Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME MATA KULIAH

AUDITING 2

DOSEN : DEWI SAPTANTINAH. P. A, S.E, M.SI. Akt

MATERI :

AUDIT TERHADAP SALDO KAS

Oleh :

Kelompok 6 - Akuntansi 01 (Semester 5)

Nama :

1. Ninda Kusumawati (19210047)


2. Nadia Laeli Carneli (19210021)
3. Indah Eni Rahmawati (19210045)
4. Rizky Putra Pratama (19210034)
5. Wisnu Bagas Prasetyo (19210043)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

2021
A. Konsep Kas

Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), Pos wesel, certified check,
cashiers’ check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan di Bank yang
pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan
di neraca terdiri dari dua unsure berikut :
Kas di tangan perusahaan, yang terdiri dari :
a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank yang berupa uang tunai, pos wesel,
certified check, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft.
b. Saldo dana kas kecil, yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana
kas kecil. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank yang berbentuk rekening
giro.

B. Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian kas di neraca

1. Kas yang dicantumkan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada
tanggal tersebut dan saldo rekening giro di bank, yang pengambilannya tidak dibatasi
oleh bank atau perjanjian yang lain.
2. Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di neracsebesar nilai kurs yang
berlaku pada tanggal neraca.
3. Unsur-unsur berikut ini harus di sajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika
jumlahnya material :
a. Tabungan di bank
b. Dana untuk perluasan pabrik, dan pelunasan utang, atau dana lain yang tidak
digunakan untuk keperluan modal kerja.
c. Saldo bank minimum yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan
kredit.
d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan
kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera di ubah ke dalam mata uang
rupiah karena batasan-batasan.
e. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.

C. Kas dan Pengaruhnya Pada Proses Bisnis lain

Karena seluruh transaksi akuntansi melalui akun kas sebagai bagian dari siklus “dari
awal sampai akhir” kas dipengaruhi oleh satu atau seluruh proses bisnis entitas. Walaupun
sumber utama penerimaan kas adalah proses pendapatan, kas juga didapatkan melalui (1)
penjualan aktiva tetap dan (2) penerimaan kas adalah proses pembelian dan manajemen
sumber daya manusia. Pada umumnya, pembayaran terbesar dari proses pembelian adalah
perolehan atas persediaan dan aktiva tetap. 
Sumber Kas :
1. Pendapatan
2. Penjualan aktiva tetap
3. Penerbitan utang jangka panjang dan modal saham

Pengeluaran kas :
1. Pembelian (Persediaan dan aktiva tetap)
2. Penggajian
3. Utang Jangka Panjang dan ekuitas Pemegang saham

D. Jenis-jenis Akun Bank

Untuk memaksimalkan posisi kas, entitas melaksanakan prosedur yang mempercepat


penagihan penerimaan kas dan menunda pembayaran pengeluaran kas. Dengan prosedur
tersebut, dihasilkan pendapatan bunga atas kelebihan kas atau berkurangnya biaya
pinjaman tunai.
Berikut ini adalah jenis akun bank yang biasa digunakan :
1. Akun kas umum
Akun kas umum merupakan akun kas utama bagi kebanyakan entitas. Sumber
utama penerimaan kas untuk akun ini adalah proses pendapatan, sedangkan
sumber utama pengeluaran kas adalah proses pembelian dan sumber daya
manusia. 
2. Akun kas impress
Akun bank impress berisikan sejumlah uang tertentu yang digunakan untuk tujuan
terbatas. Akun impress sering kali digunakan untuk pembayaran gaji dan cek
dividen. Untuk keperluan penggajian digunakan akun bank terpisah bersaldo
minimum. Pengeluaran dapat dilakukan menggunakan cek atau setoran langsung.
3. Akun cabang
Akun kas cabang dapat dioperasionalkan dengan beberapa cara. Pada beberapa
entitas, akun cabang merupakan akun impress untuk pembayaran pengeluaran
cabang yang saldo minimumnya telah ditetapkan. Cabang menyerahkan laporan
kas secar periodic kepada kantor pusat, dan akun cabang menerima cek atau
transfer dari akun kas umum.

E. Pengaruh Pengendalian

Pengendalian utama yang mempengaruhi langsung audit kas adalah pembuatan


rekonsiliasi bank bulanan oleh karyawan klien yang terpisah dari fungsi penanganan dan
pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank tersebut memastikan
bahwa saldo per buku klien mencerminkan jumlah yang sama dengan saldo bank setelah
unsur-unsur yang direkonsiliasi dimasukkan. Pengendalian dapat lebih baik ditingkatkan
jika fungsi independen seperti auditor internal mereview rekonsiliasi bank.

F. Prosedur Analitis Substantif – Kas

Karena sifatnya yang bersisa, kas tidak memiliki hubungan yang dapat diprediksi
dengan akun laporan keuangan lain. Maka prosedur analitis substantive untuk audit kas
terbatas hanya pada perbandingan saldo kas dengan saldo tahun sebelumnya dan dengan
saldo anggaran. Penggunaan terbatas dari prosedur analitis substantif ini pada umumnya
dapat digantikan dengan (1) Pengujian Pengendalian dan/atau pengujian substantif
ekstensif atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, atau (2) pengujian ekstensif atas
rekonsiliasi bank entitas. 

Tujuan pengujian substantif terhadap saldo kas adalah :


1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan kas.
2. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas
yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca.
4. Membuktikan kewajaran penilalain kas yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.

Audit Akun Kas Umum


Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen berikut ini :
a. Salinan rekonsiliasi Bank
b. Bentuk standar untuk mengonfirmasi informasi saldo akun pada lembaga
keuangan
c. Pisah batas rekening Koran

G. Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)

Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
dalam dua kategori:
1. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan
dan pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen.

Pengendalian utama termasuk pemisahan tugas yang memadai antara fungsi


penandatanganan cek hanya oleh orang yang berwenang, penggunaan cek yang telah
dipranomori diatas kertas khusus, mereview dengan cermat dokumen pendukung oleh
penanda tangan cek sebelum cek ditandatangani, dan verifikasi internal yang memadai.
Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan dengan kas telah
beroperasi secara efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit
untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.

Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-
tindakan berikut:
1. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas
menyangkut tanggal, payee atau pihak yang dibayar, dan jumlahnya.
2. Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan
pembatalan.
3. Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat
menyangkut tanggal, pelanggan dan jumlah.
4. Memeriksa urutan nomer cek, dan menyelidiki cek yang hilang.
5. Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku dan
saldo bank serta memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien.
6. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran
kas.
7. Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan.
8. Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan
pencatatan yang tepat.
9. Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian
pembayaran.

H. Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian Subtantif

atas Transaksi (Tahap II)


Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan
pergudangan, ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh,
pengendalian terhadap penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang pengujian
siklus transaksi tersebut.

I. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)

Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan
prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting
dibandingkan untuk sebagian besar audit lainnya.
Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun
sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas dengan
saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkap salah saji
dalam kas.

J. Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap IV)

Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh
rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor.
Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang
diterima dari klien tersebut sudah benar. Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan
pengujian atas rincian saldo adalah pengujian atas eksistensi, kelengkapan, dan
keakuratan.

Pertimbangan perencanaan audit


Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titk waktu
yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil dan seringkali tidak material akan tetapi
dalam kenyataanya, volume transaksi yang memepengaruhi kas biasanya lebih besar dari
pada setiap akun lainnya dalam laporan keuangan.

K. Kertas Kerja Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation Working Paper)


Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh karyawan
klien. Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran dalam perjalanan,
cek yang beredar, dan penyesuaian lain, seperti biaya jasa bank dan cek yang
dikembalikan karena pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi dalam akunnya
untuk membayar cek (cek kosong)

L. Bentuk Konfirmasi Bank Standar (Standar Bank Confirmation Form)

Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap bank
atau lembaga keuangan dimana klien memiliki akun. Perhatikan bahwa bentuk
konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan penyelidikan
menyeluruh dan terinci atas catatan bank yang melebihi informasi akun yang diminta
dalam konfirmasi.

M. Pisah Batas Rekening Koran (Cutoff Bank Statement)

Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi Bank adalah melakukan verifikasi atas
ketepatan unsur-unsur yang direkonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang
beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening Koran untuk menguji unsur-unsur
yang terdapat dalam rekonsiliasi bank. 

N. Menguji rekonsiliasi Bank (Test of the Bank Reconciliation)

Auditor menggunakan prosedur audit berikut untuk menguji rekonsiliasi bank :


a. Uji akurasi matematis kerta kerja rekonsiliasi dan cocokkan saldo menurut buku
dengan buku besar.
b. Cocokkan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat pada
konfirmasi bank standar
c. Telusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas rekening
Koran
d. Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi bank dengan cek
yang dibatalkan pada pisah batas rekening Koran, yaitu untuk nama penerima,
jumlah dan endorsement.
e. Cocokkan setiap biaya yang terdapat pada rekening Koran rekonsiliasi bank
f. Cocokkan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas

O. Prosedur Audit Yang terkait dengan kecurangan

Jika klien tidak memiliki prosedur pengendalian yang memadai atau auditor menduga
terdapat kecurangan atau penyalahgunaan kas, maka diperlukan prosedur audit kas yang
lebih luas. Tiga prosedur audit yang khususnya digunakan auditor untuk menemukan
kecurangan pada akun kas adalah :
a. Prosedur Rekonsiliasi bank yang diperluas
b. Pembuktian kas
c. Pengujian untuk kitting

a. Prosedur Rekonsiliasi Bank yang diperluas (Extended Bank Reconciliation


Procedure)
Dalam beberapa hal, rekonsiliasi bank akhir tahun dapat digunakan untuk menutupi
penyalahgunaan kas. Hal ini dilakukan dengan manipulasi unsur yang harus
direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank. Sebagai contoh, misalkan karyawan klien
mencuri $5.000 dari klien. Maka saldo kas klien di bank akan lebih rendah $5.000
dari yang dilaporkan di buku klien. Pada rekonsiliasi bank, kekurangan $5.000
tersebut dapat”disembunyikan”. Oleh karena itu, pendekatan khusus untuk
menyelidiki kemungkinan kecurangan adalah dengan memperluas prosedur audit atas
rekonsiliasi bank dengan memeriksa penghapusan unsure yang harus direkonsiliasi
bank bulan sebelumnya dan unsur yang harus direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank
bulan berjalan.

b. Pembuktian kas (Proff of Cash)


Pembuktian kas digunakan untuk merekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran kas
yang tercatat pada buku klien dengan kas yang disetorkan atau yang dikeluarkan dari
akun bank pada suatu periode tertentu. Pembuktian kas sering kali disebut juga
sebagai pembuktian kas empat kolom. Keempat kolom itu terdiri atas :
 Rekonsiliasi bank awal periode
 Rekonsiliasi antara kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan kas yang
di catat pada jurnal penerimaan kas
 Rekonsiliasi antara kas yang dikeluarkan dari akun bank dengan pengeluaran
kas yang di catat pada jurnal pengeluaran kas.
 Rekonsiliasi bank akhir periode

c. Pengujian untuk kitting (Test for kiting)


Jika kas dicuri oleh karyawan, sangatlah untuk menutupi kekurangan kas dengan
praktik yang dikenal sebagai kitiing. Yaitu, karyawan menutupi kekurangan kas
dengan melakukan transfer dari satu akun bank ke akun bank lain dan tidak mencatat
transaksi tersebut dengan benar dalam buku klien.  Pendekatan yang umumnya
dilakukan auditor untuk menguji kitting adalah membuat skedul transfer antar bank. 

P. Audit akun Impres Penggajian atau Cabang

Audit atas akun kas impres seperti akun penggajian dan cabang mengikuti langkah audit
dasar yang sama dengan audit atas akun kas umum. Pengujian audit akun ini tidak terlalu
luas, untuk dua alasan. Pertama, saldo akun impres tersebut tidak material, akun
penggajian dan cabang tersebut dapat hanya berisikan saldo sebesar $ 1.000. Kedua,
jenis pengeluaran adalah homogen.

Q. Audit Dana Kas Kecil

Kemungkinan penyalahgunaan wewenang karena karyawan klien dapat melakukan


banyak transaksi kecurangan atas dana tersebut pada suatu bagian tahun. Auditor jarang
melakukan prosedur substantif analitis atas kas kecil. Kecuali bila diduga terjadi
kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai