Anda di halaman 1dari 16

ETNOSIA

Jurnal Etnografi Indonesia


Terbit 2 kali dalam Setahun: Juni dan Desember
DEWAN PENASEHAT:
Dekan FISIP UNHAS
Ketua Departemen Antropologi FISIP UNHAS

Pimpinan Redaksi
Nurul Ilmi Idrus

Sekretaris
Muhammad Neil

Redaksi Pelaksana
Yahya Kadir, Tasrifin Tahara, Pawennari Hijjang

Administrasi dan Keuangan


Nurhadelia FL

Manager Tata Laksana


Ahmad Ismail

Distribusi dan Sirkulasi


Safriadi, Icha Musywirah Hamka, Batara Al Isra

Pembantu Teknis
Muhammad Kamil, Usman Idris, Muhammad Yunus

Dewan Redaksi
Kathryn M. Robinson (The Australian National University)
Tony Rudyansjah (Universitas Indonesia)
Heddy Shri Ahimsa-Putra (Universitas Gadjah Mada)
Lono Simatupang (Universitas Gadjah Mada)
Semiarto Aji Purwanto (Universitas Indonesia)
Atta Irene Allorante (Univeristas Hasanuddin)
Irwan M. Hidayana (Universitas Indonesia)
Rosita Yultimatuh (Oriflame, Makasssar)
Pande Made Kutanegara (Universitas Gadjah Mada)
Munsi Lampe (Universitas Hasanuddin)
Mahmud Tang (Universitas Hasanuddin)

ALAMAT REDAKSI
Departemen Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin
Gedung Perkantoran FISIP UNHAS. Lt. 2
Jln. Perintis Kemerdekaan, Km. 10 Tamalanrea Makassar
Email redaksi: jurnal.etnosia@gmail.com
DAFTAR ISI

ETNOSIA
Jurnal Etnografi Indonesia
Vol. 1. No.2 Desember 2016

‘Ini kan Bukan Bali’: Interaksi Antar-Kasta Masyarakat Transmigran


di Desa Kertoraharjo, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Anwar 1 - 11

Mana’ dan Eanan:


Tongkonan, Harta Tongkonan, Harta Warisan, dan Kontribusi Ritual
di Masyarkaat Toraja
Nurul Ilmi Idrus 12-26

Menulis Kajian Literatur


Amri Marzali 27-36

‘Bisnis Oriflame, Bisnis Konsultan Itu Sendiri’:


Budaya Organisasi Multilevel Marketing untuk Mewujudkan Mimpi
Deby Susan Kamawo 37-53

Fast Food:
Gaya Hidup dan Promosi Makanan Siap Saji
Citra Rosalyn Anwar 54-65

Hablumminannas:
Nilai-Nilai Keislaman dan Praktiknya Dalam Pergaulan Antar
Ikhwan dan Akhwat pada Organisasi Forum Lingkar Pena Makassar
Andi Batar Al Isra 66-78

Review Buku:
‘Membaca’ dan ‘Dibaca’ Secara Polyglot:
Gender, Seksualitas dan Perkawinan di Masyarakat Bugis
Alwy Rahman 79-80
Jurnal Etnosia. Vol. 01. No. 02. Desember 2016

Hablumminannas:
Nilai-Nilai Keislaman dan Praktiknya Dalam Pergaulan Antar Ikhwan dan Akhwat
Pada Organisasi Forum Lingkar Pena Makassar

Andi Batara Al Isra


Departemen Antropologi, FISIP –Universitas Hasanuddin
andi.batara.al.isra@gmail.com

Abstract
Forum Lingkar Pena (FLP) Makassar is one of the organizations with Islam as its ideology.
Its members come from various organization, and therefore this has influenced their
perception on the practice of Islamic values in the context of hablumminannas. This article
deals with how Islamic values are applied in the every day life of members of FLP and how
members of FLP manage to deal with this. It was found that their understanding in the
application of Islamic values regarding human relations vary, particularly in regard to the
interaction between men (ikhwan) and women (akhwat). The variety of understanding is
debated and influences the relation between members of FLP. Those whose background are
from WahdahIslamiyahand Hizbut Tahrir Indonesia tend to be rigidly reacted to these
differences, while others are more moderate. Some resists and follow the majority and still try
to make a difference; others are disappointed, but keep themselves in FLP to respect others’
perception without being active in FLP activities; the rests are resisted and left FLP as a
result. However, such differences are common as long as they have the basis of their
responsesince FLP promotes unity and harmony among its members. Despite the fact, they
basically have the same understanding on the basic principle on the aspects that related to
hablumminannas, they are different in the way to practice them, such as, among others,
shaking hand, being alone between ikhwan and akhwat, riding between ikhwanandakhwat,
using hijab to separate between ikhwan and akhwat. It was argued in this article that their
understanding in the application of Islamic values in the interaction between ikhwan and
akhwat is greatly influenced by their background and the circumstances.

Keywords: Hablumminannas, Forum Lingkar Pena, Islamic value, organization, ikhwan,


akhwat.

Pendahuluan orang yang tersebar di lebih dari 200 kepengu-


Forum Lingkar Pena (FLP) adalah orga- rusan tingkat wilayah, cabang serta ranting di
nisasi kepenulisan terbesar di dunia yang ber- seluruh Indonesia, serta beberapa di antaranya
pusat di Indonesia (forumlingkarpena.net). Orga- berada di mancanegara (wilayah kepengurusan
nisasi ini merupakan organisasi kepenulisan yang khusus) (www.forumling-karpena.net). Saat ini,
lahir dari ranah ideologi Islam. Dari segi kepenu- FLP merupakan sebuah organisasi kepenulisan
lisan, banyaknya karya-karya sastra yang ‘tidak yang kadernya merupakan aktivis dakwah
mencerahkan’ bahkan cenderung bergenre dengan tujuan untuk memberikan pencerahan
‘sastra selangkangan’ (genre sastra yang terlalu kepada masyarakat melalui tulisan (dakwah bil-
vulgar menggambarkan bentuk tubuh manusia qalam).2
serta saat berhubungan seksual), membuat Helvy Selain diharuskan untuk menghasilkan
Tiana Rosa—salah seorang pendiri FLP—dan tulisan yang mencerahkan, ada kesepakatan tak
beberapa rekan yang sepaham mendirikan tertulis bahwa anggota FLP juga diwajibkan
organisasi kepenulisan yang berlandaskan nilai-
nilai Islam ini.1 2
Ada beberapa penulis yang sedang naik daun dan
Sejak terbentuk pada tanggal 22 Februari merupakan anggota FLP di Indonesia saat ini, seperti
1997, anggota FLP telah mencapai angka 10.000 Habiburrahman el-Shirazy yang menulis Ayat-Ayat
Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dll. Asma Nadia
1
Untuk informasi lebih lanjut, baca penulis Catatan Hati Seorang Istri dan Helvy Tiana
www.forumlingkar-pena-.net/profil/. Rosa, penulis Ketika Mas Gagah Pergi.

