Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT OSTEOMEILITIS

Penyusun:

Dini dwi septiyani

NPM: 144012413

POLITEKNIK KARYA HUSADA

JAKARTA

2020
A. KONSEP DASAR
1. Defenisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah,
respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan
pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan
tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas
(Brunner dan suddarth, 2016).
Osteomielitis adalah infeksi entukan involukrum (pembentukan tulang
baru di sekeliling jaringan tulang mati) (Smeltzer, Suzanne C,  2016).
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2016)
2. Etiologi
a. Staphylococcus aureus hemolyticus (koagulasi positif) sebanyak 90% dan
jarang oleh Streptococcus hemolyticus
b. Haemophilus influenzae (5-50%) pada usia di bawah 4 tahun
c. Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa capsulata, Proteus
mirabilis, Brucella, dan bakteri anaerob yaitu Bacterioides fragilis.

Osteomyelitis juga bisa terjadi melalui 3 cara (Wikipedia, the free


encyclopedia, 2017) yaitu:
1) Aliran darah
Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari
fokus infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi
terinfeksi). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh
yang lain ke tulang. Pada anak-anak, infeksi biasanya terjadi di ujung
tulang tungkai dan lengan. Sedangkan pada orang dewasa biasanya
terjadi pada tulang belakang dan panggul. Osteomyelitis akibat
penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma.
2) Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur terbuka,
cedera traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan tulang atau dari
benda yang tercemar yang menembus tulang.
3) Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya
Osteomyelitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan
lunak Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke
tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa
timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi
penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya
pasokan darah(misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi).
3. Patofisiologi
Patologi yang terjadi pada ostemielitis hematogen akut tergantung
pada usia, daya tahan klien, lokasi infeksi, dan virulensi kuman. Infeksi terjadi
melalui saluran darah dari focus ditempat lain dalam tubuh pada fase
bakteremia dan dapat menimbulkan septikimia. Embulus infeksi kemudian
masuk ke dalam juksta empifisis pada daerah metafisis tulang panjang. Proses
selanjutnya adalah tejadi hyperemia dan edema di daerah metafisis di sertai
dengan pembentukan pus. Terbentuknya pus ketika jaringan tulang tidak
dapat bersekpensi, menyebabkan tekanan dalam tulang meningkat.
Peningkatan tekanan dalam tulang menyebabkan terjadinya sirkulasi dan
timbul trombosis pada pembuluh darah tulng dan akhirnya menyebabkan
nekrosis tulang. Disamping proses yang di sebutkan di atas, pembentukan
tulang baru yang ektensif terjadi pada dalam poreosteus sepanjang deafisis
(terutam pada anak-anak) sehingga terbebtuk suatu lingkuangan tulang seperti
peti mayat dengan jaringan sekuestrum di dalamnya. proses ini terlihat jelas
pada akhir minggu ke dua. Apabila pus menembus tulang ,terjadi pengalian
pus (discharge) keluar melalui lubang yang di sebut kloaka atau melalui sinus
pada jaringan lunak dan kulit. Pada tahap selanjutnya, penyakit osteomielitis
kronis. Pada daerah tulang kanselus, infeksi dapat terlokalisasi serta diliputi
oleh jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang kronis (Smeltzer, Suzanne
C, 2016).
4. Manifestasi Klinis
a. Panas tinggi, anoreksia, malaise (adanya proses septikemia)
b. Nyeri tulang dekat sendi, tidak dapat menggunakan anggota bersangkutan,
pembengkakan lokal (tanda-tanda radang akut : rubor, dolor, kalor, tumor,
fungsi larsa) dan nyeri tekan
c. Pada osteomielitis kronik biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota
yang terkena nanah dan bengkak
d. LAB : Leukositosis, anemia, LED meningkat
5. Penatalaksanaan Medis
Beberapa prinsip penataalaksanaan klien osteomielitis yang perlu
diketahui perawat dalam melaksanakan asuhan keperwatan agar mampu
melaksanakan tindakan kolaboratif adalah sebagai berikut ;
a. Istirahat dan memberikan analgesic untuk menghilangkan nyeri
b. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darah
c. Istirahat local dengan bidai dan traksi
d. Pemberian antibiotic secepatnya sesuai dengan penyebab utama
yaitustaphylococcus aureus  sambil menunggu biakan kuman.Antibiotik
diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan endap
darah klien.Antibiotik tetap diberikan hingga 2minggu setelah endap darah
normal.
e. Drainase bedah
Apabila setelah 24 jam pengobatan local dan sistemik antibiotic gagal
(tidak ada perbaikan keadaan umum),dapat dipertimbangkan drainase
bedah.Pada draenase bedah, pus periosteal di evakuasi untuk mengurangi
tekanan intra-useus.Disamping itu , pus jg di gunakan untuk biakan
kuman.Draenase dilakukan selama beberapa hari dan menggunakan NaCL
dan antibiotic.
6. Komplikasi
a. Dini :
1) Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
2) Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang
mendasarinya sembuh
3) Atritis septik
b. Lanjut :
1) Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan
penurunan  fungsi tubuh yang terkena
2) Fraktur patologis
3) Kontraktur sendi
4) Gangguan pertumbuhan

