Anda di halaman 1dari 44

PENGANTAR UMUM

C
ocoa Sustainability Partner- manual. Buku ini diharapkan da-
ship (CSP) adalah forum ke- pat membantu anggota CSP dalam
mitraan publik-swasta yang merancang strategi implementasi
bekerja sama dan terlibat aktif program/kegiatannya. Dimana
demi kemajuan pengembangan prinsip-prinsip yang dimuat di
kakao berkelanjutan di Indonesia. dalamnya mencakup keseluruh-
Visi dari CSP adalah kakao Indone- an praktik-praktik baik mulai dari
sia kompetitif secara global, layak proses pengadaan bahan tanam
secara ekonomi, dan berkelanjut- hingga pengelolaan pasca panen
an secara sosial & lingkungan. yang disajikan dalam uraian sing-
Untuk mencapai visi tersebut, kat dengan mempertimbangkan
CSP menyusun Roadmap 2020 di- faktor-faktor kakao berkelanjut-
mana tujuan jangka panjangnya an. Namun untuk informasi lebih
adalah menjadikan Indonesia se- lengkap, dapat melihat manual-
bagai penghasil utama kakao di -manual yang sudah ada dilapang-
dunia dan mempertahankan peta- an selama ini seperti manual dari
ni muda sebagai penerus di sektor anggota CSP.
kakao. Untuk mencapai cita-cita Adapun tahapan penyusunan
ini, CSP membentuk beberapa gu- prinsip-prinsip yang disajikan da-
gus tugas. Gugus tugas adalah unit lam buku ini sudah melalui proses
yang ditujukan untuk mendorong konsultasi dengan semua pihak
partisipasi aktif dari anggota de- baik pemerintah, lembaga riset,
ngan bekerjasama untuk bersama- tim ahli dari perguruan tinggi, pe-
-sama menemukan solusi pada isu- tani dan juga berdasarkan penga-
-isu utama terkait dengan upaya laman nyata dari program/proyek
pencapaian Roadmap CSP 2020 dan yang dijalankan oleh anggota CSP
mendukung keberlanjutan kakao di lapangan.
di Indonesia. Salah satu diantara- Melalui diterbitkannya buku ini,
nya adalah gugus tugas Knowledge CSP mengharapkan semua anggota
Management. Gugus tugas ini ber- memiliki pemahaman dan prinsip
fungsi untuk mengidentifikasi dan yang sama dalam pengimplemen-
berbagi praktik-praktik baik ter- tasian kakao yang berkelanjutan.
kait pengelolaan pertanian (GMP).
Pada tahun 2015, gugus tugas
Knowledge Management memu- Makassar, Desember 2016
tuskan perlunya menyusun prin-
sip-prinsip utama yang digunakan
sebagai rujukan dalam mengem-
bangkan modul, panduan, dan Cocoa Sustainability Partnership

1
DAFTAR ISI
1. Pengantar Umum 1
2. Daftar Isi 2
3. Bahan Tanam
3.1 Teknologi Tanaman Kakao 6
4. Penanaman Kakao
4.1 Evaluasi Penyesuaian Lahan 8
4.2 Pembukaan Lahan Baru 9
4.3 Pembersihan Lahan (Penanaman Baru dan
Penanaman Ulang) 9
4.4 Penentuan Jarak Tanam 9
4.5 Lining (Pemancangan/Pengajiran) 10
4.6 Persiapan Lubang Tanam 11
4.7 Penanaman Tanaman Lindung 13
4.8 Penanaman Bibit Kakao 14
5. Pembibitan
5.1 Pembangunan Pembibitan 15
5.2 Persiapan Media Tanam 15
5.3 Pengisian Polibag 15
5.4 Sumber Benih dan Perkecambahan 16
5.5 Penanaman Benih 16
5.6 Pemeliharaan 17
5.7 Pemisahan Bibit 17
6. Teknik Perbanyakan Tanaman (Klonal)
6.1 Sambung Pucuk 18
7. Pemeliharaan Tanaman Kakao
7.1 Tanaman Belum Menghasilkan (Umur
Tanaman Kurang dari 2 Tahun) 20
7.2 Tanaman Menghasilkan 22
7.3 Pengaturan Tanaman Pelindung 24
8. Pestisida dan Penanganannya
8.1 Jenis Pestisida 25

2
8.2 Kategori Racun 25
8.3 Langkah Melakukan dan
Mencampur Pestisida 26
8.4 Hal-hal Keamananan Mengenai Racun 26
9. Panen dan Pengelolaan Pasca Panen
9.1 Teknik Panen 27
9.2 Sortasi Biji Basah 27
9.3 Pengeringan 27
9.4 Sortasi Biji Kering 28
9.6 Penyimpanan 28
9.7 Fermentasi : Teknik dan Metode 28
10. Rehabilitasi
10.1 Sambung Samping 30
10.2 Sambung Pucuk 32
11. Replanting (Tanaman Kebun)
11.1 Evaluasi Kebun 33
11.2 Syarat-Syarat Replanting 33
11.3 Teknik Replanting 33
12. Perbaikan Kondisi Tanah (Fisik, Biologi, Kimia)
12.1 Perbaikan Kondisi Tanah
(Fisik, Biologi, Kimia) 35
12.2 Kompos/Bahan Organik 36
12.3 Pupuk Alami 36
12.4 Pupuk Anorganik 36
12.5 Kapur (Lime) 37
13. Kalender Kakao
13.1 Penentuan Waktu Pembuatan dan
Penanaman Bibit, Pemupukan,
Pemangkasan, Pengawalan Hama
dan Penyakit 38
14. Daftar Pustaka 39

