Anda di halaman 1dari 20
A. FONEM Bahasa pada hakikatnya didukung oleh bunyi ujaran, yaitu bunyi yang dihasilkan olch alat ucap manusia. Pada modul pertama sudah dijelaskan ciri- ciri bahasa manusia yakni tidak semua bunyi dapat digolongkan sebagai bahasa. Hanya bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia saja yang dapat digolongkan bunyi bahasa. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dapat disebut bunyi bahasa. Batuk, bersin, misalnya bukanlah bunyi bahasa. Hanya bunyi ujaranlah yang disebut sebagai bunyi bahasa. Dalam setiap bahasa orang mengelompokkan berbagai bunyi yang diucapkanya ke dalam satuan-satuan fungsional terkecil yang disebut fonem. Dengan kata lain bunyi bahasa yang minimal dapat membedakan bentuk dan makna dinamakan fonem. Di dalam ilmu bahasa fonem itu ditulis di antara dua garis miring I/.../, misal bunyi /a/, / 1/, / ul, /e/, /o/. Fonem merupakan satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan perbedaan makna. Satu fonem saja diganti atau dihilangkan atau ditambahkan akan mengubah makna kata. Perhatikan contoh ini: Kasta- kista- kusta. Kata-kata ini hanya dibedakan oleh fonem /a/,/i/, /u/. Batak- batuk- batik- batok. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem /a//u//i//o/. Kata-kota- kita. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem /a/o/ /i/. Saring- sarung- sarang. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem /i,/u/,/a/. Jari-hari-tari-mari-lari dari. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem Hl.dol Ad deal, 1 Js/ Jal. B. FONEM DALAM BAHASA INDONESIA Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu menunjukkan perbedaan makna. Bagaimana proses menghasilkan bunyi bahasa? Proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan tiga faktor, yaitu alat ucap, sumber tenaga, dan rongga pengubah getaran, 1, Alat Ucap Alat ucap memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi ujaran, yaitu: 1. udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara; 2. artikulator, yaitu alat ucap yang digerakkan atau digeser waktu menghasilkan bunyi ujaran, seperti ujung lidah, bibir atas, dan bibir bawah; 3. titik artikulasi, yaitu alat ucap yang menjadi tujuan sentuh articulator, perti gigi, lengkung kaki gigi, langit-langit; 4. pita suara; alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang clastis yang bergetar pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru, Perhatikan bagan alat ucap ini! a. Vokal Seperti yang telah Anda ketahui, vokal adalah bunyi yang dihasilkan karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan. Berdasarkan proses menghasilkannya, vokal digolongkan atas beberapa tinjauan sebagai berikut. 1) bibir. Dalam menghasilkan vokal, posisi bibir dapat bulat dan tidak bulat. Dalam posisi bulat, yang dihasilkan adalah vokal bulat, seperti /o/, /u/, /a/ dan tidak bulat, seperti /i / dan /e /. 2) Tinggi rendahnya lidah; berdasarkan tinggi rendahnya lidah kita dapat membedakan adanya vokal depan /i/ dan /e/, vokal pusat /e/, vokal belakang /u/, /o/ dan /a/. 3) Maju mundurnya lidah, dapat dibedakan: vokal atas i/ dan /u/, vokal tengah /e/ dan vokal bawah /a/. Perhatikanlah! Vokal berurutan yang bunyinya tidak dapat dipisahkan ini disebut diftong. Diftong bukan vokal rangkap karena bunyi diftong tersebut tidak dapat dipisahkan seperti ini; kala-u, capa-i, kaca-u, surve-i, panta-I, sepo-i melainkan ka-lau, ca-pai, ka-cau, sur-vei, pan-tai, se-poi. Berbeda dengan contoh-contoh di bawah ini Kata-kata berikut ini bukan diftong melainkan vokal rangkap karena masing-masing vokal terdapat dalam suku yang berbeda. mau /mau/ daun ‘daun/ saingan /saingan/ dua /dual/ dia ‘dial/ seutas —_/seutas/ kue /kue/ beo feo! radio radio! doa Moa! suap ——/suap/ kuat fkuat/ b. Konsonan Konsonan dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan berdasarkan tiga faktor: 1) bergetar tidaknya pita suara: konsonan bersuara dan konsonan tidak bersuara; 2) daerah artikulasi: bilabial, labiodental, alveolar, palatal, velar, glottal; C. LATIHAN PELAFALAN VOKAL Seperti penjelasan di atas, fungsi fonem adalah untuk membedakan makna. Perbedaan bunyi pada fonem yang membedakan makna ini menegaskan adanya fonem-fonem yang berbeda pula. Permasalahannya adalah dalam bahasa Indonesia terdapat dua fonem yang berbeda dengan lambang yang sama, yaitu fonem [e] (tetes) dan [9] (engkau). Perlu diperhatikan bahwa perbedaan latar belakang bahasa ibu (bahasa sehari-hari yang digunakan orang sejak lahir di lingkungannya), seperti bahasa daerah atau bahasa asing mempengaruhi cara orang tersebut melafalkan fonem bahasa Indonesia. Perhatikan contoh kalimat berikut! 1. Setelah apel kami makan buah apel [ apél] 2. Kota Serang pernah diserang [sOrang] wabah malaria. Oleh Karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, pelafalan yokal e, seperti pada esa, emas, entah, erat, enggan, empat harus sering ditekankan perbedaannya dengan pelafalan e, seperti pada kata esok, ekor, empang, enak, energi. Randinokanlah! Foneme [0] Ketuhanan Yang Maha Esa Pegang buku ini erat-erat. Kejarlah cita-citamu. Berat benar emas ini. Enam anak enggan belajar. Foneme Lihatlah lima ekor bebek. Ini majalah Tempo edisi baru. Enak sekali es doger ini. Arman membersihkan empang. Demikian pula pelafalan difiong berbeda dengan pelafalan vokal rangkap dan yokal berdekatan yang membentuk semi vokal. Cermati contoh ini: 1. Diftong au rantau: la pergi merantau ke luar negeri. b. Dua vokal berturutan membentuk semivokal Ww ue ua ui y ia ei ea co iu Kue ini enak sekali. Ibu sedang puasa. Buih ombak memutih di pantai. Tiap hari kami berolahraga. Dira lahir bulan Mei. Anak terpandai mendapat beasiswa. Burung beo pandai meniru ucapan kita, Angin bertiup lemah lembut. 2. Konsonan Pelafalan konsonan yang perlu memperoleh perhatian pada pembelajaran adalah sengau. Contoh: pelafalan konsonan rangkap, gugus konsonan, dan nasal atau bunyi Konsonan rangkap, seperti: kk Tunjukkan letak kota Bandung di peta ini! Letakkan buku ini pada tempatnya! a. Gugus konsonan pr kr Kalian harus menghargai adab pribumi di sini. Prasangka: Jangan berprasangka dulu terhadap kawanmu. Ini tartan kreasi baru. Kritik orang lain harus diperhatikan. Tradisi adat Bali menarik wisatawan asing. Kain sutra mahal harganya. Drama itu berakhir bahagia. Drakula adalah tokoh film horor Amerika Kami tinggal di kompleks pertanian.. Teks proklamasi pertama bernilai sejarah. Deni membacakan deklamasi di kelas. Kami mengajukan aklamasi b. Bunyi nasal ny Nyanyian ini terdengar merdu Salsa tinggal dijalan Anyer. ng Kakek memelihara angsa. Ayah berasal dari daerah Nganjuk. D. LATIHAN PELAFALAN KONSONAN Pada pembelajaran pelafalan sebagian siswa sukar melafalkan konsonan tertentu, seperti konsonan frikatif /f/, /s/, /sy/, /x/, dan /hY sehingga terdapat kekeliruan pelafalan