A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Riwayat Keperawatan
a. Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
b. Riwayat keperawatan
1) Riwayat kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya
(bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran
kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan
tulang.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan.Riwayat
4) Psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
5) Kebiasaan sehari-hari
6) Pola nutrisi      : anoreksia, mual, muntah.
7) Pola eliminasi  : adakah retensi urin dan konstipasi
8) Pola aktivitas   : pola kebiasaan

2. Pemeriksaan Fisik Keperawatan


a. Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.
b. Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid
jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
c. Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada
osteomielitis akut)
d. Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya
cairan purulen.
e. Identisikasi peningkatan suhu tubuh
f. Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila
di palpasi.
3. Diagnostik Test
Pemeriksaan diagnostik menurut Brunner dan suddarth (2017) yaitu :
a.  Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endap darah
b. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
c. Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan
diikuti dengan uji sensitivitas
d. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan
infeksi oleh bakteri  salmonella
e. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan
untuk  serangkaian tes.
f. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi
g. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang
bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang baru.
h. Pemeriksaan tambahan :
1) one scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
2) MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada
T2, maka kemungkinan besar adalah osteomielitis.

4. Penyimpangan KDM

Diagnosa Keperawatan
1.    Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
2.    Kerusakan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan menahan beban berat badan.
3.    Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang,
kerusakan kulit
4.    Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan ; imobilisasi

  Intervensi Keperawatan
1.  Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan

Tujuan :
Mendemonstrasikan bebas dari nyeri dan Peningkatan rasa kenyamanan
Kriteria Hasil :
Tidak terjadi nyeri, nafsu makan menjadi normal, ekspresi wajah rileks dan suhu
tubuh normal.
Rasional :
Mandiri
·         Kaji karakteristik nyeri: lokasi, durasi, intensitas nyeri.
·         Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri di tulang yang
mengalami infeksi.
·      Ajarkan  relaksasi : teknik mengurangi ketegangan otot rangka yang dapat
mengurangi intensitas nyeri dan meningkatan relaksasi masase.
·         Ajarkan metode distraksi selama  nyeri akut
·         Amati perubahan suhu setiap 4 jam.
·         Kompres air hangat

Kolaborasi :
·         Pemberian obat-obatan analgetik    
2.  Kerusakan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi
dan keterbatasan menahan beban berat badan
Tujuan :
Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil :
·         Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
·         Mempertahankan posisi fungsional
·         Meningkatkan / fungsi yang sakit
·         Menunjukkan teknik mampu melakukan aktivitas
Rasional:
Mandiri
·     Pertahankan tirah baring dalam posisi yang di programkan
·    Tinggikan ekstremitas yang sakit, instruksikan klien / bantu dalam latihan rentang
gerak pada ekstremitas yang sakit dan  tak sakit.
·     Beri penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat bergerak.
·     Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
·     Ubah posisi secara periodic
Kolaborasi :
·     Fisioterapi

   

3.     Resiko terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang,
kerusakan kulit
Tujuan :
·         setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, maka diharapkan
penyembuhan luka sesuai waktu yang dicatat dan tidak terjadinya infeksi yang
berkelanjutan.
Kriteria hasil :
·     Penyembuhan luka sesuai waktu yang dicatat, bebas drainase purulen dan demam dan
juga tidak terjadinya infeksi yang berkepanjangan.
Rasional :
·   Inspeksi kulit atau adanya iritasi atau adanya kontinuitas
·   Kaji sisi kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri atau rasa terbakar atau adanya
edema atau eritema atau drainase atau bau tidak sedap
·     Berikan perawatan luka
·   Observasi luka untuk pembentukan bula, perubahan warna kulit kecoklatan bau
drainase yang tidak enak atau asam.
·  Kaji tonus otot, reflek tendon.
· Selidiki nyeri tiba-tiba atau keterbatasan gerakan dengan edema lokal atau enterna
ekstermitas cedera
Kolaborasi :
·         Lakukan pemeriksaan lab sesuai indikasi dokter
·         Berikan obat atau antibiotik sesuai indikasi

4.         Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan ; imobilisasi


Tujuan :
·     Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan masalah gangguan
infeksi kulit teratasi dan kembali dalam batas normal.
Kriteria hasil :
·     Klien tampak rileks dank lien menunjukan perilaku atau tekhnik untuk mencegah
kerusakan kulit, memudahkan penyembuhan sesuai indikasi.
Rasional :
·   Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing kemudian perdarahan dan perubahan
warna kulit.
·     Pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan.
·     Tempatkan bantalan air atau bantalan lain dibawah siku atau tumit sesuai indikasi.
·   Perawatan, bersihkan kulit dengan sabun air, gosok perlahan dengan alcohol atau
bedak dengan jumlah sedikit berat.
·     Gunakan telapak tangan untuk memasang, mempertahankan atau lepaskan gips, dan
dukung bantal setelah pemasangan.
·     Observasi untuk potensial area yang tertekan, khususnya pada akhir dan bawah beban
atau gips.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, 2016. Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8


Volume 3, EGC : Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2016. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaapius FKUI :


Jakarta.

Smeltzer , Suzanne C, 2017. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. EGC :


Jakarta.

Yatim, Faisal, 2017. PENYAKIT TULANG & PERSENDIAN. Pustaka Populer


Obor : Jakarta.

Brunner & Suddarth. 2017. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Doenges, E. Marilynn. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. 2016. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai