Ditulis Oleh :
S1 KEPERAWATAN 5A
ILMU KEPERAWATAN
2020/2021
MODUL 1 (KEWIRAUSAHAAN)
Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan
selalu terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu
membawa bisnis terus bertumbuh. Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat
dimana hal ini bisa dilakukan melalui penerapan konsep kewirausahaan sosial.
Berbagai kalangan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial sebagai
solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Mereka yang menjadi
wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar
mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam
mewujudkan cita-citanya.
Kewirausahaan merupakan suatu proses dinamis untuk menciptakan nilai tambah
atas barang dan jasa serta kemakmuran. Peter F.Drucker (1994) mendefinisikan
kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Thomas W. Zimmerer (1996;51) mengungkapkan bahwa kewirausahaan
merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah
dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam kehidupan seharihari. Inti
dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
(Saragih, 2017)
Karakter wirausaha merupakan salah satu ceriman dari revolusi karakter yang
terdapat dalam nawa cita. Hal ini disebabkan karena dalam karakter atau jiwa
wirausaha tertanam beberapa ciri yang mengarah pada jiwa-jiwa kemandirian. Ciri
tersebut antara lain, memiliki rasa percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil,
berani menanggung resiko, memiliki jiwa kepemimpinan, jujur dan tekun, memiliki
kreatifitas tinggi dan mandiri tidak ketergantungan pada orang lain.(Insana &
Mayndarto, 2017)
Di bawah ini terdapat beberapa karakter yang dimilki oleh seorang wirausahawan.
Karakter tersebut antara lain :
1. Memiliki rasa percaya diri Memiliki kepercayaan diri yang sangat kuat, tidak
bergantung kepada orang lain merupakan salah karakter yang dimiliki oleh seorang
wirausaha.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil Seorang wirausaha hanya mempunyai sikap
tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Ia juga harus
pada hasil dari tugas yang dibebankannya.
3. Berani menanggung resiko Berani menanggung resiko berhubungan dengan sikap
keinginan untuk bertanggung jawab. Para wirausahawan siap menanggung resiko
atas segala tindakan yang diambilnya. Dalam melakukan sebuah tindakan seorang
wirausahawan akan memikirkan tindakannya seorang secara matang. Sehingga
resiko yang akan muncul akibat tindakannya dapat diperkirakan.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan Kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh seorang
wirausaha untuk memimpin anak buah atau pegawainya. Seseorang tidak akan bisa
menjadi seorang wirausaha apabila ia tidak bisa memimpin, baik memimpin diri
sendiri maupun memimpin orang lain.
5. Keorisinalan Sifat orisinal tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinal
berarti tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada
ide yang orisinal dan ada kemampuan untuk melakukan sesuatu.
6. Berorientasi ke masa depan Seorang wirausahan harus mempunyai visi ke depan
untuk merencanakan hal apa yang akan dia lakukan dan apa yang ingin dicapai. Hal
ini perlukan karena sebuah usaha didirikan bukan hanya untuk sementara, tetapi
untuk selamanya. Oleh karena itu seorang wirausaha akan menyusun planning dan
strategi yang matang agar langkah-langkah yang dilaksanakan terlihat dengan jelas.
7. Jujur dan tekun Untuk menjadi seorang wirusaha juga dibutuhkan sikap jujur dan
tekun. Jujur tehadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat serta kepada
pegawaipegawainya. Tekun dalam mencari ide-ide baru yang lebih kreatif dari ide-
ide yang sudah ada dan tekun dalam dalam merintis usahanya yang baru akan mulai
berkembang.
8. Memiliki kreatifitas tinggi Kreatifitas adalah menciptakan sesuatu dari yang
asalnya tidak ada. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang
dan jasa terletak pada penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan
masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari.
9. Selalu memiliki komitmen dalam pekerjaan, etos kerja dan tanggung jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang
bulat dalam mencurahkan perhatiannya pada usaha yang digelutinya. Dalam
menjalankan usahanya tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad
yang menggebu-gebu dan memilki semangat yang tinggi dalam mengembangkan
usahanya.
10. Selalu mencari peluang Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif
terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk
mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan positif
tersebut.
Peluang usaha adalah sebuah kesempatan yang dimiliki oleh semua orang yang
mempunyai jiwa kreatifitas dalam dirinya untuk memulai sebuah usaha. Menurut
Mariotti (2013:147) peluang usaha adalah suatu potensi pasar terhadap bisnis yang
dapat memenuhi kebutuhan ataupun keinginan pelanggan. Menurutnya juga,
peluang usaha muncul ketika seorang pengusaha mendapat ide bisnis,
mengidentifikasikan ide tersebut apakah bersifat komersial atau tidak dan kemudian
jika ide tersebut bersifat menjual (komersial) akan dikembangkan menjadi suatu
bagian bisnis yang diharapkan menjadi tren dikalangan publik.