Contoh: Benar Salah hafal hapal positi positip fekultas pakultas variasi -pariasi Pada bunyi /s/ dan /sy/ terdapat bentuk yang hampir sama, seperti sarat dan syarat; sah dan syah, masa dan massa namun berbeda arti. Contoh: Kapal itu sarat dengan muatan. Mereka memenuhi syarat naik kelas. Kami pemilik sah perusahaan ini. Syah Iran pernah berkuasa di negeri Iran. Masa kejayaan Majapahit menjadi legenda. Kerumunan massa menarik perhatian Iwan. Masyarakat wajib memelihara kebersihan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelafalan adalah tekanan kata atau ritme (keras lembutnya), tempo (panjang pendeknya suara) tinggi rendah nada atau intonasi alunan nada ucapan), Perhatikan! Para abli bahasa memberi panduan perubahan nada dengan memberi tanda angka 1, 2,3, 4. Angka | melambangkan nada yang paling rendah dan angka 4 melambangkan nada yang paling tinggi. buang 231 di buang 231 ke ma na? 2-3 3 lari 21 lari! 24 Dalam pelafalan rangkaian kata dalam kalimat terdapat perhentian atau kesenyapan (jeda) Batas kalimat ditandai dengan jeda # pada awal dan akhir kalimat. Jeda yang menandakan batas kata, frasa atau Klausa ditandai RANGKUMAN Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu menunjukkan perbedaan makna. Proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan 3 faktor, yaitu alat ucap, sumber tenaga, dan rongga pengubah getaran. Alat Ucap Alat ucap memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi ujaran, yaitu: 1. udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara; 2. articulator, yaitu alat ucap yang digerakkan atau digeser waktu menghasilkan bunyi ujaran, seperti ujung lidah, bibir atas, dan bibir bawah; 3. titik artikulasi, yaitu alat ucap yang menjadi tujuan sentuh articulator, seperti gigi, lengkung kaki gigi, langit-langit; 4. pita suara; alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis yang bergetar pada waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru. Vokal Seperti yang telah Anda ketahui, vokal adalah bunyi yang dihasilkan karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat hambatan. Berdasarkan proses menghasilkan vokal digolongkan atas beberapa tinjauan. 1. Posisi bibir; vokal bulat, seperti /o/, /u/, /a/ dan tidak bulat, seperti /i / dan /e/. 2. Tinggi rendahnya lidah; vokal depan /i/ dan /e/. vokal pusat /e/, vokal belakang /u/, /o/ dan /a/. 3. Maju mundurnya lidah; vokal atas /i/ dan /u/, vokal tengah /e/ dan vokal bawah /a/. Diftong Vokal berurutan yang bunyinya tidak dapat dipisahkan: danau, parau, lambai, derai. Vokal rangkap Dua vokal berurutan yang masing-masing vokal terdapat dalam suku yang berbeda. kue — /kue/ ku-e beo —/beo/ be-o radio /radio/ ra-di- 0 daun — /daun/ da- un Konsonan Bunyi konsonan dihasilkan bila arus udara mendapat hambatan baik di rongga mulut maupun di rongga hidung. Pelafalan Ucapan atau lafal yang jelas dalam berujar sangat penting karena lafal yang salah dapat mengubah makna dan menghambat kelancaran Komunikasi. Contoh yang salah “kamu bawa pas bunga yang bagus ya”. Contoh yang benar “Ini vas bunga yang bagus” ZF TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Contoh vokal menduduki posisi akhir suku kata .... A. empang B. angin Cc. pinta D. kandas. 