66
Hablumminannas:...

untuk mengamalkan nilai-nilai keislaman, yakni Tahrir Indonesia (HTI/HT), 8 Nahdlatul Ulama
tingkatan integritas kepribadian yang mencapai (NU),9 Wahdah Islamiyah (WI),10 bahkan Partai
tingkat budi (insan kamil) dalam prilaku mereka, Keadilan Sejahtera (PKS). 11 Organisasi-organi-
meskipun hal tersebut tidak diatur dalam Visi3 sasi yang memiliki perbedaan pemahaman ten-
dan Misi 4 FLP, Tujuan/Sasaran dan AD/ART tang nilai-nilai Islam tersebut disatukan dalam
FLP. 5 Ini berarti ada kesepakatan tak tertulis sebuah wadah untuk saling bekerjasama demi
yang ‘memaksa’ anggota FLP dalam berperilaku mencapai suatu tujuan. Dalam skala besar,
berdasarkan nilai-nilai keislaman, sebagai ‘hal kerjasama yang dimaksud adalah membuat FLP
yang seharusnya diinginkan’ (Marzali 2009:105) menjadi organisasi yang mencerahkan melalui
sebagai bagian dari sistem budaya (culture tulisan dan melalui perilaku. Dalam skala kecil,
system) anggota FLP. kerjasama yang dimaksud adalah bagaimana
Terbukanya keanggotaan FLP bagi siapa mereka bersama-sama menyelesaikan sebuah ke-
saja—terutama muslim dan mereka yanggemar giatan. Meskipun beberapa anggota FLP seharus-
menulis—membuat organisasi ini memiliki ang-
gota yang berasal dari berbagai macam latar 8
Hizbut Tahrir adalah harokah (pergerakan kegiatan
belakang organisasi Islam, seperti Kesatuan Aksi dalam lapangan sosial) Islam yang bertujuan untuk
membangun kembali pemerintahan Islam warisan
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI),6 Ikatan
Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin, yakni
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), 7 Hizbut Khilafah Islamiyah di dunia. Di Indonesia sendiri, HT
masih sebuah organisasi non-partai sebab mereka
tidak ingin menyentuh parlemen. Menurut mereka,
Islam tidak bisa dicampur dengan sistem saat ini, oleh
sebab itu, orang-orang HT sedikit bertentangan
3
Visi FLP adalah memberikan pencerahan melalui dengan orang-orang PKS dan KAMMI (baca
tulisan. www.hizbut-tahrir.co.id).
4 9
Misi FLP adalah 1) Meningkatkan mutu dan Ahlusunnah wal jamaah menurut pemahaman
produktivitas karya anggota sebagai sumbangsih anggota NU adalah jalan tengah antara ekstrim aqli
berarti bagi masyarakat; 2) Membangun jaringan (rasionalis) dan kaum ekstrim naqli (skripturalis)
penulis yang menghasilkan karya-karya berkualitas karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya Al-
dan mencerdaskan; 3) Meningkatkan budaya Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan
membaca dan menulis di kalangan masyarakat; 4) kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik.
Memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi Organisasi iini memiliki tujuan untuk menegakkan
penulis. ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal
5
Dikutip dari LPJ Badan Pengurus Pusat FLP saat Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di
Musyawarah Nasional FLP yang ketiga di Bali. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
6
KAMMI adalah sebuah gerakan yang berorientasi (NKRI) (www.nu.or.id).
10
pada aksi nyata dan sistematis yang dilandasi gagasan Organisasi ini mendasarkan pemahaman dan
konsepsional yang matang mengenai reformasi dan amaliyahnya pada Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai
pembentukan masyarakat Islam yang madani (Syukur pemahaman As-Salaf Ash-Shalih (Manhaj
2006:33). KAMMI merupakan salah satu organisasi Ahlussunnah Wal Jamaah). Organisasi ini bergerak di
yang menggunakan metode dakwah milik Ikhwanul bidang dakwah, pendidikan, sosial, kewanitaan,
Muslimin (Islam Brotherhood). Salah satu ciri khas informasi, kesehatan dan lingkungan hidup. Tujuan
dakwah KAMMI adalah berdakwah dengan metode dari organisasi ini adalah menegakkan syiar Islam dan
dakwah fardiyah yaitu dengan perbuatan yang menyebarkan pemahaman Islam yang benar serta
menyentuh hati orang yang didakwahi (lihat membangun persatuan umat dan ukhuwah Islamiyah
www.kammi.or.id untuk informasi lebih lanjut). yang dilandasi semangat ta’awun (kerjasama) dan
7
Persyarikatan ini didirikan untuk mendukung usaha tanashuh (saling menasihati) (www.wahdah.or.id).
11
KH Ahmad Dahlan dalam memurnikan ajaran Islam Meski pun ini adalah partai politik, informan mau
yang menurut anggapannya, banyak dipengaruhi hal- pun anggota FLP yang masuk ke dalam partai ini
hal mistik. Dalam perjalannya, Muhammadiyah mengaku bahwa partai tersebut adalah salah satu
memiliki banyak organiasi otonom yang bergerak di wajihah (organisasi dakwah), Saya menganggap apa
berbagai bidang, salah satunya Ikatan Mahasiswa yang dikatakan informan benar, sebab di dalam PKS
Muhammadiyah (IMM), yakni gerakan mahasiswa sendiri, intensif dilakukan tarbiyah dan kajian-kajian
Islam yang berakidah Islam yang bersumber dari Al- keislaman di antara anggotanya, pun rihlah atau
Qur’an dan As-Sunnah. Tujuan IMM sendiri adatah tadabbur alam (perjalanan menghayati kebesaran
mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang ciptaan Tuhan) sering dilakukan (baca
berakhlak mulia (baca www.muhammadiyah.or.id). www.pks.or.id).

67
Jurnal Etnosia. Vol. 01. No. 02. Desember 2016

nya saling bekerjasama satu sama lain dalam meskipun ideologi FLP ‘bernapaskan Islam’,
melakukan sebuah kegiatan, seperti Sekolah dalam praktiknya kapitalis tetap berperan signi-
Menulis12, kajian Islam, kajian sastra, seminar fikan dalam pemasaran karena memasukkan
literasi, pengaderan, dan lain sebagainya, dalam buku-buku karya melalui toko-toko buku diang-
prakteknya kadang mereka tidak sepenuh hati gap efektif dan menjangkau pasar yang lebih luas
(half-hearted), sehingga kegiatan pun terhambat ketimbang dijual sendiri. Pada dasarnya, kapita-
dan dalam beberapa kasus kegiatan bahkan di lisme yang berpihak pada pemodal dan asasnya
batalkan. Ini karena adanya perbedaan akan materialisme sulit dipertemukan dengan ideologi
pemahaman suatu nilai keislaman antar anggota Islam yang berpinsip ketuhanan. Dalam kajian
FLP. Perbedaan ini biasanya terkait dengan ini, meskipun Azwar juga menyentuh nilai-nilai
pendapat antara anggota FLP yang berasal dari Islam yang menjadi landasan FLP, namun ia
HTI dan WI—yang sangat tegas menolak mengabaikan dinamika yang terjadi antar ang-
interaksi langsung antara laki-laki dan perem- gota dalam organisasi tersebut. Artikel ini me-
puan—dengan anggota FLP lainnya yang lebih nitikberatkan pada bagaimana nilai-nilai keis-
fleksibel. Misalnya dalam satu forum, tempat laman—yang merupakan dasar dari tindakan
duduk bagi laki-laki dan perempuan harus di- dalam hubungan antar manusia (hablummi-
pisahkan agar tidak bercampur-baur (ikhtilat) nannas)— diaplikasikan dalam interaksi antar
antar gender. Khusus bagi anggota WI, mereka anggota FLP, terutama dalam interaksi antar
diharuskan menggunakan hijab (tirai pemisah) ikhwan dan akhwat. Argumentasi dalam artikel
jika ada pertemuan, tapi ini hanya dapat di- ini adalah bahwa pemahaman dalam mengap-
lakukan jika yang hadir hanya diantara mereka likasikan nilai-nilai keislaman dalam interaksi
karena mereka saling memahami nilai yang antar ikhwan dan akhwat sangat dipengaruhi oleh
dianut diantara sesama anggota yang berlatar latar belakang anggota FLP dan konteks dari
belakang WI (baca Deal dan Kennedy 1982:178- peristiwa yang terjadi.
193).
Metode Penelitian
Literatur yang ada terkait Forum Lingkar
Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar
Pena atau penelitian yang berkaitan dengan
karena FLP Makassar merupakan salah satu
hablumminannas, jikapun ada, masih sangat ter-
kepengurusan cabang terbesar dan teraktif, yang
batas. Kailani (2012) mengkaji hubungan antara
secara administratif memiliki kepengurusan ran-
FLP dan pergerakan pemuda muslim di Indo-
ting di bawahnya yang tersebar di beberapa
nesia saat ini dimana semenjak FLP terbentuk,
kampus, yakni Universitas Hasanuddin (Unhas),
muslim atau muslimah yang memiliki kepedulian
Universitas NegeriMakassar (UNM), Universitas
terhadap kelangsungan dakwah Islam melalui
Islam Negeri Alauddin (UIN Alauddin), Univer-
tulisan, maka FLP menjadi wadah untuk itu.
sitas Muhammadiyah (Unismuh), Universitas
Hadi (2010) memfokuskan penelitiannya pada
Muslim Indonesia (UMI), Universitas Al-Azhar
kerjasama dalam keberagaman dan menemukan
Makassar. Di kampus-kampus inilah FLP
bahwa interdependensi antar individu mampu
Makassar melakukan kegiatannya, seperti rapat,
meningkatkan kerjasama dan kompetisi yang
Sekolah Menulis, dan berbagai kegiatan lainnya.
positif dalam sebuah kelompok, sebagaimana di-
Oleh karena FLP Makassar belum memiliki
ungkapkan oleh Munsi (2013:166), bahwa salah
sekretariat tetap, sehingga kegiatan-kegiatannya
satu aturan dalam Islam terkait dengan interaksi
dijalankan di berbagai kampus.
adalah membangun hablumminannas.
Informan yang berpartisipasi dalam pene-
Kajian Azwar (2012) menitik beratkan pada
litian ini sebanyak 17 orang yang bervariasi ber-
komodifikasi standarisasi, dan masifikasi industri
dasarkan jenis kelamin (10 perempuan, 7 laki-
fiksi Indonesia. Temuannya menunjukkan bahwa
laki), usia (antara 21 dan 47 tahun), pekerjaan (2
12
Kegiatan ini dilaksanakan setiap pekan di mana dosen, 3 alumni dan selebihnya mahasiswa)
anggota datang untuk menerima materi tentang
kepenulisan, hingga melakukan praktik menulis.

68
Hablumminannas:...

(lihat Tabel 1). Mereka adalah anggota-anggota rapat dan ketika pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang paling aktif di organisasi asal mereka. FLP.
Wawancara dilakukan dalam beragam ben-
Tabel 1. Informan Penelitian
N Nama Jenis Us Pekerjaa Asal tuk, dari informal conversation sampai in-depth
o Kelami ia n Organisa interview. Topik-topik wawancara mencakup
n si keanggotaan di FLP, pengetahuan tentang nilai
1 Purnama Wanita 47 Dosen Tokoh
FLP, keislaman dalam hablumminannas, aspek-aspek
berafiliasi yang tercakup dalam hablumminannas, dan
dengan
PKS
bagaimana mengatasi berbagai perbedaan dalam
2 Langit Pria 25 Mahasiswa LDM Al- mengaplikasikan nilai-nilai keislaman terkait
Aqsa hablumminannas, khususnya dalam interaksi
(berafilias
i dengan antara ikhwan dan akhwat.
KAMMI) Analisis dilakukan dengan menyatukan data
3 Zahra Wanita 23 Alumni LDM Al-
Unhas Aqsa
yang diperoleh dari berbagai sumber (rekaman
(berafilias wawancara yang telah ditranskripsikan, catatan
i dengan lapangan, gambar, dan sebagainya). Data lalu
KAMMI)
4 Mentari Wanita 21 Mahasiswi LDM Al- dibaca secara keseluruhan untuk memperoleh ge-
Aqsa neral sense dan mendeteksi tema-tema yang
(berafilias
muncul, seperti: pengertian hablumminannas, ca-
i dengan
KAMMI) kupan hablumminannas, interaksi antara ikhwan
5 Rahmah Wanita 23 Mahasiswi KAMMI dan akhwat, dan perdebatannya, pemahaman
6 Cahaya Wanita 22 Mahasiswi KAMMI
7 Adit Pria 24 Mahasiswa PKS
tentang hubungan asmara dan perdebatannya,
8 Syukur Pria 24 Mahasiswa Wahdah dan dampak yang ditimbulkan dari perbedaan
Islamiyah pemahaman nilai-nilai keislaman yang dalam
9 Harun Pria 23 Mahasiswa Wahdah
Islamiyah pengaplikasiannya.
1 Abbas Pria 23 Mahasiswa Wahdah Sebelum wawancara dimulai, informan
0 Islamiyah terlebih dahulu dimintai kesediaannya (consent)
1 Gagah Pria 30 Dosen Muhamm
1 adiyah untuk diwawancarai dan direkam.Tujuh infor-
(IMM) man tidak ingin direkam karena dianggap hanya
1 Ayse Wanita 23 Mahasiswi Muhamm
2 adiyah
mengakukan suasana, sementara yang lainnya
(IPM) tidak mempersoalkannya. Semua nama informan
1 Hati Wanita 23 Mahasiswi HTI dalam artikel ini disamarkan (pseudonym), se-
3
1 Ariel Pria 29 Alumni NU hingga informasi dapat dijaga kerahasiaannya
4 UMI (confidential).
1 Rina Wanita 21 Mahasiswi Tidak Ada
5 FLP dan Hablumminannas
1 Wendy Wanita 21 Mahasiswi Tidak Ada FLP yang merupakan organisasi kepenu-
6
1 Ani Wanita 22 Alumni Tidak Ada lisan dan mengusung ideologi Islam yang men-
7 Unhas jadikan Al-Qur’an, Hadits, dan ijtihad para
ulama sebagai landasan utamanya. Secara tidak
Data dikumpulkan dengan menggunakan tertulis, anggota FLP yang telah melalui proses
teknik observasi dan wawancara. Saya melaku- tarbiyah (belajar dalam sebuah kelompok pada
kan observasi setiap bertemu dengan anggota suatu organisasi Islam) di organisasi Islam
FLP. Observasi tersebut dilakukan terhadap masing-masing (mengingat anggota FLP juga
bagaimana mereka berinteraksi kepada sesama berasal dari berbagai organisasi Islam) telah
anggota dan batasan-batasannya, terutama antara mengetahui nilai-nilai keislaman—ihwal fardhu
ikhwan (laki-laki, ‘saudara laki-laki’) dan akhwat (jika dikerjakan dapat pahala, tidak dikerjakan
(perempuan, ‘saudara perempuan’). Observasi berdosa), sunnah (jika dikerjakan dapat pahala,
dilakukan di beberapa tempat, terutama saat

