Anda di halaman 1dari 2

Nama: ADIKA SAPUTRA

NIM: 042787074

1. Pengertian Jual Beli diatur pada Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (“KUHPerdata”), yang berbunyi: “Jual beli adalah suatu persetujuan
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan”.

Kreditur dapat minta pemenuhan perjanjian, atau pemenuhan perjanjian


disertai ganti rugi dan pembatalan perjanjian dengan ganti rugi.

Dasar hukumnya Pasal 1267 KUHPerdata, berbunyi: 


“Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih;
memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu
masih dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan,
dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga.”

Dari penjelasan diatas Zulham dapat membela dirinya dan membuat


perjanjian baru pada Tomy.

2. Kerugian dalam KUHPerdata dapat bersumber dari Wanprestasi


sebagaimana diatur dalam Pasal 1238 Juncto Pasal 1243 dan Perbuatan
Melawan Hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365.

Maka “Kerugian Konsekuensial", atau yang dikelompokan juga dengan


'kerugian tidak langsung', dan/atau 'kerugian punitive/exemplary' yang dikenal
dalam “Tort Law” pada sistem hukum CommonLawadalah sama dengan
kerugian Immateril yang terdapat dalam Pasal 1365 KUHPerdata mengenai
Perbuatan Melawan Hukum. Dan sebagaimana Tuntutan dalam Perbuatan
Melawan Hukum, maka agar dapat dikabulkannya tuntutan materil dan
Immateril maka harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana berikut;
 
1.   Perbuatan Tersebut Melawan Hukum
2.   Harus ada kesalahan pada pelaku
3.   Harus ada kerugian, dan
4.   Harus ada hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian.

3. Dalam ketentuan Pasal 1548 Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata (“KUHPer”). Jadi, sewa menyewa tersebut pada dasarnya adalah
perjanjian. Sebagaimana perjanjian pada umumnya, perjanjian tidak dapat
ditarik kembali selain dengan kesepakatan dari kedua belah pihak (Pasal
1338 KUHPer).

Dalam hal perjanjian sewa menyewa dibuat secara tertulis, perjanjian sewa
menyewa berakhir bila jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian sewa
telah lampau (Pasal 1570 KUHPer). Jika perjanjian sewa menyewa hanya
secara lisan, maka sewa menyewa tersebut berakhir pada saat salah satu
pihak memberitahukan kepada pihak yang lain bahwa ia hendak
menghentikan sewanya (Pasal 1571 KUHPer).

Anda mungkin juga menyukai