2) Bunyi diftong terdapat pada kalimat .... A. suaranya menjadi parau setelah bernyanyi tadi malam B. daun-daun berguguran memenuhi halaman rumahnya C. kalau Anda mau berlibur datanglah ke desa kami D. jangan digulai lagi teh yang sudah manis ini 3) Vokal rangkap terdapat pada kalimat .... A. Anda boleh makan gratis sepuas-puasnya B. kali ini sudah berumur sepuluh tahun C. umor kami hanya hampir tiga puluh tahun D. anak itu pernah menderita polio 4) Konsonan bilabial, labiodental, alveolar, palatal, velar, glottal digolongkan berdasarkan .... A. bergetar tidaknya pita suara B. daerah artikulasi D. cara artikulasi 5) Contoh konsonan hambat bersuara bilabial .... A. b B. p com Don 6) Contoh konsonan rangkap .... A. meneriakkan, menunjukkan, meletakkan B._prasangka, lepra, pribadi, April C._ kreasi, demokrasi, akrab, mikroskop D. tragedi, tradisi, mitra, sastra 7) Bunyi yang berbeda dengan bentuk yang sama terdapat pada kalimat .... A. giginya tanggal pada tanggal dua ini B._ bang Bajuri nasabah bank permata CC. setelah apel kami makan buah apel D. sudah beberapa kali kali Citeko banjir 8) Fonem e pada kalimat, “Tape Bandung rasanya enak” sama dengan fonem e pada A. pegang buku erat-erat B.. kejarlah cita-citamu C. enam anak enggan belajar D. Ia memelihara 100 ekor bebek 9) Fonem e pada kalimat, “Terang sekali sinar bulan di halaman” terdapat juga pada kalimat .... A. ini majalah tempo edisi baru B. lampu itu terus menyala C. enak sekali es tape ini D.. cincin ini terbuat dari perak 10) Bunyi yang benar .... A. telepon B. pariasi C.. positif D. kreatif A. SEJARAH AKSARA Aksara yang kita ketahui sebagai tulisan merupakan sistem tanda-tanda grafis yang dipakai manusia untuk berkomunikasi. Aksara merupakan lambang dari _ujaran. Tulisan merupakan media komunikasi_ yang harus untuk berkomunikasi. Para ahli linguistik memperkirakan tulisan berawal dari gambar yang ditemukan di gua Altamira, Spanyol Utara. Gambar tersebut berkembang menjadi tulisan atau piktogram. Tulisan piktogram dilambangkan dengan piktogram. Bentuk piktogram semacam itu dapat dilihat pada tulisan hieroglif Mesir yang pernah digunakan pada sekitar 4.000 tahun S.M. Piktogram yang melambangkan gagasan, seperti hieroglif Mesir Kuna disebut ideogram. Dalam sejarah perkembangannya ideogram lebih sederhana. Pada bentuknya tidak terlihat lagi hubungan antargambar dengan hal yang dimaksud. Sebagai contohnya adalah aksara paku yang Orang-orang Persia mengambil ali istem tulisan Sumeria (600- 400 SM.), tetapi bukan untuk melambangkan gagasan melainkan untuk menggambarkan suku kata yang disebut silabis. Pada saat yang hampir sama Bagaimana sejarah perkembangan tulisan sebelum abad ke-16 di Indonesia? Sebelum aksara Romawi dikenal di Indonesia, orang Indonesia telah mengenal aksara yang dikenal dalam bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bali, Sasak, Lampung, Bugis, Makasar, dan Batak. Jenis aksara ini diturunkan dari aksara Pallawa yang digunakan India pada abad ke-4 S.M. Penggunaannya di Satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata atau morfem, disebut grafem. Sistem aksara berbeda-beda pada setiap bahasa. Dalam bahasa Cina setiap grafem menggambarkan satu fonem. Dalam aksara Romawi setiap grafem menggambarkan satu fonem. Pada bahasa tertentu, seperti bahasa Arab terdapat alograf, yaitu variasi grafem sesuai dengan posisinya. Contoh: Berdiri sendiri LS Di depan huruf lain ~P Di antara dua huruf lain we Di belakang kata a> Beberapa metode pernah diterapkan dalam sejarah pembelajaran membaca dan menulis di kelas permulaan. Salah satunya adalah metode SAS. Metode ini menggunakan pendekatan sintesis analisis dan sintesis. Sistem ejaan yang disempurnakan adalah sistem ejaan yang memenuhi prinsip kecermatan, kehematan, keluwesan dan kepraktisan. Sistem ejaan dinilai cermat bila aturan yang diterapkan konsisten pelaksanaannya. Ja tidak terjadi kontradiksi. Misal satu huruf melambangkan satu, fonem maka seterusnya berlaku demikian. Maksud kehematan dalam sistem ejaan adalah ejaan tersebut membantu pemakainya untuk menghemat tenaga dan pikiran dalam komunikasi. Prinsip keluwesan diterapkan dalam sistem ejaan karena bahasa terus mengikuti perkembangan, Misalnya, untuk kata-kata dari bahasa asing: active menjadi aktif, complex menjadi kompleks, university menjadi universitas, psychology menjadi psikologi. Perubahan ini disesuaikan dengan lafal orang Indonesia. EYD dinilai praktis Karena perubahan pada EYD tidak mengubah sarana pengetikan atau percetakan. Sebab itulah huruf-huruf ganda, seperti ng, ny, sy, dan h yang melambangkan fonem tunggal tetap dipertahankan. RANGKUMAN Aksara adalah tulisan lambang dari ujaran. Tulisan berawal di gua Altamira, Spanyol Utara. Hal yang berkembang menjadi tulisan atau piktogram. Orang-orang Indian Amerika dan Orang Yukagir Siberia menggunakan tulisan piktogram Tulisan piktogram menggunakan gambar benda yang dimaksudkan sebagai lambang benda yang dimaksud, seperti tulisan hieroglif Mesir yang pernah digunakan pada sekitar 4.000 tahun §.M, yang disebut ideogram contohnya adalah aksara paku yang dipergunakan oleh bangsa Sumeria pada 400 tahun S.M. Persia mengambil alih sistem tulisan Sumeria (600-400 S.M) untuk menggambarkan suku kata yang disebut silabis yang mempengaruhi tulisan bangsa Fenisia di Pantai Timur Laut Tengah (Libanon), Sekitar tahun 1.500 S.M aksara Fenisia menyusun 22 suku kata, Setiap tanda melambangkan satu konsonan dan diikuti satu vokal. Pada tahun ke-10 S.M bangsa Yunani menggunakan tulisan silabis. Orang-orang Romawi mengambil alih sistem alfabetis dan aksara Romawi atau Latin ini menyebar ke seluruh dunia pada awal abad pertama, Bersamaan dengan penyebaran agama Kristen pada abad ke-16 aksara Romawi sampai di Indonesia. Orang Indonesia telah mengenal aksara Pallawa yang digunakan India pada abad ke-4 S.M. Pengunaannya di Indonesia bersamaan dengan penyebaran agama Hindu dan Budha. Aksara Pallawa diturunkan dari tulisan Brahmi, yang berasal dari tulisan Semit. Kedatangan agama Islam ke Indonesia membawa aksara di Indonesia tulisan Arab yang dikenal di Indonesia berbeda sedikit dengan aksara Arab yang dikenal di Arab. Aksara Arab dalam bahasa Melayu disebut sebagai aksara Jawi. Karya-karya yang bersangkutan dengan agama Islam dalam bahasa Jawa mempergunakan tulisan Arab dikenal sebagai aksara Pegon, Aksara merupakan wujud ujaran atau wicara digambarkan secara sempurna. Satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata atau morfem, disebut grafem. Sistem aksara berbeda-beda pada setiap bahasa. Mengenal ak: di Kelas permulaan diberikan setelah siswa menguasai aspek berbicara. Pembelajaran membaca permulaan biasanya diikuti dengan menulis permulaan. Salah satu metode yang diterapkan dalam sejarah pembelajaran membaca dan menulis di kelas permulaan adalah metode SAS. Tahun 1901 pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan, yaitu ejaan Van Ophuysen. Tahun 1938 dalam kongres bahasa Indonesia pertama di Solo diusulkan agar ejaan Indonesia