Menurut Bygrave dan Zacharakis (2011) ada lima faktor penyebab munculnya
peluang usaha yaitu:
1) Pelanggan
2) Kompetitor
3) Pemasok dan Perantara Pemasaran
4) Kondisi Pemerintahan
5) Lingkungan Global
Menurut Mariotti (2013) ada tiga cara untuk mendapatkan peluang usaha yaitu
sebagai berikut:
Berdasarkan pengertian dari peluang usaha dari beberapa ahli, maka disimpulkan
bahwa peluang usaha/bisnis adalah sesuatu yang dimulai dari ide atau hasil
pemikiran bisnis dan kemudian membangun bisnis berdasarkan potensi dari
konsumen. Dengan kata lain, peluang usaha dimulai dari ide bisnis yang potensial
bagi pelanggan yang selanjutnya dikembangkan menjadi suatu usaha .
Aspek produksi berkaitan dengan kemampuan proyek atau usaha yang bersangkutan
menghasilkan dan menyelesaikan pekerjaannya dalam ukuran jangka waktu. Dalam
aspek produksi ini yang tidak boleh dilupakan adalah ketersediaan bahan baku yang
dibutuhkan apakah termasuk langkah hingga harus dipesan dulu atau mudah
tersedia. Maka jika berkaitan dengan faktor bahan baku yang sulit tersedia perlu
ditanyakan juga apa tindakan pihak manajemen perusahaan dalam mengatasi
masalah seperti itu. Karena keterlambatan datangnya bahan baku akan
menyebabkan keterlambatan dari produksi barang yang akan dihasilkan dan tentu
berpengaruh pada sisi keterlambatan pada saat penjualan.(Astuty, 2015)
MODUL 5 (KOMUNIKASI)
Keterampilan komunikasi menjadi modal penting bagi para entrepreneur muda
dalam merintis dan membangun sebuah bisnis. Selain memiliki jiwa pengusaha,
pebisnis pemula juga diharapkan memiliki kompetensi komunikasi. Para pebisnis
pemula ini masih memiliki beberapa kekurangan, diantaranya: Keterampilan
Komunikasi, Komunikasi Pemasaran, dan Skill Manajerial. Berdasarkan hasil FGD
diperoleh beberapa catatan terkait kompetensi komunikasi (Moekahar et al., 2020):
a) Pebisnis pemula belum memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk
mengomunikasikan produk yang dijualnya
b) Pebisnis pemula belum memiliki konsep komunikasi bisnis yang
mengintegrasikan teknologi komunikasi
c) Pebisnis pemula belum memiliki keterampilan presentasi bisnis yang baik
MODUL 6 (KEPEMIMPINAN)
MODUL 7 (MOTIVASI)
Produk unggulan daerah belum tentu merupakan hasil industri yang menggunakan
teknologi canggih atau memiliki investasi tinggi, tetapi memiliki ciri khas yang dimiliki
oleh daerah lokal yang disebut dengan One Area Five Products (satu daerah lima
produk unggulan). Untuk menentukan suatu produk termasuk dalam kategori
produk unggulan, hal ini ditentukan oleh pemerintah daerah. Terdapat beberapa
kriteria yang harus di penuhi diantaranya, omset perbulan, tenaga kerja, target
pasar, asal bahan baku, teknologi, spesifikasi kekhasan, kuantitas bahan baku. Dalam
hal ini pemerintah daerah kesulitan untuk menentukan produk unggulan tersebut,
hal ini dikarenakan banyak kriteria yang harus dipertimbangkan. Pemakaian sistem
informasi yang berbasis pendukung keputusan menjawab permasalahan yang
dihadapi oleh pemangku kepentingan tersebut. Penggunakan sistem pendukung
keputusan dirasa tepat untuk menghasilkan suatu keputusan tentang produk
unggulan daerah dari banyak produk yang dimiliki oleh daerah tersebut. (Umam et
al., 2018)
MODUL 10 (MANAJEMEN INOVASI)
Inovasi tidak lepas dari dua kriteria utama yakni kebaruan (novelty) dan perbaikan
(improvement). Kebaruan disini tidak harus berupa menciptakan menciptakan ebuah
produk baru tapi juga bisa pada sisi nilai guna, kondisi dan aplikasinya. Kriteria
improvement disini dimaksudkan pencarian alternative terbaik yang paling efisien
dan efektif untuk sebuah proses maupun sebuah produk. Definisi lain dari inovasi
juga mempertimbangkan adanya proses penciptaan produk yang incremental dan
radical, kemudian ada juga yang mempertimbangkan adanya inovasi yang bisa
disebarkan (Diffused Innovation) dan inovasi yang diadopsi (Adopted Innovation).
(Saragih, 2017)
MODUL 11 (PEMASARAN)
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para
pengusaha dalam usahanya untuk memepertahankan kelangsungan hidup
perusahaan dan perkembangan usahanya dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya
dalam pencapaian tujuan tergantung pada kemampuan dan kehalian di bidang
pemasaran. Dalam pencapaian tujuan perlu adanya strategi pemasaran yaitu suatu
rencana yang dimiliki oleh suatu perusahaan sebagai pedoman bagi kegiatan-
kegiatan pemasaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
(Basu Swasta &Irawan, 1990). Dalam memulai menjalankan suatu usaha perlu
adanya rencana strategi pemasaran pendahuluan untuk memperkenalkan produk
baru itu ke pasar. Rencana tersebut terdiri dari tiga bagian pertama pemosisian
produk, pangsa pasar. Bagian kedua tentang strategi fistribusi dan anggaran . Bagian
ketiga melakukan strategi bauran pemasaran yaitu strategi tentang harga, distribusi,
produk,promosi yang akan dijalankan. Strategi pemasaran merupakan pernyataan
(baik secara implisit maupun eksplisit.(McGee et al., 1977)
MODUL 12 (PENJUALAN)
Menurut Hersey & Blanchard (1993), kinerja merupakan fungsi dari kemampuan dan
motivasi. Penelitian Grebel (2003) dan Sala (2002) menunjukkan bahwa kinerja
secara tidak langsung tergantung pada entrepreneurial behavior dan environment
condition. Keberhasilan wirausaha ditentukan oleh kepribadian wirausaha dan
lingkungan yang mendukung, sehingga perilaku dalam bekerja merupakan hasil
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Penelitan Shun Ching Horng (1998)
di Taiwan menunjukkan bahwa pelatihan entrepreneurship dapat meningkatkan
kemampuan dan motivasi berusaha, yang mempunyai peranan bagi keberhasilan
kinerja perusahaan, semakin tinggi kemampuan entrepreneurship, semakin tinggi
kinerja perusahaan. Temuan penelitian McClelland (1995) di Amerika bahwa kinerja
usaha dipengaruhi oleh kepribadian wirausaha, kemampuan wirausaha dan motivasi
berprestasi. Penelitian Shawnee (1995) di Columbia menyimpulkan bahwa
kemampuan wirausaha mempunyai pengaruh langsung secara signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Penilaian kinerja hanya dengan menekankan aspek keuangan
punya kelemahan, tidak mampu mengevaluasi kinerja yang tidak nampak dan kinerja
intelektual. Penilaian kinerja dari sudut pandang psikososial mengacu pada penilaian
kinerja sebagai hasil dari suatu proses komunikasi lingkungan, dengan kriteria:
kepuasan usaha, kemandirian, dan keikutsertaan dalam kegiatan sosial dan
pembangunan masyarakat.(Suwardie, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmia, M., & Belbachir, H. (2018). p, q-Analogue of a linear transformation preserving log-
convexity. Indian Journal of Pure and Applied Mathematics, 49(3), 549–557.
https://doi.org/10.1007/s13226-018-0284-5
Astuty, H. S. (2015). Prinsip 6C (Character, Capacity, Capital, Condition of Economy,
Collateral Dan Constraint) Dalam Wirausaha Mahasiswa. Jurnal Economia, 11(1), 56.
https://doi.org/10.21831/economia.v11i1.7756
Fauzan Aziz. (2017). non-performing loan.
Insana, D. R. M., & Mayndarto, E. C. (2017). Pembangunan Karakter Wirausaha Mahasiswa
Melalui Peningkatan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan. Ejournal.Borobudur.Ac.Id,
19(3), 348–356. http://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/1/article/view/29
McGee, R., Brenneman, D. E., & Spector, A. A. (1977). Regulation of fatty acid biosynthesis
in Ehrlich cells by ascites tumor plasma lipoproteins. Lipids, 12(1), 66–74.
https://doi.org/10.1007/BF02532975
Moekahar, F., Benni Handayani, Yudi Daherman, & Mufti Hasan Alfani. (2020). Pelatihan
Kompetensi Komunikasi Untuk Pebisnis Pemula. Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(2), 166–171. https://doi.org/10.32696/ajpkm.v4i2.519
Purwanto, N. (2020). Muda Berkarya Motivasi Wirausaha dalam Kajian Fenomenologi.
Jurnal Manajemen Dan Bisnis Dewantara, 3(1), 1–8.
Safuan, S. (2018). Studi Literatur Kepemimpinan Wirausaha Dalam Menghadapi Tantangan
Global. Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik, 1(2), 171–181.
https://doi.org/10.30988/jmil.v1i2.17
Saragih, R. (2017). Membangun Usaha Kreatif ,. Jurnal Kewirausahaan, 3, 27.
Suwardie, S. (2013). Model Evaluasi Kinerja Tamatan Pelatihan Kewirausahaan Balai Diklat
Pertanian Diy. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 13(2), 150–164.
https://doi.org/10.21831/pep.v13i2.1407
Sya’roni, De. A. W., & Sudirham, J. J. (2012). Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi
Pelaku Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Teknologi, 11(1), 1–17.
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/631/jbptunikompp-gdl-dedenawaha-31522-3-
jurnala-).pdf
Umam, K., Sulastri, V. E., Sutiksno, D. U., & Mesran. (2018). Perancangan Sistem
Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Produk Unggulan Daerah Menggunakan
Metode VIKOR. Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), 5(1), 43–49.