Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu dasar, Blok I mempelajari tentang komunikasi efektif,


pembuatan Power Point, dan cara presentasi yang baik dan benar. Blok ini
diharapkan akan mendukung mahasiswa ketika proses belajar-mengajar, diskusi
(tutorial), dan sidang pleno agar dapat berkomunikasi dengan baik antara satu
mahasiswa dengan mahasiswa atau dengan kelompok mahasiswa lain, serta dapat
membuat dan mempresentasikan suatu materi dengan baik dan benar.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C dengan skenario
kasus. Ali adalah mahasiswa FK UMP blok 1. Saat mengikuti tutorial skenario A sesi
kedua, Ali tidak mengemukakan jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuat serta
tidak berpikir kritis saat temannya memberikan argumen dalam diskusi. Pada saat sesi
belajar mandiri, Ali tidak mengerti cara mencari literatur sehingga Ali tidak belajar
apapun. Ali mendapatkan umpan balik dari tutor bahwa Ali sangat pasif. Tutor juga
mengatakan bahwa jika Ali selalu pasif maka akan sulit menjadi dokter. Setelah
kejadian tersebut, Ali berencana untuk belajar bersama dirumah temannya, serta
mencari literatur yang sahih untuk dapat digunakan sebagai bahan berdiskusi dalam
proses tutorial skenario selanjutnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : Hj. Resy Asmalia, SKM. M.Kes
Moderator : Diza Hanni Pertiwi
Sekertaris Meja : Nabila Putri Rahmadandi
Sekertaris Papan : Ika Nurrohmawati
Peserta tutorial : 1. Inda Dzil Arsy
2. Irvan Wahyu Putra
3. Aisyah Sawwalia
4. Alifah Dimar Ramadhina
5.Usman Primawijaya
6. Syarifah Hayati
7. M. Alandanu Bakara
Waktu pelaksanaan : Senin, 26 September 2016
: Rabu, 28September 2016

Peraturan Tutorial :

1. Peserta diharapkan tertib dan menjaga tata krama selama proses tutorial
berlangsung.
2. Peserta dilarang mempergunakan telpon genggam selama proses tutorial
berlangsung.
3. Peserta diharapkan mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum
menyampaikan pendapat atau menyanggah.
4. Peserta diharapkan tidak meninggalkan ruangan selama proses tutorial.

2
2.2 Skenario Kasus
Ali adalah mahasiswa FK UMP blok 1. Saat mengikuti tutorial skenario A
sesi kedua, Ali tidak mengemukakan jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuat serta
tidak berpikir kritis saat temannya memberikan argumen dalam diskusi. Pada saat sesi
belajar mandiri, Ali tidak mengerti cara mencari literatur sehingga Ali tidak belajar
apapun. Ali mendapatkan umpan balik dari tutor bahwa Ali sangat pasif. Tutor juga
mengatakan bahwa jika Ali selalu pasif maka akan sulit menjadi dokter. Setelah
kejadian tersebut, Ali berencana untuk belajar bersama dirumah temannya, serta
mencari literatur yang sahih untuk dapat digunakan sebagai bahan berdiskusi dalam
proses tutorial skenario selanjutnya.

2.3 Klasifikasi Istilah

No Istilah Arti
Alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak
1. Argumen
suatu pendapat, pendirian/gagasan (KBBI).
2. Literatur Kesusastraan atau kepustakaan (KBBI).
Sah, kuat, benar, sempurna, tidak ada cacat atau kelemahan
3. Sahih
(KKBI).
4. Pasif Tidak giat, tidak aktif, hanya bersikap menerima saja. (KBBI)
Keadaan dapat berdiri sendiri/tidak bergantung pada orang
5. Mandiri
lain (KBBI).
Hasil atau akibat yang berbalik mengenal (berguna bagi) kita
Umpan
6. sebagai rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut
Balik
(KKBI).
Bersifat tidak lekas percaya; bersifat selalu menemukan
7. Kritis
bersalah atau kekeliruan; tajam dalam penganalisisan (KBBI).
Orang yang memberi pelajaran kepada seseorang atau
8. Tutor
sejumlah kecil siswa (KBBI).
2.4 Identifikasi Masalah

3
1) Ali tidak mengemukakan jawaban dari pertanyaan serta tidak berpikir kritis
saat temannya memberikan argumen dalam diskusi.
2) Ali tidak mengerti cara mencari literatur sehingga ia tidak belajar apapun.
3) Ali mendapat umpan balik dari tutor bahwa Ali sangat pasif & sulit untuk
menjadi dokter.
4) Ali berencana untuk belajar bersama dirumah temannya, serta belajar mencari
literatur yang sahih agar dapat digunakan dalam proses tutorial selanjutnya.

2.5 Prioritas Masalah

Ali tidak dapat berpikir kritis


Alasan:
Jika Ali dapat berpikir kritis, Ali akan berusaha memberikan pertanyaan
maupun pernyataan pada saat diskusi dan tidak akan pasif, selain itu Ali akan
mencoba berbagai cara untuk mencari literatur yang sahih. Berpikir kritis akan
mengembangkan pengetahuan kita dari berbagai pertanyaan yang muncul dari
diri kita, serta permasalahan yang dapat kita selesaikan sendiri.

2.6 Analisis Masalah

1) Ali tidak mengemukakan jawaban dari pertanyaan serta tidak berpikir kritis saat
temannya memberikan argumen dalam diskusi.
a. Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis?
Jawab :
 -Berpikir kritis adalah sebuah pose yang tearah dan jelas yang digunakan
dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian
ilmiah .

4
- Berpikir kritis adalah merupakan kemampuan untuk berpendapat
dengan cara terorganisir.
- Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengevaluasi secara
sistematis bobot pendapat sendiri dan pendapat orang lain
((Jhonson, 2007).

 Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berfikir pada level yang


kompleks dengan menggunakan proses analisis dan evaluasi (Gunawan,
2003).
 Berpikir kritis adalah seni dalam menganalisa dan mengevaluasi dengan
maksud untuk meningkatkan pola pikir (Paul dan Elder, 2006).

b. Bagaimana langkah-langkah berpikir kritis?


Jawab:
 Ada tujuh langkah dalam berpikir kritis antara lain yaitu:
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan memiliki kemauan
ingin tahu.
b. Perumusan masalah.
c. Menganalisis asumsi-asumsi dan bias.
d. Menghindari penalaran emosional.
e. Menghindari penyerdehanaan yang berlebihan.
f. Mempertimbangkan intrepetasi lain.
g. Bersifat toleran terhadap ketidak pastian

(Wade,C.1995).

 Kegiatan berpikir kritis terdiri dari merumuskan, menganalisis


memecahkan masalah, menyimpulkan dan mengevaluasi. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:

5
1. Merumuskan

Memberikan batasan dari objek yang diamati. kegiatan merumuskan


ini digunakan siswa untuk mengemukakan fakta dari materi yang
dipelajari.

2. Menganalisis

Proses menelaah, mengupas, ulasan, atau menguraikan ke dalam


bagian-bagian yang lebih terperinci. Oleh sebab itu pertanyaan
mengapa, dalam hal ini yang dianalisis adalah sebab-akibat suatu
peristiwa yang terjadi setelah merumuskan fakta

3. Memecahka nmasalah.

Proses berpikir yang mengaplikasikan konsep kepada beberapa


Tujuannya adalah agar siswa mampu memahami dan menerapkan
konsep-konsep dalam permasalahan atau ruang lingkup baru. Dalam
hal ini konsep-konsep digunakan untuk menjelaskan hubungan
sebab-akibat.

4. Menyimpulkan

Proses berpikir yang memperdaya pengetahuan sedemikian rupa


untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan baru.
Menurut Mestika Zed (2003:3) penarikan kesimpulan tujuannya
adalah mencari atau menguji pengetahuan yang bersifat umum yang
disebut generalisasi (pernyataan yang menyatakan hubungan antara
konsep-konsep dan berfungsi sebagai pembantu untuk berpikir dan
mengerti) yang tidak harus terikat dengan waktu dan tempat.

5. Mengevaluasi

Proses penilaan objek yang diamati. Penilaian ini bisa menjadi netral,
positif, dan negative atau gabungan dari keduanya (Zafri.2012).

6
 Langkah-langkah berpikir kritis yang harus diterapkan antara lain yaitu
sebagai berikut:
 Mengklarifikasi/menemukan masalah.
 Mengidentifikasi kesimpulan, mengidentifikasi alasan yang
dikemukakan, mengidentifikasi maslah yang tidak relevan,
menemukan struktur/rumus, merangkum.
 Mengawali pertanyaan mengapa; menjawab pertanyaan tentang alasan
utama; menjawab pertanyaan tentang fakta.
 Mengesuaikan dengan sumber, memberikan alasan, kebiasaan berhak-
hak.
 Melaporkan berdasarkan pengamatan,melaporkan generalisasi
pemikiran; menyelesaikan cara yang baik

(Jhonson, 2007).

c. Apa ciri-ciri orang yang berpikir kritis?


Jawab :
 Ciri-ciri orang yang berpikir kritis yaitu adalah:
a. Mengenal secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.
b. Pandai mendeteksi permasalahan.
c. Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan.
d. Mampu membedakan fakta dengan diksi atau pendapat.
e. Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan-
kesenjangan informasi.
f. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis.
g. Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data.
h. Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.

7
i. Dapat membedakan diantara kritik membangun dan merusak.
j. Mampu mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat
ganda yang berkaitan dengan data

(Nurhayati,2014).

 Ciri-ciri orang yang berpikir kritis yaitu sebagai berikut:


1) Dapat mengenalisa masalah.
2) Menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk menangani
masalah – masalah itu.
3) Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan.
4) Mengenalasa aumsi – asumsi dan nilai – nilai yang tidak
dinyatakan.
5) Memahami dan menggunakan Bahasa yang tepat dan jelas.
6) Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan – pernyataan.
7) Mengenalisa dan menghubungan yang logis antara masalah –
masalah.
8)Menarik kesimpulan – kesimpulan dan kesamaan – kesamaan yang
diperlukan
9) Menguji kesamaan – kesamaan dan kesimpulan – kesimpulan yang
seseorang ambil.
10) Menyusun kembali pola – pola keyakinan seseorang berdasarkan
pengalaman yang lebih luas dan membuat penilaian yang tepat
tentang hal – hal dan kualitas – kualitas tertentu dalam kehidupan
sehari – hari

(Gunawan, 2003).

8
d. Apa faktor penghambat dalam berpikir kritis?
Jawab:
a. Dalam suatu argumen terlalu mengeneralisai keadaan.
b. Menyangka bahwa setiap orang memiliki keberpihakan dibawah sadar
lalu mempertanyakan pemikiran reflektif yang dilakukan orang lain.
c. Mengadopsi pendapat yang ego sensitif.
d. Mengingat kembali keyakinan lama yang dipercaya kuat .
e. Kecenderungan untuk berpikir kelompok.

(Murti,B, 2009).

e. Bagaimana penerapan berpikir kritis dalam proses pembelajaran


tutorial?
Jawab:
11) Penerapan berpikir kritis dalam proses pembelajaran tutorial adalah
a. Menilai bukti-bukti dan mengidentifikasi alasan yang tidak logis
atau palsu.
b. Membantu untuk menciptakan argumentasi yang kuat.
c. Membantu mengembangkan lebih banyak argumentasi saat proses
belajar seperti pada saat mengerjakan tugas dan berdiskusi.
d. Melatih untuk mengembangkan pemikiran walaupun berbeda teori
antar satu sama lain

(The Open University, 2008).

12) Menurut MCEETYA (2008), sejauh pentingnya dalam pendidikan


tinggu, pelajar adalah orang “yang dapat berpikir kritis serta mendalam
dan logis, serta memperoleh dan mengevaluasi bukti secara disiplin
sebagai hasil dari pembelajaran disiplin yang mendasar” dan yang
“mampu memahami dunia mereka dan berpikir tentang bagaimana hal-
hal telah menjadi cara mereka” (Qamar, 2016).

9
f. Bagaimana penerapan berpikir kritis dalam proses Tutorial?
Jawab :
13) Pada saat proses pembelajaran tutorial , upaya meningkatakan
keterlibatan aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran tutorial
mahaiswa dituntut membiasakan untuk membaca, menulis,
mendengarkan, dan mendiskusikan dan mengalami sendiri proses
belajarnya (Widuroyekti, 2006).

g. Apa yang menyebabkan Ali tidak berpiir kritis?


Jawab:
14) Berdasarkan skenario kasus, yang menyebabkan Ali tidak berpikir kritis
adalah Ali tidak mau menjawab pertanyaan yg telah dibuat oleh
temannya dan tidak mampu memberikan argument.

15) Tipe orang yang tidak berpikir kritis terdiri dari dua yaitu:
a. Passive Critical Thinker
- Mereka hanya berpikir secara instan daripada memikirkan
berbagai alternative pemahaman lain.
- Mereka hanya memikirkan jawaban pertanyaan yaitu “ya” atau
“tidak” tanpa ada penjelasannya.
- Mereka tidak bisa melihat sesuatu secara berhubungan atau secara
berkaitan dan kompleks.
b. Non Critical Thinker
- Mereka hanya mengambil fakta yang relevan menurut mereka.
- Mereka hanya mengambil Perspective yang menurut mereka
masuk akal.
(Coughlan, 2007).
Jadi dalam kasus ini Ali tidak dapat berpikir kritis adalah karena Ali
tidak mampu membuat argument dan tidak bisa melihat sesuatu yang

10
berhubungan dan kompleks, seperti pada skenario kasus yaitu Ali
tidak dapat mencari literature sehingga Ali tidak belajar.

2) Ali tidak mengerti cara mencari literatur sehingga ia tidak belajar apapun.
a. apa yang dimaksud dengan belajar mandiri?
Jawab:
 Menurut Ansjar dan Sembiring (2000:22), belajar mandiri adalah
belajar dengan inisiatif, tanggung jawab, usaha sendiri, dan
mengevaluasi sendiri hasil belajarnaya. Pada belajar mandiri, belajar
terjadi di dalam diri si pembelajar sehingga mampu membuat
keputusan-keputusan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan. Hal itu diungkapkan oleh Kesten yang menyatakan
"Independent learning is that learning in the learner, in conjunction
with relevant others, can make the decisions to meet the learner's own
learning needs (Zainal, 2016).
 Belajar madiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai suatu kompetensi dalam rangka
menyelesaikan suatu masalah (Wicaksono, A, 2015).
 Salah satu definisi belajar mandiri atau kemandirian dalam belajar
adalah: “...the ability to take charge of one’s learning” H. Holec, 1981,
yaitu kemampuan seseorang dalam bertanggung jawab atas proses
pembelajarannya. Belajar madndiri disebut juga sebagai self directed
learning atau independent learning sebagai proses pengorganisasian
instruksi, yaitu memfokuskan perhatian siswa pada tingkat otonomi
atas proses instruksiona. Guglielmino (1977) dan Kasworm (1988),
mendefinisikan self directed learining sebagai pengarahan diri sendiri
sebagai atribut pribadi, dengan tujuan pendidikan digambarkan sebagai
individu berkembang yang dapat mengasumsikan otonomi moral,
emosional, dan intelektual (Candy, 1991).

11
Belajar mandiri dalam pengertian self regulated learning menurut Bell
dan Akroyd (2006) merupakan bagian dari teori pembelajran kognitif
yang menyatakan bahwa perilaku, motivasi, dan aspek lingkungan
belajar mempengaruhi prestasi seorang siswa. Chamot (1999)
menyatakan bahwa, self regulated learning adalah sebuah situasi
belajar dimana siswa memiliki kontrol terhadap tugas-tugasnya,
penguatan dalam pengambilan keputusan dan motivasi belajar.
Montalvo dan Torres (2004) berpendapat bahwa mahasiswa yang telah
mampu melakukan self regulated learning akan tercermin dari
kemampuan mereka yang mampu berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran baik dari segi metakognitif, motivasi dan kesungguhan
perilaku dalam pencapaian tujuan belajar.
(Trisdiono, 2013).

b. Bagaimana langkah-langkah belajar mandiri?


Jawab:
 Menurut Sisko ada enam langkah untuk membentuk individu menjadi
lebih mandiri dalam belaja.
1. Preplaning(Aktivitas sebelum proses pembelajaran)
2. Menciptakan lingkungan belajar yang positif.
3. mengembangkan rencana pembelajaran.
4. Mengidentifikasi aktifitas pembelajaran yang sesuai.
5. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring.
6. Mengevaluasi hasil belajar individu
(Anisa, 2013).

 Pada tahap belajar mandiri, hendaknya diawali dengan :


- Menyusun
- Merangkum

12
- Menuliskan kembali informasi dan konep-konsep yang telah didapatkan
dari tutorial sebelumnya
(Buku Pedoman Tutorial, 2014)

c. Apa faktor pendukung & penghambat dalam belajar mandiri?


Jawaban:
 Fakor pendukung dan penghambat dalam belajar mandiri adalah:

1. Faktor Gen/keturunan

Sifat kemandirian tinggi orang tua seringkal menurun pada anaknya

2. Pola Asuh Orang Tua

Cara orang tua mengasuh anak akan mempengaruhi perkembangan


kemandirian anak.

3. SistemPendidikan

Sistem pendidikan yang tidak mengembangkan demokras pendidikan


menekankan indoktrinisitas tannpa argument akan menghambat
kemandirian, sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan
pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan
penciptaan kompetitif positif akan memperlancar kemandirian.

4. SistemPendidikan di Masyarakat

Merasa kurang aman atau tercekam serta kurang menghargai


manifestasi potensi dalam kegiatan produktif, dapat menghambat
kelancaran perkembangan mandiri. Sebaliknya, lingkungan
masyarakat yang aman, mengharga iekspresipotensi anak dalam

13
bentuk berbagai kegiatan dan tidak terlalu hierarkis akan merangsang
dan mendorong perkembangan kemandirian anak.

(Adiningsih, D. 2012)

d. Apa tujuan dari belajar mandiri?


Jawab :
 Menurut Baumgartner (2003), ada 3 tujuan utama belajar mandiri :
1. Meningkatkan kemampuan dari pelajar untuk menjadi siswa yang
dapat belajar secara mandiri.
2. Mengembangkan sistem belajar transformasional sebagai
komponen utama dalam kemauan belajar
3. Mengarahkan pembelajaran emansipatoris dan perilaku sosial
sebagai bagian integrasi dari kemandirian belajar.
(Septiana, 2000)

 Tujuan dari belajar mandiri:


- Menumbuhkan rasa saling percaya
- Sikap terbuka untuk saling berbagi ilmu dan materi yang telah
didapatkan
- Kejujuran atas informasi yang didapatkan dari sumber yang sudah
valid
- Saling ketergantungan yang positif
(Buku Pedoman Tutorial, 2014)
 Bebrapa tujuan belajar mandiri lainnya yaitu:
1. Memungkinkan siswa mengembangkan ilmu pengetahuan dan
kelahlian yang tidak akan dapat dikembangkan hanya dari belajar
dan menjawab pertanyaan faktual mengenai suatu topik.

14
2. Membebaskan siswa untuk mengerjakan tugas yang
menghubungkan pelajaran akademik dengan kehidupan sehari-hari
(Jhonson,, 2007).

e. Apa manfaat dari belajar mandiri?


Jawab:
 Manfaat belajar mandiri yaitu:
- Mahasiswa dapat berkomunikasi dalam berbagi informasi
- Melakukan komunikaso tidak terjadwal baik secara online
maupun tatap muka langsung
- Kebersamaan kelompk bertambah melalui komunikasidan
interaksi tersebut
(Buku Pedoman Tutorial, 2014:12).
 Manfaat lain dari belajar mandiri yaitu :
1. Memupuk tanggung jawab.
2. Meningkatkan keterampilan.
3. Memecahkan masalah.
4. Mengambil keputusan.
5. Berpikir kreatif.
6. Berpikir kritis.
7. Percaya diri yang kuat.
8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri.
(Hastuti, 2007).

f. Apa ciri-ciri orang yang sudah menerapkan belajar mandiri?


 Ciri-ciri orang yang sudah menerapkan belajar mandiri adalah:

1. kegiatan belajarnya bersifat self directing, mengarahkan diri sendiri


tidak dependent.

15
2. pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab
sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan dari guru atau orang
lain.

3. tidak mau didekte guru

4. mengharapkan aplikasi segera dan tidak mengharapkan penundaan


aplikasi

5. lebih senang pembelajaran yang memusat kepad pemecahan masalah

6. lebih senang berpartisipasi aktif daripada pasif

7. selalu memanfaatkan pengalaman yang dimiliki

8. lebih menyukai belajar atau bekerja dengan orang lain (Collaborative


Learning)

9. melakukan perencanaan belajar bersama guru agar tujuan pembelajaran


sesuai dengan kebutuhan siswa tidak semata-mata dipaksa oleh guru

10. belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya dengan mendengar
dan menyerap

(Wulandari,F, 2013)

g. Apakah Ali sudah melakukan belajar maniri? Jelaskan!


Jawab :

3) Ali mendapat umpan balik dari tutor bahwa Ali sangat pasif & sulit untuk
menjadi dokter.
a. Apa yang dimaksud engan umpan balik?
b. Bagaimana cara memberi umpan balik yang baik & benar?
c. Apa manfaat umpan balik dari tutor kepada mahasiswa?
d. Apa makna tutor memberikan umpan balik bahwa Ali sangat pasif?

4) Ali berencana untuk belajar bersama dirumah temannya, serta belajar mencari
literatur yang sahih agar dapat digunakan dalam proses tutorial selanjutnya.

16
a. Apa yang dimaksud dengan refleksi diri?
b. Bagaiman langkah refleksi dir?
c. Apa tujuan refleksi diri?
d. Apa faktor pendukung & penghambat dalam refleksi diri?
e. Apa manfaat refleksi diri?
f. Apakah refleksi yang dilakukan Ali sudah sesuai dengan langkah-langkah
refleksi diri yang baik dan benar? Jelaskan!
g. Bagaimana pandangan Islam terhadap kasus Ali yang berusaha merefleksi
diri?

17

Anda mungkin juga menyukai