring Learning Terhadap Hasil Belajar
IPA Siswa Sekolah Dasar”.Semarang . 21 Agustus 2019
http://conference.upgris.ac.id/index.php/snse/article/download/204/136

Ardhi dan Muhkamad. (2016). Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Web untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Menggunakan Alat – alat
Ukur. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XV. Nomor. 2.

Trianto, (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

13
Lampiran-Lampiran

Instrument penelitian berupa angket :

14
15

Anda mungkin juga menyukai