Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Obat Kardiovaskuler
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Matakuliah Farmakologi Dengan
Dosen Pembimbing Ns. Erwanto, S.Kep. MMRS

Disusun Oleh

A.Susi Salelenggu (AOA0190878) / Enggano


Agies Fitria Rahmadani (AOA0190879) / Enggano
Agnes Ardila (AOA0190880) / Enggano
Apriana (AOA0190884) / Enggano
Fadilah hafsah (AOA0190895)/Enggano
Faskario (AOA0190896)/Enggano
Vicky Dwi Kristian (1801100502) / Proxima
Wakhida Puspita Aryani (1801100504) / Proxima

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN dan S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KENDEDES MALANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
kita semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah matakuliah
Farmakologi yang berjudul “OBAT KARDIOVASKULER” dapat selesai seperti
waktu yang telah kita rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini


disusun untuk memenuhi salah satu tugas Matakuliah Farmakologi. Makalah ini
membahas tentang obat kardiovaskuler.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Serta kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin

Malang, 12 maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 2

2.1 Pengertian........................................................................................ 2

2.1.1 Antiangina.................................................................................... 2

2.1.2 Antiaritmia........................................................................... 7
2.1.3 Glikosida............................................................................. 10
2.1.4 Antihipertensi....................................................................... 11
BAB III PENUTUPAN................................................................ 13
3.1 Kesimpulan............................................................................. 13
3.2 Saran...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat peran obat yang sangat penting ini, maka sejak permulaan abad ke-20
timbul disiplin baru dalam ilmu kedokteran yang dinamakan farmakologi. Semula
farmakologi mencakup ilmu yang berhubungan dengan obat, obat dalam arti luas
adalah zat kimia yang mempengaruhi proses hidup.
Sistem lardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik yang harus
mampu beradaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan tekanan
darah, kerja dan frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler lain merupakan
resultante dari berbagai faktor pengatur yang bekeja secara serentak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu obat kardiovaskuler?
2. Apa saja macam macam obat kardiovaskuler?
1.3 Tujuan Penulisan
Setelah terselesaikan makalah ini, semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca terlebih pada masalah farmakologi di mana farmakologi ini sangat
penting untuk dikuasaioleh seorang farmasi dan tenaga medis lainnya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi &
memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara
langsung ataupun tidak langsung.
1) Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur
peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan
dapat terangkut dengan baik.
2) Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai
penyalur darah ke jaringan.
3) Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus
SA, nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye.
4) Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis
dan parasimpatis.
5) Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada
sistem kardiovaskuler.
6) Obat kardiovaskuler: adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan
pembuluh darah.
Obat kardiovaskuler dibedakan:
a. Obat Antiangina
b. Obat Antiaritmia
c. Obat Glikosida
d. Obat Antihipertensi
2.1.1 ANTIANGINA
Angina pektoris adalah nyeri dada hebat yang terjadi ketika aliran darah
koroner tidak cukup memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh jantung,
Kondisi yang paling sering melibatkan Iskemia jaringan dimana obat-obat
vasilisator digunakan, Antiangina adalah obat untuk angina pectoris
(ketidak seimbangan antara permintaan (demand)) dan penyediaan (supply)
oksigen pada salah satu bagian jantung.
Cara kerja Antiangina:
a) Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan
menurunkan kerjanya. (penyekat reseptor beta)
b) Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran
darah (vasodilator)
c) Kombinasi keduanya
Obat Antiangina:
1. Gol Nitrat
a. Cara kerja : Mengakibatkan vasodilatasi / pelebaran pembuluh
darah perifer dan koroner
