Anda di halaman 1dari 21

KOMPETISI MAHASISWA NASIONAL BIDANG ILMU BISNIS, MANAJEMEN

DAN KEUANGAN (KBMK) 2020

MENGEMBANGKAN BISNIS UMKM MELALUI PEMASARAN


DIGITAL SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI BISNIS DI ERA NEW
NORMAL

Diusulkan oleh:

Fandi (NPM.1822200016/2018)

Lidia Aprianti (NPM.1822200081/2018)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MULTI DATA PALEMBANG

KOTA PALEMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengikuti kegiatan
Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen dan Keuangan
(KBMK) 2020, dengan judul karya “MENGEMBANGKAN BISNIS UMKM
MELALUI PEMASARAN DIGITAL SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI
BISNIS DI ERA NEW NORMAL”

Kami menyadari dalam karya tulis ilmiah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap adanya masukan, kritikan serta saran
yang membangun dari semua pihak agar dapat menjadi lebih baik lagi
kedepannya.

Harapannya, karya tulis ilmiah ini juga dapat bermanfaat khususnya bagi
kami dan bagi pembaca.

Palembang, 30 Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv

DAFTAR ISI....................................................................................................................v

ABSTRAK.......................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4

2.1 ...........................................................................................................................4

2.2 ...........................................................................................................................5

2.3 ...........................................................................................................................5

2.4 ...........................................................................................................................6
BAB III METODE PENULISAN...................................................................................8

3.1 Desain Penelitian................................................................................................8

3.2 Pengumpulan Data.............................................................................................8

3.3 Analisis Skenario................................................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 10


BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 14

5.1 Kesimpulan....................................................................................................... 14

5.2 Saran................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 16
MENGEMBANGKAN BISNIS UMKM MELALUI PEMASARAN
DIGITAL SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI BISNIS DI ERA NEW
NORMAL

1 2
Fandi , Lidia Aprianti
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang

ABSTRAK

Saat ini dunia dilanda oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) yakni berupa pandemi
COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi individu
pertamanya di Wuhan, salah satu kota di Republik Rakyat Tiongkok dan kemudian
menyebar ke seluruh penjuru dunia tak terkecuali Indonesia. Berkaitan dengan
masalah kesehatan dan ekonomi, melalui normal baru tentu protokol menggunakan
masker, cuci tangan, kemudian tes temperatur dan yang lain, semua itu berlaku untuk
semua sektor kehidupan bermasyarakat dan new normal itu butuh kerja sama yang
erat dari berbagai kalanggan baik segi medis, kesiapan medis untuk mengantisipasi
segala persoalan yang tibul akibat pademi ini. Kemudian dari segi masyarakat,
kesiapan masyarakat, kedisiplinan masyarakat dan kesadaran diri masyarakat juga
terkait dengan protokol kesehataan. Kemudian dari sector-sektor usaha itu sendiri,
termasuk regulatornya kementerian dan lembaga. Harapan-harapan terhadap new
normal ini sejatinya harus siap dengan kenyataan, artinya jika era new normal
memang bisa mendorong perekonomian meskipun sangat lambat peningkatnnya,
karena untuk meningkatkan perekonomian di era new normal ini tidak instan hasilnya,
sehingga tidak bisa langsung mendorong laju pertumbuhan ekonomi selajutnya.
Artinya, ekonomi RI masih bisa baik namun bukan berarti akan terus selamanya
berjalan mulus. Selain itu Pemerintah juga telah mengantisipasi keadaan ini dengan
berbagai kebijakan yang relevan seperti relaksasi aturan impor untuk bahan baku
pembuatan alat kesehatan.

Kata kunci: UMKM, New Normal, Covid-19, Ekonomi

\
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini dunia dilanda oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) yakni berupa pandemi
COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi individu
pertamanya di Wuhan, salah satu kota di Republik Rakyat Tiongkok dan kemudian
menyebar ke seluruh penjuru dunia tak terkecuali Indonesia. Pemerintah Indonesia
sendiri mengkonfirmasi kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada tanggal 2 Maret
2020 meskipun muncul beberapa spekulasi bahwa COVID-19 telah masuk ke
Indonesia beberapa waktu sebelumnya (Tim detikcom, 2020). Per 14 Mei 2020, kasus
positif COVID-19 sudah mencapai angka 16.006 dengan angka kesembuhan sebesar
3.518 dan kematian sebesar 1.043 jiwa (Idhom, 2020).
Selama tiga bulan terakhir, dunia mengalami perubahan drastis karena wabah
corona covid-19. Selama itu pula, aktivitas warga di luar rumah mengalami
pembatasan drastis. Memasuki pelonggaran pembatasan sosial pada Juni, banyak
kebiasaan baru yang harus diadaptasi untuk tetap menekan penyebaran virus corona.
Mulai dari selalu memakai masker, membiasakan diri cuci tangan dan menjaga jarak
saat berinteraksi dengan orang lain. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat kalimat
yang memperkuat manusia berupa, "New Normal New Spirit" menyongsong tiga
inisiatif untuk tetap produktif di tengah pandemi dengan protokol kesehatan yang
ketat dan disarankan oleh pemerintah untuk menghadapi pademi ini.
Pertama, membiasakan diri untuk hidup sehat. Kedua, inisiatif untuk terus
kreatif dan berinovasi agar aktivitas tidak terhenti dan tetap produktif. Dan terakhir
adalah inisiatif untuk terus berbagi. Saat ini masyarakat Indonesia sudah terbiasa
dengan melakukan belajar, bekerja dan beribadah dari rumah, juga sebagian besar
masyarakat telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan,
menggunakan masker, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta protokol
kesehatan Covid-19 lainnya.
Berkaitan dengan masalah kesehatan dan ekonomi, melalui normal baru
tentu protokol menggunakan masker, cuci tangan, kemudian tes temperatur dan
yang lain, semua itu berlaku untuk semua sektor kehidupan bermasyarakat dan
new normal itu butuh kerja sama yang erat dari berbagai kalanggan baik segi
medis, kesiapan medis untuk mengantisipasi segala persoalan yang tibul akibat
pademi ini. Kemudian dari segi masyarakat, kesiapan masyarakat, kedisiplinan
masyarakat dan kesadaran diri masyarakat juga terkait dengan protokol
kesehataan. Kemudian dari sector-sektor usaha itu sendiri, termasuk regulatornya
kementerian dan lembaga.
Harapan-harapan terhadap new normal ini sejatinya harus siap dengan
kenyataan, artinya jika era new normal memang bisa mendorong perekonomian
meskipun sangat lambat peningkatnnya, karena untuk meningkatkan
perekonomian di era new normal ini tidak instan hasilnya, sehingga tidak bisa
langsung mendorong laju pertumbuhan ekonomi selajutnya. Artinya, ekonomi RI
masih bisa baik namun bukan berarti akan terus selamanya berjalan mulus. Sebab
jika situasi seperti ini terus berlanjut ekonomi Indonesia bisa tumbuh minus di
kuartal II-2020 mendatang. Apalagi jika kebijakan penetapan pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) terus dijalankan (Liputan6, 2020) serta adanya
kemunduran dalam kinerja masyarakat dalam sektor ekonomi yang pada akhirnya
berujung pada jatuhnya perekonomian pada skala nasional (Hadiwardoyo, 2020;
Ansori, 2020; Ahmad, 2020), sehingga terdapat anjuran dari Ketua Gugus Tugas
Percepatan Penanggulangan COVID-19 dari BNPB yaitu Doni Monardo yang
menyarankan bagi para warga dengan usia dibawah 45 tahun kebawah untuk
diperbolehkan beraktivitas dengan tujuan untuk menggerakkan kembali
perekonomian (Riana & Amirullah, 2020).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 masih sangat berprospek
akan minus. Sekiranya bisa kita simpulkan bahwa memasuki era new normal
membutuhkan proses. Belajar dari beberapa negara bahkan sudah mulai
menghindari situasi buruk ini, dengan membuka kembali negaranya dari
kebijakan lockdown (penguncian). 
Ketimpangan tersebut memang tidak mudah karena pandemi Covid-19
belum berakhir. Indonesia pun kini bersiap untuk menjalani new normal dengan
melakukan transisi pembukaan PSBB pada beberapa daerah. Proses transisi ini
dilakukan pada daerah-daerah yang kurvanya sudah mulai turun. Meskipun
begitu, Indonesia perlu berhati-hati ketika membuka kembali aktivitas sosial
ekonominya untuk menghindari terjadinya Lockdown.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran New Normal sebagai sebuah Sistem dalam
mengoptimalkan bidang kesehatan dan perekonomian di Indonesia?
2. Bagaimana menghadapi tantangan bidang bisnis dan ekonomi di Indonesia
dalam mengoptimalkan New Normal di Indonesia?
3. Apa saja upaya yang dilakukan pada sisi kesehatan dan ekonomi dalam
mengoptimalkan New Normal di Indonesia?
4. Bagaimana mengembangkan bisnis UMKM melalui pemasaran digital dalam
mengoptimalkan bisnis di era New Normal?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian yang kami susun yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana peran New Normal sebagai sebuah Sistem dalam
mengoptimalkan bidang kesehatan dan perekonomian di Indonesia.
2. Menyusun gagasan mengenai tantangan bidang bisnis dan ekonomi di
Indonesia dalam mengoptimalkan New Normal di Indonesia.
3. Mengetahui apa saja upaya yang dilaukan pada sisi kesehatan dan
ekonomi dalam mengoptimalkan New Normal di Indonesia.
4. Mengetahui bagaimana mengembangkan bisnis UMKM melalui pemasaran
digital dalam mengoptimalkan bisnis di era New Normal.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dalam penelitian yang kami susun yaitu terdiri dari dua,
diantaranya:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini memiliki manfaat untuk menambah literatur
yang membahas mengenai New Normal untuk memperkaya gagasan bagi
peneliti-peneliti yang hendak mengkaji bahasan yang sama.
2. Secara Praktis
Secara praktis, penelitian ini memiliki manfaat untuk
mengimplementasikan hasil dari penelitian ini untuk menciptakan suasana
New Normal baik dari segi kesehatan dan ekonomi demi terwujudnya
Indonesia sejahtera yang berakar pada perekonomian yang baik untuk
semua masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 New Normal sebagai sebuah Sistem


Kehidupan yang terjadi saat pembatasan sosial dilonggarkan dikenal dengan istilah
new normal. Istilah new normal mengacu pada perubahan perilaku manusia setelah wabah
virus corona dengan menerapkan protokol pandemi Corona Virus Disease 2019 atau
COVID-19. Pemerintah RI Joko Widodo mulai memetakan skenario pelonggaran
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah berlangsung hampir tiga bulan sejak
pandemi virus corona (COVID-19) terdeteksi di Indonesia.
Terkait wacana pelonggaran PSBB, berikut adalah skenario yang sudah dirancang
pemerintah melalui Kajian awal Kemenko Perekonomian untuk pemulihan ekonomi:
1. Industri dan jasa Bisnis ke Bisnis beroperasi dengan social distancing dan persyaratan
kesehatan
2. Tokoh, pasar dan mall belum bisa beroperasi kecuali untuk toko penjual masker dan
fasilitas kesehatan
3. Sektor kesehatan beroperasi penuh dengan memperhatikan kapasitas sistem kesehatan
4. Berkumpul maksimal dua orang dalam suatu ruangan, olahraga luar ruang belum
diperbolehkan

Fase II: 8 Juni 2020


1. Tokoh, pasar dan mall diperbolehkan pembukaan toko-toko tanpa diskriminasi sektor
dengan menerapkan protokol ketat.
2. Usaha dengan kontak fisik belum bisa beroperasi
3. Kegiatan berkumpul dan olahraga outdoor belum diperbolehkan

Fase III: 15 Juni 2020


1. Toko, pasar dan mall tetap pada fase II, evaluasi pembukaan salon, spa dan lain-lain
dengan protokol kesehatan
2. Kegiatan kebudayaan diperbolehkan dengan tetap menjaga jarak
3. Kegiatan pendidikan di sekolah dilakukan dengan sistem shift sesuai jumlah kelas
4. Olahraga outdoor diperbolehkan dengan protokol
5. Evaluasi pembukaan tempat pernikahan, ulang tahun, kegiatan sosial hingga 10 orang.

Fase IV: 6 Juli 2020


1. Pembukaan kegiatan ekonomi seperti di fase III dengan tambahan evaluasi
2. Pembukaan bertahap restoran, cafe, bar, tempat gym dan lain-lain dengan protokol
kebersihan ketat
3. Kegiatan outdoor lebih dari 10 orang
4. Pelesir ke luar kota dengan pembatasan jumlah penerbangan
5. Kegiatan ibadah dilakukan dengan jumlah terbatas
6. Membatasi kegiatan berskala lebih dari yang ditentukan

Fase V: 20 dan 27 juli 2020


1. Evaluasi untuk fase IV dan pembukaan tempat-tempat atau kegiatan-kegiatan ekonomi
lain dalam skala
2. Akhir Juli atau awal Agustus seluruh kegiatan ekonomi sudah dibuka. Tetap
mengandalkan protokol dan standar kebersihan dan kesehatan yang ketat
3. Evaluasi secara berkala sampai vaksin bisa ditemukan dan disebarluaskan.

2.2 Tantangan Bidang Bisnis dan Ekonomi di Indonesia


Pandemi virus corona masih terus menghantui dunia. Hingga kini, kasus positif
virus corona masih mengalami lonjakan. Meski begitu, banyak juga pasien yang sudah
dinyatakan sembuh. Tetapi, banyak juga korban yang meninggal dunia akibat virus corona.
Menghadapi virus corona atau COVID-19, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto
mendorong produksi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). Hal tersebut sebagai upaya
mengatasi terhentinya produksi bahan baku farmasi di Tiongkok. Akibat wabah COVID-19,
perdagangan ekspor impor terhenti, termasuk bahan baku farmasi. Kondisi ini cukup
meresahkan industri farmasi di Indonesia karena 60 persen bahan baku impor farmasi
dalam negeri berasal dari Tiongkok. OMAI dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk
memproduksi bahan baku obat dalam negeri. Geliat bahan baku obat produksi dalam negeri
terus dibangun. Perdagangan yang menurun (impor bahan baku obat) menjadi kesempatan
dalam negeri untuk memperkuat diri memenuhi kebutuhan bahan baku obat sendiri.
(Liputan6.com, 2020).
Tak hanya dari segi kesehatan, wabah COVID-19 juga berdampak pada sektor
lainnya, yaitu sosial dan ekonomi. Menurut studi yang dilakukan oleh Suryahadi et.al
(2020) yang memprediksikan tingkat kemiskinan rata-rata Indonesia akan meningkat di
akhir tahun 2020 sehingga peningkatan tersebut akan menyebabkan sekitar 8 juta penduduk
akan mengalami kemiskinan baru akibat wabah ini. Data estimasi ini didapatkan
berdasarkan data Susenas bulan Maret dan September 2019. Selain itu terdapat data tingkat
kemiskinan pada tahun 2006 dan 2007 untuk melihat pola yang ada, karena di tahun
tersebut terjadi lonjakan kemiskinan dikarenakan naiknya harga minyak dunia. Sehingga
diprediksi akhir tahun nanti tingkat kemiskinan rata-rata Indonesia akan mencapai 9,7%
yang sebelumnya pada September 2019 mencapai 9,22%. Prediksi peningkatan persentase
kemiskinan juga berdasarkan pertumbuhan ekonomi. jika Pertumbuhan ekonomi menurun
1% maka setidaknya akan menambah sekitar 1,4% persentase kemiskinan.
Tak hanya berdasarkan data estimasi, keadaan di lapangan pun juga digambarkan
demikian. Sekitar 2,8 juta orang telah kehilangan pekerjaan, dan proyeksi yang ada
menunjukkan setidaknya 5,2 juta penduduk lainnya akan kehilangan pekerjaan saat
pandemi menyebar. Oleh karena itu, KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia)
meminta pemerintah mengambil langkah tegas mengenai hal ini. Setidaknya pemerintah
sudah merencanakan pencairan dana sebesar 405 triliun rupiah untuk bantuan uang tunai.
makanan, bantuan di bidang kesehatan, sosial dan juga pengembangan bisnis. Melihat krisis
ini, Australia memandang perlu memberi bantuan kepada Indonesia, setidaknya
memberikan pinjaman tanpa bunga karena walaupun Indonesia berhasil melewati krisis di
tahun-tahun sebelumnya namun nampaknya keadaan kali ini cukup serius (Emma dan
Natalia, 2020). Salah satu contoh kasus dari profesi yang terdampak adalah pengemudi ojek
dan angkot dengan penurunan penghasilan sebesar 44%.
Oleh karena itu pemerintah menyiapkan bantuan sosial kepada warga yang
terdampak. Di sisi lain, dengan ditutupnya toko dan kantor tentu berdampak pada pihak
yang menjual barang dan makanan. Terjadi penurunan pembelian karena orang lebih
memilih untuk berbelanja secara online. Pemerintah pun akhirnya membuat kebijakan
Kartu Pra-Kerja untuk mengadakan pelatihan gratis dengan memprioritaskan bagi 3,7
pengangguran muda umur 18-24 tahun. Jadi pelatihan kerja ini berbasis digital dengan
mengadakan kerjasama dengan perusahaan startup digital unicorn di Indonesia seperti
Bukalapak, MaubelaJarapa, Pintaria, Ruangguru, Sekolahmu, Tokopedia, Pijar Mahir, dan
Sisnaker. Hal ini dilakukan karena 90% dari total pencari kerja muda belum pernah
mengikuti pelatihan sertifikasi dengan sebagian besar lulusan SMA. Distribusi kartu pra-
kerja diharapkan dapat meningkatkan kompetensi, daya saing, dan produktivitas mereka di
tengah wabah COVID-19 ini. Sehingga diharapkan ini menjadi salah satu solusi mengenai
banyaknya pengangguran akibat dari dampak pandemi ini (Asia News Monitor, 2020).
Selanjutnya dampak sosial yang dirasakan yaitu kesulitan mengakses fasilitas
kesehatan. Hal ini dialami oleh salah seorang warga di Jawa Barat yang suaminya
terdampak yaitu di PHK. Tak hanya suaminya saja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jawa Barat mencatat sebanyak 5.047 buruh terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Selain itu, sebanyak 34.365 pekerja di Jabar diliburkan dan 14.053 orang dirumahkan. Data
tersebut tercatat hingga 5 April 2020. Kesulitan akses kesehatan yang ia rasakan saat ingin
memeriksa kehamilan di Puskesmas. Ibu hamil tidak diperbolehkan ke Puskesmas karena
rawan penyebaran virus penyebab COVID-19. Disisi lain ia tidak punya biaya lebih untuk
memeriksa kandungan ke bidan atau ginekolog. Suaminya pun kesulitan mendapatkan
pekerjaan pasca dipecat. Hingga akhirnya ia berharap untuk mendapat bantuan bahan
makanan dari pemerintah, namun sayangnya bantuan tersebut hanya diberikan 10 KK per
RT dan keluarganya tidak termasuk. Kini ia dan keluarga terpaksa meminjam uang ke
saudara untuk keperluan makan sehari-hari. Jadi PHK yang dialami juga berdampak kepada
kesulitan akses kesehatan karena kesulitan ekonomi yang dialami. Tak hanya itu,
perempuan mengalami peran ganda, disaat bekerja di rumah perempuan juga sekaligus
mengurus anak. Seperti yang dialami salah satu guru di Cianjur, Jawa Barat. Ia harus pintar
berbagi waktu antara menjaga anak dan mengajar di rumah.
Di keadaan pandemi seperti ini juga terjadi ketimpangan gender yang semakin
timpang. Menurut Komnas Perempuan, beban yang dialami perempuan berlipat ganda pada
perempuan yang berkeluarga dan bekerja. Jadi persoalan pekerjaan rumah tangga
dibebankan pada perempuan sekaligus saat perempuan bekerja dirumah yang banyak
dikeluhkan saat ini. Sehingga, perlu adanya anjuran budaya yaitu bagaimana sebuah
keluarga membagi tugas dan bekerja sama untuk mengelola kehidupan yang harus di rumah
(BBC.com, 2020). Jadi dapat disimpulkan dampak sosial ekonomi tak hanya seputar
peningkatan kemiskinan akibat banyak yang kehilangan pekerjaan, kesulitan akses
kesehatan, namun termasuk juga ranah budaya dimana terjadi ketimpangan gender yang
semakin timpang yang banyak dikeluhkan oleh pihak perempuan.

2.3 Upaya Yang Dilakukan Pada Sisi Kesehatan dan Ekonomi


Peningkatan negara yang terdampak virus Covid-19 di seluruh dunia seperti
Amerika, Spanyol dan Italia membuat situasi ekonomi dunia semakin memburuk.
Beberapa lembaga bahkan memprediksikan perlemahan ekonomi dunia, antara lain
International Monetary Fund (IMF) yang memproyeksikan ekonomi global tumbuh
minus di angka 3%. Menteri Keuangan (Menkeu) menjelaskan Pendapatan Negara
pada bulan Maret 2020 tumbuh positif. Meskipun kemudian Pemerintah waspada
terhadap dampak pandemi di bulan mendatang, mengingat wabah ini baru mulai
meluas di Indonesia pada minggu kedua Maret 2020. “Untuk Indonesia kita lihat
sudah ada 5.516 kasus baru Covid-19 sesuai data kemarin dan masih terkonsentrasi
mayoritas ada di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Melalui kebijakan
penanganan pandemi ke depan dalam menjaga keuangan negara, Menkeu juga
menambahkan dari sisi sosial masyarakat Kementerian Keuangan mencoba
melancarkan stimulus/kebijakan-kebijakan untuk bisa mengurangi dampak shock
Covid-19 yang sangat besar ini. “Untuk masyarakat, tentu tidak bisa seluruhnya shock
di absorb oleh APBN. Namun APBN berusaha untuk bisa mendukung ketahanan
sosial masyarakat. Dari sisi sosial ekonomi APBN mencoba untuk memberikan
dukungan agar shock itu tidak merusak atau dalam hal ini menyebabkan kebangkrutan
yang sifatnya masif”, ungkap Menkeu.
Pemerintah menyadari bahwa dampak kerusakan akibat wabah Covid-19 akan
amat masif ke depannya sehingga kewaspadaan dan kehati-hatian dalam penetapan
kebijakan serta pengelolaan Keuangan Negara akan dilakukan ke depan. Kebijakan
extraordinary kemudian dilakukan Pemerintah untuk mengurangi dampak akibat
penyebaran virus Covid-19 di Indonesia melalui penerbitan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2020 (PERPPU 1/2020) yang baru saja
disahkan pada bulan April 2020. Dalam rangka menunjang perekonomian, pemerintah
telah menerbitkan PMK-23/2020 dan PMK 28/2020 yang mengatur mengenai insentif
fiskal dalam rangka menghadapi pandemic Covid-19. Dengan adanya insentif fiskal
ini, diperkirakan penerimaan pajak di bulan April akan menurun. Terkait dengan
(PERPPU 1/2020) yang antara lain mengatur penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh)
Badan untuk tahun pajak 2020 (SPT PPh Badannya disampaikan di April 2021),
diperkirakan akan terjadi penurunan angsuran PPh Pasal 25 badan mulai bulan Mei
2020. Lebih lanjut Pemerintah berkomitmen untuk menjaga industri dalam negeri
ditengah pandemi Covid-19. Melalui PMK-30/2020, Pemerintah memberikan
relaksasi penundaan pembayaran cukai akibat tersendatnya logistik di lapangan
karena Covid-19.
Pemerintah berharap dengan adanya penundaan ini dapat membantu arus kas
perusahaan sehingga perusahaan dapat terus menjalankan usahanya. Keberlangsungan
industri sangat penting untuk mengatasi terhambatnya penyediaan logistik dan
penyerapan tenaga kerja agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja. Selain itu
Pemerintah juga telah mengantisipasi keadaan ini dengan berbagai kebijakan yang
relevan seperti relaksasi aturan impor untuk bahan baku pembuatan alat kesehatan.

2.4 Mengembangkan Bisnis UMKM Melalui Pemasaran Digital


Media sosial memungkinkan pelaku usaha untuk mencapai konsumen dan
membangun hubungan yang lebih personal. Zhu dan Chen (2015) membagi media sosial ke
dalam dua kelompok sesuai dengan sifat dasar koneksi dan interaksi.
1. Profile-based, yaitu media sosial berdasarkan profil yang fokus kepada anggota individu.
Media sosial kelompok ini mendorong koneksi yang terjadi karena individu tertarik kepada
pengguna media sosial tersebut (e.g. Facebook, Twitter, WhatsApp).
2. Content-based, yaitu media sosial yang fokus kepada konten, diskusi, dan komentar
terhadap konten yang ditampilkan. Tujuan utamaya adalah menghubungkan individu
dengan suatu konten yang disediakan oleh profil tertentu karena individu tersebut
menyukainya (e.g. Youtube, Instagram, Pinterest). Media sosial telah membuka pintu bagi
pelaku usaha untuk berkomunikasi dengan jutaan orang mengenai produk mereka dan telah
menciptakan peluang pemasaran baru. Pemanfaatan Digital Marketing oleh Pelaku UMKM
Media sosial berpotensi untuk membantu pelaku UMKM dalam memasarkan produknya
(Stelzner, 2012).
Media sosial didefinisikan sebagai sekelompok aplikasi berbasis internet yang
menciptakan fondasi ideologi dan teknologi dari Web 2.0 yang memungkinkan penciptaan
dan pertukaran user generated content (Stockdale, Ahmed, & Scheepers, 2012). Aplikasi
media sosial tersedia mulai dari pesan instan hingga situs jejaring sosial yang menawarkan
pengguna untuk berinteraksi, berhubungan, dan berkomunikasi satu sama lain. Aplikasi-
aplikasi ini bermaksud untuk menginisiasi dan mengedarkan informasi online tentang
pengalaman pengguna dalam mengonsumsi produk atau merek, dengan tujuan utama
meraih (engage) masyarakat. Dalam konteks bisnis, people engagement dapat mengarah
kepada penciptaan profit.
Wardhana (2015) menemukan bahwa strategi digital marketing berpengaruh hingga
78% terhadap keunggulan bersaing UMKM dalam memasarkan produknya. Strategi
tersebut terdiri dari:
1. Ketersediaan informasi produk dan panduan produk;
2. Ketersediaan gambar-gambar seperti foto atau ilustrasi produk;
3. Ketersediaan video yang mampu memvisualisasikan produk atau menampilkan
presentasi pendukung;
4. Ketersediaan lampiran dokumendokumen yang berisi informasi dalam berbagai
format;
5. Ketersediaan komunikasi online dengan pengusaha;
6. Ketersediaan alat transaksi dan variasi media pembayaran;
7. Ketersediaan bantuan dan layanan konsumen;
8. Ketersediaan dukungan opini online;
9. Ketersediaan tampilan testimonial;
10. Ketersediaan catatan pengunjung;
Konsep digital marketing berasal dari internet dan mesin pencari (search engines)
pada situs. Ketika penggunaan internet meledak di tahun 2001, pasar didominasi oleh
Google dan Yahoo sebagai search engine optimization (SEO). Penggunaan pencarian
melalui internet berkembang pada tahun 2006 dan pada tahun 2007 penggunaan perangkat
mobile meningkat drastis yang juga meningkatkan penggunaan internet dan masyarakat dari
berbagai penjuru dunia mulai berhubungan satu sama lain melalui media sosial (Khan &
Siddiqui, 2013). Definisi digital marketing menurut American Marketing Association
(AMA) adalah aktivitas, institusi, dan proses yang difasilitasi oleh teknologi digital dalam
menciptakan, mengomunikasikan, dan menyampaikan nilai-nilai kepada konsumen dan
pihak yang berkepentingan lainnya (Kannan & Hongshuang, 2016). Chaffey (2013)
mendefinisikan digital marketing sebagai penggunaan teknologi untuk membantu aktivitas
pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan konsumen dengan cara
menyesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Pemanfaatan digital marketing memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
- Target bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup, dan bahkan kebiasaan;
- Hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi atau
perubahan apabila dirasa ada yang tidak sesuai;
- Biaya jauh lebih murah daripada pemasaran konvensional;
- Jangkauan lebih luas karena tidak terbatas geografis;
- Dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu;
- Hasil dapat diukur, misalnya jumlah pengunjung situs, jumlah konsumen yang
melakukan pembelian online.
- Bisa melakukan engagement atau meraih konsumen karena komunikasi terjadi
secara langsung dan dua arah sehingga pelaku usaha membina relasi dan
menumbuhkan kepercayaan konsumen.
Di sisi lain, digital marketing pun memiliki kelemahan, di antaranya:
- Mudah ditiru oleh pesaing;
- Dapat disalahgunakan oleh pihakpihak tidak bertanggung jawab;
- Reputasi menjadi tidak baik ketika ada respon negatif;
- Belum semua orang menggunakan teknologi internet/digital.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM): (a) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. (b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. (c)
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Stockdale, Ahmed, dan
Scheepers (2012) berhasil mengidentifikasi business value dari penggunaan media sosial
bagi UMKM, seperti:
- Terciptanya saluran pemasaran yang berkelanjutan;
- Kenaikan pendapatan jangka pendek dan penjualan jangka panjang;
- Penurunan biaya advertising hingga 70%;
- Reduksi dalam biaya pemasaran secara keseluruhan;
- Terciptanya competitive advantage;
- Kemudahan promosi lintas platform media sosial;
- Peningkatan popularitas merek dan produk;
- Pengenalan organisasi atau perusahaan ke masyarakat.
Sosialisasi strategi digital marketing dalam bentuk pemanfaatan media sosial
sangatlah penting karena dapat memberi pengetahuan kepada para pelaku UMKM
mengenai cara maupun tahapan dalam memperluas jaringan konsumen melalui pemanfaatan
media sosial dalam memasarkan produknya sehingga dapat meningkatkan keunggulan
bersaing bagi UMKM itu sendiri.
BAB III

METODE PENULISAN

Metode analisis dan pengukuran skenario mengacu pada teori Aaker.


• Kekuatan argument dan data yang diberikan untuk menguatkan argumentasi.

3.1 Desain Penelitian


Menurut Sarwono (2006) desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan
bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses
penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian
dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang
jelas. Dalam penelitian ini akan dikumpulkan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang berhubungan dengan aspek sisi ekonomi dan kesehatan
suatu negara yang mana teori tersebut berasal dari berbagai literatur baik itu di
buku, jurnal, dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan non-interaktif yang mana yang
menjadi data adalah konsep atau teori yang terdapat di dalam literatur yang kami
temukan dan beberapa opini narasumber. Oleh sebab itu, metode penelitian yag
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research).

3.2 Pengumpulan Data


Sebagaimana permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu
akan diteliti melalui pendekatan kualitatif., dan yang menjadi alat pengumpulan
data utama yaitu peneliti sendiri yang akan melalui metode library research.
Peneliti membaca buku, jurnal, dan sumber yang berkaitan dengan masalah
secara berulang-ulang dan menandai kata dan kalimat yang menjadi kunci dan
merujuk pada masalah penelitian sehingga dapat dijadikan sebuah skemata-
skemata yang akhirnya menjadi sebuah data penelitian.

3.3 Analisis Skenario

Analisis Skenario yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui proses
Analisis Skenario yang digunakan peneliti menggunakan analisis model
Aaker, 2001 yang terdiri dari ( cari jurnal aaker ) yang dipermudah dengan
menggunakan analisis data model interaktif sebagai berikut:

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

- Solusi yg ditawarkan?
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, P. (2020). Polemik Lockdown di Tengah Kegelisahan Kaum Marjinal. Adalah:


Buletin Hukum & Keadilan, 29-34.
Alika, R., & Fajrian, H. (2020, Mei 2020). Pengusaha Khawatir Pekerja Usia di Bawah 45
Tahun Pembawa Virus Corona. Diperoleh dari katadata.co.id:
https://katadata.co.id/berita/2020/05/13/pengusaha-khawatir-pekerja-usia-di-bawah-
45 -tahun-pembawa-virus-corona (Diakses pada tanggal 1 Juli 2020 pukul 18:06)
Asia News Monitor. (2020, April 23). Indonesia: Pre-employment cards disbursed to cushion
economy from COVID-19 impact
Bao Y, Sun Y, Meng S, Shi J, Lu L. 2019-nCoV epidemic : address mental health care to
empower society. Lancet. February 7, 2020 https://doi.org/10.1016/ S0140-
6736(20)30309-3
BBC News Indonesia. (2020, April 21). Dampak sosial virus corona: Beban 'berlipat ganda'
bagi perempuan di masa pandemi Covid-19. Diperoleh dari bbc.com
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52323527 (Diakses pada tanggal 1 Juli
2020 pukul 19:00)
Emma dan Natalia. (2020, April 21). Fears rise of social unrest in Indonesia: Dangerous
phase. The Australian Financial Review : Melbourne.
Hadiwardoyo, W. (2020). Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi COVID-19. Baskara:
Journal of Business & Entrepeneurship, 83-92.
Idhom, A. M. (2020, Mei 15). Update Corona 14 Mei 2020 di Indonesia & Dunia: Data
Kasus Terkini. Diperoleh dari tirto.id: https://tirto.id/update-corona-14-mei-2020-di-
indonesia-dunia-info-data-hari-ini-ftr7 (Diakses pada tanggal 1 Juli 2020 pukul 19:02)
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :Graha
Ilmu
Lani Diana Wijaya, “Efektivitas PSBB Jakarta dan Bansos di Tengah Pandemi Covid-19”,
diakses dari https://fokus.tempo.co/read/1342626/efektivitas-psbb-jakarta-dan-bansos-
di-tengah-pandemi-covid-19, pada 13 Juli 2020 pukul 20.22 WIB.
Liputan6.com. (2020, Februari 24). Hadapi COVID-19, Menkes Terawan Dorong Produksi
Obat Modern Asli Indonesia. Diperoleh dari Liputan 6 :
https://www.liputan6.com/health/read/4186052/hadapi-covid-19-menkes-terawan-
dorong-produksi-obat-modern-asli-indonesia (Diakses pada tanggal 1 Juli 2020 pukul
19:00)
Luthfia Ayu Azanella, “ Apa itu PSBB hingga Jadi Upaya Pencegahan Covid-19?” diakses
dari https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/13/153415265/apa-itu-psbb-hingga-
jadi-upaya-pencegahan-covid-19, pada 10 Juli 2020 pukul 17.00 WIB.
National Bureau of Health and Disease Control and Prevention (2020). Response to new
coronavirus pneumonia: Psychological adjustment guide.
Suryahadi, Asep et al. 2020. The Impact of COVID-19 Outbreak on Poverty: An Estimation
for Indonesia. SMERU. Working Paper. The SMERU Research Institute : Jakarta.
Tim Detikcom. (2020, April 26). Kapan Sebenarnya Corona Pertama Kali Masuk RI?
Diperoleh dari DetikNews: https://news.detik.com/berita/d-4991485/kapan-
sebenarnya-corona-pertama-kali-ma suk-ri (Diakses pada tanggal 11 Juli 2020 pukul
19: 03)

BIKIN VIDEO
-LAMPIRAN DARI KAMPUS BIODATA DELEGASI

Jelaskan bagaimana kelompok anda melaksanakan kerjasama dan diskusi secara


daring dan menghindari interaksi langsung secara tatap muka

Anda mungkin juga menyukai