lebih mendunia. Penyederhanaan ejaan terjadi pada tahun 1947, Ejaan tersebut dinamakan ejaan Soewandi atau ejaan Republik. Kongres bahasa Indonesia diadakan pada tahun 1954 di Medan menghasilkan ejaan Pembaharuan tahun 1957, Tahun 1959 berdasarkan kerja sama Indonesia dengan Malaysia menghasilkan konsep ejaan bersama yang disebut Ejaan Melindo (Melayu Indonesia). Tahun 1972 diresmikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 4 TES FORMATIF 2 1) 2) 3) 4) 5) 6) Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! .. adalah lambang dari ujaran. A. aksara B. suku kata C. wacana D. ejaan Orang-orang ... menggunakan tulisan piktogram. A. Jepang B. Cina Cc. Korea D. Indian Amerika Aksara pernah dipergunakan oleh bangsa Sumeria pada 400 tahun S.M. adalah .... Paku Silabi Pallawa Pegon. Dop> Ciri tulisan setiap tanda melambangkan satu konsonan dan diikuti satu vokal A. B. Silabi CC. Pallawa D. Pegon Aksara menyebar ke seluruh dunia pada awal abad pertama .... A. Pallawa B. Arab Cc. Romawi D. Paku Kedatangan agama Islam ke Indonesia membawa aksara di Indonesia .... Arab A. B. an Latin C. tulisan Cina D. tulisan Pallawa 72) 8) 9) 10) Aksara Pegon .... A. menggunakan tulisan silabis B. diturunkan dari tulisan Brahmi yang berasal dari tulisan Semit C. di Indonesia bersamaan dengan penyebaran agama Hindu D._ bersangkutan dengan agama Islam dalam bahasa Jawa. Satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata atau morfem, disebut .... A. alfabetis B. pegon C. grafem D. jaan Mengenal aksara di kelas permulaan diberikan setelah siswa menguasai aspek .... A. membaca B. menulis C._ berbicara D. menggambar Tahun 1901 pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan, yailu .... D. Ejaan Yang Disempurnakan =) RANGKUMAN Ilmu yang = mempelajari tentang bentuk kata dan proses pembentukannya disebut morfologi. eee Bentuk Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas berikut ini. Bentuk dasar atau kata dasar. Kata berimbuhan. Kata ulang. Kata majemuk. Kata dasar: Kata dasar adalah morfem dasar contoh: malam, ini, tidak, merah, angkat, dua. Kata berimbuhan: Imbuhan (afiks) terdiri atas awalan (prefiks), sisipan (infiks) dan akhiran (sufiks). Fungsi imbuhan untuk membentuk jenis kata baru. Contoh imbuhan ber- dan me-membentuk kata kerja. Contoh: darat (kata benda), mendarat: (kata kerja). Perbedaan imbuhan mengakibatkan perbedaan makna imbuhan, contoh: makanan; sesuatu yang dimakan, termakan; tidak sengaja dimakan. Kata Ulang Jenis kata ulang: Kata ulang murni: anak-anak, lari-lari, dua-dua Kata ulang berubah bunyi: sayur-mayur, serba-serbi Kata ulang sebagian: tetumbuhan; tetangga; tetamu; leluhur Kata ulang berimbuhan: berjam-jam, menari-nari, kenalan-kenalan Makna kata ulang Banyak, semua, seluruh: Sampah-sampah ditimbun di penampungan sampah. Macam-macam: Kami menanam buah-buahan. Agak; Bajunya kebiru-biruan. Tiruan, menyerupai: Ayah membelikan adik mobil-mobilan. Berulang kali: Mereka tertawa-tawa gembira Paling: Sedekat-dekatnya teman lebih dekat saudara sendiri. Saling: Mereka tuduh-menuduh di persidangan. Himpunan, kumpulan: Bagilah jeruk ini satu-satu Kata majemuk memiliki 1. merupakan gabungan 2. gabungan kata terdiri ata dasar; 3. gabungan kata itu membentuk sebuah arti baru. Contoh: perdana menteri, kereta cepat, ibu kota, angkutan kota, siang malam, orang tua, gagah perkasa. » 3 9 9 lima yang mempelajari tentang bentuk kata dan proses pembentukannya discbut ... ‘A. morfologi B. sintaksis CC. semantik D. fonologi Pola suku: kata dasar Indonesia KV- KVK terdapat pada kata ... A. tua B. mata CC. halus. D. restu Pesawat terbang mendarat dengan baik di Bandara Tabing Padang. ‘Makna imbuhan men- pada mendarat adalah A. memberi B. menyju C. mengelilingi D. menjadi Kaum urban ibu kota membutuhkan pekerjaan, Kata majemuk pada kalimat tersebut adalah A. kaum urban B. ibukota .