b. Efek terhadap jantung : Mengurangi kebutuhan oksigen,
miokard/jantung dan meningkatkan suplai oksigen
miokard/jantung
c. Indikasi : Antiangina, gagal jantung
d. Efek samping : Sakit kepala, pusing, muka merah, dll
e. Kontraindikasi : VIAGRA
f. Contoh: ISDN,NMR
PERHATIAN :
1) Untuk angina pektoris/sakit dada tablet 5 mg letakan di bawah
lidah (sublingual)
2) Digunakan 3-4 kali sehari sesuai dosis yang dianjurkan dokter
3) Tab. Sublingual tdk boleh dibelah atau digerus
4) Tab. Retard 2 x sehari pada pagi hari dan malam seb. Tidur
5) 15 menit setelah menggunakan obat sublingual tdk ada efek,
harus segera ke rumah sakit
2. Beta bloker
a. Cara kerja:
1) Mengurangi konsumsi oksigen miokard
2) Penggurangan kontraktilitas miokard
3) Pengurangan denyut jantung (laju sinus)
4) Pengurangan konduksi AV dan
5) Pengurangan tekanan darah sistolik
b. INDIKASI : Antiangina, Hipertensi, Gagal jantung
c. Kontraindikasi:
1) Blok AV derajat 2 dan 3
2) Asma
3) Gagal jantung yang dalam keadaan dekompensasi
4) Penyakit arteri perifer berat
d. EFEK SAMPING :
1) Nausea, muntah, diare ringan, konstipasi
2) Mimpi buruk, insomnia, halusinasi, depresi mental
3) Rasa lelah, rash, demam, purpura
e. Contoh: Bisoprolol MAINTATE, CONCOR
3. Calsium antagonis
a. INDIKASI : Antiangina, Anti-Hipertensi
b. CARA KERJA :
1) Menghambat kontraksi miokard dan otot polos pembuluh
darah
2) Melambatkan konduksi AV dan depresi nodus SA
3) Vasodilatasi, inotropik, dll
c. EFEK :
1) Mengurangi konsumsi oksigen jantung
2) Memperbaiki toleransi pasien angina pektoris
3) Mengurangi kebutuhan nitrogliserin dan perubahan
iskemik jantung saat istirahat dan aktifitas
d. EFEK SAMPING :
1) Hipotensi
2) Nyeri kepala
3) Muka merah
4) Dll
e. CONTOH: Amlodipin, Diltiazem
Khasiat farmakologik:
a) Dilatasi pembuluh darah → dapat menyebabkan hipotensi →
sinkop
b) Relaksasi otot polos → nitrat organik membentuk NO →
menstimulasi guanilat siklase → kadar siklik-GMP meningkat →
relaksasi otot polos (vasodilatasi)
c) Menghilangkan nyeri dada → bukan disebabkan vasodilatasi, tetapi
karena menurunya kerja jantung
d) Pada dosis tinggi dan pemberian cepat → venodilatasi dan dilatasi
arteriole perifer → tekanan sistol dan diastol menurun , curah
jantung menurun dan frekuensi jantung meningkat (takikardi)
e) Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri → karena semakin
banyak darah yang menggumpul di vena → curah darah jantung
menurun
f) Menurunya kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah
sistemik → penurunan aliran darah balik ke jantung
g) Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot
polos: bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya sekilas →
tidak digunakan di klinik
Farmakokinetik
a) Metabolisme nitrat organik terjadi di hati
b) Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual
c) Ekskresi sebagian besar lewat ginjal
Sediaan dan Posologi
a) Untuk serangan, baik digunakan sediaan sublingual: isosorbit
dinitrat 30%: 2,5 – 10 mg dan nitrogliserin 38%: 0,15 – 0,6 mg
b) Untuk pencegahan digunakan sediaan per oral: kadar puncak 60 –
90 menit, lama kerja 3 – 6 jam
c) Par enteral (IV) baik digunakan untuk vasospasme koroner dan
angina pectoris tidak stabil, angina akut dan gagal jantung kongestif
d) Salep untuk profilaksis: puncak 60 menit, lama kerja 4 – 8 jam
Sediaan
Nitrat kerja singkat (serangan akut)
a) Sediaan sublingual (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil
tetranitrat)
b) Amil nitrit inhalasi
Nitrat kerja lama:
a) Sediaan oral (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil tetranitrat,
penta eritritol tetranitrat)
b) Nitrogliserin topikal (salep 2%, transdermal)
c) Nitrogliserin transmucosal/buccal
d) Nitrogliserin invus intravena
Efek Samping
a) Efek samping: sakit kepala, hipotensi, meningkatnya daerah
ischaemia
Indikasi:
1. Angina pectoris
2. Gagal jantung kongestif
3. Infark jantung

Beta Blocker
a) Beta bloker adalah obat yang memblok reseptor beta dan tidak
mempengaruhi reseptor alfa
b) Beta Bloker menghambat pengaruh epineprin → frekuensi denyut
jantung menurun
c) Beta bloker → meningkatkan supply O2 miokard → perfusi
subendokard meningkat

2.1.2 ANTIARITMIA
1. Aritmia jantung adalah masalah yang sering terjadi dalam praktik klinis,
yang timbul hingga 25% dari pasien yang diobati dengan digitalis, 50%
dari pasien-pasien yang dianestesi, dan lebih dari 80% pasien dengan
infarktus miokardium akut.
2. aritmia dapat memicu ganguan irama jantng yang lebih serius atau bahkan
gangguan irama yang mematikan misalnya, depolarisasi ventrikuler
premature yang dini dapat memicu timbulnya fibrilasi ventrikuler.

Mekanisme Kerja
a. disebabkan aktivitas pacu jantung yang abnormal atu penyebaran impuls
abnormal.
b. Pengobatan aritmia bertujuan mengurangi aktivitas pacu jantung ektopik
dan memperbaiki hantaran atau pada sirkuit reentry yang membandel ke
pergerakan melingkar yang melumpuhkan.
c. Mekanisme utama untuk mencapai tujuan adalah
1. Hambatan saluran natrium.
2. Hambatan efek otonom simpatis pada jantung.
3. Perpanjangan periode refrakter yang efektif, dan
4. Hambatan pada saluran kalsium.
Obat antiaritmia menurunkan otomatisitas pacu jantung ektropik lebih daripada
nodus sinoatrial.Hal ini terutama dicapai dengan menghambat secara selektif
saluran natrium atau saluran kalsium daripada sel yang didepolarisasi. Obat
penghambat saluran yang berguna untuk pengobatan mempunyai afinitas tinggi
untuk saluran aktif (yaitu selama fase 0) atau saluran inaktif (selama fase 2)
tetapi afinitasnya sangat rendah untuk saluran lainnya.Karena itu, obat ini
menghambat aktifitas listrik apabila ada takikardia yang cepat (banyak saluran
aktif dan tidak aktif per satuan waktu) atau ada potensial istirahat hilang secara
bermakna (banyak saluran tidak aktif selama istirahat).Kerja tersebut sering
digambarkan sebagai “ use dependent atau state dependent “ yaitu saluran yang
sering digunakan atau dalam status inaktif,yang lebuh mudah dihambat. Saluran
dalam sel normal yang dihambat oleh obat selama siklus normal aktif atau tidak
aktif akan segera melepaskan obat dari reseptor selama bagian siklus istirahat.
Saluran dalam otot jantung yang didepolarisasi secara kronis (yaitu mempunyai
potensial istirahat lebih positif dari pada -75mV ) akan pulih dari hambatan
secara sangat lambat . Pada aritmia reentry, yang tergantung pada hantaran
yang tertekan secara kritis, kebanyakan obat antiaritmia memperlambat
hantaran lebih lanjut melalui satu atu kedua mekanisme

Farmakodinamik
a) Beta bloker menghambat efek obat adrenergik
b) Beta bloker kardioselektif artinya mempunyai afinitas yang lebih besar
terhadap reseptor beta-1 daripada beta-2
c) Propanolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol, pindolol dan
labetolol mempunyai efek MSA (membrane stabilizing actvity) → efek
anastesik lokal
d) Kardiovaskuler: mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard
e) Menurunkan tekanan darah
f) Antiaritmia: mengurangi denyut dan aktivitas fokus ektopik
g) Menghambat efek vasodilatasi, efek tremor (melalui reseptor beta-2)
h) Efek bronkospasme (hati2 pada asma)
i) Menghambat glikogenolisis di hati
j) Menghambat aktivasi enzim lipase
k) Menghambat sekresi renin → antihipertensi
Farmakokinetik
a) Beta bloker larut lemak (propanolol, alprenolol, oksprenolol, labetalol dan
metoprolol) diabsorbsi baik (90%)
b) Beta bloker larut air (sotolol, nadolol, atenolol) kurang baik absorbsinya
Sediaan
c) Kardioselektif: asebutolol, metoprolol, atenolol, bisoprolol
d) Non kardioselektif: propanolol, timolol, nadolol, pindolol, oksprenolol,
alprenolol
Contoh Obat :
1. Propanolol: tab 10 dan 40 mg, kapsul lepas lambat 160 mg
2. Alprenolol: tab 50 mg
3. Oksprenolol: tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg
4. Metoprolol: tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg
5. Bisoprolol: tab 5 mg
6. Asebutolol: kap 200 mg dan tab 400 mg
7. Pindolol: tab 5 dan 10 mg
8. Nadolol: tab 40 dan 80 mg
9. Atenolol: tab 50 dan 100 mg
Efek Samping
a) Akibat efek farmakologisnya: bradikardi, blok AV, gagal jantung,
bronkospasme
b) Sal cerna: mual, muntah, diare, konstipasi
c) Sentral: mimpi buruk, insomnia, halusinasi, rasa capai, pusing, depresi
d) Alergi; rash, demam dan purpura
Dosis lebih : hipotensi, bradikardi, kejang, depresi
Indikasi :angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard,
kardiomiopati obstruktif hipertropik, feokromositoma
(takikardi dan aritmia akibat tumor), tirotoksikosis, migren,
glaukoma, ansietas
Kontra indikasi : Penyakit Paru Obstruktif, Diabetes Militus (hipoglikemia),
Penyakit Vaskuler, Disfungsi Jantung
2.1.3 GLIKOSIDA
1. Glikosida jantung (derivat digitalis dan obat sejenisnya) terdiri atas
senyawa steroid yang mempunyai efek terhadap otot polos dan jaringan
lainnya.
2. Efek terapi utama pada gagal jantung kongestif adalah peningkatan
kontraktilitas jantung (efek inotropik positif) yang memperbaiki ketidak
seimbangan karena kegagalan tersebut.
Glikosida Jantung
a) Digitalis berasal dari daun Digitalis purpurea
b) Digitalis adalah obat yang meningkatkan kontraksi miokardium
c) Digitalis mempermudah masuknya Ca dari tempat penyimpananya di
sarcolema kedalam sel →digitalis mempermudah kontraksi
d) Digitalis menghambat kerja Na-K-ATP-ase → ion K didalam sel menurun
→ aritmia (diperberat jika dikombinasi dengan HCT)

Farmakodinamik
a) Efek pada otot jantung: meningkatkan kontraksi
b) Mekanisme kerjanya:
c) Menghambat enzim Na, K ATP-ase
d) Mempercepat masukanya Ca kedalam sel
e) Efek pada payah jantung: menurunya tekanan vena, hilangnya edema,
meningkatnya diuresis, ukuran jantung mengecil
f) Konstriksi vaskuler, sal cerna (mual, muntah, diare), nyeri pada tempat
suntukan (iritasi jaringan)
Farmakokinetik
a) Absorbsi dipengaruhi makanan dalam lambung, obat (kaolin, pectin) serta
pengosongan lambung
b) Distribusi glikosida lambat
c) Eliminasi melalui ginjal
Intoksikasi
Keracunan biasanya terjadi karena:
a) Pemberian dosis yang terlalu cepat
b) Akumulasi akibat dosis penunjang yang terlalu besar
c) Adanya predisposisi keracunan
Dosis berlebihan
a) Gejala: sinus bradikardi, blokade SA node, takikardi ventrikel, fibrilasi
ventrikel, gangguan neurologik (sakit kepala, letih, lesu, pusing, kelemahan
otot), penglihatan kabur
Sediaan
a) Tablet Lanatosid C (cedilanid) 0,25 mg
b) Digoksin 0,25 mg
c) Beta-metildigoksin 0,1 mg

2.1.4 ANTIHIPERTENSI
Penderita-penderita yang tidak diketahui penyebabnya disebut penderita
hipertensi esensial. Umumnya peningkatan tekanan darah ini disertai
penigkatan umum resistensi darah untuk mengalir melalui arterioli,dengan
curah jantung yang normal. Peningkatan tekanan darah biasanya disebabkan
kombinasi berbagai kelainan(multifaktorial). Bukti-bukti epidermiologik
menunjukkan adanya faktor keturunan, ketegangan jiwa, faktor lingkungan dan
makanan mungkin sebagai kontributor berkembangnya hipertensi.

Anti Hipertensi: Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah

Obat Antihipertensi dibedakan:


1. Diuretik
2. Beta bloker
3. Alfa bloker
4. Ca antagonist
5. Penghambat ACE
6. Penghambat saraf sentral
7. Vasodilator
Tahapan Terapi HT
a) Modifikasi pola hidup:
b) Penurunan BB
c) Aktivitas fisik teratur
d) Pembatasan garam dan alkohol
e) Berhenti merokok
Klasifikasi HT

Pilihan antihipertensi
a) Diuretik atau beta bloker
b) Penghambat ACE, antagonis Ca, alfa bloker, alfa,beta bloker
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi &


memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara
langsung ataupun tidak langsung.Obat kardiovaskuleradalah obat yang
digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah.Obat kardiovaskuler
dibedakan:
a. Obat Antiangina
b. Obat Antiaritmia
c. Obat Glikosida
d. Obat Antihipertensi

Anda mungkin juga menyukai