Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SWOT PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

DI KWARTIR RANTING CICALENGKA PADA MASA PANDEMI


Esai ini ditujukkan untuk memenuhi salah satu syarat penilaian KPDK Cabang Kabupaten
Bandung 2021
Disusun oleh :
Ilham Nurhuda, Fitriyani Nurhidayah, Fahmi Aji Fachrurroji
Gerakan pramuka merupakan suatu organisasi untuk mewadahi dan menciptakan tunas

tunas muda yang unggul yang mana gerakan pramuka sendiri menciptakan tunas muda melalui

kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Pramuka kini telah menjadi

ekstrakulikuler sentral bagi siswa SD hingga SMA. Kewajiban tersebut bukan bersifat

administratif yang mengharuskan siswa terdaftar di gugus depan melainkan hanya kegiatannya

semata. Sesuai AD/ART dan UU Gerakan Pramuka Nomor 10 Tahun 2012, pramuka tetap

bersifat sukarela. Kepramukaan melalui beragam kegiatan, sangat cocok untuk mendidik

generasi muda agar mempunyai karakter yang baik. Peserta didik (Pesdik) sebagai penerus

perlu penanaman disiplin dan watak agar punya pondasi kuat. Kegiatan pramuka harus menarik

untuk memikat minat, sehingga diperlukan media yang baik dan menarik pula. Selain

memerlukan media didalam pramuka juga memiliki susunan struktur kepengurusan, contohnya

dalam kepengurusan tingkat kenyamatan yaitu ada Ketua Kwarran, Wakil Ketua, Bendahara,

Sekertaris, dan Bidang-bidangnya.

Dewan Kerja merupakan wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi

kepemimpinan di tingkat Kwartir yang beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka

Pandega Putri Putra, sebagai bagian integral dari Kwartir yang diberi wewenang dan

kepercayaan untuk mengelola pembinaan dan kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka

Pandega sesuai prinsip "dari, oleh dan untuk Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan

bimbingan orang dewasa", yang pengelolaannya bersifat kolektif dan kolegial. Di dalam dewan

kerja pun terdapat susunan kepengurusan seperti Ketua, Wakil, Bendahara, Sekertaris, dan

Aggota bidang. Dewan kerja itu memiliki peranan penting dalam organisasi gerakan pramuka

karena dirasa dewan kerja sebagai tangan kanan kwartir.

Dalam sebuah organisasi selalu dihadapkan dengan beberapa masalah entah masalah

internal atau pun eksternal maka dengan adanya permasalahan tersebut perlu adanya
pemecahan masalah melalui teknik pemecahan masalah salah satunya yaitu menggunakan

teknik Streng, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT) merupakan salah satu teknik

pemecahan masalah yang sering digunakan oleh pemerintahan, industri/perusahaan,

organisasi, bahkan komunitas dengan tujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di dalam suatu pemerintahan,

industri/perusahaan, organisasi, bahkan komunitas.

Pada kesempatan ini penulis akan menganalisis dan membahas suatu permasalahan

yang ada di kwartir ranting cicalengka khususnya pada tingkatan penegak dan pandega. Dimasa

pandemi ini organisasi dikalangan manapun kurang berjalan dengan baik salah satunya pada

organisasi pramuka baik di tingkat penggalang, penegak, maupun pandega. Kurang

berjalannya organisasi di berbagai pangkalan ini disebabkan adanya permasalahan-

permasalahn yang terjadi dimana permasalah-permasalahannya hampir sama. Pada hal ini

dewan kerja berusaha untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada pada setiap

ambalan dengan cara mengujungi setiap ambalan dan mengkaji setiap permasalahan yang

terjadi di ambalan.

Pada akhirnya setelah kami melakukan kunjungan kepada setiap ambalam dengan

menkaji setiap permasalahan yang ada kami dewan kerja menemukan inti permasalahan yang

terjadi yaitu salah satunya :

a. Kurangnya minat anggota baru,

b. Dukungan dari sekolah, kreatifitas,

c. Inovasi program dan

d. Kurangnya pemanfaatan teknologi di era 4.0 masa pandemi.


Apabila dikaji lebih jauh lagi dari setiap anggota sebenarnya memiliki kemampuan

untuk mengatasi dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti yang

telah disebutkan diatas, namun masih banyak anggota pramuka baik ditingkat penegak,

maupun pandega belum memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk berkreatifitas dan

berinovasi.

Adapun hal laiinya yang menjadi faktor ancaman bagi ambalan yang tidak berkembang

yaitu:

a. Adanya Ekstra kulikuler yang lebih mampu berinovasi dan berkreatifitas lebih

tinggi.

b. Dengan adanya masa pandemic yang membatasi kegiatan kita, menimbulkan

rasa nyaman yang belebihan sehingga menyebabkan anggota tidak ingin keluar

dari zona nyaman.

c. Tidak adanya generasi baru

d. Kurang meratanya pengetahuan terhadap teknologi masa kini

e. Kurangnya pengetahuan tentang pramuka dasar

f. Kurangnya pengelolaan dari Pembina maupun kwartir itu sendiri.

Dalam hal ini dewan kerja cicalengka telah mengambil langkah untuk mengatasi

permasalahan tersebut dengan cara mengadakan beberapa kegiatan di masapandemi

dengan memanfaatkan teknologi yang ada diantaranya sebagai berikut ;

a. Webinar Bersama Dewan Kerja Cabang mengenai Self Branding

b. Kunjungan ambalam

c. Pelatihan-pelatihan soft skill seperti public speaking, dan broadcasting

d. Kursus pengelolaan dewan ambalam dan saka (KPDAS)

e. Kolaborasi kegiatan bersama creative house yang ada di Cicalengka


Dengan adanya kegiatan-kegiatan diatas kami sebagai dewan kerja telah melihat

adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi dari setiap ambalan yang ada di Cicalengka,

salah satunya mulai bisa memanfaatkan teknologi yang ada, serta beberapa ambalam-ambalan

yang sudah pasif menjadi aktif kembali.

Anda mungkin juga menyukai