3
INTISARI
Topik Prinsip Utama
Manajemen Tanah
pH Tanah > 5,5 • Mempertahankan bahan organik di lahan
kebun.
• Jika pH <5,5, tingkatkan dengan dolomit
atau bahan lainnya yang sesuai.
Pembakaran bahan- • Tidak melakukan pembakaran yang tidak
bahan organik perlu dari bahan organik (termasuk di lahan
selain kebun kakao).
• Dapat dilakukan hanya dalam kasus-kasus
pemberantasan penyakit atau gulma agresif.
Bahan organik dan • Bahan organik dibiarkan tetap berada di
kompos lahan kebun.
• Penggunaan kompos dianjurkan.
Pupuk Anorganik • Penggunaan pupuk yang tepat (waktu, jenis
dan dosis).
• Menghindari pengasaman tanah.
• Melakukan pengujian tanah sederhana .
Manajemen Hama dan Penyakit
Penggunaan pestisida • Mengimplementasikan rekomendasi GAP
yang tepat akan meningkatkan efektivitas produk dan
mengurangi kebutuhan pestisida.
Penggunaan herbisida • Menggunakan cover crop, mulsa atau pena-
yang tepat ung yang tepat sangat mengurangi kebutuh-
an herbisida.
Penggunaan input yang • Gunakan hanya input dengan bahan aktif
aman yang disetujui dan diizinkan untuk kakao.
• Mempertimbangkan penyimpanan, aplikasi
dan waktu panen.
Pemangkasan pohon • Bentuk kanopi tergantung pada jenis
pohonnya, dapat berbentuk gelas anggur
(wine glass shape) atau berbentuk mahkota
(crown shape).

4
Topik Prinsip Utama
• Cahaya matahari tembus ke batang dan
cabang utama.
Bahan Tanam
Rehabilitasi - Sambung • Harus menjadi bagian rencana penanaman
samping ulang.
• Memerlukan batang bawah bersertifikat.
Rehabilitasi - Manajemen • Manajemen pohon hasil sambung samping
pohon pasca penyam- berbeda dari pohon kakao yang normal.
bungan • Batang pohon utama dipotong ketika sam-
bungan telah tumbuh (bunga pertama/buah
kecil).
• Pemangkasan teratur pada cabang plagio-
tropic.
Penanaman ulang • Menanam beberapa jenis klon yang berbeda,
idealnya minimal 5 klon per kebun.
• Mendorong diversifikasi jenis klon di pembi-
bitan.
Manajemen pohon • Harus dilakukan dengan pandangan holistik
penaung terhadap kebun (tidak ada pendekatan yang
sesuai untuk semua kebun).

5
BAHAN TANAM
3.1 TEKNOLOGI TANAMAN KAKAO • Gunakan varietas klon
yang telah disertifika-
Prinsip Utama: si/direkomendasi oleh pe-
Persyaratan mengenai per- merintah, dapat beradap
tumbuhan pohon dan pembu- tasi pada area yang ber-
ahan: beda lingkungan misalnya
• Potensi produksi minimal daerah basah atau kering
2 kg/pohon/tahun. dan toleran terhadap
• Berat biji minimal 1 gram, hama dan penyakit (ber-
tahan terhadap hama dan adaptasi/perbandingan
penyakit (keseragaman). dengan klon lokal). Jika
• Jangan menanam satu sumber dari luar, pasti-
jenis klon saja, minimal kan klon sudah disertifi-
3 jenis klon (keserasian kasi. Sumber entres bisa
klon) dalam satu lahan. diperoleh dari kebun pro-
• Ditanam berselang seling duksi, asal klon jelas (di-
3-4 pohon setiap satu murnikan).
klon.

Gambar: Kebun kakao dengan 3 jenis klon yang berbeda

6
Isu:
• ­Kurangnya ketersedia-
an klon dan ­kebun entris
yang memenuhi standar
(sertifikasi).
• Akses petani u ­ ntuk m ­­ en-
­­dapatkan­­ k ­­­ lon y­­ ang­­ ­­ber-
sertifikat­ yang ­­­­masih su-
lit­­­­­­­­­­­­.
• Pengetahuan petani ten-
tang klon masih terbatas.
• ­­Peran pemerintah ter-
hadap pemenuhan kebu-
tuhan dari ketersediaan
klon bersertifikat.

Rekomendasi:
Melakukan pembibitan sen-
diri secara berkelompok dan
lokasi ditingkat kelompok
tani.

7
PENANAMAN KAKAO
4.1 EVALUASI KESESUAIAN • Tanah kelas N tidak se-
LAHAN suai untuk menanam ka-
kao. Tanah kelas N adalah
Prinsip Utama: tanah dengan pH <4.0.
• pH tanah lokasi 5,5-7,0, • Lokasi harus memper-
jika pH <5,5 perlu di- timbangkan ketersediaan
tingkatkan dengan meng- air.
gunakan bahan organik
dan dolomit/kapur dan Isu:
jika di atas pH 7,0 tidak • Petani sulit membuat te-
direkomendasikan untuk rasering dan banyak dae-
penanaman kakao. rah topografi miring yang
• Kemiringan lahan < 15°. masih ditanami kakao
Topografi dengan kemi- tanpa pengelolaan lahan.
ringan diatas 15° memer-
lukan terasering. Tidak
direkomendasikan mena-
nam kakao diatas kemi-
ringan 45°