69
Jurnal Etnosia. Vol. 01. No. 02. Desember 2016

tidak dikerjakan tidak apa-apa), mubah (jika salah seorang anggota FLP mengalami kecela-
dikerjakan tidak apa-apa, ditinggalkan juga tidak kaan motor, harus dioperasi dan membutuhkan
apa-apa), makruh (dianjurkan untuk ditinggal- pembiayaan besar. Atas inisiatif anggota FLP
kan, tidak berdosa jika dikerjakan) dan haram (yang aktif maupun tidak), informasi ini disebar-
(terlarang, dan jika dikerjakan berdosa). Namun, kan, dan mereka tidak saja datang untuk men-
pemahaman atas nilai-nilai keislaman anggota jenguk, tapi juga memberikan sumbangan untuk
FLP beragam. Apa yang wajib menurut pemaha- pembiayaan operasi.
man seseorang, belum tentu wajib pada pemaha- Hablumminannas diantara anggota FLP
man orang lain, dan nilai-nilai yang dibawa dari juga secara pribadi pernah saya alami ketika
organisasi asal mereka memengaruhi pemaha- kehilangan handphone di awal tahun 2014 lalu.
man tersebut. Ini cukup beralasan karena, menu- Kasus kehilangan itu saya sembunyikan kepada
rut Hastono (2009:2), anggota sebuah organisasi siapapun, bahkan pada keluarga karena baru tiga
merupakan kumpulan dari orang-orang yang bulan sebelumnya saya menjadi korban begal
memiliki latar belakang, kepribadian, emosi, dan dan handphone saya juga dirampas, yang mem-
ego yang berbeda. buat saya malu. Saya membutuhkan handphone,
Nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan namun tidak memiliki cukup uang untuk mem-
antar manusia (hablumminannas) merupakan belinya padahal saya sangat membutuhkannya.
nilai-nilai yang mengatur hak dan kewajiban Ketika itu saya mencoba meminta bantuan bebe-
dalam hubungan antar manusia dan bertujuan rapa anggota FLP yang lain, dan hasilnya dalam
untuk tercapainya kehidupan yang harmonis. waktu satu hari, saya berhasil membeli hand-
Nilai tersebut mencakup masalah muamalah phone baru. Pengembalian uang dilakukan secara
(hal-hal yang termasuk urusan bermasyarakat), angsuran. Kasus ini tak terlupakan dan sekaligus
yang menurut Munsi (2013:166) penting untuk merefleksikan bagaimana tolong-menolong di
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena antara sesama anggota FLP betul-betul diapli-
menyangkut rambu-rambu dalam kehidupan kasikan.
bermasyarakat, seperti masalah ekonomi, tolong- Ini menunjukkan bahwa FLP tidak sekadar
menolong, pernikahan, pergaulan antara laki-laki organisasi bagi yang gemar menulis sambil ber-
dan perempuan, dan lain-lain. dakwah, tapi juga sebagai wadah dimana mereka
Banyak dalil mengenai kewajiban saling dilatih untuk membangun hubungan tolong-me-
membantu sesama manusia dan sesama Muslim, nolong diantara sesama anggota FLP.
dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Salah satu ayat
Ikhwan dan Akhwat: Pembatasan dan
yang menjadi dasar pemahaman nilai ini adalah:
Perdebatan
Dalam pergaulan antara ikhwan dan akhwat,
semua anggota FLP menyepakati pembatasan di
antara keduanya, baik sebelum maupun sesudah
menikah. Pembatasan itu menyangkut bersentu-
han (lams), berdua-duaan (khalwat), bercampur-
Artinya:
…dan tolong-menolonglah kamu dalam baur (ikhtilat) dan penggunaan tirai (hijab),
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan dengan perdebatannya masing-masing.
jangan tolong-menolong dalam berbuat
Bersentuhan (Lams)
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Dalam pergaulan antar laki-laki dan perem-
amat berat siksa-Nya (QS. Al-Maidah:2). puan. Islam mengajarkan agar laki-laki tidak
menyentuh perempuan yang bukan mahramnya,
Semua anggota FLP memahami bahwa apa- seperti dijelaskan dalam sebuah Hadits: ‘Sung-
pun alasannya ketika ada teman, kerabat, atau guh jika kepala seorang seseorang ditusuk
kenalan yang membutuhkan pertolongan, maka dengan jarum dari besi itu masih lebih baik
yang lain wajib menolongnya. Misalnya, ketika baginya dari pada menyentuh perempuan yang

70
Hablumminannas:...

tidak halal (bukan mahram) baginya’ (HR. Ath- seperti ini, batas-batas tersebut seharusnya sudah
Thabarani)13. Hadits ini menggambarkan peng- tidak dipikirkan lagi untuk menyelamatkannya.
analogian yang sangat buruk terhadap orang Namun, akhwat tersebut bersikeras tak ingin
(laki-laki) yang menyentuh seseorang yang disentuh. Ini menunjukkan bagaimana akhwat ini
bukan mahramnya. Dalam konteks ini, ada hak memaknai pembatasan sebagai ‘harga mati’,
seorang perempuan untuk tidak disentuh, dan ada bahwa apapun yang terjadi persentuhan harus
kewajiban seorang laki-laki untuk tidak menyen- ditepis, meskipun hal tersebut dalam rangka
tuh perempuan yang tidak halal baginya, begitu tolong-menolong dan mengancam nyawanya.
juga sebaliknya. Berjabat tangan juga termasuk dalam kate-
Pengalaman saya berorganisasi dan berin- gori bersentuhan yang umumnya dilakukan
teraksi dengan anggota dari organisasi lainnya ketika orang bertemu atau ketika akan berpisah.
(yang tidak ‘berbendera’ agama) sangat berbeda Semua anggota FLP juga tidak pernah berjabat-
dengan apa yang terjadi di FLP dimana ber- tangan dengan mereka yang bukan mahram.
sentuhan dengan seseorang yang bukan mahram Jabat tangan tidak hanya dilakukan antar ikhwan
laki-laki dan perempuan dapat dengan bebas dan tak jarang disertai dengan saling berpelukan
saling bercanda, terkadang laki-laki mencubit sebagai tanda keakraban, tapi juga dilakukan
perempuan dan perempuannya memukul manja antar akhwat, yang bahkan disertai dengan
bahu laki-laki. Pengalaman akhwat Zahra (23 cipika-cipiki (cium pipi kanan-cium pipi kiri)
tahun, berasal dari LDM Al-Aqsho), misalnya, diantara sesama akhwat. Larangan berjabat
yang secara tak sengaja bersentuhan dengan tangan antar lawan jenis dijelaskan dalam Hadits
salah seorang ikhwan, masing-masing secara yang diriwayatkan Imam Malik: ‘Dari Amimah
refleks menarik diri sambil ber-istigfar binti Raqiqoh, bahwa sesungguhnya Rasulullah
(astaghfirullah). Dalam konteks ini, tak penting tidak pernah berjabat tangan dengan wanita’.14
siapa yang menyentuh dan siapa yang disentuh, Bagi anggota FLP, meskipun pelarangan
menarik diri adalah refleksitas atas sentuhan berjabat tangan mudah diterapkan, namun
tersebut. seringkali hal ini menimbulkan dilema. Ikhwan
Kasus lainnya adalah ketika diadakan pere- Harun (23 tahun), misalnya, yang selalu kon-
krutan anggota baru di Malino. Salah seorang sisten tidak berjabat tangan dengan akhwat (atau
peserta yang juga seorang akhwat yang mengi- perempuan manapun), tapi ketika berada dalam
kuti kajian di Lembaga Dakwah Kampus Maha- lingkungan keluarga, sulit baginya untuk meno-
siswa Pencinta Musallah (LDK-MPM) yang lak berjabat tangan dengan anggota keluarganya
berafiliasi dengan WI yang sangat kelelahan dan yang bukan mahramnya (seperti tante). Berikut
pingsan di tengah tangga yang rusak dan agak penuturannya:
curam saat akan menuju ke air terjun Bulan.
Saya itu apa di’, berusaha konsisten untuk
Akhwat tersebut terserang asma dan kesurupan, tidak salaman sama yang bukan mahram,
sehingga beberapa ikhwan ingin menolong dia biasa saya iri sama yang sudah konsisten.
kembali ke atas. Namun, dia menolak untuk Susah sekali saya terapkan sama keluargaku,
disentuh oleh orang yang bukan mahramnya. Dia kalau datangmi itu tanteku, pernah tidak
juga menolak untuk melepas jilbabnya yang agak kusentuh tangannya untuk salaman, dia
besar, padahal beberapa panitia (dibantu dengan bilang kenapa sudah tidak mau pegang
tanganku? Di situ kita juga serba salah
seorang tentara) berusaha agar dia tidak gerah, karena saat itu banyak keluarga (Harun, 23
sesak, dan kepanasan. Saya dan beberapa ang- tahun).
gota FLP lain berpikir bahwa dalam keadaaan

13 14
Lihat Ath-Thabarani (2010:486, 487) dalam Al- Selain Imam Malik, Hadits ini juga diriwayatkan
Mu’jamul Kabir. Dihukumi berderajat hasan oleh pula oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, An-Nasa’I, dan
Syekh Al-Albani. Derajat hasan (yang berarti baik) beberapa lainnya. Hadits ini hasan menurut Al-Hafizh
merupakan derajat tingkatan kedua dalam ilmu Hadits Ibnu Hajar Al-Asqalani (2009:204) dalam Fathul
setelah shahih atau tidak diragukan lagi. Bari

71
Jurnal Etnosia. Vol. 01. No. 02. Desember 2016

Beberapa orang yang berasal dari organisasi dan kebutuhan anggota FLP (baca Shadly 1984:
seperti WI betul-betul konsisten terhadap hal ini. 333). Ini pula yang disebut oleh Barth (dalam
Meskipun ikhwan Harun bukan anggota WI, Barnard 2004:84) sebagai ‘permainan antara
namun ia sering mengikuti kajian di organisasi konflik dan koalisi’. Ketika suatu kelompok
tersebut, dan ini memengaruhi prilakunya sehari- tidak mampu memenuhi kebutuhan anggotanya,
hari. Namun, anggota FLP yang berasal dari konflik akan terjadi dan mereka yang tersisihkan
organisasi lain, seperti HTI, juga sangat ketat dari kelompok akan keluar dan bisa jadi ber-
dalam kaitan dengan berjabat tangan. Anggota- gabung dengan kelompok lain atau bahkan mem-
anggota FLP yang berasal dari organisasi lain buat kelompok baru.
yang meskipun mereka juga memahami bahwa
Khalwat (Berdua-duaan)
berjabat tangan tidak diperbolehkan, mereka
Di antara cara-cara setan di dalam men-
menyikapinya secara lebih fleksibel ketika ada
jerumuskan manusia ke dalam perbuatan keji
orang yang hendak menyalaminya karena tidak
adalah ber-khalwat (berdua-duaan) dengan orang
memahami ihwal itu, apalagi jika yang ber-
yang bukan mahramnya. Sebuah Hadits menya-
sangkutan adalah misalnya masih keluarga dan
takan, bahwa ‘Janganlah seorang laki-laki itu
berusia lebih tua, maka mereka tetap berjabat
ber-khalwat dengan seorang wanita (di tempat
tangan. Saya pernah bersalaman dengan akhwat
sepi) kecuali ada mahram yang menyertai wanita
Purnama—tokoh FLP yang berafiliasi PKS—
tersebut (HR. Bukhari dan Muslim).15 Oleh ka-
dan mencium tangan beliau karena saya telah
renanya, Syariat Islam ‘menutup celah’ tersebut
menganggapnya sebagai orang tua, dan beliau
untuk menghindari godaan setan, sebagaimana
tidak langsung menarik tangannya, yang menun-
disabdakan oleh Rasulullah SAW: ‘Janganlah
jukkan bahwa yang bersangkutan cukup flek-
salah seorang dari kalian ber-khalwat dengan se-
sibel dalam ihwal berjabat tangan.
orang wanita karena sesungguhnya setan menjadi
Namun ada kasus terkait yang unik yang
orang ketiga di antara mereka berdua’ (HR.
dialami oleh akhwat Rina (21 tahun) yang
Ahmad).16
dianggap ‘kebablasan’ dalam pergaulan dengan
Dengan dasar Hadits ini, ikhwan dan akhwat
laki-laki. Misalnya, ia terkadang bersentuhan
menghindari berdua-duaan di suatu tempat tanpa
dengan lawan jenis, berboncengan, dan cara ber-
mahram atau tanpa adanya anggota lain yang
tuturnya dianggap kurang sopan. Dalam sebuah
ikut bersama mereka. Ini tidak saja untuk meng-
percakapan melalui WhatsApp, ia mengungkap-
hindari godaan setan yang berada di antara ke-
kan kekesalannya. Ia merasa tidak pernah di-
duanya, tapi juga untuk menghindari fitnah yang
dengar dan tidak dianggap selama menjadi
potensil mengikuti ikhwal berdua-duaan tersebut.
anggota FLP ketika ia menjelaskan alasan yang
Misalnya, ketika anggota FLP akan mengadakan
terkait dengan prilakunya, sehingga ia memutus-
rapat atau Sekolah Menulis di masjid kampus
kan untuk keluar dari keanggotaan. Saat dia
UMI dan di pelataran gedung IPTEKS Unhas,
memutuskan untuk keluar, tak seorang anggota
ketika yang hadir baru seorang ikhwan dan
pun yang menahannya karena banyak yang telah
akhwat, maka mereka akan saling berjauhan dan
berupaya menasihatinya untuk mengubah sikap-
tidak saling menegur karena jika mereka bicara
nya, tapi dia mengabaikannya. Pengabaian atas
berdua, maka akan dikategorikan ber-khalwat
keinginan Rina untuk keluar dari FLP ini dilaku-
maupun ikhtilat.
kan oleh anggota yang lain sebagai bentuk pela-
jaran atas berbagai pelanggaran yang dilakukan- Ikhtilat
nya selama menjadi anggota FLP. Rina dianggap Ikhtilath (bercampur baur antara laki-laki
justru akan merusak persatuan FLP jika terus dan perempuan) merupakan konsep yang caku-
dibiarkan. pannya sangat luas dan tidak hanya terkait
Keputusan yang diambil oleh anggota yang 15
keluar ini merupakan salah satu bentuk ketidak Lihat Fathul Bari karangan Al-Asqolani (2009:332)
16
Diambil dari tulisan Ustadz Firanda Andirja dalam
mampuan organisasi untuk mewujudkan harapan situs terpercaya www.muslim.or.id.

72
Hablumminannas:...

dengan bersenggama, namun zina anggota- teraksi dengan lawan jenis. Hampir tidak pernah
anggota badan, seperti zina hati, zina pikiran, ditemukan ikhwan mendekati akhwat dari WI
zina tangan, zina mata, dan lain-lain, sebagai yang memulai pembicaraan atau sebaliknya. Hal
perbuatan yang dibenci Allah yang dapat men- tersebut karena anggota tersebut takut terkena
datangkan kemurkaan-Nya. Hal ini sebagaimana fitnah (ujian) karena tidak menundukkan
dinyatakan dalam Hadits dari Abu Hurairah pandangan.
Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi SAW Contoh lain terkait ikhtilat adalah berbon-
bersabda: cengan antara ikhwan dan akhwat, tak peduli
mereka berasal dari organisasi apa. Namun
Allah telah menulis atas anak Adam bagian-
nya dari zina, maka pasti dia menemuinya: dalam keadaan darurat, hal ini dimaklumkan.
zina kedua matanya adalah memandang, zina Misalnya, dalam suatu kesempatan selepas
lisannya adalah perkataan, zina hatinya malam ramah tamah pada Festival Sastra Islam
adalah berharap dan berangan-angan. Dan itu Nasional tahun 2015 lalu yang dilakukan di
semua dibenarkan dan didustakan oleh rumah jabatan Wakil Gubernur, seorang ikhwan
kemaluannya.17 membonceng akhwat untuk pulang ke rumah
Inisiator FLP di Sulawesi Selatan, Rahma- karena selain rumahnya jauh (di sebuah
wati Latif, mengatakan di suatu kesempatan kabupaten di Selatan Makassar) dan angkutan
bahwa generasi awal FLP wilayah Sulawesi umum telah tidak beroperasi pada jam sepuluh
Selatan 18 betul-betul memerhatikan batasan- malam, dan si akhwat juga sedang dalam proses
batasan antara ikhwan dan akhwat sebab ang- pengobatan (karena sakit tulang selama beberapa
gotanya banyak yang berasal dari salafi 19 . bulan terakhir), sehingga sangat riskan jika ia
Namun di masa sekarang, batasan-batasan ter- pulang sendiri. Akhwat tersebut merupakan
sebut lebih fleksibel, lebih moderat dan melunak akhwat senior yang tidak memiliki organisasi
karena anggota FLP sudah semakin banyak dan Islam yang dulu selalu hadir dalam setiap agenda
lebih heterogen (berasal dari banyak organisasi FLP. Namun sejak sakit, ia jarang berkumpul
dan latar belakang) terlebih anggota yang berasal untuk hadir dalam kegiatan. Ia ternyata kangen
dari salafi sudah tidak ada lagi yang aktif dan untuk bertemu anggota-anggota yang lain,
benar-benar putus kontak sehingga seiring sehingga kegiatan tersebut menjadi momentum
berjalannya waktu, ‘kekakuan’ tersebut mulai baginya untuk bertemu, terutama karena banyak
melunak. tokoh-tokoh FLP yang hadir dalam kegiatan
Meskipun bercampurbaur antara ikhwan dan tersebut, seperti Helvy Tiana Rosa, Habibur-
akhwat dilarang dalam Islam, pemahaman ten- rahman El-Shirazy, sehingga akhwat tersebut
tang konsep ikthtilat berbeda satu sama lain. rela menanggung risiko kemalaman demi ber-
Dalam keseharian, anggota yang berasal dari WI temu penulis idolanya.
dan HTI sangat membatasi diri untuk berin- Pada kasus lain, akhwat Zahra (23 tahun,
dari LDM Al-Aqsha) dibonceng oleh ikhwan
17
Diambil dari tulisan Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Langit (25 tahun, dari LDM Al-Aqsha) ke
Jawas, dalam situs ahlussunnah wal jama'ah tempat kosnya selepas menghadiri undangan
www.almanhaj.or.id. syukuran wisuda di rumah salah seorang anggota
18
Meski namanya FLP Sulsel, tapi basis gerakan FLP
di awal-awal pembentukannya di Sulawesi Selatan FLP yang merupakan sahabatnya. Ketika itu
berada di Makassar. Tahun 2001-2002, FLP di sedang maraknya peristiwa perampokan dan
Sulawesi Selatan telah dipegang oleh mahasiswa pelecehan terhadap perempuan di sekitar kampus
lintas kampus, yakni: Unhas, UMI, UNM, Unismuh, Unhas Tamalanrea, sehingga harus disesuaikan
UIN, dan Al-Azhar.
19
Salafi berarti apa yang telah berlalu dan dengan situasi pada saat itu.
mendahului, yakni jamaah atau kelompok generasi Meskipun kedua kasus ini menunjukkan
terdahulu. Dalam konteks ini, Salafi adalah kelompk adanya pelanggaran dalam kaitan dengan
yang mengikuti jejak orang-orang salaf sebab mereka ikhtilat, hal ini tidak mendapatkan teguran dari
menjadi pelajaran bagi kaum yang datang kemudian
(Belanawane 2011:84). anggota FLP lainnya. Padahal dalam kasus se-

73
Jurnal Etnosia. Vol. 01. No. 02. Desember 2016

rupa, Bulqia Mas’ud, Ketua FLP (2012-2014) di acara-acara yang dilakukan oleh FLP jika
yang berasal dari HTI pernah menegur langsung dihadiri oleh ikhwan dan akhwat atau dipisahkan
seorang ikhwan yang membonceng akhwat usai di ruangan yang berbeda antara laki-laki dan
suatu kegiatan karena tidak ada hal darurat yang perempuan. Namun, anggota yang berasal dari
menyertainya. organisasi lain beranggapan bahwa hijab tidak
Respon dalam kasus-kasus di atas, nilai mesti dipasang, cukup dengan memisahkan
yang disepakati oleh anggota FLP mengenai tempat duduk antara ikhwan dan akhwat.
batas-batas pergaulan antara ikhwan dan akhwat Selama menjadi anggota FLP, saya selalu
tidak kaku (tergantung situasi), tapi tetap menghadiri rapat atau forum dimana ikhwan dan
memiliki batasan, cair tapi tidak meluber. 20 akhwat anggota FLP duduk terpisah tanpa hijab.
Namun, itu pun sangat tergantung pada bagai- Namun, beberapa tahun belakangan, perdebatan
mana individu menanggapinya dan itu berkaitan ini semakin mengemuka diantara anggota FLP.
dengan latar belakang organisasi yang bersang- Beberapa anggota mengusulkan penggunaan
kutan. hijab dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan
Hal lain yang menimbulkan perdebatan ter- ikhwan dan akhwat, salah satunya adalah akhwat
kait dengan ikhtilat adalah hijab dalam konteks Hati (22 tahun) yang berlatar belakang HTI.
ini adalah tabir (berupa kain pembatas) yang Menurutnya, hijab itu perlu untuk menjaga
memisahkan arena ikhwan dan arena akhwat dan waro’ (kehati-hatian agar terhindar dari hal-hal
berfungsi untuk membatasi interaksi antara yang bisa menyebabkan dosa sekecil apapun).
ikhwan dan akhwat. Penggunaan hijab didasar- Namun dengan alasan menjaga kesatuan dan
kan pada sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh menghindari perpecahan, Hati mendiamkan
Nabhan dijelaskan bahwa Rasulullah berkata persoalan ini (lihat Gambar 1).
kepada Ummu Salamah dan Maimunah ketika
Ibnu Ummi Maktum masuk ke rumahnya. Nabi
bersabda: ‘Pakailah tabir’. Kemudian kedua istri
Nabi berkata:’dia (IbnuUmmi Maktum) itu
buta!’ Kemudian jawab Nabi: ‘Apakah kalau dia
buta kamu juga ikut buta? Bukankah kamu
berdua melihatnya?’ 21 Hadits ini merefleksikan
bahwa kewajiban menundukkan pandangan
bukan hanya ditujukan pada laki-laki (ikhwan),
Gambar 1. Ikhwan dan akhwat duduk secara
tapi juga kepada perempuan (akhwat). Oleh
terpisah
karena itu, diperintahkan untuk memasang hijab,
sebab dengan begitu, baik ikhwan maupun Cahaya (22 tahun) anggota FLP yang ber-
akhwat dapat saling menjaga pandangan. asal dari KAMMI mengungkapkan pendapatnya
Bagi anggota FLP yang berlatar belakang terkait hijab, bahwa:
WI dan HTI, penggunaan hijab adalah sebuah Kenapa alasan KAMMI tidak ber-hijab,
kewajiban, sementara anggota FLP yang berlatar karena mentalta’ dibangun, kau harus di-
belakang organisasi lainnya menganggap bahwa tuntut kayak di parlemen atau kalau rapat
penggunaan hijab sebagai sunnah. Tak meng- atau berdakwah di sektor publik, jadi itu
herankan jika pendapat yang pertama mewajib- untuk melatih mental. Kalau di perusahaan
rapat kan tidak pakai hijab (Cahaya, 22
kan pemasangan hijab di setiap pertemuan atau
Tahun).

20
Kutipan di atas menunjukkan bahwa keti-
Istilah ini dikutip dari perkataan salah seorang
dakhadiran hijab diantara ikhwan dan akhwat
senior, Uswatun Hasanah Musa saat Raker dan
Upgrading pengurus FLP Makassar, November 2014 justru menjadi ‘tantangan’, sebagai kesempatan
silam. untuk melatih diri dalam menghadapi kehidupan
21
Dikutip dari situs tanya jawab, di luar FLP, seperti ketika bekerja di kantor atau
www.rumahfiqih.com.

74
Hablumminannas:...

di ranah publik lainnya, dimana hijab tidak digu- disepakati bersama. Perdebatannya terletak pada
nakan dan perempuan dan laki-laki tidak dipisah- apakah harus memakai hijab atau tidak.
kan.
Hablumminannas dan Hubungan Asmara
Hal terkait hijab lainnya adalah dalam acara
Mengingat bahwa nilai-nilai hablum-
pernikahan atau walimah. Saat menghadiri acara
minannas merupakan persoalan muamalah yang
pernikahan ikhwan dan akhwat yang berlatar
mengatur bagaimana tata kelakuan, maka nilai-
belakang WI dan HTI, selalu ada tabir yang
nilai tersebut juga diberlakukan dalam hubungan
memisahkan tempat bagi undangan ikhwan dan
asmara. Jika bersentuhan dengan yang bukan
akhwat, termasuk kedua mempelai (lihat
mahram saja dilarang, maka nilai yang mengatur
Gambar 2). Namun, hal serupa tidak dijumpai
batasan-batasan mengenai hubungan asmara ini
dalam acara perkawinan bagi anggota yang ber-
jelas berkaitan dengan sesuatu yang lebih besar,
asal dari organisasi selain WI dan HTI, tempat
seperti nilai yang mengatur larangan berpacaran,
duduk para undangan memang dipisah antara
atau menjalin hubungan pra-nikah yang dianggap
yang ikhwan dan akhwat, tapi tidak mengguna-
sangat rentan mendekati perbuatan zina. Pacaran
kan hijab di antara keduanya.
dianggap sebagai tindakan yang potensil men-
dekati zina, sebagaimana dinyatakan dalam Al-
Qur’an, sebagai berikut:

Artinya: ‘Janganlah kamu mendekati


zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk’(QS.Al-Isra:32).
Gambar 2. Walimah yang dipasangi hijab.
Pemisah antara bagian tamu undangan ikhwan Penafsiran ayat ini seringkali didiplesetkan,
dan akhwat bahwa yang dilarang hanya sebatas mendekati
Gambar di atas menunjukkan bagaimana zina semata. Namun, dalam menafsirkan ayat
hijab tersebut difungsikan untuk memisahkan diatas Ibnu Katsir berkata, bahwa ‘Allah S.W.T,
tamu ikhwan dan akhwat, termasuk kedua mem- mengharamkan hamba-Nya berbuat zina, begitu
pelai. Siapapun, tidak diperkenankan menyebe- pula mendekatinya dan melakukan hal-hal yang
rangi tabir, termasuk pasangan suami-istri. Mes- mendorong dan menyebabkan terjadinya zina.
kipun kebanyakan anggota FLP sepakat untuk Artinya, bahwa jika mendekati zina saja di-
tidak menggunakan hijab (cukup dengan me- larang, apatah lagi jika dilakukan, sebagaimana
misahkan antara ikhwan dan akhwat), mereka sabda Nabi Muahammad S.A.W, dari Abu
yang tidak sepaham dengan ini, tidak pernah Hurairah RA, yang menyatakan bahwa:
memberikan kritik secara terbuka sebab khawatir Tiga (jenis manusia) yang tidak diajak
akan menimbulkan perdebatan. bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak
S. Gegge Mappangewa, salah seorang pula Allah menyucikan mereka dan tidak
dewan penasihat FLP Makassar, pernah memandang kepada mereka, sedang bagi
mengingatkan di suatu kesempatan bahwa mereka siksa yang pedih, yaitu: laki-laki tua
yang suka berzina, seorang raja pendusta
tempat duduk ikhwan dan akhwat harus terpisah
dan orang miskin yang sombong (HR.
(meski tanpa hijab), bahkan dengan sedikit Muslim).22
bercanda, beliau mengatakan bahwa hal tersebut
Dengan demikian, baik ikhwan maupun
sudah menjadi semacam Standar Operasional
akhwat berkewajiban untuk menjauhi zina agar
Pelayanan (SOP) dari FLP. Ini menunjukkan
terhindar dari perbuatan dosa. Anggota FLP yang
bahwa ‘keterpisahan’ menjadi ikhwal yang
22
www.catatanmuslimah.com.

75
Jurnal Etnosia. Vol. 01. No. 02. Desember 2016

berasal dari organisasi manapun sepaham bahwa sering mengirim pesan percakapan, apalagi
Islam tidak mengajarkan pacaran, jikapun di- mengirim pesan-pesan romantis.
bolehkan, maka itu dilakukan setelah pernikahan, Setelah proses taaruf, dilanjutkan dengan
ketika dua insan telah saling menghalalkan. proses melamar (khitbah), dan penentuan tanggal
Ketika ada anggota yang jatuh cinta pada pernikahan, baik akad, maupun resepsi (wali-
seseorang, maka mereka harus memendam mah). Belakangan ini (sejak awal 2015), banyak
perasaannya tersebut. Pada momen yang tepat anggota FLP seangkatan saya, yang berusia
ketika semuanya sudah siap (mantap untuk antara 21 dan 27 tahun, yang memutuskan untuk
menikah dan direstui oleh orang tua), ikhwan menikah (termasuk mereka yang menikah
akan taaruf (berkenalan, memperkenalkan diri)23 dengan sesama anggota FLP). Sebelum menikah,
kepada akhwat yang diincarnya. Proses taaruf ini mereka sangat menjaga jarak (seperti saat rapat),
biasanya diawali dengan pertukaran biodata– tapi setelah sah menjadi pasangan suami istri,
yang isinya mengenai informasi yang berkaitan mereka betul-betul ‘pacaran’ seperti gaya
dengan karakter, hal yang disukai ataupun tidak pacaran umumnya (seperti berpegang tangan,
disukai, serta hal-hal lain yang dianggap perlu saling bergandengan, berboncengan, pergi ber-
diketahuiantara ikhwan atau akhwat jika ke- duaan, bahkan mengunggah foto ‘romantis’ me-
duanya diperantarai oleh seseorang (Mak reka ke media sosial). Ini tidak lagi menjadi
Comblang).24 Namun jika telah saling mengenal masalah mengingat mereka telah halal satu sama
sebelumnya, maka hal itu tidak diperlukan. lain (lihat Gambar 3 berikut ini).
Selama masa taaruf, mereka akan saling
mempertimbangkan apakah ada kecocokan atau
tidak diantara mereka berdua. Ini menjadi ke-
sempatan bagi mereka untuk saling mereview
sebelum memutuskan apakah menghentikan atau
melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius.
Batas taaruf maksimal hanya 3 bulan dan selama
proses taaruf berlangsung, mereka tetap tidak Gambar 3. Sepasang suami-istri yang sedang
berkhalwat
diperkenankan melakukan hal-hal yang serupa
dengan gaya pacaran umumnya (seperti jalan Pembahasan tentang pernikahan menjadi
berdua, bergandengan tangan), tapi hanya seka- perbincangan hangat di antara anggota FLP, baik
dar berceritra untuk saling mengenal satu sama secara langsung, maupun melalui media sosial
lain. Jika mereka bertemu langsung, maka mere- (seperti Facebook, Line, Whatsapp). Ada banyak
ka tidak berdua, tapi harus didampingi orang Hadits yang menganjurkan seseorang untuk
ketiga (seperti teman salah satunya atau kedua- menikah dan keutamaan menikah muda, salah
nya, atau siapa saja yang mereka kenal). Jikapun satu yang sangat masyhur di kalangan anggota
melalui media sosial, tidak diperbolehkan terlalu FLP dan selalu muncul dalam nasihat-nasihat
oleh senior FLP, baik yang berkaitan dengan
pernikahan atau ketika ada anggota yang diberi
23
Istilah taaruf ini sebetulnya sudah sangat lama motivasi untuk segera menikah adalah sebagai
dikenal di Indonesia namun hanya bagi segelintir berikut:
orang. Istilah ini mulai dikenal oleh khalayak umum
ketika munculnya novel Ayat-Ayat Cinta karangan Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah
Habiburrahman El-Shirazy (yang juga salah satu salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Hai
tokoh penting FLP), terutama ketika novel tersebut para pemuda, barangsiapa di antara kamu
difilmkan.
24 yang sudah mampu menikah, maka menikah-
Mak Comblang ini biasanya merupakan murobbi
atau murobbiyah (guru atau senior yang memimpin lah, karena sesungguhnya nikah itu lebih
suatu halaqoh (lingkaran/kelompok) dalam sebuah dapat menundukkan pandangan dan lebih
pengajian rutin. Murobbi atau murobbiyah ini dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa
menjadi pendamping dan panutan setiap anggota yang belum mampu, maka hendaklah ia ber-
kajian tersebut.

76
Hablumminannas:...

puasa, karena berpuasa itu baginya rakannya dan pacarnya memilih untuk tidak
(menjadi) pengekang syahwat (HR. Bukhari aktif.
dan Muslim).25
Kesimpulan
Di satu sisi, Hadits ini mengajurkan
FLP Makassar merupakan salah satu orga-
penyegeraan pernikahan untuk menghindarkan
nisasi yang menjadikan Islam sebagai ideologi
dan menjaga diri dari perbuatan perbuatan zina.
yang anggota-anggotanya berasal dari beragam
Di sisi lain, ada jalan untuk mengatasinya jika
organisasi, sehingga organisasi ini juga diwarnai
belum mampu untuk menikah. Namun, ada
oleh berbagai macam pemahamana akan nilai-
kalanya anggota FLP melanggar nilai-nilai yang
nilai keislaman dalam memandang batasan-
berkaitan dengan hubungan asmara ini. Akhwat
batasan dalam kaitan dengan hubungan antara
Ani (22 tahun), tidak berasal dari organisasi
sesama manusia (hablumminannas), khususnya
Islam manapun), misalnya, nampaknya merasa
dalam interaksi antara ikhwan dan akhwat.
minder terhadap anggota FLP lain karena ia me-
Keberagaman pemahaman ini menimbulkan
miliki pacar. Ia memahami bahwa anggota FLP
perdebatan dan memengaruhi hubungan antar-
sepakat bahwa pacaran sebelum menikah tidak
anggota FLP. Mereka yang berlatar belakang WI
diperbolehkan dalam Islam. Ia akhirnya memilih
dan HTI cenderung lebih kaku, sementara yang
untuk menjauh sementara waktu ketimbang
lainnya (seperti KAMMI, Muhammadiyah, NU)
‘mencemari nama baik’ organisasi. Wendy (21
lebih moderat. Ini dapat terlihat dari bagaimana
tahun, akhwat yang tidak masuk ke dalam salah
mereka menyikapi perbedaan tersebut. Ada yang
satu organisasi Islam), adalah contoh kasus lain
bertahan dengan mengikuti pemahaman yang
yang juga berpacaran dengan sesama anggota
mayoritas dan tetap berupaya mengubah keada-
FLP. Tapi ia lebih memilih untuk tetap aktif di
an; ada yang kecewa, tapi memilih bertahan
kepengurusan FLP. Namun, setiap topik tersebut
sebagai anggota FLP karena saling menghargai
dibahas di depannya, ia berusaha mengalihkan
pendapat yang lain, namun tidak aktif mengikuti
pembicaraan atau tidak menanggapinya. Namun,
kegiatan-kegiatan FLP; dan ada pula yang ber-
tidak semua anggota FLP mengetahui bahwa
sikeras dengan pemahamannya dan memutuskan
Wendy memiliki hubungan asmara dengan
untuk keluar dari FLP. Namun demikian, cara
sesama anggota FLP. Saya sendiri lebih memilih
konfrontatif dengan memperdebatkan secara
mendiamkannya ketimbang menginformasikan
terbuka cenderung dihindari, sehingga apapun
kepada anggota FLP lainnya agar ia tetap merasa
perbedaan yang terjadi teratasi tanpa adanya
nyaman sebagai anggota FLP, ketimbang lang-
konflik terbuka.
sung ‘disidang’ karena melanggar nilai-nilai
Perbedaan dan sikap tersebut dapat dipaha-
yang berlaku di FLP. Namun, pacarnya yang
mi sepanjang masing-masing memiliki rujukan
dulu aktif di FLP sekarang sudah tidak pernah
yang jelas karena FLP lebih mengedepankan
menampakkan diri dan memilih aktif di organi-
persatuan dan keharmonisan antar anggotanya.
sasi lain.
Pada dasarnya perbedaan-perbedaan tersebut
Kasus akhwat Ani dan Wendy merupakan
bukan pada prinsip dasar dari aspek hablum-
dua kasus yang meskipun masing-masing tidak
minannas itu sendiri, tapi lebih pada cara menge-
berasal dari organisasi tertentu (termasuk WI
jawantahkannya (misalnya tentang berjabat
atau HTI), mereka menyikapi perbedaan
tangan, berdua-duaan, berboncengan, peng-
pendapat tersebut dengan cara yang tidak
gunaan hijab, dll.). Perbedaan dan perdebatannya
konfrontatif. Ani menjauhkan diri dari FLP
terletak pada pengaplikasiannya, ada yang tegas,
paling tidak untuk sementara waktu, sementara
namun ada pula yang lebih fleksibel, tapi tetap
Wendy tetap di FLP, tapi menghindari membica-
terbatas, tergantung dari situasi pada saat
kejadian.
FLP (dengan segala kelebihan dan keku-
25
Diambil dari tulisan Abu Hafsh Usamah bin Kamal rangannya) dapat menjadi sebuah contoh bagai-
bin Abdir Razzaq dalam www.almanhaj.or.id.

77
Jurnal Etnosia. Vol. 01. No. 02. Desember 2016

mana Islam yang terdiri dari banyak kelompok LPJ Badan Pengurus Pusat FLP. 2013.
dengan pemahaman nilai-nilai keislaman yang Musyawarah Nasional FLP3. Bali: Tidak
berbeda dapat saling menjaga satu sama lain Diterbitkan.
dengan caranya sendiri demi keberlanjutan orga- Marzali, Amri. 2005. Antropologi &
nisasi dan keharmonisan antar anggotanya. Pembangunan Indonesia. Jakarta: Kencana.
Munsi, Hardiyanti. 2013. Budaya Organisasi
Daftar Pustaka (Suatu Studi Etnografi Bank). Skripsi,
Jurusan Antropologi FISIP Universitas
Al-Qur’an. Hasanuddin, Makassar.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 2009. Fathul Bari Shadily, Hassan. 1984. Sosiologi Untuk
Syarah Shahih Al-Bukhari. Jakarta: Pustaka Masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina
Azzam. Aksara.
Ath-Thabarani. 2010. Al-Mu’jamil Al-Kabir. Syukur, Yanuardi. 2006. Paradigma Gerakan
Jakarta: Darul Kutub Al-Ilmiyyah. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Azwar. 2012. Komodifikasi, Standarisasi, dan Indonesia (KAMMI) dalam Membangun
Massifikasi dalam Industri Fiksi Indonesia Citra Kampus Sosio Religius. Skripsi,
(Kajian Budaya atas Forum Lingkar Pena). Jurusan Antropologi FISIP Universitas
Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Hasanuddin, Makassar.
Politik, Universitas Indonesia, Jakarta. www.al-manhaj.com, diakses tanggal 9 Februari
Barnard, Alan. 2004. History and Theory in 2017.
Anthropology. Cambridge: Cambridge www.forumlingkarpena.net/profil/diakses
University Press. tanggal 28 February 2014.
Belanawane, Muhammad. 2011. ‘Agama, www.hizbut-tahrir.co.id, diakses tanggal 14
Kebudayaan, dan Kekuasaan: Catatan Oktober 2015.
Teoritik dari Seorang Salafi’,
JurnalAntropologi Indonesia,32(2):82-98, www.kammi.or.id, diakses tanggal 14 Oktober
Mei - Agustus. 2015.
Deal, Terrance E, Allan A. Kennedy. 1982. www.muhammadiyah.or.id, diakses tanggal 14
Corporate Cultures: The Rites and Rituals Oktober 2015.
of Corporate Life. Massachussets: Addison- www.muslim.or.id, diakses tanggal 10 Februari
Wesley Publishing Company. 2017.
Hadi, C. 2010.Saling Kerjasama Positif dalam www.nu.or.id, diakses tanggal 14 Oktober 2015.
Keberagaman. Proceeding dalam Temu www.pks.or.id, diakses tanggal 14 Okober 2015.
Ilmiah Nasional dan Kongres XI Himpunan www.rumahfiqih.com, diakses tanggal 9
Psikologi (HIMPSI). Surakarta. Februari 2017.
Hastono. 2009. Nilai-Nilai Islam pada Budaya www.rumahmuslimah.com, diakses tanggal 10
Organisasi Bank Syariah Mandiri Pusat. Februari 2017.
Skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
www.wahdah.or.id, diakses tanggal 14 Oktober
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah,
2015.
Jakarta.
Kailani, Najib. 2012. ‘Forum Lingkar Pena and
Muslim Youth in Contemporary Indonesia’,
RIMA, 46(1):33-53.

78

Anda mungkin juga menyukai