-membutuhkan D. mata pencaharian Jenis kata ulang murni A. beramai-ramai B. kuda-kudaan C. tetangga D. buke-buku Makna kata ulang: saling terdapat pada kalimat .. ‘A. Adik membeli tembak-tembakan. B. Pasukan itu menembak-nembak buronan. C. Mereka tembak-menembak di hutan, D. Tembakan-tembakan iti menggelegar di udara. 7) Marini tersenyum-senyum saja melitatnya. Makna pengulangan kata tersenyum-senyum adalah .... ‘A. terus-menerus B. tidak sengaja C. menyerupai D. bermacam-macam 8) Penggunaan kata ulang yang tepat dalam kalimat ... A. Kami memetik bual-buaban, B. Bajunya agak kebiru-biruan. C._ Ayah membelikan berbagai mobil-mobilan. 1D. Mereka saling tolong-menolong. 9) Penggunaan kata berimbuhan ter- yang tepat .. A. Kakinya tidak sengaja terinjak. B. Adikku paling tercantik di sekolahnya. CC. Pintu ini dalam keadaan tertutup. D. Bola itu tidak tertangkap olehnya. 10) Makna imbuhan pe-an pada: Kami menvju pelabuhan .... A. hal B. proses C. tempat D. hasil Tes Formatif | 1) C. Pada alternatif A, B, dan D tidak terdapat suku kata yang diakhiri dengan vokal. 2) A. Bunyi diftong terdapat pada kata parau. 3). Vokal rangkap terdapat pada kata polio. 4) B. Istilah-istilah alat ucap tersebut pada dacrah artikul 5) A. Konsonan bilabial adalah b, 6) A. Tidak ada konsonan rangkap pada B, C, dan D. 7) C. Kata apel yang pertama berbeda bunyi dengan apel yang kedua. 8) D. Lafalkan dengan benar kelompok kata ckor bebek. 9) B. Lafalkan fonem c pada kalimat-kalimat tersebut dengan benar. a 10) C. A harusnya telepon, B harusnya variasi, D harusnya kreatif. Tes Formatif 2 1) A. B,C, dan D adalah unsur buhasa dan kaidah baha 2) D 3) A. Pada 400 tahun S.M menggunakan aksara paku, 4) B yy C 6) A 7) D. Pegon adalah aksara Arab Melayu. 8) C, Alfabetis/abjad, Pegon/Arab Melayu, ejaan/aturan bahasa tulis. 9) C, Aksara berhubungan dengan bunyi/bahasa lisan. 10) A. Hubungkan tahun penggunaan ejaan dengan nama ejaan, Tes Formatif 3 1) A. Sintaksis/kalimat, semanticimakna, fonologi/form. 2) C. KV~KVK (konsonan vocal ~ konsonan vocal konsonan), 3) B. A,C,dan D bermakna melakukan dan membuat, 4) (D. Adan Badalah 5) D. Kata ulang murni sama dengan kata ulang utuh, 6) C, A adalah alat/mainan, B adalah menembak beberapa kali, D adalah bunyi tembakan yA 8) D. A,B, dan C penggunaan kata secara berlebihan/mubazir. 9) C. Terinjak pasti tidak sengaja, tercantik tidak memerlukan kata paling, D sama dengan A. 10) C aksara alfabetis afiks grafem infiks konfiks morfem prefiks piktogram sufiks silabis wujud ujaran atau wicara. lambang satu konsonan dan vokal dalam satu huruf . imbuhan. satuan terkecil dalam aksara yang menggambarkan fonem, suku kata atau morfem. sisipan. imbuhan gabungan. adalah kesatuan bentuk bahasa terkecil yang turut serta dalam pembentukan kata dan membedakan arti . awalan. tulisan berbentuk gambar benda yang dimaksudkan. akhiran. setiap tanda melambangkan satu konsonan dan diikuti satu vokal.

Anda mungkin juga menyukai