Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1.1 IDENTITAS PERUSAHAAN

NamaInstansi : KANTOR PELAYANAN PAJAK

PRATAMA MATARAM BARAT (KPP

MATARAM BARAT)

KodeInstansi : 911

Kepala Kantor/Instansi : DjunetSantoso

AlamatInstansi : Jalan Raya Langko No.74, Mataram, 83144

Telpon/fax :0370-633006, 633075 / 0370-633724

TahunBerdiri : 2008

Wilayah Instansi :Mataram Barat- Provinsi NTB

1.1.2 VISI DAN MISI

VISI

Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang Terbaik

demiMenjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara.

MISI

Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan:

1) Mengumpulkanpenerimaanberdasarkankepatuhanpajaksukarela yang

tinggidanpenegakan hokum yang adil;


2) Pelayananberbasisteknologi modern

untukkemudahanpemenuhankewajibanperpajakan;

3) Aparaturpajak yang berintegrasi, kompetendan professional dan;

4) Kompensasi yang kompetitifberbasis system manajemenkinerja.

1.1.3 TUJUAN PERUSAHAAN

1.2. SEJARAH BERDIRINYA KPP PRATAMA MATARAM BARAT

Kantor pelayanan pajak adalah unit kerja dari Direktorat

JendralPajak yang melaksanakan pelayanan dibidang perpajakan kepada

masyarakat baik yang telah terdaftar seebagai Wajib Pajak maupun

belum, didalam lingkup wilayah kerja Diretorat Jendral Pajak.Salah satu

kantor Pelayanan Pajak yang ada di Nusa Tenggara Barat adalah KPP

Pratama Mataram Barat.KPP PratamaMataram Barat

didirikanberdasarkankeputusanDirekturJendralPajakNomor KEP-

195/PJ/2008 tanggal 27 November 2008.Pemecahan KPP menjadi KPP

PratamadilakukandalamrangkaReformasiBirokrasidanModernisasi di

Kementerian
1.3. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS POKOK SERTA FUNGSI

MASING – MASING BAGIAN

1.3.1 GambarStrukturOrganisasi KPP PratamaMataram Barat

(sumber: KPP PratamaMataram Barat)

1.3.2 TugasdanFungsiMasing-MasingSeksi

a. Sub bagianumumdankepatuhan internal


Mempunyaitugasmelakukanurusankepegawaian, keuangan,
tatausaha, rumahtangga, pengelolaankinerjapegawai,
pemantaupengendalian intern, pemantaupengelolaanrisiko,
pemantaukepatuhanterhadapkodeetikdandisiplin,
dantindaklanjuthasilpengawasan,
sertapenyusunanrekomendasiperbaikan proses bisnis.
b. Seksipengolahan data daninformasi
Mempunyaitugasmelakukanpenumpulan, pencarian,
danpengolahan data pengamatanpotensiperpajakan ,
pernyajianinformasiperpajakan, perekamandokumentasiperpajakan,
urusantatausahapenerimaanperpajakanpengalokasianPajakBumidan
Bangunan, pelayanandukungantekniskomputer,
pemantauanaplikasiSPT dan e-Filing.
c. SeksiPelayanan
Mempunyaitugasmelakukanpenetapandanpenerbitanproduk
hokum perpajakan,
pengadministrasiandokumendanberkasperpajakan,
penerimaandanpengolahansuratpemberitahuan,
penerimaansuratlainnya, danpelaksanaanpendaftaranWajibPajak.
d. SeksiPenagihan
Mempunyai tugas melakukan urusan piñata usahaanpiutang
Pajak, penundaan dan angsuran tunggakan Pajak, penagihanaktif,
usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-
dokumen penagihan.
e. Seksi Pemeriksaan
Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
penerbitan, penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak, dan
administrasi pemeriksan perpajakan lainnya, serta pelaksanaan
pemeriksaan oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk kepala
kantor.
f. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi
perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak. Pembentukan dan
pemuktahiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang
ekstensifikasi,
bimbingandanpengawasanWajibPajakbarudanpenyuluhanperpajaka
n.
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
Mempunyai tugas melakukan proses penyelesaian
permohonan Wajib Pajak, usulan pembentulan ketetapan pajak,
bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak,
serta usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan
Konsultasi III, serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
Masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan
kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil
Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib
Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada
Wajib Pajak.

1.4. KEGIATAN POKOK PERUSAHAAN


BAB II

PLAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Tujuan Dan Sasaran Praktik Kerja Lapangan (PKL)

2.1.1 Tujuan

Program PKL ini merupakan suatu kegiatan yang harus ditempuh oleh

setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan di STIE AMM MATARAM.

Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL yang penulis jalani ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi satuan kredit semester (SKS) pada mata kuliah PKL

2. Dapat mempraktekkan teori-teori akuntansi & keuangan danperbankan

yang telahdiajarkan secara langsung.

3. Untuk mendapatkan pengalaman praktek kerja secaara langsung.

4. Agar bias memahami bagaimana situasi kerja di lapangan

5. Untuk meningkatkan wawasan peserta PKL, baik secara teknis maupun

hubungan sosial di dalam dunia kerja.

2.1.2 Sasaran

1. Meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk mengerjakan tugas pekerjaan

secara langsung.

2. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dikampus kemudian

diterapkan di instansi tempat PKL

3. Memberikan pengalaman baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya


4. Membina mahasiswa untuk menjadi lebih disiplin dan mandiri

2.2 Program Kerja Praktek Lapangan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di KPP Pratama Mataram Barat kami dibagi

menjadi 2 tim, diantaranya 1 orang dibagian pelayanan, 2 orang dibagian

penagihan. Adapun pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing seksi

diantaranya:

1. Seksi Pelayanan

Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum

perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengelolahan Surat Pemberitahuan, penerimaan surat lainnya, dan pelaksanaan

pendaftaran Wajib Pajak.

2. Seksi Penagihan

Mempunyai tugas melakukan urusan penatausah piutang pajak, penundaan dan

angsuran tunggakan pajak, penagihan akif, usulan penghapusan piutang pajak,

serta penyimpanan dokumen-dokumen pengihan.

Namun paa kesempatan Praktik Kerja Lapangan ini, kami diberi tugas/ pekerjaan

yang mencakup:

1. Merename data surat tagihan pajak penghasilan menurut urutannya;

2. Mengkonfirmasi surat paksa tagihan pajak;

3. Menyusun berkas sesuai dengan urutan NPWP


4. Mengconvert dan menyimpan data sesuai dengan urutannya;

5. Mengetik surat pajak yang ada di PDF kedalam bentuk microsoft word;

6. Melakukan arsif dokumen;

7. Memverifikasi laporan pelaksanaan surat paksa pajak;

8. Mengurus dan meminta tandatangan untuk pengesahan surat

9. Mengurus dan meminta tandatangan untuk pengesahan surat;


10. Menulis amplop surat yang akan dibagikan kepada para WP;
11. Mencari berkas sesuai dengan NPWP;
12. Menginput surat paksa STP-SKP terbit 2016-2017 sesuai urutan dan
mengirim ke management kasus;
13. Memasukkan surat tegurran an surat tagihan pajak pengasilan kedalam
induk berkas;
14. Mengconvert data kedalam bentuk PDF dan di save sesuai dengan
urutannya setelah itu di cut kedalam file yang sudah di conver;
15. Mengcombine file with nitro pro sesuai deengan NPWP, setelah itu di save
dan di cut file yang sudah di combine;
16. Belajar PPH dan E-filing;
17. Membantu WP menginput laporan SPT tahunan meelalui program E-
filing;
18. Memotong barcode surat kemudian ditempelkan di amplop surat;
19. Melipat surat wajib pajak kemudian dimasukkan ke dalam amplop;
20. Menstempel surat tagihan pajak;
21. Menulis no urat dan alamat tujuan;
22. Mengarahkan WP kebagian E-filing atau manual;
23. Mengantar surat kemasing-masing seksi dan meminta bukti tanda terima;
24. Mengantar surat ke tapsip dan disertai tanda terima.
Itulah beberapa rangkaian tugas atau pekerjaan yang diberikan baik
oleh pegawai maupun kepala seksi bagian.Dengan pemberian tugas
tersebut memberikan saya pengalaman kerja dan belajar bertanggung
jawab.

2.3 Hasil Pelaksanan Praktik Kerja Lapangan

2.3.1 Kendala atau Hambatan Pelaksanaan PKL

Di dalam sebuah lembaga atau instansi sangat wajar jika ditemukan


adanya sebuah masalah, begitu juga di KPP Pratama Mataram Barat walau
sebagai instansi yang melaksanakan seluruh pelayanan perpajakan kepada
masyarakat, disini kami sebagai mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang ditugaskan di beberapa seksi diantarnya; Penagihan, SUKI,
Ekstensifikasi, Pelayanan dan Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
Diantara beberapa seksi tersebut saya ingin fokus di masalah Seksi
Pengolahan Data dan Informasi yaitu terkait dengan “Lapor SPT online
dengan E-filing.” Pada bagian E-filing saya menemukan yang sering terjadi
seperti:
1. Lupa efin;efin digunakan wajib pajak untuk bisa mengakses sistem
pajak online dan melaporkan SPT Tahunan tanpa perlu antre di KPP,
akan tetapi banyak dari wajib pajak yang lupa dengan efin sehingga itu
menghambat dalam pengisiannya;
2. Tidak membawa laporan bukti potong; laporan bukti potong sangat
penting dalam pengisian SPT online, karena data yang terdapat disana
yang akan dimasukkan dalam pengisisan laporan SPT online.
3. Lupa Email; Email dengan account DJP online sangat berhubungan,
karena nontifikasi dari account DJP online akan terkirim ke email, oleh
karena itu apabila lupa email maka pengisian SPT online tidak bisa
dilakukan dan untuk bisa mengisi harus membuat email yang baru.
4. Lupa password DJP Online; Permasalahan lupa dengan password
atau sandi akun di internet memang sudah sering terjadi, padahal
password ini sangat penting untuk bisa masuk ke account DJP online.
Akan tetapi tidak perlu panik jika mengalami hal ini, karena bisa
menggunakan fitur lupa ganti (reset) password yang ada pada halaman
DJP Online.
5. Pasangan suami istri yang ingin menggabung NPWP tapi dipengisian
akhir E-filing ternyata hasinya lebih bayar;
6. Gangguan server dari pusat sehinga mengambat pengisian.
Adapun kendala dan tantangan yang dihadapi oleh KPP Pratama
Mataram Barat khususnya di bidang E-filing yaitu:
1. Sistem pelaporan pajak e-Filing ini ternyata masih belum banyak
dimengerti wajib pajak.Karena itu, antrean di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) setiap tahun masih saja ramai.Padahal, dengan menggunakan
layanan e-Filing, semua bisa dilakukan dari rumah/kantor.
2. Kendala error pada saat lapor pajak online sering dialami oleh wajib
pajak, terlebih bagi mereka yang kurang akrab dengan internet akan
semakin merasa kesulitan;
3. Lupa password DJP Online, Permasalahan lupa dengan password
atau sandi akun di internet memang sudah sering terjadi.Hal ini akan
menghambat petugas dalam pengisian SPT online dengan aplikasi E-
filing;
4. Data yang dibawa oleh WP untuk pengisian laporan SPT online
tidak lengkap, misalnya tidak membawa bukti potong, lupa efin
dll, hal ini akan menghambat dalam pengisian laporan secara
online;
5. Terbatasnya laptop yang digunakan untuk pengisian SPT online,
sedangkan wajib pajak yang lapor SPT tiap tahunnya selalu ramai.

2.3.2 Solusi atau Pemecahan Masalah

1. Mengarahkan Wajib Pajak untuk meminta ulang efin dan mencatatnya

agar tidak lupa

2. Mengarahkan Wajib Pajak agar membawa bukti potong pada saat

pengisian SPT tahunan atau memfoto bukti potong agar bisa mengisi SPT

tahunan

3. Membuatkan email baru / mengubah kata sandi email jika yang lupa

password dan mencatatnya pada lembar bukti potong Wajib Pajak


4. Mengganti password DJP Online dengan yang baru dan memberi tahu agar

tetap mengingat passwordnnya

5. Pihak KPP menyarankan untuk di pisah NPWP nya, karena kalau tetap

digabung maka dalam pengisiannya akan menghasilkan lebih bayar

Terkait dengan masalah di atasPada dasarnya, satu keluarga cukup

memiliki satu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).Dalam artian, seorang

istri ikut NPWP suami.Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Pajak

Penghasilan (UU PPh) bahwa sistem pengenaan pajak Indonesia

menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan ekonomis.Penjelasan Pasal 8

UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa penghasilan atau

kerugian dari seluruh anggota keluarga digabung sebagai satu kesatuan

yang dikenai pajak, dan pemenuhan kewajiban pajaknya dilakukan oleh

kepala keluarga (suami).Dalam artian ini, penghasilan dan kerugian istri

akan dianggap sebagai penghasilan dan kerugian suami, sehingga dikenai

pajak bersama.Namun, jika penghasilan istri hanya didapat satu pemberi

kerja dan tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas

suami, maka tidak akan digabung. Dengan catatan, penghasilan tersebut

telah dipotong pajak oleh pemberi kerja. Bila memilih NPWP istri

digabung dengan suami, jelas lebih menguntungkan. Karena jika suami-

istri sama-sama hanya menerima penghasilan dari satu pemberi kerja

(NPWP ikut suami), maka tidak akan ada kewajiban bayar pajak di akhir

tahun.Jadi, penghasilan istri cukup dilaporkan di bagian lampiran SPT

1770 S, tanpa harus menggabungkan penghasilan neto suaminya. Dengan


kata lain, SPT Tahunan PPh suami akan nihil, dan juga tidak perlu bayar

angsuran PPh Pasal 25 tiap bulan.

6. Meningkatkan kapasitas server DJP Online agar bisa lebih banyak yang

mengakses dan tidak terjadi gangguan;

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Lapor pajak online merupakan kewajiban setiap warga negara di
Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bersama aplikasi mitra resminya
seperti OnlinePajak, memberikan kemudahan dengan mengembangkan sistem
perpajakan online. Melalui pengembangan sistem lapor pajak online, proses
penunaian kewajiban administrasi perpajakan di Indonesia jadi lebih mudah.
Terkait dengan masalah NPWP suami istri yang digabung, maka harus
menyampaikan laporan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Tahunan secara
gabungan terlebih dahulu. Syaratnya tidaklah rumit, istri hanya perlu
menghapus NPWP dan ikut dalam NPWP suami dengan mengurus ke kantor
pajak.Saat pengisian SPT, yang dimasukkan ke formulir adalah tetap
penghasilan suami. Bila menggunakan e-filing, maka Wajib Pajak akan
dipandu dalam pengisiannya. Misalnya penghasilan yang digabung serta cara
perhitungannya. Namun, yang dilaporkan di induk tetaplah penghasilan
suami.Sementara, data penghasilan istri tetap dilaporkan dalam lampiran
khusus.Dalam lampiran tersebut disebutkan bahwa penghasilan sudah
dipotong pemberi kerja, sehingga sifatnya final dan tidak perlu digabungkan
dengan penghasilan suami.Maka dari itu, bukti potong pajak yang diberikan
perusahaan tetap dipegang dan nantinya diserahkan kepada suami.
B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin saya sampaikan dalam Laporan Akhir
Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Supaya lebih mempersiapkan dan Meningkatkan kualitas
pelayanan akademik secara menyeluruh khususnya pada tahap persiapan
PKL
2. Untuk Instansi/Lembaga (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov.
NTB)
Semoga bisa lebih memperhatikan lingkungan kerja agar tidak
terjadi lagi kecelakaan kerja dan semoga tetap mempertahankan hubungan
yang baik dengan semua orang dan peserta PKL.
3. Untuk Mahasiswa sebagai Peserta Praktik Kerja Lapangan
Harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan semua tenaga
kerja di kantor Disnaker dan harus mampu bertanggung jawab serta
menyelesaikan semua pekerjaan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai