Anda di halaman 1dari 13

Bul.

Agrohorti 3 (3) : 285 – 293 (2015)

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Cilacap, Jawa Tengah

Pruning Management of Cacao (Theobroma cacao L.) in Cilacap, Central Java

Angela dan Darda Efendi*

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor


(Bogor Agricultural University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia
Telp. & Faks. 62-251-8629353 e-mail agronipb@indo.net.id
*Penulis Korespondensi : dardaefendi@yahoo.com/darda@ipb.ac.id

Disetujui : 14 November 2015 / Published online 12 Desember 2015

ABSTRACT

The research activity was held in Cilacap, Central Java started from 14th February until 14th June
2011. The purpose of this research is to know, learn, and analyze the pruning management of cacao that
carried out in field. The activity include the technical and managerial aspects that consists of as field
worker for one month, as assistant foreman for one month, and as assistant field lead for two month. The
primary data obtained from all activities undertaken during the research and direct observations in the
field while the secondary data obtained from company reports. Pruning is done during the research is
maintenance pruning that is influenced by the success of pruning. Pruning activity affect the amount of
chupon, flowering cushions, and the resistance cherelle and cocoa pods to pests and diseases. Pruning
rotation also affects the stability of year-round production of cocoa beans.

Keywords: cherelle, chupon, cocoa, production, pruning

ABSTRAK

Penelitian ini berlangsung di daerah Cilacap, Jawa Tengah mulai dari 14 Februari sampai 14 Juni
2011. Tujuan penelitian ini yaitu untuk pengetahuan, pembelajaran dan memahami manajemen
pemangkasan kakao di kebun. Aktivitas penelitian terdiri atas teknikal dan aspek manajerial yaitu sebagai
karyawan harian lepas selama satu bulan, asisten mandor selama satu bulan, dan sebagai pendamping
asisten afdeling selama dua bulan. Data primer diperoleh dari semua aktivitas penelitian dan pengamatan
langsung di lapang, sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan laporan perusahaan. Pemangkasan
yang dilakukan selama penelitian yaitu pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan mempengaruhi jumlah
tunas air, bantalan yang berbunga, ketahanan cherelle (pentil buah) dan buah terhadap hama dan penyakit
tanaman. Rotasi pemangkasan juga mempengaruhi kestabilan produksi biji tahunan kakao.

Kata kunci: kakao, pemangkasan, pentil buah, produksi, tunas air


PENDAHULUAN setelah Pantai Gading (Cote d’Ivore) sebagai
negara produsen kakao dunia (FAO, 2011).
Kakao merupakan salah satu komoditi Kakao merupakan komoditas yang mampu
perkebunan utama andalan nasional. Sejak awal memberikan penghasilan yang cukup baik dan
tahun 1980-an, pertumbuhan dan perkembangan terus menerus sepanjang tahun bagi masyarakat
kakao semakin pesat di Indonesia dan berperan petani kakao. Penanaman kakao tidak harus
penting sebagai sumber devisa negara, sumber monokultur dalam budidayanya, tetapi dapat
pendapatan petani, serta penyediaan lapangan ditanam bersama dengan tanaman lain sebagai
pekerjaan. Kondisi iklim, kondisi lahan dan tumpangsari ataupun dengan tanaman penaung
permintaan terhadap kakao mendorong sehingga petani memperoleh keuntungan ganda
meningkatnya pembangunan perkebunan kakao (Baon dan Abdoellah, 2004). Namun, saat ini
Indonesia (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao produktivitas tanaman kakao rata-rata baru
Indonesia, 2004). mencapai 591.18 kg/ha sedangkan potensi
Luas areal produksi kakao di Indonesia produktivitas dapat mencapai 1.5 – 3 ton/ha
tahun 2009 sebesar 1 587 136 ha dengan 94 % (Kardiyono, 2010). Untuk menjaga agar
luas areal adalah perkebunan rakyat. Total produktivitas kakao meningkat dapat dilakukan
produksi biji kakao Indonesia untuk tahun 2009 pemeliharaan tanaman yang salah satu aspeknya
sebesar 809 583 ton (Ditjenbun, 2011) dan pada adalah pemangkasan.
tahun 2009, Indonesia berada di peringkat kedua Pemangkasan merupakan suatu tindakan
1 Angela dan Darda
Bul. Agrohorti 3 (3) : 285 - 293 (2015)
yang dilakukan perkebunan kakao untuk pengelolaan pemangkasan tanaman kakao di salah
mengoptimalkan nilai LAI (Leaf Area Indeks) dan satu perkebunan kakao di Cilacap, Jawa Tengah
mengutamakan ranting sebagai obyek sehingga dapat memberikan manfaat timbal balik
pemangkasan (Soedarsono, 1996) sehingga antara mahasiswa dan perusahaan.
tanaman kakao dapat berproduksi baik dan terus
menerus. Pengaruh pemangkasan pada tanaman BAHAN DAN METODE
kakao berdampak besar, yaitu menurunkan
kelembaban kebun, memperoleh iklim mikro yang Kegiatan penelitian dilaksanakan di salah
sehat dan produksi tinggi, serta pemangkasan satu perkebunan kakao di Cilacap, Jawa Tengah
yang efektif dan tepat waktu dapat membantu mulai 14 Februari sampai 14 Juni 2011.
pengontrolan penyakit tanaman kakao (Wood and Kegiatan penelitian yang dilakukan
Lass, 1985). Pemangkasan pada tanaman kakao penulis meliputi aspek teknis budidaya dan aspek
antara lain pemangkasan bentuk untuk manajerial kebun. Metode pelaksanaan yang
membentuk kerangka tanaman, pemangkasan dilaksanakan adalah beberapa tingkat jabatan,
pemeliharaan untuk mempertahankan kerangka yaitu selama satu bulan sebagai Karyawan Harian
dan membuang cabang sakit, serta pemangkasan Lepas (KHL), pendamping mandor selama satu
produksi yang bertujuan untuk memacu bulan, dan pendamping asisten afdeling selama
pertumbuhan bunga dan buah (Pusat Penelitian dua bulan.
Kopi dan Kakao Indonesia, 2004). Data primer yang berkaitan dengan
Penelitian ini dilakukan untuk kegiatan pemangkasan selama penelitian antara
mengetahui, mempelajari dan menganalisis lain:

Jenis Pemangkasan. Mengamati jenis


pemangkasan yang dilakukan di kebun kakao
selama bulan Februari hingga Juni 2011.

Alat Pangkas. Mengamati alat pangkas


yang digunakan oleh pemangkas dan yang paling
efisien untuk pemangkasan. Pengambilan sampel
7 orang pemangkas yang menggunakan cungkring
dan golok, serta 3 orang pemangkas yang
menggunakan gergaji pangkas dan golok.

Waktu Pemangkasan. Berkaitan dengan


rotasi pemangkasan dan kesesuaian waktu
pemangkasan dengan perencanaan kegiatan.

Luas Areal Pemangkasan. Menghitung


luas areal pemangkasan yang dikerjakan oleh satu
orang pemangkas dalam satu hari.

Prestasi Kerja Pemangkasan, Menghitung


jumlah tanaman yang dapat dipangkas oleh satu
orang pemangkas dalam sehari.

Keberhasilan Pemangkasan. Mengambil


sampel 10 orang pemangkas dengan
pengelompokkan berdasarkan usia dan jenis
kelamin. Jumlah pohon sebagai ulangan untuk
keberhasilan pemangkasan. Berdasarkan usia
yaitu 4 orang pemangkas berusia 16-35 tahun dan
6 orang pemangkas berusia ≥ 36 tahun.
Berdasarkan jenis kelamin yaitu 5 orang
pemangkas laki-laki dan 5 orang pemangkas
perempuan.
Pembagian kriteria untuk alat pangkas,
usia, dan jenis kelamin pemangkas mengikuti
kriteria pengamatan Arifin (2007) dan Ermayasari

Manajemen Pemangkasan Tanaman… 286


Bul. Agrohorti 3 (3) : 285 – 293 (2015)

(2010) sehingga dapat diperbandingkan. sampai ukuran 4 yang dihasilkan setelah


Pengambilan sampel jumlah orang yang berbeda dilakukan pemangkasan. Pengamatan dilakukan
berdasarkan jumlah tenaga kerja yang sesuai satu minggu sekali selama 6 minggu.
dengan kriteria yang terdapat di lapang. Data sekunder lainnya adalah peta lokasi,
Pemangkasan pada kakao berkaitan erat data curah hujan dan kondisi umum perusahaan,
dengan produksi yang dihasilkan, maka dilakukan struktur organisasi perusahaan, keadaan tanaman,
pengambilan data dari perusahaan mengenai rotasi data produksi serta data lain yang menunjang.
pemangkasan yang dilakukan dan produksi yang Analisis data untuk aspek pemangkasan dapat
dihasilkan pada Blok A6 dan A8 dari tahun 2007 dilihat dari keberhasilan pemangkasan yang
hingga 2010. Selain itu, dilakukan pula meliputi pengamatan jumlah cabang yang
pengamatan antara tanaman yang dipangkas dan dipangkas dan jumlah cabang yang kulitnya rusak
tanaman yang tidak dipangkas masing-masing karena pemangkasan. Perhitungan keberhasilan
sebanyak 15 tanaman untuk diamati jumlah tunas pemangkasan menggunakan rumus berikut.
air, bantalan yang berbunga, cherelle (pentil
buah), dan perkembangan buah dari ukuran 1 Keberhasilan pemangkasan (%) : Z𝑎+Z𝑏+ Z𝑐+
Z𝑑)
x 100
Z𝑎+ Z𝑏+ Z𝑐+ Z𝑑

Keterangan :

∑a : jumlah cabang berdiameter kurang dari


2.5 cm yang dipangkas
∑b : jumlah cabang sakit yang dipangkas
∑c : jumlah cabang kering yang dipangkas
∑d : jumlah cabang berdiameter kurang
lebih 2.5 cm yang dipangkas
∑e : jumlah cabang yang kulitnya rusak
akibat pemangkasan (Arifin, 2007)

Selanjutnya curah hujan serta


data dihitung dengan produksi antara
menggunakan tanaman yang
analisis stastistik dipangkas dan tidak
sederhana yaitu rata- dipangkas akan
rata dari keberhasilan dianalisis secara
pemangkasan deskriptif pengaruh
berdasarkan dilakukannya
perbedaan usia, jenis pemangkasan
kelamin pemangkas, terhadap produksi
serta alat pangkas kakao di Kebun
yang digunakan. Cilacap, Jawa
Kemudian Tengah.
dibandingkan dengan Perkebunan
nilai keberhasilan terletak pada
pemangkasan ketinggian
beberapa tahun 20-
sebelumnya untuk 90 m dpl dengan jenis
mengetahui tanah podzolik merah
kemungkinan kuning, topografi
terjadinya berombak sampai
peningkatan atau bergelombang, lereng
penurunan dengan 0-10%, dengan pH
menggunakan tanah berkisar antara
software statistik 5.0 hingga 6.2. Rata-
SAS untuk uji t- rata curah hujan tahun
student. Kemudian 2000-2010 sebesar 2
dari data rotasi 550.05 mm/thn
pemangkasan dan dengan rata-rata bulan
287 Angela dan Darda Efendi
Bul. Agrohorti 3 (3) : 285 - 293 (2015)
basah 7.9 bulan dan hibrida mulai dari atau untuk
bulan kering 3 tahun 1990 hingga mengatur jumlah
bulan. Berdasarkan 1994. Jarak tanam dan sebaran daun
klasifikasi kakao yang (Prawoto, 2008)
Schmidth- digunakan adalah 3 sehingga tanaman
Fergusson kebun m x 2.5 m. Populasi kakao dapat
kakao ini termasuk tanaman kakao memiliki kondisi
tipe iklim C. secara keseluruhan yang baik untuk
Luas areal pada tahun 2011 pertumbuhannya.
perkebunan adalah hanya 271 523
1050.268 ha dengan tanaman yaitu Jenis dan Waktu
komoditas yang 43.72 % dari Pemangkasan
diusahakan adalah populasi normal.
kakao (TM) seluas Penurunan jumlah Jenis
465.911 ha yang populasi tanaman pemangkasan untuk
terbagi menjadi 3 kakao disebabkan tanaman kakao
afdeling yaitu oleh banyaknya terbagi menjadi tiga
afdeling A, B, dan tanaman yang telah yaitu pemangkasan
C. Tipe kakao yang tidak produktif, bentuk,
ditanam Perkebunan kering, atau mati pemeliharaan, dan
adalah tipe Criollo sehingga dilakukan produksi.
dan Forastero. penebangan. Rata- Pemangkasan
Bahan tanam berupa rata produksi biji bentuk
benih kakao kering dari
tahun 2004-2010
adalah 423 188 kg
dengan
produktivitas
610.92 kg ha-1.

HASIL
DAN
PEMBAHA
SAN

Pemangkas
an merupakan salah
satu teknik
budidaya yang
penting dilakukan
dalam
pemeliharaan
tanaman kakao
dengan cara
membuang tunas-
tunas liar seperti
cabang-cabang
yang tidak
produktif, cabang
sakit, cabang
kering, dan cabang
overlapping
terutama dalam hal
mengatur iklim
mikro yang tepat
bagi pertumbuhan
bunga dan buah
dilakukan untuk membentuk kerangka tanaman musim hujan sekitar bulan November atau
yang baik. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan Desember.
untuk memelihara tanaman kakao agar Pemangkasan pemeliharaan sebaiknya
pertumbuhannya dapat bertahan dengan baik dan menghindari pemotongan cabang dengan diameter
sehat, sedangkan pemangkasan produksi untuk lebih dari 2.5 cm. Apabila terpaksa dilakukan
memaksimalkan produktivitas tanaman. Tanaman pemotongan cabang besar maka perlu
kakao di salah satu Kebun kakao di Cilacap meninggalkan sisa cabang sepanjang 5 cm (Pusat
merupakan tanaman yang telah menghasilkan Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).
sehingga kegiatan pemangkasan yang masih Pemangkasan pemeliharaan di salah satu Kebun
dilakukan setiap tahunnya adalah pemangkasan kakao di Cilacap mengalami keterlambatan karena
pemeliharaan dan pemangkasan produksi. banyak cabang dengan diameter lebih dari 2.5 cm
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan yang dipangkas sehingga pemangkasan yang
untuk membuang cabang cacing, cabang yang dilakukan adalah pemangkasan berat dan seolah
terkena penyakit, dan cabang menggantung. terlihat sebagai pemangkasan produksi.
Pemangkasan pemeliharaan sebaiknya merupakan
pemangkasan yang ringan tetapi sering karena Luas Areal dan Prestasi Kerja Pemangkasan
cabang yang dibuang adalah cabang yang
berdiameter kurang dari 2.5 cm. Frekuensi Standar perusahaan untuk pemangkasan
pemangkasan pemeliharaan sebaiknya dilakukan pemeliharaan adalah 4 HK ha -1 sedangkan untuk
setiap 2-3 bulan sedangkan di Kebun kakao ini pemangkasan produksi adalah 6 HK ha-1.
memiliki rotasi rata-rata tiga kali dalam satu Berdasarkan hasil kalibrasi untuk kegiatan
tahun. Sedangkan pemangkasan produksi pemangkasan pemeliharaan, rata-rata satu orang
merupakan pemangkasan berat karena untuk tenaga kerja dapat memangkas 122 pohon dalam
merangsang pertumbuhan bunga dan buah. satu hari kerja. Prestasi kerja pemangkasan pada
Pemangkasan produksi di Kebun kakao ini hanya Tabel 1, dipengaruhi oleh kondisi tenaga kerja,
dilakukan satu kali dalam setahun yaitu pada awal lahan, dan keadaan tanaman.

Tabel 1. Prestasi kerja pemangkas


Blok Standar
Perusahaan Prestasi Kerja
----
Ha/H
K---
C5 0.25
C9 0.25

Keberhasilan Selanjutnya, alat


Pemangkasan pangkas yang
digunakan di Kebun
Kegiatan kakao di Cilacap
pemangkasan tidak adalah cungkring dan
terlepas dari gergaji pangkas yang
keterampilan keduanya
pemangkas dan disambungkan
peralatan yang dengan bambu
digunakan. panjang (galah)
Kurangnya sehingga dapat
keterampilan menjangkau cabang
pemangkas dapat yang tinggi. Namun,
menyebabkan banyak tanaman
menurunnya prestasi kakao di Kebun kakao
kerja karena di Cilacap yang
pemangkas kurang tingginya melebihi 3-
mengetahui cabang 4 m dan
mana yang harus menyebabkan
dipangkas dan tidak pemangkas sulit
dipangkas dan menjangkau cabang
menyebabkan waktu sakit atau cabang
yang digunakan kering yang terdapat
untuk pemangkasan di pucuk tanaman
tidak optimal. karena keterbatasan
tinggi pemangkas dan pemangkas pangkas dan golok.
dan panjang alat Sebelum berusia > 36 tahun. Kriteria tersebut
pangkas. Akhirnya pemangkasan, Peralatan yang mengikuti
pemangkas harus ketajaman alat digunakan yaitu pengamatan Arifin
memanjat tanaman juga merupakan cungkring dan pada tahun
kakao terlebih hal penting yang golok serta gergaji
dahulu untuk harus dilakukan
memangkas cabang karena alat yang Manajemen Pemangkasan Tanaman…
sakit atau cabang kurang tajam
kering di bagian dapat dan dapat
pucuk. menyebabkan
kerusakan kulit
pada batang.
Rusaknya kulit
cabang akibat
pemangkasan
berpengaruh
terhadap
keberhasilan
pemangkasan.
Kulit cabang yang
terkelupas dan
luka akan
memerlukan
waktu lama dalam
pemulihannya
bahkan dapat
menimbulkan
resiko masuknya
jamur patogen
melalui luka
potongan dan
sebaiknya luka
tersebut diolesi
dengan obat
penutup luka
(Soedarsono,
1996). Semakin
besar jumlah kulit
cabang rusak
maka persentase
keberhasilan
pemangkasan
semakin kecil.
Keberhasila
n pemangkasan
yang dilakukan saat
pengamatan di
lapang
dikelompokkan
berdasarkan jenis
kelamin, usia, dan
alat yang
digunakan. Jenis
kelamin terbagi
menjadi pemangkas
berjenis kelamin
pria atau wanita.
Usia terbagi
menjadi pemangkas
berusia 16-35 tahun
Bul. Agrohorti 3 (3) : 285 – 293 (2015)

2007 dan Ermayasari pada tahun 2009 sehingga % dibandingkan dengan pemangkas berjenis
hasil pengamatan dapat diperbandingkan. kelamin wanita. Setelah dilakukan uji t-student
pada Tabel 2, diperoleh bahwa jenis kelamin tidak
Jenis Kelamin. Berdasarkan jenis memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada
kelamin, pemangkas dibedakan antara pria dan taraf 5% sehingga sama saja dalam penggunaan
wanita. Rata-rata keberhasilan pemangkasan pria tenaga pemangkas antara pria atau wanita.
memiliki nilai sebesar 92.01 %, lebih besar 6.71
Tabel 2. Pengaruh jenis kelamin terhadap
keberhasilan pemangkasan
Jumlah Pemangkas
Rata-rata
sampel
Jumlah tanaman Keberhasilan
Pemangkasan (%)
5 Pria
25
92.01a
5 Wanita
25
85.30a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan
uji
t-student taraf 5%

Usia. Selain lebih besar


jenis kelamin, dibanding
keberhasilan pemangkas usia >
pemangkasan juga
36 tahun dengan
didasarkan pada usia
rata-rata
pemangkas yang
keberhasilan
dibedakan antara usia
pemangkasan 86.80
16-35 tahun dan usia
%. Namun, melalui
> 36 tahun. Hasil
uji t-student,
yang diperoleh dari
perbedaan usia tidak
Tabel 3
memberikan
memperlihatkan
pengaruh yang
bahwa pemangkas
berbeda nyata pada
dengan usia 16-35
taraf 5% yang
tahun memiliki nilai
berarti usia tidak
rata-rata keberhasilan
mempengaruhi
pemangkasan
keberhasilan
sebesar 91.42 %
pemangkasan.
dan

Tabel 3. Pengaruh usia terhadap keberhasilan


pemangkasan
Jumlah pemangkas Usia (tahun)
Jumlah tanaman
Rata-rata
sampel
keberhasilan
pemangkasa
4 16-35
91.42a
6 ≥35
86.80a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan
uji
t-student taraf 5%

289 Angela dan Darda Efendi


Bul. Agrohorti 3 (3) : 285 - 293 (2015)
Alat penggunaan gergaji
pangkas. Tabel 4 pangkas lebih baik
membedakan 5.77% dibanding
keberhasilan dengan penggunaan
pemangkasan cungkring dan
berdasarkan alat golok, tetapi
pangkas yang penggunaan alat
digunakan yaitu pangkas yang
antara penggunaan berbeda tidak
cungkring dan golok memberikan
serta gergaji pengaruh yang
pangkas dan golok. berbeda nyata pada
Berdasarkan Tabel uji t taraf 5%.
4, dapat dilihat
bahwa

Tabel 4. Pengaruh alat pangkas terhadap


keberhasilan pemangkasan
Jumlah pemangkas Alat pangkas
Jumlah tanaman
Rata-rata
sampel
keberhasilan
pemangkasan
7 Cungkring dan golok35
86.92a
3 Gergaji pangkas dan
golok 15 92.69a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata
berdasarkan uji
t-student taraf 5%

Jenis keberhasilan
Kelamin dan Usia. pemangkasan yang
Secara keseluruhan tertinggi yaitu
antara hubungan sebesar 92.69% dan
jenis kelamin dan pemangkas berjenis
usia seperti pada kelamin wanita
Tabel 5 dapat dengan usia > 36
dilihat keberhasilan tahun dengan nilai
pemangkasan antara rata- rata
jenis kelamin pria keberhasilan
dan wanita dengan pemangkasan 80.92
usia 16-35 tahun dan % merupakan yang
> 36 tahun. terendah dan
Pemangkas berjenis memberikan
kelamin pria dengan pengaruh yang
usia > 36 tahun berbeda nyata pada
memberikan nilai taraf 5%
rata-rata berdasarkan hasil
uji t.

Manajemen Pemangkasan Tanaman… 290


Tabel 5. Keberhasilan pemangkasan berdasarkan hubungan jenis kelamin dan usia
Jumlah tanaman
Jumlah Pemangkas Jenis kelamin Usia (tahun) Rata-rata keberhasilan
sampel pemangkasan (%)
2 Pria 16-35 10 90.98a
3 Pria > 36 15 92.69a
2 Wanita 16-35 10 91.86a
3 Wanita > 36 15 80.92b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji
t-student taraf 5%

Perbandingan Pengamatan. Selain Ermayasari kemudian meningkat pada


pengamatan secara langsung, keberhasilan pengamatan penulis dengan selisih 3.01 %, namun
pemangkasan yang diamati penulis juga uji t memberikan hasil tidak adanya pengaruh
dibandingkan dengan pengamatan beberapa tahun berbeda nyata untuk keberhasilan pemangkasan
sebelumnya yaitu berdasarkan pengamatan Arifin pria. Sedangkan rata-rata keberhasilan
pada tahun 2007 dan pengamatan Ermayasari pemangkasan untuk pemangkas berjenis kelamin
pada tahun 2009. Berikut adalah Tabel 6 untuk wanita mengalami penurunan dan setelah
perbandingan hasil pengamatan keberhasilan dilakukan uji t diperoleh bahwa pengamatan
pemangkasan. Ermayasari dan Penulis memberikan pengaruh
Hasil pengamatan rata-rata keberhasilan berbeda nyata pada taraf 5 % dibandingkan
pemangkasan untuk pemangkas berjenis kelamin dengan pengamatan Arifin.
pria mengalami penurunan pada pengamatan

Tabel 6. Perbandingan data hasil pengamatan untuk keberhasilan pemangkas


Keberhasilan Pemangkasan (%)
Jenis Kelamin Usia Alat
Cungkring dan Gergaji
Pengamat Pria Wanita 16-35 > 36 pangkas dan
golok
Golok
Arifin - -
Ermayasari 89.00a 85.60b - - 79.76a 87.90a
Penulis 92.01a 85.30b 91.42a 86.80a 86.92a 92.69a
Sumber : Hasil Pengamatan, Data Pengamatan Arifin (2007) dan Ermayasari (2010)
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji
t-student taraf 5%
pengaruh yang berbeda nyata pada uji t dengan
Hasil pengamatan rata-rata keberhasilan taraf 5 %.
pemangkasan untuk pemangkas berjenis kelamin Keberhasilan pemangkasan berdasarkan
pria mengalami penurunan pada pengamatan alat pangkas yang digunakan yaitu cungkring dan
Ermayasari kemudian meningkat pada golok serta gergaji pangkas dan golok, keduanya
pengamatan penulis dengan selisih 3.01 %, namun mengalami peningkatan rata-rata keberhasilan
uji t memberikan hasil tidak adanya pengaruh pemangkasan. Penggunaan cungkring dan golok
berbeda nyata untuk keberhasilan pemangkasan sebagai alat pangkas mengalami peningkatan nilai
pria. Sedangkan rata-rata keberhasilan rata-rata keberhasilan pemangkasan sebesar 7.16
pemangkasan untuk pemangkas berjenis kelamin %. Penggunaan geraji pangkas dan golok
wanita mengalami penurunan dan setelah memberikan peningkatan rata-rata keberhasilan
dilakukan uji t diperoleh bahwa pengamatan pemangkasan sebesar 4.79 %. Namun berdasarkan
Ermayasari dan Penulis memberikan pengaruh uji t, pemangkasan dengan menggunakan
berbeda nyata pada taraf 5 % dibandingkan cungkring dan golok serta gergaji pangkas dan
dengan pengamatan Arifin. golok tidak memberikan pengaruh yang berbeda
Kriteria usia hanya diamati oleh Arifin dan nyata pada kedua pengamatan tersebut.
Penulis yaitu usia 16-35 tahun dan > 36 tahun.
Data pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa usia 16-35 Pengaruh Rotasi Pemangkasan dan Curah
tahun mengalami peningkatan keberhasilan Hujan terhadap Produksi
pemangkasan sebesar 1.79 %, sedangkan usia > 36
tahun mengalami penurunan tetapi kedua kriteria Pemangkasan juga merupakan salah satu
dari kedua pengamatan tidak memberikan kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan
kakao untuk memperoleh produksi yang tinggi
Bul. Agrohorti 3 (3) : 285 – 293 (2015)

dan optimum. Pengaruh rotasi pemangkasan yang drastis walau produksi masih lebih rendah
terhadap produksi kakao juga dapat dilihat pada daripada tahun 2007.
Gambar 1 dan Gambar 2. Rotasi pangkas A6 pada Tahun 2008, terdapat satu pemangkasan
tahun 2007 adalah tiga kali setahun yaitu dua pemeliharaan di bulan Februari dan pemangkasan
pemangkasan pemeliharaan pada bulan Februari produksi di bulan Desember yang dilakukan di A8
dan Juni serta satu pemangkasan produksi pada dan produksi di tahun 2009 terjadi kenaikan di
bulan Desember. Produksi pada tahun 2008 untuk bulan Maret hingga Mei dan Oktober. Bulan
A6 seperti pada Gambar 1 terdapat dua kali Februari dan Mei tahun 2009 di A8 dilakukan
kenaikan yaitu pada bulan Maret hingga Mei dan pemangkasan pemeliharaan dan di bulan
bulan Agustus. November dilakukan pemangkasan produksi.
Pemangkasan di tahun 2008 untuk A6 Produksi di A8 hanya mengalami kenaikan di
memiliki tiga kali pemangkasan pemeliharaan bulan Mei. Penurunan produksi walau terlihat
pada bulan Februari, April, dan Juni serta satu stabil tetapi lebih rendah dibanding tahun
pemangkasan produksi di bulan Desember. sebelumnya.
Produksi di tahun 2009 pada Gambar 1 Pengaruh peningkatan produksi dapat
menunjukkan grafik yang tidak stabil dan terdapat terlihat rata-rata dua bulan setelah dilakukannya
penurunan yang signifikan dari bulan Mei ke Juni. pemangkasan pemeliharaan dan sekitar 5-6 bulan
Pemangkasan di tahun 2009 di A6 setelah dilakukan pemangkasan produksi. Hal ini
dilakukan tiga kali pemangkasan pemeliharaan di sesuai pada perkembangan bunga kakao hingga
bulan Januari, Maret, dan Mei serta satu menjadi buah masak yang memerlukan waktu
pemangkasan produksi di bulan November. Hasil sekitar 5-6 bulan (Prawoto, 2008).
biji cokelat basah di tahun 2010 untuk A6 Pemangkasan pemeliharaan dan produksi
mengalami dua kali kenaikan yaitu di bulan Mei seperti yang terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2
dan Juli kemudian menurun hingga akhir tahun. biasanya dilakukan pada saat curah hujan tinggi
Sedangkan A8 (Gambar 2) pada tahun 2007 atau pun di akhir musim hujan. Hal ini dilakukan
memiliki rotasi pemangkasan empat kali setahun untuk menghindari kekeringan atau kematian
yaitu pemangkasan pemeliharaan pada bulan tanaman kakao apabila pemangkasan dilakukan
Januari, Mei, dan Juli serta pemangkasan produksi saat curah hujan rendah ataupun musim kemarau.
pada bulan Desember. Produksi A8 pada tahun Secara deskriptif, produksi yang terlihat beberapa
2008 memperlihatkan kenaikan pada bulan April bulan setelah pemangkasan yang dilakukan saat
kemudian stabil hingga bulan September dan curah hujan tinggi memberikan hasil produksi
tidak menunjukkan peningkatan atau penurunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan produksi
dari pemangkasan yang dilakukan saat akhir
musim hujan atau curah hujan rendah.
Sumber : Arsip kantor salah satu kebun kakao di Cilacap untuk
rotasi pemangkasan dan produksi (2011)

Gambar 1. Rotasi pemangkasan dan produksi afdeling A


blok 6 di salah satu kebun kakao di Cilacap Tahun 2007-
2010

Sumber : Arsip kantor salah satu kebun kakao di Cilacap untuk


rotasi pemangkasan dan produksi (2011)
Gambar 2. Rotasi pemangkasan dan produksi afdeling A
blok 8 di salah satu kebun kakao di Cilacap Tahun 2007-
2010

Pengamatan Pemangkasan
Perlakuan
291 Angela dan Darda Efendi
Bul. Agrohorti 3 (3) : 285 - 293 (2015)
Pengaruh pada tanaman yang pada minggu dipangkas keduanya
pemangkasan juga dipangkas pada keempat sehingga mengalami
dapat dilihat dari minggu pertama jumlah bantalan peningkatan pada
jumlah tunas air, memiliki jumlah berbunga pada minggu terakhir.
bantalan yang lebih rendah tanaman yang Minggu kedua
berbunga, pentil dibanding tanaman dipangkas hingga keempat
buah, dan yang tidak mengalami pada tanaman yang
perkembangan buah dipangkas tetapi penurunan namun tidak dipangkas
antara pohon yang pada minggu minggu berikutnya pentil buah
dipangkas dan terakhir mengalami kenaikan mengalami
tidak dipangkas. pengamatan, tunas karena adanya penurunan jumlah
Tunas air air tanaman yang pertumbuhan dari 156 pentil buah
dipangkas lebih bantalan berbunga pada minggu kedua
banyak daripada yang baru. menjadi 122 pentil
tanaman yang tidak Menurunnya buah pada minggu
dipangkas seperti bantalan bunga pada keempat dan mulai
pada Gambar 3. tanaman yang tidak naik hingga minggu
Hal ini dipangkas dapat terakhir.
disebabkan Berkurangnya
karena banyaknya namun mengalami persaingan unsur
pemotongan cabang penurunan hingga jumlah pentil buah
hara dengan daun- dapat disebabkan
besar akan minggu terakhir daun muda yang
mendorong tanaman sedangkan bantalan terjadinya layu
terbentuk. pentil (cherelle wilt)
kakao membentuk yang berbunga pada Selain itu,
lebih banyak tunas tanaman yang akibat persaingan
bantalan bunga pada dalam penyerapan
air (Soedarsono, dipangkas batang dan cabang
1996). Oleh karena mengalami hasil fotosintesis
tanaman kakao atau terjadi
itu, adanya kegiatan peningkatan yang banyak yang
wiwilan untuk perlahan (Gambar 3). peralihan menjadi
tertutupi oleh lumut buah ukuran 1.
membuang tunas air sehingga bunga sulit
agar dapat Pengamatan
untuk tumbuh. buah didasarkan
mengurangi Pertumbuhan lumut
persaingan unsur pada ukuran atau
dapat disebabkan ukuran panjang
hara antara tunas air kondisi tanaman
dan pertumbuhan perkembangan buah
kakao yang basah yang terbagi
bunga serta buah. dan lembap. Adanya
Bantalan menjadi ukuran 1
pemangkasan dapat (<10 cm), ukuran 2
bunga pada tanaman Gambar 3. Jumlah menambah intensitas
kakao tidak semua tunas air, (10-
cahaya yang masuk 15 cm), ukuran 3
yang menghasilkan bantalan
berbunga
ke dalam tajuk dan (>16 cm), dan
bunga pada saat menurunkan
yang sama dan dan pentil ukuran 4 dengan
buah pada kelembapan di ukuran panjang
diharapkan setelah sekitar tanaman
tanaman sama dengan ukuran
pemangkasan dapat yang kakao dan lumut
merangsang 3 tetapi terdapat
dipangkas dapat mengering perubahan warna
pertumbuhan bunga. dan tidak sehingga bantalan
Oleh karena itu, pada alur buah atau
dipangkas bunga dapat
pengamatan warna menjadi lebih
ditumbuhi kembali kusam. Bahan tanam
bantalan yang Pemangkasa oleh bunga kakao.
berbunga hanya kakao yang
n yang benar Pengamatan
dilakukan sebatas digunakan di Kebun
sebaiknya untuk jumlah pentil
cabang primer. Rumpun Sari Antan
melindungi cabang buah pada tanaman
Bantalan berbunga I adalah hibrida
primer dari yang dipangkas
pada tanaman yang sehingga ukuran dan
penyinaran matahari ataupun tidak
tidak dipangkas bentuk buah berbeda
langsung karena
lebih banyak pada antar pohon maka
dapat menyebabkan
minggu pertama menentukan ukuran
bantalan bunga
dibanding tanaman ukuran buah
menjadi mati. Hal ini
yang dipangkas menggunakan
yang mungkin terjadi
perbandingan
Manajemen Pemangkasan Tanaman… 292
Bul. Agrohorti 3 (3) : 285 – 293 (2015)
dengan ukuran tidak
buah terkecil pada dipangkas
pohon yang
diamati. Perkemban
Data dapat gan buah dari
dilihat pada bunga hingga siap
Gambar 4. Ukuran panen memerlukan
1 dan ukuran 4 waktu 5-6 bulan
pada tanaman yang yang berarti rata-
dipangkas atau pun rata peralihan
tidak dipangkas ukuran buah terjadi
keduanya sekitar 1 bulan.
mengalami Berdasarkan hasil
penurunan pada pengamatan pada
minggu terakhir. Gambar 5
Ukuran 2 dan memperlihatkan
ukuran 3 pada perkembangan
tanaman yang buah terjadi lebih
dipangkas cepat pada tanaman
mengalami yang dipangkas
peningkatan pada dibanding tanaman
minggu terakhir yang tidak
dan pada tanaman dipangkas.
yang tidak
dipangkas
mengalami
penurunan. Jumlah
buah pada awal
pengamatan pada
tanaman yang
tidak dipangkas
lebih banyak
dibanding tanaman
yang dipangkas.
Peningkatan atau
penurunan jumlah
buah disebabkan
peralihan ukuran
buah, serangan
hama dan
penyakit, atau
pemanenan pada
buah ukuran 4.

Gambar 4. Jumlah
buah
ukuran 1-
4 pada
tanaman
yang
dipamgka
s dan
293 Angela dan Darda Efendi
Gambar 5. Total buah ukuran 1-4 pada tanaman yang dipamgkas dan tidak dipangkas

KESIMPULAN
[DITJENBUN] Direktorat Jenderal Perkebunan.
Jenis pemangkasan yang dilakukan 2011. Database [Internet]. [Diunduh 2011
selama Februari hingga Juni adalah pemangkasan Juli 4] Tersedia pada :
pemeliharaan. Pemangkasan pemeliharaan di http://ditjenbun.deptan.go.id/.
Kebun kakao di Cilacap dengan rotasi rata-rata
tiga kali setahun dengan interval 2-5 bulan. Ermayasari, I. W. 2009. Pengelolaan
Pemangkasan produksi yang dilakukan satu kali pemangkasan tanaman kakao (theobroma
setahun sekitar bulan November atau Desember. cacao l.) di kebun pt rumpun sari antan i,
Keberhasilan pemangkasan tidak berbeda nyata pt sumber abadi tirtasantosa, Cilacap,
berdasarkan usia antara pemangkas berusia 16-35 Jawa Tengah [skripsi]. Bogor : Institut
tahun dan pemangkas berusia > 36 tahun, jenis Pertanian Bogor.
kelamin antara pria dan wanita, serta alat pangkas
antara cungkring dan gergaji pangkas. Sedangkan [FAO] Food and Agriculture Organization of The
pemangkasan yang dilakukan oleh wanita berusia United Nation . 2010. Database [Internet].
> 36 tahun keberhasilan pemangkasannya [Diunduh 2010 Des 5] Tersedia pada :
terendah dan berpengaruh berbeda nyata pada uji http://faostat.fao.org .
t-student taraf 5%.
Kardiyono. 2010. Tingkatkan produktivitas kakao
DAFTAR PUSTAKA
dengan teknologi sambung samping.
Arifin. 2007. Pengelolaan pemangkasan tanaman Surat Kabar Berkah Edisi 257.
kakao (theobroma cacao l.) di kebun pt
rumpun sari antan i, pt sumber abadi Prawoto, A. A. 2008. Pemangkasan, hal. 123-127.
tirtasantosa, Cilacap, Jawa Tengah. Dalam T. Wahyudi, T.R. Panggabean,
[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian dan Pujiyanto (Eds.). Kakao: Manajemen
Bogor. Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta
(ID) : Penebar Swadaya.
Baon, J. B., Abdoellah, S. 2004. Potensi lahan
untuk pengembangan kakao rakyat Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004.
Sumatera. Warta Pusat Penelitian Kopi Panduan Lengkap Budidaya Kakao.
dan Kakao 20(3):104-116. Jakarta (ID) : PT Agromedia Pustaka.

Soedarsono. 1996. Cara pemangkasan pada


tanaman kakao. Warta Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao 12(3):178-186.

Wood, G.A.R., Lass, L.A. 1985. Cocoa. 4th


Edition. London (ENG) : Longman Group
Lt.

Anda mungkin juga menyukai