Gambar: Area terlarang untuk buka lahan

8
4.2 PEMBUKAAN LAHAN BARU Catatan:
• Ketika membuka lahan ti-
Prinsip Utama: dak menebang habis, me-
Lahan untuk tanam kakao ber- nyisakan beberapa pohon
ada di luar area hutan lindung penaung dengan catatan
dan hutan konservasi atau sta- bukan inang hama penya-
tus lahan jelas (jelas kepemi- kit kakao dan kanopi ma-
likan berdasarkan hukum). sih meneruskan cahaya.
• Kecenderungan petani
Isu: menggunakan jarak ta-
Batas formal antara hutan lin- nam yang lebih luas dan
dung, konservasi dan produksi keterbatasan pengetahu-
yang belum diketahui petani. an petani tentang karak-
teristik klon.
4.3 PEMBERSIHAN LAHAN
(PENANAMAN BARU DAN 4.4 PENENTUAN JARAK TANAM
PENANAMAN ULANG)
Prinsip Utama:
• Jarak tanam memper-
Prinsip Utama:
timbangkan aspek agro
• Dilarang melakukan pem-
klimat (jarak tanam pada
bakaran dan penggunaan
lahan kering bisa lebih
bahan aktif herbisida yang
rapat dan lahan basah le-
dilarang lembaga yang
bih jarang).
berwenang.
• Jarak tanam disesuaikan
• Tidak menggunakan alat
dengan topografi dan
berat yang akan merusak
pola tanam (mono atau
permukaan tanah.
intercrop).
• Membuka lahan secara
manual.
Isu:
• Cabang-cabang kecil/
Kecenderungan petani meng-
daun/ranting dibiarkan
gunakan jarak tanam yang
dikebun untuk menjaga
lebih luas dan keterbatasan
kesuburan tanah.
pengetahuan petani tentang
karakteristik klon.
Isu:
Efisiensi versus kelestari- Rekomendasi:
an lingkungan. Jarak tanam kakao 3m x 3m
atau 3m x 3,5m agar membe-
rikan keleluasaan sinar mata-
hari dalam kebun.

9
Gambar: Lahan yang sudah dibersihkan

4.5 LINING (PEMANCANGAN/ ngan garis kontur untuk


PENGAJIRAN) pohon kakao dan pohon
pelindung. Jangan sam-
Prinsip Utama: pai pohon pelindung ti-
• Dilakukan pengajiran dak efektif untuk mem-
dengan patok untuk pe- beri penaungan pada
lindung dan tanaman pohon kakao oleh karena
kakao. Penting memper- faktor tanah miring.
hatikan keseimbangan
tanaman kakao deng-an Isu:
kesediaan tanaman pe- Pemahaman petani tentang
lindung dan aspek pen- pengajiran masih beragam.
cahayaan. Pelindung se-
mentara diletakkan dari
arah sisi timur dan barat
dari pohon supaya ada
perlindungan dari panas
matahari.
• Pengajiran pada lahan
miring disesuaikan de-

10
Gambar: Pengajiran

4.6 PERSIAPAN LUBANG TANAM Rekomendasi:


• Lubang tanam dipersiap-
Prinsip Utama: kan jauh hari sebelum pe-
• Lubang tanam dipersiap- nanaman (minimal 2 ming-
kan dengan memperhati- gu sebelum penanaman)
kan kondisi tanah. untuk memastikan daya
• Mempertimbangkan peng- adaptasi kakao yang akan
gunaan bahan organik dan ditanam dan menghindari
pupuk yang sesuai dengan resiko terjadinya penyakit
tanah sebelum penanam- pada akar tanaman.
an. • Ukuran lubang 50cm x
50cm x 50cm dengan
Isu: menggemburkan pada ba-
• Pencampuran pupuk pada gian bawah.
awal tanam.
• Penanganan saat proses
penanaman.

11
Gambar: Persiapan lubang tanam

• Top soil (tanah permuka-


an) dan sub soil (tanah
kedalaman 15cm dari
permukaan ke bawah) di-
pisahkan dan pada saat
mengisi lubang, masukkan
top soil terlebih dahulu.
• Mencampur kapur dengan
top soil sebelum pena-
naman untuk perbaikan
kesuburan tanah.

12
4.7 PENANAMAN TANAMAN Tanaman berbuah (pi-
PELINDUNG sang, kelapa, areca nut,
dll); leguminous (gamal,
Prinsip Utama: etc.); timber (sengon,
• Pengelolaan tanaman jati, etc.).
pelindung harus dilaku- • Pelindung sementara se-
kan dengan pendekatan perti pisang, mogania,
memperhatikan keada- dan kelapa dapat digu-
an kebun secara kese- nakan pada penanaman
luruhan (tidak ada satu awal untuk waktu 2-3
pendekatan yang sesuai bulan. Tanaman gamal
untuk semua kondisi ke- dapat dijadikan sebagai
bun). Pelindung ditanam pelindung tetap selain
lebih awal dari tanaman menggunakan tanam-
kakao agar dapat mem- an dari kayu (komersil).
berikan naungan yang Untuk jumlah pelindung
cukup. yang dipersyaratkan da-
• Pelindung dapat mening- -pat merujuk kepada
katkan keberlanjutan ke- panduan sertifikasi.
bun karena dapat mem-
bantu sebagai sumber Isu:
pendapatan alternatif Tidak semua tempat ada bibit
bagi petani. kayu/penyedia bibit (sengon,
Tanaman pelindung yang jati).
di rekomendasikan:

Gambar: Pohon pelindung

13
4.8 PENANAMAN BIBIT KAKAO untuk mengurangi resiko
kematian akibat keku-
Prinsip Utama: rangan air dan memasti-
• Bibit kakao dalam kondisi kan tanaman tahan terha-
sehat (tidak berpenyakit dap perubahan musim.
atau kekurangan unsur • Media dalam polybag tidak
hara) dan tidak stress. boleh pecah pada saat pe-
• Bibit kakao lebih baik di- nanaman.
tanam apabila pohon pe- • Tanah top soil dengan
naung dengan intensitas campuran dolomit atau
cahaya yang di teruskan bahan-bahan organik di-
penaung 30%-50% dari ca- masukkan terlebih dahulu
haya langsung. dan diikuti tanah sub soil
dengan campurannya. Pu-
Isu: puk NPK juga diperlukan
Peredaran bibit yang tidak dalam penanaman. Bibit
standar dan berkualitas ren- klon berumur 6-7 bulan
dah. (sehat dan tidak berdaun
muda). Siram bibit sebe-
Rekomendasi: lum dibawa ke lapangan
• Penanaman dilakukan untuk penanaman.
pada awal musim hujan

Gambar: Rumah pembibitan

14
PEMBIBITAN
5.1 PEMBANGUNAN NURSERY kinkan akar tumbuh lurus;
(RUMAH PEMBIBITAN) dan melakukan pemantau-
an terhadap kelangsungan
a. Persiapan Tempat (Termasuk hidup bibit.
• Kecukupan air untuk pe-
Syarat-syarat Lokasi)
nyiraman dan kualitas pe-
nyiraman (kecukupan air
Prinsip Utama: sesuai kebutuhan tanam-
Tempat rata, drainase yang an).
baik, dekat sumber air, jauh
dari kebun yang menjadi Isu:
sumber penyakit, terlindung/ Harga plastic UV mahal, tidak
terhindar dari binatang peng- tersedia di seluruh area, dan
ganggu. ukuran koker kecil susah dida-
patkan.
Isu:
Cara penyiraman yang kurang 5.2 PERSIAPAN MEDIA TANAM
tepat

Rekomendasi: Prinsip Utama:


Tanah liat lempung berpasir/
• Pengelola pembibitan ha-
top soil.
rus memantau keberhasil-
an bibit yang didistribusi 5.3 PENGISIAN TANAH
di lapangan dan melaku- KE POLYBAG
kan perbaikan jika diper-
lukan. Prinsip Utama:
• Jika memungkinkan de- Menggunakan pupuk yang se-
kat jalan utama, tidak di suai dan tidak berlebihan saat
bawah pohon besar dan mengisi polibag.
dekat rumah pemilik/pe-
ngelola.

b. Persiapan Alat dan Bahan



Prinsip Utama:
• Menjaga bibit yang sehat;
ukuran polybag harus cu-
kup besar untuk memung-

15
Gambar: Pengisian tanah ke polybag

5.4 SUMBER BENIH 5.5 PENANAMAN BENIH


DAN PERKECAMBAHAN
Prinsip Utama:
Prinsip Utama: • 50 - 70% penaung (daun
• Sumber benih dari buah kelapa/jaring) yang ber-
batang yang masak opti- fungsi mengurangi ma-
mal dan sehat. suknya cahaya.
• Sumber benih dari klon • Penyiraman polybag se-
yang tersertifikasi. hari sebelum tanam se-
baiknya dilakukan pada
Isu: sore atau malam hari.
Kebun sumber benih yang • Kecambah ditanam
ada belum mencukupi mengarah ke bawah (RA-
kebutuhan. DIKULA).

16
5.6 PEMELIHARAAN

Prinsip Utama:
• Pengendalian hama dan pe-
nyakit serta pertumbuhan-
nya.
• Penyiraman dilakukan mini-
mal sehari sekali.

Rekomendasi:
Kenali sumber hama dan pe-
nyakit pada bibit kakao di
pembibitan dan penanganan-
nya. Penyemprotan dengan
fungisida/insektisida dan fo-
liar setiap 10 (sepuluh) hari
setelah daun pertama keluar.
Jangan gunakan herbisida da-
lam pengendalian gulma, tapi
secara manual.

5.7 PEMISAHAN BIBIT

Prinsip Utama:
Bibit yang kerdil atau tidak
sehat dipisahkan dari bibit
yang sehat dan diberi perha-
tian khusus.

17
TEKNIK PERBANYAKAN
TANAMAN (KLONAL)
6.1 SAMBUNG PUCUK

a. Peralatan

Prinsip Utama:
• Pisau harus tajam, bersih,
steril dan bahan pisau
dari besi stainless.
• Batu asah
• Plastik sungkup ukuran
3.5cm x 15cm.

Isu:
• Pisau yang digunakan ke-
banyakan bukan dari ba-
han stainless
Gambar: Proses penyungkupan bibit
b. Langkah - Langkah Kerja
Sambung Pucuk

Prinsip Utama: c. Sungkup


• Batang bawah yang sesuai
umur 2.5 bulan – 3 bulan, Prinsip Utama:
sehat, dan dengan ukuran • Plastik sungkup harus cu-
0,5 cm diameternya. kup besar untuk menutupi
• Penyiraman dilakukan se- bagian yang disambung.
hari sebelum disambung
dan 2 hari setelah pe- Rekomendasi :
nyambungan. • Plastik sungkup dibuka se-
Isu: telah mata sudah mekar
Penyambungan dilakukan ti- (biasanya kurang lebih 15
dak sesuai umur yang disyarat- hari setelah penyambung-
kan (3 bulan) karena terdesak an).
kebutuhan. • Tali ikatan bawah dibuka
setelah satu bulan setelah
pembukaan sungkup.

18
d. Pemeliharaan e. Seleksi

Prinsip Utama: Prinsip Utama:


Penyemprotan foliar, insekti- Pisahkan bibit yang sehat dan
sida dan fungisida. yang tidak sehat.

Isu: Catatan:
Susah mendapatkan foliar Bibit siap tanam usia 6-7 bu-
yang tepat. lan.

Gambar: Pemilihan Bibit

19
19
PEMELIHARAAN TANAMAN KAKAO

7.1 TANAMAN BELUM MENGHASIL- Rekomendasi:


KAN (Umur Tanaman Kurang • Mengikuti praktik-praktik
dari 2 Tahun) yang baik tentang ma-
najemen nutrisi tanah,
a. Pemupukan penggunaan bahan organik
yang seimbang, menjaga
Prinsip Utama: kondisi tanah, dan peng-
Perlu mengikuti prinsip-prin- gunaan yang tepat dari
sip pengelolaan nutrisi tanah pupuk kimia, kompos dan
yang baik, seimbang antara pupuk kandang.
penggunaan berbahan orga- • Pengapuran untuk mening-
nik dan nutrisi mineral untuk katkan pH tanah dan peng
membangun dan memelihara akaran (RP).
kesuburan tanah. • Menggunakan pupuk kom-
pos

Gambar: Pemupukan

20
• Penempatan pupuk (jarak b. Pemangkasan
dari batang pada setiap
umur kakao). Dosis meng- Prinsip Utama:
ikut umur tanaman. • Pemangkasan di terapkan
• Waktu yang tepat dan je- untuk menghasilkan ben-
nis pupuk dalam waktu tuk yang sesuai dengan
pertumbuhan. tipe pohon (sambung pu-
• Penggunaan foliar untuk cuk, hibrid, dll).
canopy pada musim ke- • Ada pencahayaan pada
marau. batang dan cabang utama
untuk proses pembungaan
Implementasi sesuai de-
ngan pelatihan dan tindak
lanjutnya.

Gambar: Pemangkasan

21
21
c. Identifikasi dan Pengenda- 7.2 TANAMAN MENGHASILKAN
lian Hama Penyakit
a. Pemupukan
Prinsip Utama:
• Mengenali hama dan pe- Prinsip Utama:
nyakit (Hama utama: • Mengikuti praktik-praktik
Penggerek Buah Kakao, ramah lingkungan (cli-
Penggerek Batang, Helo- mate-smart).
peltis dan Penyakit: VSD, • Menggunakan pupuk hanya
Phytophtora, Corticium). ketika kebun siap pupuk.
• Mengikuti prinsip di PHT • Pengapuran untuk me-
(Pengendalian Hama Ter- ningkatkan pH tanah dan
padu) untuk mengenda- pengakaran (RP).
likan hama dan penyakit • Penempatan pupuk (ja-
dan meminimalisir peng- rak dari batang se-
gunaan pestisida/fungisi- suai umur kakao).
da. • Dosis sesuai umur tanam-
• Penyemprotan harus dila- an.
kukan secara bertanggung • Pengaturan waktu dan
jawab, dengan melaku- jenis pupuk disesuaikan
kan perlakuan non kimia dengan masa pembuahan
terlebih dahulu (misalnya dan hasil yang dikeluarkan
pemangkasan dan prak- oleh tanaman kakao.
tik-praktik phytosanitary).
• Memperhatikan peralat- b. Pemangkasan
an/waktu/jenis pestisida
yang tepat, ramah ling-
Prinsip Utama:
kungan, dan ekonomis/
• Menggunakan teknik yang
aturan/pakaian pelindung.
tepat dan peralatan yang
tajam.
Isu:
• Memotong cabang yang
Pemakaian alat pelindung diri
tidak diharapkan untuk
masih belum banyak diguna-
mempertahankan bentuk
kan oleh petani.
yang tepat, untuk membe-
rikan sirkulasi udara dan
mendapatkan pencahaya-
an yang tepat.

22
Rekomendasi: d. Sanitasi dan Pengelolaan
• Waktu pemangkasan bukan Limbah dalam Kebun
musim kemarau dan sebaik-
nya dilakukan sebelum mu- Prinsip Utama:
sim bunga. Semua limbah organik (ha-
• Ukuran tinggi tanaman sil pemangkasan, kulit buah,
maksimal 3 - 4 meter. dahan dan ranting kayu, de-
• Cahaya matahari 50% me- daunan, kulit buah, dsb.) ti-
nyinari semua lajur, jarak dak dibawa keluar kebun dan
pandang 50-70 meter tem- tidak dibakar akan tetapi di-
bus dari pohon ke pohon, manfaatkan untuk meningkat-
bunga dapat terlihat sama kan bahan organik di tanah.
rata dari tengah atau de-
pan. Isu:
Tenaga kerja diperlukan untuk
c. Pengendalian Hama dan memanfaatkan dan mengelola
Penyakit limbah relatif lebih banyak.

Prinsip Utama: e. Sanitasi Gulma


• Mengenali hama dan pe-
nyakit (Hama utama: Prinsip Utama:
Penggerek Buah Kakao, • Pengendalian gulma se-
Penggerek Batang, Helo- cara manual akan lebih
peltis dan Penyakit: VSD, baik.
Phytophtora, Corticium). • Penggunaan herbisida
• Penggunaan Pestisida mengacu pada dosis,
(merujuk pada aturan jenis racun disesuaikan
sertifikasi). oleh badan sertifikasi
• Memperhatikan peralat- atau regulasi termasuk
an/waktu/jenis pestisida peralatan, teknik dan
yang tepat, ramah ling- keamanan. (Penggunaan
kungan, dan ekonomis/ herbisida dapat diterap-
aturan/pakaian pelin- kan pada kebun muda,
dung. tetapi dengan penggu-
naan seminimal mungkin
karena dapat berdampak
pada ekosistem tanah).

23
23
7.3 PENGATURAN TANAMAN
PELINDUNG

Prinsip Utama:
Pekebun harus aktif menge-
lola tanaman pelindung un-
tuk mendukung pertumbuhan
yang sehat dari pohon muda
dan mengelola pencahayaan
(sinar matahari) dan sirkulasi
udara di kebun untuk pohon
dewasa secara umum. Kera
gaman agronomi dan peman-
faatan tanaman lain secara
ekonomis perlu dipilih dengan
tepat.

Rekomendasi:
• Untuk tanaman pelin- Gambar: Pengendalian gulma secara manual
dung sementara bisa de
ngan pisang (mendukung
pendapatan sementara
menunggu hasil kakao)
namun perlu penjarang-
an sehingga populasinya
<10% pada saat pohon ka-
kao mulai mengeluarkan
buah.
• Tanaman pelindung tetap
dari jenis kayuan (komer-
sial), merujuk aturan ser-
tifikasi.

24
PESTISIDA
DAN PENANGANANNYA
Prinsip Utama: yang bertanggungjawab,
• Pemakaian pestisida ha- petani seringkali bergan-
rus mematuhi peraturan tung pada agen penjual,
nasional dan internasio- toko atau tetangga mere-
nal. ka untuk mendapat saran.
• Sesuai panduan yang di- • Kepedulian mengenai kese-
sarankan ICCO (Daftar Pes- hatan manusia (teruta-
tisida dari ICCO), penyem- ma masyarakat dan buruh
protan hama merupakan kebun) dan perlindungan
bagian dari pengelolaan lingkungan.
hama terpadu: • Petani tidak selalu sadar
- Hanya direkomendasi akan bahaya penggunaan
kan untuk bahan aktif. input yang salah (teruta-
- Memperhatikan Pa- ma pestisida).
kaian Pelindung Diri
(PPE), pembuangan 8.1 JENIS PESTISIDA
yang tepat, penyim- (BAHAN AKTIF)
panan, pencampuran
dan aplikasi. Prinsip Utama:
- Meminimalisir pe- • Menggunakan bahan aktif
nyemprotan dengan yang diijinkan oleh badan
mengoptimalkan GAP sertifikasi.
(pemangkasan, penge- • Bahan aktif dan tingkat
lolaan tananaman pe- bahaya yang diizinkan
naung, dsb). oleh lembaga sertifikasi
dan regulasi di Indonesia.
Isu:
• Hama dan penyakit mem- 8.2 KATEGORI RACUN
pengaruhi produktifitas
kakao di Indonesia seca- Prinsip Utama:
ra signifikan tetapi biaya Racun yang berbahaya dan
input harus ditanggung kurang berbahaya merujuk ke
petani (modal kerja dan badan sertifikasi.
tenaga kerja).
• Rekomendasi GAP tidak
selamanya mengatasi ma-
salah penggunaan input

25
25
8.3 LANGKAH MELAKUKAN DAN
MENCAMPUR PESTISIDA

Prinsip Utama:
Memperhatikan cara pencam-
puran agar racun yang dike-
larkan merata.

8.4 HAL-HAL KEAMANAN


MENGENAI RACUN

Prinsip Utama:
Penyimpanan dan pengguna-
an harus sesuai standar ser-
tifikasi.

26
PANEN DAN PENGOLAHAN
PASCA PANEN
9.1 TEKNIK PANEN 9.2 SORTASI BIJI BASAH

Prinsip Utama: Prinsip Utama:


• Menggunakan gunting po- Pisahkan biji terserang hama
tong yang bersih, tajam dan penyakit dari biji bersih/
dan bantalan tidak rusak, sehat.
panen buah yang ma-
sak (ciri berdasar warna) 9.3 PENGERINGAN
secara teratur/regular,
menghindari kerusakan Prinsip Utama:
bantalan buah. • Proses pengeringan meng-
• Pemecahan/pembelahan gunakan peralatan per-
buah tidak menggunakan lengkapan yang tidak
benda tajam. mempengaruhi bau dan
kotoran.
Isu: • Tingkat kekeringan sesuai
• Buah ranting sulit untuk dengan kadar air yang di-
dikontrol. syaratkan.
• Petani masih mengguna-
kan benda tajam (parang) Isu:
untuk memecahkan buah Petani masih menjemur di
kakao. lantai/aspal dan tidak meng-
gunakan peralatan jemur
yang benar.

Rekomendasi:
Cahaya matahari, ketebalan
2-3 lapis atau 3-5cm (8-10kg
per M2), 7-8 jam cahaya per
hari, dibalikkan setiap 1-2
jam, jika menggunakan plas-
tik dibuka ketika cuaca pa-
nas, gunakan alas jemur, dan
tidak dijemur di jalan.

Gambar: Pemanenan buah kakao

27
27
lainnya).
• Berat 62,5kg dengan ka-
rung goni, 6 karung ter-
susun.

Isu:
Petani masih menggunakan
karung bekas.

9.6 PENYIMPANAN (MERUJUK


STANDAR SERTIFIKASI)
Gambar: Pengeringan biji kakao
Prinsip Utama:
9.4 SORTASI BIJI KERING • Tidak diletakkan bercam-
pur/berdekatan dengan
Prinsip Utama: produk yang dapat me-
Memisahkan biji dari kotoran nyebebkan kontaminasi.
dan benda lain (sesuai SNI). • Ventilasi cukup, kelem-
bapan tidak lebih dari
Isu: 75%, gunakan palet.
Sengaja mencampur/tidak
melakukan sortasi. Isu:
Petani masih campur dengan
Catatan: komoditas lain (cengkeh, ni-
• Memisahkan biji dengan lam, lada, dsb).
kotoran, biji kecambah,
biji dempet, biji pipih, 9.7 TEKNIK DAN METODE
biji pecah atau pecah FERMENTASI
kulit, serangga hidup, se-
rangga mati, biji berbau a. Fermentasi dengan Mikroba
asam. dan Tanpa Mikroba
• Kadar benda asing max
2%. Prinsip Utama:
• Kadar air 7,5%. Jika menggunakan penam-
bahan mikroba, pastikan me-
9.5 PENGARUNGAN miliki pemahaman mengenai
hal tersebut dan lakukan se-
Prinsip Utama: suai dengan anjuran dari pa-
• Menggunakan­ karung ­­be­r-­­ kar.
sih (bukan bekas pupuk
atau bahan-bahan kimia

28
b. Fermentasi dengan Berbagai
Media (Karung, Kotak, Ke­
ranjang)

Prinsip Utama:
Menggunakan kotak fermen-
tasi dengan minimum 50 Kg
biji basah.

Gambar: Proses fermentasi

29
29
REHABILITASI
10.1 SAMBUNG SAMPING hama dan penyakit, tidak
berbunga, entres dari cabang
Prinsip Utama: plagiotropic (bukan tunas
Solusi peremajaan secara air), berwarna coklat kehi-
bertahap penerapannya ter- jauan dan mempunyai 2-3
gantung pada keputusan dan mata.
perencanaan petani di lokasi
sendiri dengan mempertim- d. Syarat Batang Utama
bangkan saran dari penyuluh.
Prinsip Utama:
a. Syarat Sambung Samping Sehat, mempunyai kambium
yang baik (warna agak putih).
Prinsip Utama:
Mengikuti panduan atau saran e. Langkah Kerja Penyambu
dari penyuluh untuk melaku- ngan
kan rehabilitasi kebun atau
penanaman ulang (replan­ Prinsip Utama:
ting) dengan mempertim- • Panduan GAP memba-
bangkan kesehatan pohon, has hal-hal seperti sya-
umur, tingkat serangan hama rat ketinggian sambung
penyakit, produktivitas, kon- samping dan biasanya
disi tanah, dll. lebih baik melakukan
penanaman kembali
Isu: dibanding melakukan
Ketersediaan entres yang sambung samping.
tersertifikasi masih terbatas. • Batang utama perlu di-
pupuk sebelum disam-
b. Peralatan bung.

Prinsip Utama: f. Pemeliharaan
Pisau yang tajam dan steril,
menggunakan plastik trans- Prinsip Utama:
paran. • Manajemen pohon hasil
sambung samping baru
c. Syarat Entres atau muda berbeda dari
pohon kakao normal
Prinsip Utama: dan membutuhkan per-
Sehat atau tanpa serangan hatian khusus/ekstra.

30
Produktivitas rendah da- Isu:
pat terjadi bila salah • Akses pupuk sulit
pemeliharaan. • Petani sering enggan
• Topping (pemotongan di- untuk mengikuti prak-
ujung sambungan) di- tik-praktik baik setelah
lakukan setelah 3 bulan sambung samping, dan
dan poladring (pemang- tindakan tersebut dapat
kasan bentuk) setelah 9 mengakibatkan kerusak-
bulan. an pohon lebih banyak.
• Pemangkasan teratur
pada cabang plagiotro-
pic (cabang yang per-
tumbuhannya mengarah
ke samping) memberi
kesempatan cahaya ma-
tahari dapat masuk.

Gambar: Proses sambung samping

31
31
10.2 SAMBUNG PUCUK c. Syarat Entres

Prinsip Utama: Prinsip Utama:


Sambung pucuk dilakukan Sehat atau tanpa ada gejala
jika sambung samping tidak serangan hama dan penyakit,
mungkin dilakukan karena tidak berbunga, entres dari
pohon induk yang tidak me- cabang plagiotropic (meng-
menuhi syarat kriteria yang arah ke samping), berwarna
ada. hijau kecoklatan dan mem-
punyai 2-3 mata.
a. Syarat Sambung Pucuk
d. Syarat Batang
Prinsip Utama:
• Mengikuti panduan
atau saran dari penyu- Prinsip Utama:
luh untuk melakukan Chupon (tunas air) yang su-
rehabilitasi kebun atau dah cukup dewasa, sehat,
penanaman ulang (rep- berada dekat dengan tanah
lanting) dengan mem- agar dapat mengeluarkan
pertimbangkan kese- akar.
hatan pohon, umur,
tingkat serangan hama e. Langkah Kerja Penyambu-
penyakit, produktivi- ngan
tas, kondisi tanah, dll.
• Sesuaikan dengan Prinsip Utama:
kondisi kapan harus Tinggalkan 5-8 daun di bawah
­­­di­lakukan sambung sambungan untuk memung-
samping dan kapan ha- kinkan penyambungan ulang
rus dilakukan sambung jika penyambungan pertama
pucuk. tidak berhasil.

b. Peralatan f. Pemeliharaan

Prinsip Utama: Prinsip Utama:


Pisau yang tajam, menggu- Perawatan extra diperlu-
nakan plastik transparan/ kan untuk sambungan baru/
plastik es lilin. muda.

32
REPLANTING
(TANAMAN (KEBUN)

11.1 EVALUASI KEBUN 11.3 TEKNIK REPLANTING

Prinsip Utama: Prinsip Utama:


Sudah dijelaskan dalam prin- Prinsip-prinsipnya sama de-
sip sebelumnya (lihat pena- ngan penanaman.
naman).

Isu:
• Entres yang tersertifi-
kasi masih sulit dida-
pat.
• Ketersediaan klon ter-
sertifikasi (utamanya
yang beragam jenis)
terbatas.
• Meningkatkan akses
klon yang tersertifikasi
diperlukan.

Catatan:
Hasil lokasi kurang dari
500kg/ha/tahun dan pohon
sudah tidak memungkinkan
untuk disambung.

11.2 SYARAT-SYARAT
REPLANTING

Prinsip Utama:
>70% tanaman rusak dan ti-
dak memungkinkan untuk di-
sambung.

33
33
Gambar: Evaluasi kebun petani
34 34
PERBAIKAN KONDISI TANAH
12.1 PERBAIKAN KONDISI TANAH • Bahan organik yang
(FISIK, BIOLOGI, KIMIA) berasal dari kebun ka-
kao atau kebun/lahan
Prinsip Utama: lainnya harus dikem-
• Mengikuti pedoman pe- balikan ke tanah dan
ngelolaan kesuburan disimpan dalam kebun
tanah yang baik, mem- (kulit buah, limbah pe-
pertahankan pH >5,5 mangkasan, dll). Untuk
dan bahan organik tanah materi-materi yang da-
pada 2,5% dengan meng- pat menjadi penyebab
gunakan bahan limbah hama dan penyakit (bu-
pemangkasan, panen suk buah) sebaiknya di-
(kulit buah, daun) dan tanam. Praktek di mana
limbah pohon penaung, bahan organik didaur
dan ditambah dengan ulang dalam kebun (se-
kompos atau dari sumber perti kotoran ternak)
lain. dapat diterima.
• Memastikan ketersedi- • Jika unsur nutrisi mak-
aan dan keseimbangan ro, sekunder atau mik-
nutrisi yang tepat di da- ro tidak tersedia untuk
lam tanah dengan meng- mendukung produksi
gunakan pupuk organik yang tinggi, maka nutri-
atau anorganik. si tersebut harus dibawa
• Tidak melakukan pemba- kembali ke lahan mela-
karan jika tidak diperlu- lui penggunaan nutri-
kan dan dilakukan hanya si dengan volume yang
dalam kasus pemberan- memadai dan rasio yang
tasan penyakit dan gul- tepat, baik bahan orga-
ma agresif. nik maupun pupuk anor-
ganik. Pupuk kakao yang
Rekomendasi: sesuai dirancang untuk
• Jika pH tanah <5,5 maka memberi nutrisi pada
harus ditingkatkan de- lahan dengan rasio yang
ngan menggunakan ka- tepat, biaya dan tenaga
pur atau dolomit, dan/ kerja yang efisien.
atau penggunaan pupuk
yang mengandung un-
sur kalsium yang sangat
tinggi.

