Anda di halaman 1dari 2

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan karunianya kepada kita. Segala puji hanya
milik-Nya yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tak terhitung bagi kita semua. Dan
diantara semua kenikmatan itu, nikmat Islam dan Iman adalah yang paling utama.

Shalawatdan salam kita sampaikan kepada junjungan alamNabi Muhammad saw beserta keluarga dan
Sahabatnya ila yaumiddin.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana, kehidupan sementara, kehidupan yang
sebentar saja. Jika kita dikaruniai usia yang sama dengan Rasulullah, hidup kita di
dunia sekitar 63 tahun lamanya. Mungkin ada yang lebih lama dari itu, tetapi banyak
juga yang kurang dari itu. Betapa banyak saudara dan teman kita yang meninggal di
usia muda; entah didahului oleh sakit maupun kematian yang tiba-tiba. Melalui
kecelakaan atau bencana alam, misalnya. Pendek kata, jika waktunya telah tiba,
kematian tak bisa ditunda.

‫اعةً َواَل يَ ْسَت ْق ِد ُمو َن‬ ِ


َ ‫َجلُ ُه ْم اَل يَ ْستَأْخ ُرو َن َس‬ َ ‫فَِإذَا َج‬
َ ‫اء أ‬
Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya. (QS.
An Nahl : 61)
Maka hidup yang sangat singkat ini harus diisi dengan memperbanyak bekal. Selagi kematian
belum datang maka hidup ini harus dipenuhi dengan amal. Dan diantara amal kebaikan yang
dilakukan oleh manusia, ada tiga amal istimewa yang tidak akan terputus pahalanya meskipun
sang pelaku telah berada di alam barzakh. Pahala tiga amal itu akan tetap mengalir kepadanya
meskipun ia tak lagi hidup di dunia.

Amal pertama yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah sedekah
jariyah. Yaitu sedekah yang kemanfaatannya terus mengalir. Selama ia bermanfaat, selama itu
pula pahalanya mengalir kepada orang yang bersedekah itu, walaupun ia telah meninggal.
contoh sedekah jariyah ini; yakni membangun masjid, membuat saluran air, membuat sumur,
Selama masjid yang dibangunnya itu ditempati shalat, ia mendapatkan pahala itu. Selama
saluran air yang ia buat dimanfaatkan orang lain entah air minum ataupun irigasi, ia
mendapatkan pahala itu. Selama sumur yang ia buat dimanfaatkan oleh orang lain, ia pun tetap
mendapatkan pahala

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Amal kedua yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah ilmu yang
bermanfaat. Yaitu ilmu yang diajarkan kepada orang lain, lalu orang itu mengalamkan dan
mengajarkannya kepada orang lain, dan demikian seterusnya. Maka sepanjang ilmu itu terus
bergulir, diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan diamalkan, orang yang
mengajarkannya mendapatkan limpahan pahala yang terus mengalir itu.
Orang-orang yang dikaruniai harta lalu mensedekahkannya, termasuk dengan sedekah jariyah,
dan orang yang dikaruniai ilmu lalu menjadikannya ilmu manfaat dengan mengajarkan, kedua
tipe orang itulah yang boleh diiri agar kita juga bisa seperti itu.

Rasulullah saw bersabda

ِ ِِ َ ِّ‫سل‬ َّ ِ ِ ‫الَ ح‬
‫ َو َر ُج ٌل‬، ‫ْح ِّق‬
َ ‫ط َعلَى َهلَ َكته فى ال‬ ُ َ‫س َد إالَّ فى ا ْثنََت ْي ِن َر ُج ٌل آتَاهُ اللهُ َماالً ف‬
ََ
ِ
ِ ‫ َف ْهو ي ْق‬، َ‫ْح ْكمة‬
‫ضى بِ َها َو ُي َعلِّ ُم َها‬ َ َ َ ‫آتَاهُ اللَّهُ ال‬
Tidak boleh hasad (iri) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan
padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia
ilmu, lalu ia menunaikan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

amaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Amal ketiga yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah anak
shalih yang mendoakan kedua orang tuanya. Anak di sini tidak terbatas anak keturunan
pertama, tetapi juga anak dari anak dan seterusnya. Maka di sinilah pentingnya bagi
orang tua untuk mendidik putra-putrinya menjadi anak-anak yang shalih sehingga
mereka mendoakan orang tuanya tatkala orang tuanya telah meninggal. Demikian pula
anak-anak itu nantinya mendidik putra-putrinya untuk menjadi shalih dan shalihah lalu
mendoakan orang tua serta kakek dan neneknya.

Karenanya salah satu doa yang sangat penting untuk kita panjatkan adalah seperti
doanya Nabi Ibrahim:

‫ين‬ ِ ِ‫الصال‬
‫ح‬ ‫ن‬ ِ ‫ب هب لِي‬
‫م‬
َ َّ َ ْ َ ِّ ‫َر‬
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang
yang saleh. (QS. Ash Shafat : 100)

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Kesimpulannya adalah, mari kita berusaha untuk memperbanyak sedekah jariyah yakni
sedekah yang kemanfaatannya berjangka panjang bahkan "permanen" tentu saja tanpa
mengesampingkan sedekah lainnya; kita berusaha untuk terus dan terus mencari ilmu (thalabul
ilmi) disertai dengan mengamalkan dan mendakwahkan/mengajarkan ilmu tersebut; kita juga
terus berusaha mendidik putra-putri kita serta mendoakan mereka agar menjadi anak yang
shalih dan shalihah yang nanti secara sadar akan mendoakan kita. Sebab sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kedua orangtuanya itulah tiga investasi
utama, yang pahalanya terus mengalir meskipun kita meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai