A. FONEM
Bahasa pada hakikatnya didukung oleh bunyi ujaran, yaitu bunyi yang
dihasilkan olch alat ucap manusia. Pada modul pertama sudah dijelaskan ciri-
ciri bahasa manusia yakni tidak semua bunyi dapat digolongkan sebagai
bahasa. Hanya bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia saja yang dapat
digolongkan bunyi bahasa. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan alat
ucap manusia dapat disebut bunyi bahasa. Batuk, bersin, misalnya bukanlah
bunyi bahasa. Hanya bunyi ujaranlah yang disebut sebagai bunyi bahasa.
Dalam setiap bahasa orang mengelompokkan berbagai bunyi yang
diucapkanya ke dalam satuan-satuan fungsional terkecil yang disebut fonem.
Dengan kata lain bunyi bahasa yang minimal dapat membedakan bentuk dan
makna dinamakan fonem.
Di dalam ilmu bahasa fonem itu ditulis di antara dua garis miring I/.../,
misal bunyi /a/, / 1/, / ul, /e/, /o/. Fonem merupakan satuan bunyi terkecil
yang mampu menunjukkan perbedaan makna. Satu fonem saja diganti atau
dihilangkan atau ditambahkan akan mengubah makna kata. Perhatikan
contoh ini:
Kasta- kista- kusta. Kata-kata ini hanya dibedakan oleh fonem /a/,/i/, /u/.
Batak- batuk- batik- batok. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem /a//u//i//o/.
Kata-kota- kita. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem /a/o/ /i/.
Saring- sarung- sarang. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem /i,/u/,/a/.
Jari-hari-tari-mari-lari dari. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem
Hl.dol Ad deal, 1 Js/ Jal.
B. FONEM DALAM BAHASA INDONESIA
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu
menunjukkan perbedaan makna. Bagaimana proses menghasilkan bunyi
bahasa? Proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan tiga faktor, yaitu alat
ucap, sumber tenaga, dan rongga pengubah getaran,1, Alat Ucap
Alat ucap memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi
ujaran, yaitu:
1. udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara;
2. artikulator, yaitu alat ucap yang digerakkan atau digeser waktu
menghasilkan bunyi ujaran, seperti ujung lidah, bibir atas, dan bibir
bawah;
3. titik artikulasi, yaitu alat ucap yang menjadi tujuan sentuh articulator,
perti gigi, lengkung kaki gigi, langit-langit;
4. pita suara; alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang clastis yang
bergetar pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru,
Perhatikan bagan alat ucap ini!
a. Vokal
Seperti yang telah Anda ketahui, vokal adalah bunyi yang dihasilkan
karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan.
Berdasarkan proses menghasilkannya, vokal digolongkan atas beberapa
tinjauan sebagai berikut.
1) bibir. Dalam menghasilkan vokal, posisi bibir dapat bulat dan
tidak bulat. Dalam posisi bulat, yang dihasilkan adalah vokal bulat,
seperti /o/, /u/, /a/ dan tidak bulat, seperti /i / dan /e /.
2) Tinggi rendahnya lidah; berdasarkan tinggi rendahnya lidah kita dapat
membedakan adanya vokal depan /i/ dan /e/, vokal pusat /e/, vokal
belakang /u/, /o/ dan /a/.
3) Maju mundurnya lidah, dapat dibedakan: vokal atas i/ dan /u/, vokal
tengah /e/ dan vokal bawah /a/.
Perhatikanlah!Vokal berurutan yang bunyinya tidak dapat dipisahkan ini disebut
diftong. Diftong bukan vokal rangkap karena bunyi diftong tersebut tidak
dapat dipisahkan seperti ini; kala-u, capa-i, kaca-u, surve-i, panta-I, sepo-i
melainkan ka-lau, ca-pai, ka-cau, sur-vei, pan-tai, se-poi.