35
35
12.2 KOMPOS • Petani menggunakan
urea atau NPK tetapi
Prinsip Utama: tidak mengatasi nutri-
Meningkatkan tekstur/struk- si mikro dan juga tidak
tur tanah, aktivitas bakteri digu nakan dalam kom-
dan dan keseimbangan rasio posisi yang dianjurkan.
C/N. • Perlu diingat bahwa 'pu-
puk organik' tidak me-
Isu: ngandung nutrisi dengan
Butuh volume yang besar rasio yang tepat untuk
agar efektif dan kebutuhan pohon kakao. Keseim-
tenaga kerja dan tempat bangan nutrisi di lahan
yang luas terkadang menjadi harus dipastikan melalui
kendala untuk pengomposan penggunaan nutrisi dari
konvensional. sumber lain.

12.3 PUPUK ALAMI 12.4 PUPUK ANORGANIK

Prinsip Utama: Prinsip Utama:


• Jika akses dan efisiensi • Gunakan pupuk yang da-
biaya memungkinkan, pat mengembalikan nut-
dapat mengurangi kebu- risi ke tanah dengan ke-
tuhan pupuk kimia dan seimbangan yang tepat,
meningkatkan bahan or- dengan memasukkan un-
ganik. sur makro, sekunder dan
• Berasal dari tumbuhan mikro, misalnya dengan
seperti daun, sisa pang- menggunakan pupuk
kasan, rumput, dedak khusus kakao. Pohon ka-
(pupuk hijau) kao perlu N, P, K, Ca, S,
• Berasal dari hewan (ko- Mg, Zn dan B, dan pupuk
toran sapi, kambing, yang baik mengandung
ayam, kelelawar, dll) semua unsur tersebut
(pupuk kandang) dalam dosis yang tepat.
• Gunakan pupuk pada
waktu, tempat, dan
Isu: dosis yang tepat.
• Harus tahu kombinasi • Penggunaan Urea yang
nutrisi yang tepat yang berlebihan dapat menga-
terkandung dalam pupuk samkan tanah. Jika Amo-
organik maupun pupuk nia N digunakan, misal-
kimia. nya penggunaan dari NPK

36
36
standar, maka tambahan
kapur atau dolomit harus
digunakan untuk menye-
imbangkan pH di kebun.
• Harga pupuk mahal se-
hingga petani harus
mengevaluasi kebun-
nya untuk memastikan
kebun tersebut dapat
memberikan keuntung-
an pada tahun pertama
penggunaan pupuk (prin-
sip Kebun Siap Dipupuk).

12.5 KAPUR (Lime)

Prinsip Utama:
Test pH
• Hindari praktek-praktek
yang meningkatkan ke-
asaman tanah seperti
penggunaan pupuk yang
berbahan dasar amoni-
um tanpa pengapuran.
• Jika pH <5,5, seimbang-
kan dengan dolomit (ka-
pur) atau bahan lainnya
yang sesuai.
• Jika diperlukan disedia-
kan saluran drainase.

Isu:
Petani biasanya tidak me­
ngetahui pH tanah tetapi
praktek yang ada sekarang
cenderung menyebabkan ke-
asaman tanah (penggunaan
urea atau pupuk berbahan
dasar amonium tanpa ka-
pur).

3737
KALENDER KAKAO

13.1 PENENTUAN WAKTU PEMBU-


ATAN DAN PENANAMAN BIBIT,
PEMUPUKAN, PEMANGKA-
SAN, PENGENDALIAN HAMA
DAN PENYAKIT

Prinsip Utama:
Berdasarkan musim buah,
musim hujan atau ke-
marau, tingkat serangan
hama dan penyakit, iklim.

Isu:
• Cuaca ekstrim dari tahun
ke tahun berbeda.
• Tidak semua area terse-
dia pupuk pada waktu
pemupukan tiba dan pe-
tani memilki kebun lebih
dari satu lokasi.
• Terkendala pada keter-
sediaan tenaga kerja.

38
Daftar Pustaka
Arwana G, Suharman, Sianturi M.J, Lesmana B, Syahrir M. 2012. “Penerapan Bu-
didaya Terbaik Tanaman Kakao”. Medan. Sustainable Cocoa Production Program,
Swisscontact.

Arwana G, Suharman, Sianturi M.J, Lesmana B, Syahrir M, Wahyuni M, Sonyville


A. 2013. “Pasca panen, Kualitas Biji Kakao dan Fermentasi”. Medan. Sustainable
Cocoa Production Program, Swisscontact.

Gugus Tugas Knowledge Management, 2015. “Key Principles Workshop“. Yogya-


karta.

Gugus Tugas Agro Input and Planting Material, 2016. “Recommendations for Sus-
tainable Soil Fertility Management“. Workshop of Sustainable Management of
Soil Fertility and Fertilizer for Indonesian Cocoa. Jakarta.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2015. “KAKAO : Sejarah, Botani,
Proses Produksi, Pengolahan, dan Perdagangan”. Jogjakarta: Gadjah Mada Uni-
versity Press.

39
CATATAN

40

Anda mungkin juga menyukai