Anda di halaman 1dari 3

Nama: ADIKA SAPUTRA

NIM: 042787074

1. Dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna
Irawati, seseorang mengalami perubahan status sosial dari suatu lapisan ke
lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah.Bisa juga seseorang
tersebut hanya berpindah peran saja tanpa mengalami perubahan kedudukan
(status) sosialnya.

Pengertian mobilitas sosial menurut Kimball Young dan Raymond W Mack


adalah suatu gerak dalam struktur sosial.

Contoh kasus pada Mobilitas Sosial:


Misalnya, seorang guru beralih menjadi pemilik toko buku atau seseorang
yang pindah tempat kerja karena gaji yang lebih tinggi, maka dirinya
melakukan gerak sosial.

Analisis pada contoh kasus Mobilitas sosial dilihat dari waktu:


Mobilitas sosial baik yang berlangsung dalam satu generasi maupun dari satu
generasi ke generasi lainnya. Mobilitas yang dilakukan seseorang dalam
kehidupannya, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya disebut mobilitas
segenarasi.

2. Covid 19 telah menjadi salah satu kekhawatiran masyarakat meskipun pada


saat awal keberadaan virus ini, berbagai upaya yang berbentuk himbauan
dari pemerintah belum benar-benar dipatuhi oleh masyarakat. Bahkan
sebagian besar masyarakat menganggap bahwa virus tersebut tidak akan
menyebar luas sebagaimana di negara tempat awal penyebarannya.
Namun demikian, bersamaan dengan kekhawatiran masyarakat terhadap
virus ini, dampak lain ternyata timbul. Pemberlakuan social distancing
ternyata telah menimbulkan dampak lain. Berupa dampak sosial dan ekonomi
di dalam masyarakat.

Aspek Hukum Penanganan Penyebaran Covid 19


Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, yang belakangan
telah dijamin haknya secara konstitusional. Sesungguhnya jaminan konstitusi
terhadap hak atas kesehatan telah ada sejak masa Konstitusi Republik
Serikat (RIS) 1949 “Penguasa senantiasa berusaha dengan sunguh-sungguh
memajukan kebersihan umum dan kesehatan rakyat”. Setelah bentuk negara
serikat kembali ke bentuk negara kesatuan dan berlakunya Undang-Undang
Dasar Sementara 1950 (UUDS), ketentuan Pasal 40 Konstitusi RIS di adopsi
ke dalam Pasal 42 UUDS. Sejalan dengan itu, Konstitusi World Health
Organization (WHO) 1948 telah menegaskan pula bahwa “memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah suatu hak asasi bagi setiap
orang” (the enjoyment of the highest attainable standard of health is one of
the fundamental rights of every human being).
Istilah yang digunakan bukan “human rights”, tetapi “fundamental rights”, yang
kalau kita terjemahkan langsung ke Bahasa Indonesia menjadi “Hak hak
Dasar”. Kemudian pada tahun 2000, melalui Perubahan Kedua Undang-
Undang Dasar 1945, kesehatan ditegaskan sebagai bagian dari hak asasi
manusia. Dalam Pasal 28H ayat (1) dinyatakan, bahwa: “Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
Masuknya ketentuan tersebut ke dalam Undang-Undang Dasar 1945,
menggambarkan perubahan paradigma yang luar biasa. Kesehatan
dipandang tidak lagi sekedar urusan pribadi yang terkait dengan nasib atau
karunia Tuhan yang tidak ada hubungannya dengan tanggung jawab negara,
melainkan suatu hak hukum (legal rights) yang tentunya dijamin oleh negara .

3. Berikan simpulan anda tentang kegunaan hukum dan masyarakat pada taraf
individu di masa new normal:
Kegunaan Hukum Tata Negara pada masa New Normal

Salah satu kewenangan Hukum Tata Negara adalah membuat peraturan


perundang-undangan. New Normal membutuhkan perangkat peraturan
hukum yang bisa menjamin masyarakat bisa hidup dengan baik ditengah-
tengah Pandemi Covid-19. 

Membuat peraturan perundang-undangan dalam Hukum Tata Negara


ditentukan menjadi kewenangan dari Pemerintah. Proses penyusunan
peraturan perundang-undangan itu harus disesuaikan dengan kondisi dan
keadaan yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat, dalam hal ini
adalah keadaan New Normal. 

Yang berwenang membuat peraturan perundang-undangan adalah


Pemerintah, jika berupa undang-undang dibentuk oleh DPR dan Presiden,
jika berupa peraturan pemerintah yang lainnya dibentuk oleh Presiden
beserta jajarannya atau eksekutif. 

Hukum Tata Negara memberi wewenang kepada para pembentuk peraturan


perundang-undangan untuk membentuk peraturan perundang-undangan
sesuai keinginannya. 

Dalam POLITIK HUKUM peraturan perundang-undangan dibuat sesuai


dengan visi misi pembentuk peraturan perundang-undangan, namun
demikian isi peraturan perundang-undangan itu harus disesuaikan dengan
keadaan yang ada pada saat peraturan perundang-undangan itu dibentuk.

Kondisi di Indonesia sedang menghadapi Pandemi Covid-19, maka mau tidak


mau pembentuk peraturan perundang-undangan harus membuat peraturan
perundang-undangan sesuai dengan kondisi Pendemi Covid-19 ini. 

Pandemi Covid-19 salah satu cara mencegah penyebarannya adalah dengan


pola hidup bersih, memakai masker, social distancing dan psical distancing,
peraturan perundang-undangan yang hendak dibuat harus berisi cakupannya
tentang hal tersebut di atas. 

Pemegang kewenangan pembentuk peraturan perundang-undangan dalam


melaksanakan kewenangannya harus bisa memasukkan unsur-unsur di atas
tadi agar terjadi pencegahan penyebaran Covid-19 tersebut. 

Dalam HukumTata Negara juga diajarkan bahwa peraturan perundang-


undangan yang baik harus memenuhi 3 unsur, yaitu unsur filosofis, unsur
yuridis dan unsur sosiologis, agar peraturan perundang-undangan bisa
diterima oleh masyarakat pembentuk peraturan perundang-undangan harus
memperhatikan ketiga unsur tersebut. 

Kegunaan Masyarakat pada masa New Normal

Pandemi Covid-19 belum juga bisa dikatakan berakhir, namun kehidupan


harus terus berjalan. Apakah kita mau terus hidup dengan pembatasan?
Mengisolasi diri di rumah terus menerus? Sudah pasti jawabannya tidak.
Tentunya kita ingin kembali bekerja, belajar, dan beribadah, serta
bersosialisasi/beraktivitas agar bisa produktif di era pandemi ini.  Jika hal
tersebut tidak dilakukan, cepat atau lambat akan berdampak pada berbagai
sektor, baik sosial, budaya, pertumbuhan ekonomi akan mengalami
perlambatan, industri tidak berjalan, atau masyarakat kehilangan
penghasilan.  Untuk itu, masyarakat harus mulai beradaptasi dengan
kebiasaan hidup baru atau  disebut dengan ‘new normal life’, sebagaimana
yang pernah dikatakan oleh Ketua Tim Pakar Gugus Percepatan Penanganan
Covid-19, Bapak Wiku Adisasmito. New normal adalah perubahan perilaku
untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan
protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Secara
sederhana, new normal ini hanya melanjutkan kebiasaan-kebiasaan yang
selama ini dilakukan saat diberlakukannya karantina wilayah atau
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Tujuan dari new normal ini adalah agar masyarakat tetap produktif dan aman
dari penularan Covid-19 di tengah masa pandemi.

Anda mungkin juga menyukai