Berbeda dengan contoh-contoh di bawah ini Kata-kata berikut ini bukan
diftong melainkan vokal rangkap karena masing-masing vokal terdapat dalam
suku yang berbeda.
mau /mau/
daun ‘daun/
saingan /saingan/
dua /dual/
dia ‘dial/
seutas —_/seutas/
kue /kue/
beo feo!
radio radio!
doa Moa!
suap ——/suap/
kuat fkuat/
b. Konsonan
Konsonan dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan berdasarkan tiga
faktor:
1) bergetar tidaknya pita suara: konsonan bersuara dan konsonan tidak
bersuara;
2) daerah artikulasi: bilabial, labiodental, alveolar, palatal, velar, glottal;C. LATIHAN PELAFALAN VOKAL
Seperti penjelasan di atas, fungsi fonem adalah untuk membedakan
makna. Perbedaan bunyi pada fonem yang membedakan makna ini
menegaskan adanya fonem-fonem yang berbeda pula. Permasalahannya
adalah dalam bahasa Indonesia terdapat dua fonem yang berbeda dengan
lambang yang sama, yaitu fonem [e] (tetes) dan [9] (engkau).
Perlu diperhatikan bahwa perbedaan latar belakang bahasa ibu (bahasa
sehari-hari yang digunakan orang sejak lahir di lingkungannya), seperti
bahasa daerah atau bahasa asing mempengaruhi cara orang tersebut
melafalkan fonem bahasa Indonesia.
Perhatikan contoh kalimat berikut!
1. Setelah apel kami makan buah apel [ apél]
2. Kota Serang pernah diserang [sOrang] wabah malaria.
Oleh Karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar,
pelafalan yokal e, seperti pada esa, emas, entah, erat, enggan, empat harus
sering ditekankan perbedaannya dengan pelafalan e, seperti pada kata esok,
ekor, empang, enak, energi.
Randinokanlah!
Foneme [0]
Ketuhanan Yang Maha Esa
Pegang buku ini erat-erat.
Kejarlah cita-citamu.
Berat benar emas ini.
Enam anak enggan belajar.
Foneme
Lihatlah lima ekor bebek.
Ini majalah Tempo edisi baru.
Enak sekali es doger ini.
Arman membersihkan empang.
Demikian pula pelafalan difiong berbeda dengan pelafalan vokal
rangkap dan yokal berdekatan yang membentuk semi vokal.
Cermati contoh ini:
1. Diftong
au rantau: la pergi merantau ke luar negeri.b. Dua vokal berturutan membentuk semivokal
Ww
ue
ua
ui
y
ia
ei
ea
co
iu
Kue ini enak sekali.
Ibu sedang puasa.
Buih ombak memutih di pantai.
Tiap hari kami berolahraga.
Dira lahir bulan Mei.
Anak terpandai mendapat beasiswa.
Burung beo pandai meniru ucapan kita,
Angin bertiup lemah lembut.
2. Konsonan
Pelafalan konsonan yang perlu memperoleh perhatian pada pembelajaran
adalah
sengau.
Contoh:
pelafalan konsonan rangkap, gugus konsonan, dan nasal atau bunyi
Konsonan rangkap, seperti:
kk Tunjukkan letak kota Bandung di peta ini!
Letakkan buku ini pada tempatnya!
a. Gugus konsonan
pr
kr
Kalian harus menghargai adab pribumi di sini.
Prasangka: Jangan berprasangka dulu terhadap kawanmu.
Ini tartan kreasi baru.
Kritik orang lain harus diperhatikan.
Tradisi adat Bali menarik wisatawan asing.
Kain sutra mahal harganya.
Drama itu berakhir bahagia.
Drakula adalah tokoh film horor Amerika
Kami tinggal di kompleks pertanian..
Teks proklamasi pertama bernilai sejarah.
Deni membacakan deklamasi di kelas.
Kami mengajukan aklamasib. Bunyi nasal
ny Nyanyian ini terdengar merdu
Salsa tinggal dijalan Anyer.
ng Kakek memelihara angsa.
Ayah berasal dari daerah Nganjuk.
D. LATIHAN PELAFALAN KONSONAN
Pada pembelajaran pelafalan sebagian siswa sukar melafalkan konsonan
tertentu, seperti konsonan frikatif /f/, /s/, /sy/, /x/, dan /hY sehingga terdapat
kekeliruan pelafalan
Contoh:
Benar Salah
hafal hapal
positi positip
fekultas pakultas
variasi -pariasi
Pada bunyi /s/ dan /sy/ terdapat bentuk yang hampir sama, seperti sarat
dan syarat; sah dan syah, masa dan massa namun berbeda arti. Contoh:
Kapal itu sarat dengan muatan.
Mereka memenuhi syarat naik kelas.
Kami pemilik sah perusahaan ini.
Syah Iran pernah berkuasa di negeri Iran.
Masa kejayaan Majapahit menjadi legenda.
Kerumunan massa menarik perhatian Iwan.
Masyarakat wajib memelihara kebersihan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelafalan adalah tekanan kata atau
ritme (keras lembutnya), tempo (panjang pendeknya suara) tinggi rendah
nada atau intonasi alunan nada ucapan), Perhatikan!Para abli bahasa memberi panduan perubahan nada dengan memberi
tanda angka 1, 2,3, 4. Angka | melambangkan nada yang paling rendah dan
angka 4 melambangkan nada yang paling tinggi.
buang
231
di buang
231
ke ma na?
2-3 3
lari
21
lari!
24
Dalam pelafalan rangkaian kata dalam kalimat terdapat perhentian atau
kesenyapan (jeda) Batas kalimat ditandai dengan jeda # pada awal dan akhir
kalimat. Jeda yang menandakan batas kata, frasa atau Klausa ditandai
RANGKUMAN
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu
menunjukkan perbedaan makna. Proses pembentukan bunyi bahasa
melibatkan 3 faktor, yaitu alat ucap, sumber tenaga, dan rongga
pengubah getaran.
Alat Ucap
Alat ucap memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan
bunyi ujaran, yaitu:
1. udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara;
2. articulator, yaitu alat ucap yang digerakkan atau digeser waktu
menghasilkan bunyi ujaran, seperti ujung lidah, bibir atas, dan bibir
bawah;
3. titik artikulasi, yaitu alat ucap yang menjadi tujuan sentuh
articulator, seperti gigi, lengkung kaki gigi, langit-langit;
4. pita suara; alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis
yang bergetar pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru.Vokal
Seperti yang telah Anda ketahui, vokal adalah bunyi yang dihasilkan
karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan.
Berdasarkan proses menghasilkan vokal digolongkan atas beberapa
tinjauan.
1. Posisi bibir; vokal bulat, seperti /o/, /u/, /a/ dan tidak bulat, seperti /i
/ dan /e/.
2. Tinggi rendahnya lidah; vokal depan /i/ dan /e/. vokal pusat /e/,
vokal belakang /u/, /o/ dan /a/.
3. Maju mundurnya lidah; vokal atas /i/ dan /u/, vokal tengah /e/ dan
vokal bawah /a/.
Diftong
Vokal berurutan yang bunyinya tidak dapat dipisahkan: danau,
parau, lambai, derai.
Vokal rangkap
Dua vokal berurutan yang masing-masing vokal terdapat dalam suku
yang berbeda.
kue — /kue/ ku-e
beo —/beo/ be-o
radio /radio/ ra-di- 0
daun — /daun/ da- un
Konsonan
Bunyi konsonan dihasilkan bila arus udara mendapat hambatan baik
di rongga mulut maupun di rongga hidung.Pelafalan
Ucapan atau lafal yang jelas dalam berujar sangat penting karena
lafal yang salah dapat mengubah makna dan menghambat kelancaran
Komunikasi. Contoh yang salah “kamu bawa pas bunga yang bagus ya”.
Contoh yang benar “Ini vas bunga yang bagus”
ZF TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Contoh vokal menduduki posisi akhir suku kata ....
A. empang
B. angin
Cc. pinta
D. kandas.
2) Bunyi diftong terdapat pada kalimat ....
A. suaranya menjadi parau setelah bernyanyi tadi malam
B. daun-daun berguguran memenuhi halaman rumahnya
C. kalau Anda mau berlibur datanglah ke desa kami
D. jangan digulai lagi teh yang sudah manis ini
3) Vokal rangkap terdapat pada kalimat ....
A. Anda boleh makan gratis sepuas-puasnya
B. kali ini sudah berumur sepuluh tahun
C. umor kami hanya hampir tiga puluh tahun
D. anak itu pernah menderita polio
4) Konsonan bilabial, labiodental, alveolar, palatal, velar, glottal
digolongkan berdasarkan ....
A. bergetar tidaknya pita suara
B. daerah artikulasi
D. cara artikulasi
5) Contoh konsonan hambat bersuara bilabial ....
A. b
B. p
com
Don6) Contoh konsonan rangkap ....
A. meneriakkan, menunjukkan, meletakkan
B._prasangka, lepra, pribadi, April
C._ kreasi, demokrasi, akrab, mikroskop
D. tragedi, tradisi, mitra, sastra
7) Bunyi yang berbeda dengan bentuk yang sama terdapat pada kalimat ....
A. giginya tanggal pada tanggal dua ini
B._ bang Bajuri nasabah bank permata
CC. setelah apel kami makan buah apel
D. sudah beberapa kali kali Citeko banjir
8) Fonem e pada kalimat, “Tape Bandung rasanya enak” sama dengan
fonem e pada
A. pegang buku erat-erat
B.. kejarlah cita-citamu
C. enam anak enggan belajar
D. Ia memelihara 100 ekor bebek
9) Fonem e pada kalimat, “Terang sekali sinar bulan di halaman” terdapat
juga pada kalimat ....
A. ini majalah tempo edisi baru
B. lampu itu terus menyala
C. enak sekali es tape ini
D.. cincin ini terbuat dari perak
10) Bunyi yang benar ....
A. telepon
B. pariasi
C.. positif
D. kreatif
A. SEJARAH AKSARA
Aksara yang kita ketahui sebagai tulisan merupakan sistem tanda-tanda
grafis yang dipakai manusia untuk berkomunikasi. Aksara merupakan
lambang dari _ujaran. Tulisan merupakan media komunikasi_ yang harus
untuk berkomunikasi. Para ahli linguistik memperkirakan tulisan berawal
dari gambar yang ditemukan di gua Altamira, Spanyol Utara. Gambar
tersebut berkembang menjadi tulisan atau piktogram. Tulisan piktogramdilambangkan dengan piktogram. Bentuk piktogram semacam itu dapat
dilihat pada tulisan hieroglif Mesir yang pernah digunakan pada sekitar 4.000
tahun S.M. Piktogram yang melambangkan gagasan, seperti hieroglif Mesir
Kuna disebut ideogram. Dalam sejarah perkembangannya ideogram lebih
sederhana. Pada bentuknya tidak terlihat lagi hubungan antargambar dengan
hal yang dimaksud. Sebagai contohnya adalah aksara paku yang
Orang-orang Persia mengambil ali
istem tulisan Sumeria (600- 400
SM.), tetapi bukan untuk melambangkan gagasan melainkan untuk
menggambarkan suku kata yang disebut silabis. Pada saat yang hampir sama
Bagaimana sejarah perkembangan tulisan sebelum abad ke-16 di Indonesia?
Sebelum aksara Romawi dikenal di Indonesia, orang Indonesia telah
mengenal aksara yang dikenal dalam bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bali,
Sasak, Lampung, Bugis, Makasar, dan Batak. Jenis aksara ini diturunkan dari
aksara Pallawa yang digunakan India pada abad ke-4 S.M. Penggunaannya di
Satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata
atau morfem, disebut grafem. Sistem aksara berbeda-beda pada setiap bahasa.
Dalam bahasa Cina setiap grafem menggambarkan satu fonem. Dalam aksara
Romawi setiap grafem menggambarkan satu fonem. Pada bahasa tertentu,
seperti bahasa Arab terdapat alograf, yaitu variasi grafem sesuai dengan
posisinya. Contoh:
Berdiri sendiri LS
Di depan huruf lain ~P
Di antara dua huruf lain we
Di belakang kata a>
Beberapa metode pernah diterapkan dalam sejarah pembelajaran
membaca dan menulis di kelas permulaan. Salah satunya adalah metode SAS.
Metode ini menggunakan pendekatan sintesis analisis dan sintesis.Sistem ejaan yang disempurnakan adalah sistem ejaan yang memenuhi
prinsip kecermatan, kehematan, keluwesan dan kepraktisan. Sistem ejaan
dinilai cermat bila aturan yang diterapkan konsisten pelaksanaannya. Ja
tidak terjadi kontradiksi. Misal satu huruf melambangkan satu, fonem maka
seterusnya berlaku demikian. Maksud kehematan dalam sistem ejaan adalah
ejaan tersebut membantu pemakainya untuk menghemat tenaga dan pikiran
dalam komunikasi. Prinsip keluwesan diterapkan dalam sistem ejaan karena
bahasa terus mengikuti perkembangan, Misalnya, untuk kata-kata dari bahasa
asing: active menjadi aktif, complex menjadi kompleks, university menjadi
universitas, psychology menjadi psikologi. Perubahan ini disesuaikan dengan
lafal orang Indonesia. EYD dinilai praktis Karena perubahan pada EYD tidak
mengubah sarana pengetikan atau percetakan. Sebab itulah huruf-huruf
ganda, seperti ng, ny, sy, dan h yang melambangkan fonem tunggal tetap
dipertahankan.
RANGKUMAN
Aksara adalah tulisan lambang dari ujaran. Tulisan berawal di gua
Altamira, Spanyol Utara. Hal yang berkembang menjadi tulisan atau
piktogram. Orang-orang Indian Amerika dan Orang Yukagir Siberia
menggunakan tulisan piktogram Tulisan piktogram menggunakan
gambar benda yang dimaksudkan sebagai lambang benda yang
dimaksud, seperti tulisan hieroglif Mesir yang pernah digunakan pada
sekitar 4.000 tahun §.M, yang disebut ideogram contohnya adalah aksara
paku yang dipergunakan oleh bangsa Sumeria pada 400 tahun S.M.
Persia mengambil alih sistem tulisan Sumeria (600-400 S.M) untuk
menggambarkan suku kata yang disebut silabis yang mempengaruhi
tulisan bangsa Fenisia di Pantai Timur Laut Tengah (Libanon), Sekitar
tahun 1.500 S.M aksara Fenisia menyusun 22 suku kata, Setiap tanda
melambangkan satu konsonan dan diikuti satu vokal. Pada tahun ke-10
S.M bangsa Yunani menggunakan tulisan silabis. Orang-orang Romawi
mengambil alih sistem alfabetis dan aksara Romawi atau Latin ini
menyebar ke seluruh dunia pada awal abad pertama, Bersamaan dengan
penyebaran agama Kristen pada abad ke-16 aksara Romawi sampai di
Indonesia.
Orang Indonesia telah mengenal aksara Pallawa yang digunakan
India pada abad ke-4 S.M. Pengunaannya di Indonesia bersamaan
dengan penyebaran agama Hindu dan Budha. Aksara Pallawa diturunkan
dari tulisan Brahmi, yang berasal dari tulisan Semit.Kedatangan agama Islam ke Indonesia membawa aksara di
Indonesia tulisan Arab yang dikenal di Indonesia berbeda sedikit dengan
aksara Arab yang dikenal di Arab. Aksara Arab dalam bahasa Melayu
disebut sebagai aksara Jawi. Karya-karya yang bersangkutan dengan
agama Islam dalam bahasa Jawa mempergunakan tulisan Arab dikenal
sebagai aksara Pegon, Aksara merupakan wujud ujaran atau wicara
digambarkan secara sempurna. Satuan terkecil dalam aksara yang
menggambarkan fonem, suku kata atau morfem, disebut grafem. Sistem
aksara berbeda-beda pada setiap bahasa.
Mengenal ak: di Kelas permulaan diberikan setelah siswa
menguasai aspek berbicara. Pembelajaran membaca permulaan biasanya
diikuti dengan menulis permulaan. Salah satu metode yang diterapkan
dalam sejarah pembelajaran membaca dan menulis di kelas permulaan
adalah metode SAS.
Tahun 1901 pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman
ejaan, yaitu ejaan Van Ophuysen. Tahun 1938 dalam kongres bahasa
Indonesia pertama di Solo diusulkan agar ejaan Indonesia lebih
mendunia.
Penyederhanaan ejaan terjadi pada tahun 1947, Ejaan tersebut
dinamakan ejaan Soewandi atau ejaan Republik. Kongres bahasa
Indonesia diadakan pada tahun 1954 di Medan menghasilkan ejaan
Pembaharuan tahun 1957, Tahun 1959 berdasarkan kerja sama Indonesia
dengan Malaysia menghasilkan konsep ejaan bersama yang disebut
Ejaan Melindo (Melayu Indonesia). Tahun 1972 diresmikan penggunaan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).4 TES FORMATIF 2
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
.. adalah lambang dari ujaran.
A. aksara
B. suku kata
C. wacana
D. ejaan
Orang-orang ... menggunakan tulisan piktogram.
A. Jepang
B. Cina
Cc. Korea
D. Indian Amerika
Aksara pernah dipergunakan oleh bangsa Sumeria pada 400 tahun S.M.
adalah ....
Paku
Silabi
Pallawa
Pegon.
Dop>
Ciri tulisan setiap tanda melambangkan satu konsonan dan diikuti satu
vokal
A.
B. Silabi
CC. Pallawa
D. Pegon
Aksara menyebar ke seluruh dunia pada awal abad pertama ....
A. Pallawa
B. Arab
Cc. Romawi
D. Paku
Kedatangan agama Islam ke Indonesia membawa aksara di Indonesia ....
Arab
A.
B. an Latin
C. tulisan Cina
D. tulisan Pallawa72)
8)
9)
10)
Aksara Pegon ....
A. menggunakan tulisan silabis
B. diturunkan dari tulisan Brahmi yang berasal dari tulisan Semit
C. di Indonesia bersamaan dengan penyebaran agama Hindu
D._ bersangkutan dengan agama Islam dalam bahasa Jawa.
Satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata
atau morfem, disebut ....
A. alfabetis
B. pegon
C. grafem
D. jaan
Mengenal aksara di kelas permulaan diberikan setelah siswa menguasai
aspek ....
A. membaca
B. menulis
C._ berbicara
D. menggambar
Tahun 1901 pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan,
yailu ....
D. Ejaan Yang Disempurnakan
=) RANGKUMAN
Ilmu yang = mempelajari tentang bentuk kata dan proses
pembentukannya disebut morfologi.
eee
Bentuk Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas berikut ini.
Bentuk dasar atau kata dasar.
Kata berimbuhan.
Kata ulang.
Kata majemuk.Kata dasar: Kata dasar adalah morfem dasar contoh: malam, ini,
tidak, merah, angkat, dua.
Kata berimbuhan: Imbuhan (afiks) terdiri atas awalan (prefiks),
sisipan (infiks) dan akhiran (sufiks). Fungsi imbuhan untuk membentuk
jenis kata baru. Contoh imbuhan ber- dan me-membentuk kata kerja.
Contoh: darat (kata benda), mendarat: (kata kerja). Perbedaan imbuhan
mengakibatkan perbedaan makna imbuhan, contoh: makanan; sesuatu
yang dimakan, termakan; tidak sengaja dimakan.
Kata Ulang
Jenis kata ulang:
Kata ulang murni: anak-anak, lari-lari, dua-dua
Kata ulang berubah bunyi: sayur-mayur, serba-serbi
Kata ulang sebagian: tetumbuhan; tetangga; tetamu; leluhur
Kata ulang berimbuhan: berjam-jam, menari-nari, kenalan-kenalan
Makna kata ulang
Banyak, semua, seluruh: Sampah-sampah ditimbun di penampungan
sampah.
Macam-macam: Kami menanam buah-buahan.
Agak; Bajunya kebiru-biruan.
Tiruan, menyerupai: Ayah membelikan adik mobil-mobilan.
Berulang kali: Mereka tertawa-tawa gembira
Paling: Sedekat-dekatnya teman lebih dekat saudara sendiri.
Saling: Mereka tuduh-menuduh di persidangan.
Himpunan, kumpulan: Bagilah jeruk ini satu-satu
Kata majemuk memiliki
1. merupakan gabungan
2. gabungan kata terdiri ata dasar;
3. gabungan kata itu membentuk sebuah arti baru.
Contoh: perdana menteri, kereta cepat, ibu kota, angkutan kota,
siang malam, orang tua, gagah perkasa.»
3
9
9
lima yang mempelajari tentang bentuk kata dan proses pembentukannya
discbut ...
‘A. morfologi
B. sintaksis
CC. semantik
D. fonologi
Pola suku: kata dasar Indonesia KV- KVK terdapat pada kata ...
A. tua
B. mata
CC. halus.
D. restu
Pesawat terbang mendarat dengan baik di Bandara Tabing Padang.
‘Makna imbuhan men- pada mendarat adalah
A. memberi
B. menyju
C. mengelilingi
D. menjadi
Kaum urban ibu kota membutuhkan pekerjaan, Kata majemuk pada
kalimat tersebut adalah
A. kaum urban
B. ibukota
.-membutuhkan
D. mata pencaharian
Jenis kata ulang murni
A. beramai-ramai
B. kuda-kudaan
C. tetangga
D. buke-buku
Makna kata ulang: saling terdapat pada kalimat ..
‘A. Adik membeli tembak-tembakan.
B. Pasukan itu menembak-nembak buronan.C. Mereka tembak-menembak di hutan,
D. Tembakan-tembakan iti menggelegar di udara.
7) Marini tersenyum-senyum saja melitatnya.
Makna pengulangan kata tersenyum-senyum adalah ....
‘A. terus-menerus
B. tidak sengaja
C. menyerupai
D. bermacam-macam
8) Penggunaan kata ulang yang tepat dalam kalimat ...
A. Kami memetik bual-buaban,
B. Bajunya agak kebiru-biruan.
C._ Ayah membelikan berbagai mobil-mobilan.
1D. Mereka saling tolong-menolong.
9) Penggunaan kata berimbuhan ter- yang tepat ..
A. Kakinya tidak sengaja terinjak.
B. Adikku paling tercantik di sekolahnya.
CC. Pintu ini dalam keadaan tertutup.
D. Bola itu tidak tertangkap olehnya.
10) Makna imbuhan pe-an pada: Kami menvju pelabuhan ....
A. hal
B. proses
C. tempat
D. hasilTes Formatif |
1) C. Pada alternatif A, B, dan D tidak terdapat suku kata yang diakhiri
dengan vokal.
2) A. Bunyi diftong terdapat pada kata parau.
3). Vokal rangkap terdapat pada kata polio.
4) B. Istilah-istilah alat ucap tersebut pada dacrah artikul
5) A. Konsonan bilabial adalah b,
6) A. Tidak ada konsonan rangkap pada B, C, dan D.
7) C. Kata apel yang pertama berbeda bunyi dengan apel yang kedua.
8) D. Lafalkan dengan benar kelompok kata ckor bebek.
9) B. Lafalkan fonem c pada kalimat-kalimat tersebut dengan benar.
a
10) C. A harusnya telepon, B harusnya variasi, D harusnya kreatif.
Tes Formatif 2
1) A. B,C, dan D adalah unsur buhasa dan kaidah baha
2) D
3) A. Pada 400 tahun S.M menggunakan aksara paku,
4) B
yy C
6) A
7) D. Pegon adalah aksara Arab Melayu.
8) C, Alfabetis/abjad, Pegon/Arab Melayu, ejaan/aturan bahasa tulis.
9) C, Aksara berhubungan dengan bunyi/bahasa lisan.
10) A. Hubungkan tahun penggunaan ejaan dengan nama ejaan,
Tes Formatif 3
1) A. Sintaksis/kalimat, semanticimakna, fonologi/form.
2) C. KV~KVK (konsonan vocal ~ konsonan vocal konsonan),
3) B. A,C,dan D bermakna melakukan dan membuat,
4) (D. Adan Badalah
5) D. Kata ulang murni sama dengan kata ulang utuh,
6) C, A adalah alat/mainan, B adalah menembak beberapa kali, D adalah
bunyi tembakan
yA
8) D. A,B, dan C penggunaan kata secara berlebihan/mubazir.
9) C. Terinjak pasti tidak sengaja, tercantik tidak memerlukan kata paling,
D sama dengan A.
10) Caksara
alfabetis
afiks
grafem
infiks
konfiks
morfem
prefiks
piktogram
sufiks
silabis
wujud ujaran atau wicara.
lambang satu konsonan dan vokal dalam satu huruf .
imbuhan.
satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem,
suku kata atau morfem.
sisipan.
imbuhan gabungan.
adalah kesatuan bentuk bahasa terkecil yang turut serta
dalam pembentukan kata dan membedakan arti .
awalan.
tulisan berbentuk gambar benda yang dimaksudkan.
akhiran.
setiap tanda melambangkan satu konsonan dan diikuti satu
vokal.