FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
Jl. Hariangbanga No.2 Tamansari – Bandung
Telp: (022)4203368 | Fax: (022)423121
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Tutorial Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Bandung tahun 2020 yang berjudul TRAUMATIC ANTERIOR DISLOKASI PADA
ANTERIOR BAHU.
Laporan Tutorial ini ditujukan untuk memenuhi tugas tutorial. Dalam penyusunan laporan
ini kami mendapat banyak bantuan, saran, dan bimbingan. Oleh karena itu dengan segala hormat,
izinkan kami untuk mengucapkan terima kasih kepada dr.Dony Septrian,MH.kes. sebagai dosen
pembimbing tutorial beserta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
tutorial ini.
Dalam penyusunan laporan ini, kami sadar masih banyak kesalahan dan kekurangan
sengaja maupun tidak disengaja, hal ini dikarenakan keterbatasan pengalaman dan ilmu yang
dimiliki oleh kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran untuk perbaikan
penyusunan laporan tutorial ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya dan membalas segala
kebaikan yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas laporan tutorial ini. Semoga laporan
tutorial ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 TULANG 5
2.4.1 BHP42
2.4.2 IIMC 42
2.4.3 Patomekanisme 43
PENDAHULUAN
CC:
Merupakan pemain basket terjatuh saat bermain dengan keadaan outstretched right
forearm
Dia menopang siku kanannya dengan tangan kiri
PE:
LAB:
Hb:12,5 gr/dl
WBC: 12.000/mm3
Thrombocyte: 250.000/mm3
6.vaskularisasi,drainase,innervasi upperlimb?
15.intrepretasi X-ray?
(definisi-treatment)
2
21.mengapa diberikan analgesic?
25.fisiologi pergerakan?
26. perbedaan manifestasi klinis dari disklokasi dan diagnosis banding lain
27.BIP
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
1.
AXIAL SKELETON
2. APPENDICULAR SKELETON
• Menopang tubuh
• Penyimpanan mineral
5
• Penyedia suplai darah baru
Klasifikasi tulang
• Calvicle
• Scapula
• Humerus
• Bone Of Hands
CLAVICLE
6
• Klavikula memungkinkan pergerakan seperti tuas dan menahan humerus tetap diposisi
nya.
• Bagian superior menempel pada subkutan dan otot platysma serta memiliki permukaan
yang rata/halus
SCAPULA
• Merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang terletak posterolateral dari thoraks.
7
• C
or
a
c
oi
d
HUMERUS
• Humerus adalah tulang terbesar pada upper limb, memiliki artikulasi dengan scapula
pada sendi glunohumeral dan radius ulna pada sendi elbow.
• Bagian proksimal humerus memiliki “head” serta “surgical” dan “anatomical” neck
• Bagian shaft humerus memiliki deltoid tuberosity pada bagian lateral untuk
menempelnya otot deltoid, radial groove tempat untuk radial nerve dan arteri brachii
profunda berakhir pada supra-epicondylar ridges.
8
• Bagian distal humerus memiliki trochlea, capitulum, olecranon, coronoid dan radial
fossa yang membentuk “condyle of humerus”. Condyle of humerus memiliki 2
permukan persendian : capitulum (lateral) untuk head of radius dan Trochlea (medial)
untuk ujung proksimal ulna. Pada bagian anterior terdapat coronoid fossa dan radial
fossa lalu pada bagian posterior terdapat olecranon fossa
9
Forearm (ULNA)
• Ulna merupakan tulang yang menstabilkan “forearm”, terletak medial dan lebih Panjang
dari ulna.
• Ujung proksimal lebih besar memungkinkan adanya persendian yang kuat. Artikulasi
pada humerus memiliki 2 projeksi (1) Olecranon yang membentuk bagian posterior
siku/elbow untuk ekstensi siku. (2) coronoid process yang membentuk siku anterior.
Tuberosity of ulna (inferior thd coronoid process) untuk menempelnya tendon dari otot
brachialis.
• Bagian shaft ulna merupakan bagian yang tebal dan berbentuk silindris pada bagian
proksimalnya, namun ukurannya mengecil sepanjang distalnya.
• pada ujung distal ulna yang kecil terdapat head of ulna yang kecil serta ulnar styloid
process yang berbentuk seperti corong
Forearm (RADIUS)
10
• Ujung proksimal memiliki short head, neck dan tuberosity yang menghadap medial
Head radius memiliki cekungan untuk artikulasi capitulum humerus saat felksi dan ekstensi
siku.
Neck radius merupakan penyempitan dari head. Terdapat radial tuberosity yang mengarah
medial.
11
HAND
CARPAL (8 tulang)
Scaphoid
Lunate
Triquetrum
Pisiform
Trapezium
Trapezoid
Capitate
Hamate
METACARPAL (5 tulang)
12
VASKULARISASI, DRAINASE, INNERVASI UPPER LIMB
Vaskularisasi ARM
13
DRAINASE VENA
• “paired brachial veins”berjalan sepanjangn sisi medial dan lateral dari brachial artery.
• 2 vena subkutan
• Vena basilic
• Vena cephalic
INNERVASI
14
Ulnar n memasuki lengan atas Bersama median nerve dan arteri axillary. Di pertengahan
lengan atas, saraf menembus septum intermuscular dan masuk ke kompartemen posterior.
Radial n berawal dari posterior cord di brachial plexus dan masuk ke lengan atas. Berada
posterior dari brachial artery
Sendi
Sendi dikelompokan
menjadi:
1. Synovial joint
2. Fibrous joint
3. Cartilogous joint
1. Synovial Joint
15
Sendi synovialis adalah hubungan antara komponen tulang kerangka dimana elemen-elemen
yang terlibat dipisahkan oleh cavitas articularis/ruang sendi yang sempit. disatukan oleh kapsul
(terdiri dari lapisan fibrosav luar dilapisi oleh membran sinovial serosa) yang membentang dan
menutup rongga artikular.
2. lapisan tulang rawan, (tulang rawan hyalin), menutupi permukaan sendi elemen-elemen tulang
kerangka.
16
5. Ball & socket joint : pergerakan ke berbagai axis
2. SENDI FIBROSA
disatukan oleh jaringan ikat fibrosum atau tulang rawan . Sendi fibrosa meliputi :
1. sutura, Sutura hanya terjadi pada cranium/tengkorak di mana tulang- tulang yang
berdekatan dihubungkan dengan suatu lapisan tipis jaringan ikat yang disebut ligamentum
suturale.
2. Gomphosis hanya terjadi antara gigi dan tulang yang berdekatan. Pada sendi ini,
sabut-sabut jaringan kolagen pendek di dalam ligamentum periodontale berjalan di
antara akar gigi dan wadah tulangnya/bony socket.
3. Syndesmosis adalah sendi di mana dua tulang yang berdekatan dihubungkan oleh
suatu
17
ligamentum. Contohnya adalah ligamentum flavum yang menghubungkan lamina
vertebralis yang berdekatan, dan membrana interossea, yang menghubungkan misalnya,
tulang radius dan ulna pada antebrachium/lengan bawah.
4. Sendi cartilaginosa meliputi synchondrosis dan symphysis.
Synchondrosis terjadi di mana dua pusat ossifikasi pada tulang yang berkembang
masih dipisahkan oleh selapis tulang rawan, misalnya lempeng pertumbuhan yang
berada di antara caput dan corpus tulang panjang yang berkembang.
Symphysis adalah di mana dua tulang terpisah saling dihubungkan oleh tulang rawan.
Sebagian besar jenis persendian ini terletak pada garis tengah dan termasuk symphysis
pubica di antara dua tulang pelvicum, dan discus intervertebralis di antara vertebrae yang
berdekatan.
CARTILAGEOUS JOINT
18
2. Secondary cartilagous joint / Symphisis menyatu dengan fibrocartilage ditemukan di
intervetbral disc.
Ligament
Ligamen merupakan jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut (Jaringan ikat
Fibrosa) yang menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain pada sendi.
Struktur ligament
1. Ligament adalah jaringan ikat digambarkan yakni sebagai pita padat jaringan ikat kolagen.
2. Struktur ligament ini terdiri dari protein yang disebut juga dengan kolagen. Protein kolagen
tersebut berbentuk panjang, fleksibel, serta berbentuk seperti benang atau serat.
3. pada jaringan kolagen ini membuat kulit menjadi elastis serta membentuk sebagian besar
jaringan ikat. Sifat elastis yang dipunyai membuat kulit dapat atau bisa teregang.
Fungsi ligament :
2. untuk memandu gerak sendi. Karena itu, pandu gerakan relatif kedua tulang
19
Ligamen diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utaman, diantaranya sebagai berikut:
1. Ligament articular
Ligament articular ini adalah jaringan ikat yang menghubungkan antara tulang-tulang di dalam
membentuk sendi. Ligament ini sangat kuat serta berserat padat.
Fungsi dari ligament articular ialah dalam mengubungkan jaringan serta juga membantu
melenturkan atau pun memperpanjang jaringan tubuh. Contoh ligament ini ialah seperti :
1. Bagian kepala serta leher melingkupi ligament krikotiroid, ligament periodontal, serta
ligament suspensorium okluar
2. Bagian pergelangan tangam terdiri dari ligament palmar radiokalpar, ligament dorsal
radiokarpal, ligament kolateral, serta lain sebagainya.
4. Bagian lutut melingkupi ligament kolateral lateralis, ligament patella, ligamen kaudal,
ligament cruciatum anterior, dan ligament kolateral
2. Ligament Fetal
Ligament ini adalah suatu ligament yang telah atau sudah ada sejak lahir serta masih tetap
berkembang menjadi jaringan menyerupai ligament. Contohnya seperti :
1. Ligament venosum
2. Ligament arteriosum
3. Ligament peritoneal
Ligament ini terdapat pada sekitar lapisan membrane dari rongga perut. Ligament peritoneal ini
melingakari (mengeliligi ) sejumlah pembuluh darah pada rongga perut, memiliki peran pada
20
bagian penting dari sistem reproduksi pada wanita serta termasuk pembuluh darah portal ke hati.
Contoh dari ligament :
1. Ligament hepatoduodenal
2. Ligament uterus
4. Ligament Aksesorium
adalah ligament dengan struktur yang bisa atau dapat memperkuat ligament lain (pembantu).
Contohnya ialah seperti ligament yang terdapat di tulang belakang yang dapat atau bisa
memberikan stabilitas tulang atau juga tulang rawan
SHOULDER
Bahu adalah regio ekstrimitas atas yang mengubungkan lengan atas dan batang tubuh. Meliputi
STERNOCLAVICULAR JOINT
Berada pada ujung proksimal klavikula dan clavicular notch dari manubrium.
• Intraclavicular ligament
21
• Costoclavicular ligament
Acromioclavicular joint
• Acroclavicular ligament
Coracoclavicular ligament
Trapezoid ligament
Conoid ligament
Glenohumeral Joint
22
Merupakan sendi synovial “ball and socket” antara head of humerus dan gloid cavity scapula.
Memungkinkan Gerakan multiaxial (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi medial, rotasi
lateral, circumduksi). Diperkuat dengan jaringan fibrosa tebal (ligament)
Pada lesser dan greater tubercle humerus (transverse humeral ligament) yang menahan
tendon long head biceps brachii
OTOT PEMBENTUK BAHU
23
LEVATOR SCAPULA berasal dari transverse procesus C1-C4 yang menurun ke bagian lateral
dan menempel pada medial border scapula dan superior angle scapula
A.Definisi Tulang
24
4. Semua tulang terlapis di kedua permukan bagian luar dan dalam. Endosteum pada
permukaan dalam dan periosteum pada permukaan luar.
B.Sel-sel tulang
1. Osteoblast
▹ Osteoblas mensintesis dan mensekresi komponen organik matriks tulang, yang terdiri
atas kolagen tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein termasuk osteonektin.
▹ Osteoblas dewasa terletak secara eksklusif di permukaan matriks tulang, dan letaknya
bersebelahan, yang mirip dengan epitel selapis
▹ Osteoblas memiliki bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik.
▹ Osteoblas merupakan sel yang terpolarisasi: komponen matriks disekresi pada permukaan
sel, yang menempel pada matriks tulang yang lebih 'tua', dan menghasilkan lapisan
25
matriks baru (tetapi belum berkapur), yang disebut osteoid, di antara lapisan osteoblas
dan tulang yang baru dibentuk.
2.Osteosit
▹ Setiap osteoblas dikelilingi oleh produk sekresinya sendiri dan menjadi osteosit yang
terselubung sendiri-sendiri dalam ruang yang disebut lakuna yang secara teratur berjarak
sepanjang matriks mineral.
▹ Osteosit berdiameter 250-300 nm, bentuknya pipih dan seperti kenari, memiliki sedikit
RE kasar, apparatus golgi serta kromatin inti yang lebih padat disbanding osteoblas.
▹ Pada saat transisi dari osteoblas menjadi osteosit, sitoplasmanya membentuk suatu
tonjolan yang akan berkontak melalui taut erat dengan osteosit lain.
▹ Taut erat ini menjadi jalur masuknya nutrisi lewat pembuluh darah
3.Osteoklast
26
▹ Sel motil besar dengan inti banyak yang berasal dari gabungan sel-sel yang berasal dari
sumsum tulang.
▹ Di area terjadinya resorpsi tulang, osteoklas terdapat di dalam lekukan atau kriptus yang
terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebagai resorption bays (dulu
disebut lakuna Howship).
▹ Pada osteoklast yang aktif dia akan menghadap matriks tulang terlipat secara irregular
yang membentuk batas bergelombang (ruffles border). Batas bergelombang ini dikelilingi
oleh suatu zona terang sirkumferensial yang kaya akan filament aktin dan merupakan
tempat adhesi osteoklast.
C.Matriks Tulang
Kira-kira 50% berat kering matriks tulang berupa material anorganik. Hidroksiapatit paling
banyak dijumpai, tetapi bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium & natrium juga ditemukan.
▹ Material organik yang terbenam dalam matriks tulang adalah kolagen tipe I dan substansi
dasar, yang mengandung agregat proteoglikan dan beberapa glikoprotein multiadhesif
spesifik, termasuk osteonektin.
27
▹ Glikoprotein pengikat- kalsium, terutama osteokalsin, dan fosfatase yang dilepaskan di
vesikel matriks oleh osteoblas meningkatkan kalsifikasi matriks.
▹ Gabungan mineral dengan serat kolagen yang memberikan kalsifikasi bertanggung jawab
untuk kepadatan dan ketahanan pada jaringan tulang.
D.Lapisan Tulang
Permukaan luar dan dalam tulang ditutupi oleh lapisan sel-sel pembentukan tulang dan
jaringan ikat yang disebut periosteum dan endosteum.
PERIOSTEUM
▹ Periosteum merupakan lapisan luar tulang yang terdiri dari jaringan ikat padat, dengan
pembuluh darah kecil, berkas kolagen dan fibroblas
▹ Berkas serat tulang periosteum, disebut serat perforata (atau serat Sharpey), memasuki
matriks tulang dan meningkat periosteum pada tulang.
▹ Lapisan dalamnya mengandung suatu sel punca mesenkimal yang disebut sel
osteoprogenitor, yaitu suatu suatu sel yang berpotensi membelah melalui mitosis dan
berdiferensiasi menjadi sel osteoblas.
28
ENDOSTEUM
▹ Endosteum memiliki ukuran yang sangat tipis dan menutupi trabekula kecil dari matriks
tulang yang memproyeksikan ke dalam rongga sumsum
▹ Meskipun jauh lebih tipis dari periosteum, endosteum juga mengandung sel
osteoprogenitor, osteoblas, dan sel-sel lapisan tulang.
adalah memberi nutrisi pada jaringan tulang dan menyediakan osteoblas baru secara
kontinu untuk perbaikan atau pertumbuhan tulang
BERDASARKAN HISTOLOGI:
29
▹ Banyak mengandung kapur ( calsium fosfat dan calsium karbonat) sehingga tulang
menjadi kuat dan padat.
Harvesian Canal, Struktur yang terdapat di tengah osteon, di dalamnya terdapat struktur
arteri, vena, dan saraf
Canali Volkman, Penghubung antara harvesian canal 1 dengan lainnya.
30
▹ Tidak memiliki osteon, tetapi memiliki matriks tulang
• Bone trabecula, struktur berongga sebagai tempat dari bone marrow (sumsum
tulang)
BERDASARKAN P. MIKROSKOPIS:
▹ Merupakan tulang nonlamela dan ditandai dengan disposisi acak dari serat kolagen tipe I
▹ Merupakan jaringan tulang yang tampak pada perkembangan embrio & pada perbaikan
fraktur
31
▹ Umumnya bersifat sementara dan akan diganti oleh jaringan tulang sekunder/lamellar
bone pada orang dewasa, kecuali pada sedikit tempat di tubuh, misalnya dekat sutura
calvaria, di alveolus dentalis, dan pada insersi beberapa tendon
▹ Memiliki ciri khas dimana serat kolagennya irregular yang disebut tulang anyaman atau
woven bone, memiliki kadar mineral yang rendah dan memiliki osteosit yang banyak.
▹ Ditandai dengan beberapa lapisan atau lamela dari matriks kalsifikasi, masing-masing
tebal 3-7 μm.
▹
Menyusun compact bone dan spongy bone
32
▹ Sendi adalah regio tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh jaringan ikat.
1.Jenis-jenis Sendi
33
A.MEMBRAN SINOVIAL
▹ Membran sinovial merupakan suatu jaringan ikat khusus yang melapisi simpai sendi
sinovial dan berhubungan dengan cairan sinovial pelumas, yang terutama berperan
untuk pemeliharaan.
▹ Membran sinovial dalam sendi diarthrotik dapat memiliki regio yang mencolok
dengan berbagai tipe jaringan ikat (areolar, fibrosa, atau adiposa).
▹ Permukaan regio jaringa tersebut biasanya mendapat banyak pendarahan, dengan
banyak kapiler berpori (berfenestra).
▹ Membran sinovial di area ini ditandai dengan dua sel khusus dengan fungsi dan asal
jelas diferensiasi, yaitu:
34
B.KARTILAGO SENDI
▹ Serat kolagen pada kartilago hialin sendi tersusun berupa lengkung dengan
ujungnya pada permukaan yang terpapar
▹ Tidak ditutupi oleh perikondrium
▹ Susunan kolagen ini membantu mendistribusikan daya yang dihasilkan oleh
▹ tekanan pada sendi secara lebih merata.
35
▹ Nukleus pulposus besar pada anak-anak, tetapi struktur ini secara bertahap
menjadi lebih kecil seiring bertambahnya usia dan sebagian digantikan oleh
fibrocartilage.
1.Sinostosis
▹ Tulang disatukan oleh jaringan tulang dan tidak ada gerakan yang dapat terjadi.
▹ Pada orang dewasa yang lebih tua, sinostosis menyatukan tulang-tulang tengkorak,
sedangkan pada anak dan remaja, dipersatu- kan oleh jahitan atau lapisan tipis dari
jaringan ikat dengan sel osteogenik
2.Sinkondrosis
3.Simfisis
36
▹ Sendi yang tidak bergerak dengan bantalan dari fibrokartilago antara tulang rawan
artikular meliputi ujung dari tulang. Semua simfisis, seperti simfisis pubis, terjadi di
▹ garis tengah dari tubuh.
A.Ligament
▹ Ligamen adalah dense regular connective tissue yg berperan sbg penghubung antar tulang
▹ Jaringan ligamen adalah jaringan yang menyambungkan tulang satu dengan tulang
lainnya.
▹ Ligamen juga berperan dalam menyokong persendian dan mencegah pergerakan sendi
yang berlebih.
B.Tendon
▹ Tendon atau otot adalah pita yang kuat dari jaringan ikat berserat yang menghubungkan
otot ke tulang dan mampu menahan ketegangan.
▹ Komponen seluler utama tendon adalah fibroblas khusus yang disebut tenocytes.
37
▹ 60-80 % ECM nya tersusun oleh collagen
Sistem skeletal terdiri dari beberapa komponen seperti : bones, cartilage, tendons, and ligaments.
1. Penyokong tubuh
Padat dan kuat, tulang cocok sebagai penopang berat dan jaringan penyokong utama tubuh.
Cartilage berisifat pada namun flexible, menyokong struktur khusus seperti hidung, bagian luar
telinga, thoracic dan trachea. Ligament adalah pita kuat dari jaringan ikat fibrosa yang
mempersatukan tulang.
Tulang itu keras dan memproteksi organ di sekitarnya. Contoh : tengkorak melindungi otak dan
vertebre melindungi spinal cord. Rib melindungi jantung, paru-paru dan organ lain pada thorax.
3. Pergerakan tubuh
Otot skelet dilekatkan dengan tulang menggunakan tendon (pita kuat dari conetive tissue).
Kontraksi dari otot skelet menggerakan tulang, menghasilkan pergerakan. Sendi, terbentuk
ketika dua atau lebih tulang bertemu, memungkinkan pergerakan dari tulang. Smooth cartilage
menyelubungi beberapa ujung tulang pada sendi, memungkinkan tulang bergerak lebih leluasa.
Ligament memungkinkan pergerakan di antara tulang namun mencegah pergerakan yang
berlebihan.
38
4. Simpanan mineral
Beberapa mineral di simpan di dalam darah dan dsimpan di dalam tulang. Ketika kadar mineral
di dalam darah turun, tulang akan melepaskan cadangan mineralnya ke dalam darah. Adipose
disimpan di dalam rongga tulang dan ketika dibutuhkan akan dilepaskan ke dalam darah.
Kebanyakan rongga tulang terisi oleh red bone marrow, yang berfungsi memproduksi sel darah
dan platelet.
A.Osteogenesis
1.Osifikasi intramembranosa
▹ Dimulai saat usia minggu ke-8 pada perkembangan embrio sampai sekitar usia 2 tahun
39
Mekanisme Osifikasi intramembranosa
▹ Pada permukaan Trabekula terdapat lebih banyak osteoblast → matriks yang dihasilkan
akan lebih banyak → tulang trabekula akan menjadi lebih besar dan luas → trabekula-
trabekula akan bergabung satu sama lain→ spongy bone
▹ Sel-sel yang terletak pada ujung tulang spongy → akan membentuk periosteum →
osteoblast yang ada di periosteum akan mengluarkan matriks → sehingga permukaan luar
tulang memadat → compact bone
2.Osifikasi endokondral
▹ Terjadi didalam sepotong tulang rawan hialin yang bentuknya akna mirip seperti tulang
yang akan dibentuknya
40
▹ berkembang pada akhir minggu ke-8 embrionik
2. ZONA PROLIFERASI
Tempat sel-sel tulang rawan membelah, membesar, dan membentuk seperti piring
3. ZONA HIPERTROFI
Chondrosit akan matur, Sel yang dekat dengan Epiphysis akan lebih aktif membelah dan dekat
dengan Diaphysis lebih banyak yang hyperthropy
4. ZONA KLASIFIKASI
41
Merupakan zona yang tipis, kondrosit yang apoptosis melepaskan vesikel
5. ZONA OSIFIKASI
Woven bone diletakan oleh osteoblast dan mengalami remodelling menjadi tulang lamearal
▹ Selama masa pubertas, tulang akan bertambah besar dan lebar. Osteoblast dari
Periosteum akan menumpuk → membentuk groove
▹ Osteoblast akan terus mensekresikan matriksnya → sehingga ridge nya akan penuh →
akan membentuk tunne → periosteum yang ada di tunnel berubah menjadi endosteum
Lamella akan bertambah banyak → tunnel terisi penuh oleh lamella → membentuk
osteon
42
D.Peran Metabolic Tulang
▹ Ca2+ dan ion kunci bagi semua sel,ditimbun dalam tulang bila kalsium dari makanan
mencukupi dan dikeluarkan dari tulang bila kalsium makna tidak mencukupi
▹ Mempertahankan kadar kalsium darah yang tepat melibatkan aktivitas ketiga sel tulang
utama dan biasanya diatur oleh sedikit interaksi parakrin di antara mereka dan sel sel lain
▹ Hormon yang mempengaruhi pengendapan kalsium dan penarikannya dari tulang adalah
hormone paratiroid (PTH) yangs ecara tidak langsung merangsang osteoklast untuk
meningkatkan kadar kalsium darah dan kalsitonin yang dapat mengambat
osteoklas,menurunkan kadar kalsium darah
E.Sendi Pergerakan
SYNOVIAL JOINT
▹ Sendi sinovial mengandung cairan sinovial dan memungkinkan pergerakan yang cukup
besar antara tulang artikulasi
43
A.Type movement synovial joint
8. Sirkumduksi adalah gerakan ujung bagian tubuh bagian dalam dalam sebuah
lingkaran,Circumduction bukanlah gerakan yang terisolasi dengan sendirinya tetapi
merupakan urutan terus menerus dari fleksi, abduksi, ekstensi, adduksi, dan rotasi sendi
B.Special movement
▹ Pronasi= rotasi medial lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan mengahadap ke
(dorsal) belakang
▹ Supinasi = rotasi lateral lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan mengahadap
(ventra ) depan
44
▹ Retrusi = menggerakan rahang bawah (dorsal) kebelakang
▹ Articular cartilage
yaitu lapisan tipis yang tersusun dari hyalin cartilage yang menyelubungi permukaan tulang
artikular dalam sendi synovial
yaitu bantalan datar fibrokartilago yang terletak di antara articular cartilage hanya terdapat
padasendi synovial pada lutut dan pergelangan tangan
45
▹ Joint cavity
yaitu daerah yang menutupi diantara tulang artikular sendi sinovial dan dikelilingi oleh kapsul
sendi yang membantu menyatukan tulang serta amphiarthoses
▹ Joint capsule
terdiri dari dua lapisan yaitu kapsul fibrosa luar dan membran sinovial bagian dalam.
▹ Fibrous capsule
adalah lapisan terluar kapsul sendi terdiri dari jaringan ikat padat yang tidak teratur dan
berhubungan dengan lapisan fibrosa periosteum yang menutupi tulang yang disatukan pada
sendi. Bagian kapsul fibrosa dapat menebal, dan serat kolagen dapat menjadi teratur,diatur untuk
membentuk ligamen.
▹ Synovial membrane
adalah lapisan dalam kapsul sendi yangtipis, halus, melapisi rongga sendi, kecuali di atas tulang
rawan artikular dan disk artikular. Terdiri dari kumpulan sel- sel jaringan ikat yang dimodifikasi.
Dan akan mengehasilkan cairan sinovial.
▹ Fat pads
yaitu bantalan lemak dari jaringan adiposa yang menonjol yang terletak diantara kapsul fibrosa
dan membran sinovial sebagai bantalan disekitar sendi.hanya terdapat padasendi, seperti siku dan
lutut.
▹ Synovial fluid
adalah campuran kompleks polisakarida, protein, lipid, dan sel yang berasal dari filtrat serum
(cairan darah) dan sekresi dari sel sinovial. Polisakarida utama, asam hialuronat, memberikan
banyak konsistensi yang licin dan kualitas pelumas dari cairan sinovial.
▹ Bursa
46
yaitu kantung yang terbuat dari membran sinovial yang melebar mengandung cairan sinovial dan
memberikan bantalan antara struktur yang seharusnya saling bergesekan, seperti tendon yang
bergesekan dengan tulang atau tendon lainnya.
▹ Plane joint
terdiri dari dua permukaan tulang datar dengan ukuran yang kira-kira sama dan dapat terjadi
sedikit gerakan meluncur. termasuk uniaksial karena beberapa rotasi tetapi dibatasi oleh ligamen
dan tulang yang berdekata . Contoh: proses artikular antara vertebra.
terdiri dari dua permukaan artikulasi berbentuk pelana yang berorientasi pada sudut kanan satu
sama lain sehingga permukaan komplementernya berartikulasi. sendi biaksial Contoh: sendi
carpometacarpal pada ibu jari.
sendi uniaksial di mana silinder cembung pada satu tulang diterapkan pada konkavitas yang
sesuai pada tulang lainnya. Contoh: sendi siku dan lutut
▹ Pivot joint
sendi uniaksial yang membatasi pergerakan hingga rotasi di sekitar sumbu tunggal. Sambungan
pivot terdiri dari proses tulang yang relatif silindris yang berputar di
dalam cincin yang sebagian terdiri dari tulang dan sebagian ligamen. Contoh: artikulasi antara
kepala jari-jari dan ujung proksimal ulna.
▹ Ball-and-socket joint
47
terdiri dari bola (kepala) di ujung satu tulang dan soket di tulang yang berdekatan di mana
sebagian bola cocok. Bersifat multiaksial, memungkinkan berbagai gerakan di hampir semua
arah Contoh: sendi bahu dan pinggul.
menentukan seberapa dekat mereka dapat saling menyatu Hubungan iini sangat jelas pada sendi
panggul, di mana kepala tulang paha berartikulasi dengan asetabulum tulang pinggul
Ligamen yang tegang tidak hanya membatasi rentang gerak tetapi juga mengarahkan pergerakan
tulang artikulasi satu sama lain.Contoh: Pada sendi lutut, ligamentum cruciate anterior kencang
dan ligamentum cruciate posterior longgar ketika lutut diluruskan, dan sebaliknya ketika lutut
ditekuk,Di sendi panggul, ligamen tertentu menjadi kencang saat erdiri dan lebih kuat
menempelkan kepala tulang paha ke acetabulum tulang pinggul.
satu permukaan tubuh bersentuhan dengan yang lain dapat membatasi mobilitas
48
contoh, jika menekuk lengan pada siku, ia tidak dapat bergerak lebih jauh setelah permukaan
anterior lengan bawah bertemu dan menekan otot-otot bisep brakii lengan
▹ Hormon
Contoh:relaxin, suatu hormon yang diproduksi oleh plasenta dan ovarium, meningkatkan
fleksibilitas fibrokartilago simptika pubis dan melonggarkan ligamen antara sakrum, tulang
pinggul, dan tulang ekor menjelang akhir kehamilan.
Gerakan pada sambungan dapat dibatasi jika sambungan tidak digunakan dalam waktu lama.
Contoh: jika sambungan siku diimobilisasi oleh gips, rentang gerakan pada sambungan dapat
dibatasi untuk beberapa saat setelah gips dilepas. Tidak digunakannya juga dapat menyebabkan
berkurangnya jumlah cairan sinovial, berkurangnya fleksibilitas liga dan tendon, dan atrofi otot
2.3 DISLOCATION
Definisi
Bahu terkilir adalah cedera di mana tulang lengan atas Anda keluar dari soket berbentuk cangkir
yang merupakan bagian dari pisau bahu Anda. Bahu adalah sendi tubuh yang paling mobile,
yang membuatnya rentan terhadap dislokasi.
Klasifikasi
Etiologi
Sebagian besar dislokasi bahu (96%) adalah hasil dari trauma
49
- Dislokasi parsial dan lengkap dapat terjadi baik sebagai akibat dari peristiwa traumatis tunggal
atau, pada orang dengan kelemahan bawaan dalam sendi, sebagai hasil dari kegiatan berulang
seperti melempar atau berenang
- Pada orang yang lebih muda, sebagian besar dislokasi bahu disebabkan oleh trauma langsung atau
cedera olahraga
- Pada orang tua, jatuh adalah penyebab utama, dislokasi sering disertai dengan fraktur tulang, dan
ada insiden yang lebih tinggi dari cedera rotator cuff bersamaan.
Dislokasi bahu anterior terjadi akibat abduksi paksa dan rotasi eksternal lengan atau dari gaya
posterior ke anterior yang bekerja pada humerus proksimal
Dislokasi bahu posterior dihasilkan dari gaya diarahkan posterior yang diterapkan pada bahu tertekuk
atau terjadi sebagai akibat langsung dari trauma (67% kasus), aktivitas kejang (31%), atau sengatan
listrik (2%)
Dislokasi bahu inferior terjadi akibat proses bertingkat yang melibatkan energi dan kekuatan tinggi
yang mengangkat kepala humerus keluar dari sendi glenohumeral secara inferior. 5
Dislokasi bahu atraumatik berjumlah kurang dari 5% dari kasus 6
- Ditandai dengan ketidakstabilan multi-arah dan kelemahan ligamen
- Ketika diduga dislokasi atraumatik, evaluasi untuk:
Sindrom Ehlers-Danlos (penyakit jaringan ikat)
Hipoplasia Glenoid (kelainan tulang)
Retroversi glenoid berlebihan (varians anatomi)
- Responsif terhadap manajemen non-bedah
Epidemiologi
Bahu adalah sendi yang paling sering mengalami dislokasi dalam tubuh.
Meskipun sebagian besar dislokasi bahu terjadi anterior, mereka juga dapat terjadi posterior, inferior,
atau anterior-superior.
Pasien dengan dislokasi bahu sebelumnya lebih rentan terhadap redislokasi. Ini terjadi karena
jaringan tidak sembuh dengan baik dan / atau karena jaringan meregang dan menjadi lebih longgar.
Faktor-faktor lain yang menunjukkan korelasi yang jelas dengan redislokasi adalah usia pasien dan
robekan rotator cuff bersamaan dan fraktur glenoid.
Pasien yang lebih muda (remaja dan mereka yang berusia 20 tahun) memiliki frekuensi pengunduran
diri yang jauh lebih tinggi daripada pasien berusia 50-an dan 60-an. [7] Banyak dokter percaya
bahwa usia kurang dari faktor risiko predisposisi untuk redokasi daripada tingkat aktivitas.
Pasien yang merobek manset rotator atau fraktur glenoid selama dislokasi bahu mereka memiliki
insiden redislokasi yang lebih tinggi daripada pasien tanpa masalah ini.
Dalam sebuah studi kohort retrospektif, Kardouni et al menemukan tingkat kejadian 10 tahun
dislokasi bahu pada tentara AS menjadi 3,13 per 1.000 orang-tahun, atau total 15.426 insiden
dislokasi bahu. Tingkat kekambuhan adalah 28,7%. Risiko cedera lebih besar pada pria dan tentara
berusia 40 tahun atau lebih muda, dengan risiko kekambuhan meningkat dengan cedera saraf aksila
bersamaan dan usia 35 tahun atau kurang.
Faktor Risiko
Usia
- Distribusi bimodal sedang terjadi, dengan puncak pada kelompok umur 10 hingga 20 tahun dan
50 hingga 60 tahun
- Dislokasi bahu posterior biasanya terjadi pada pasien berusia 35 hingga 55 tahun
50
Seks
Laki-laki lebih banyak terkena daripada perempuan, termasuk dengan dislokasi bahu berulang
MECHANISM OF INJURY
Dislokasi biasanya terjadi karena saat terjatuh dan menopang nya dengan lengan. Sehingga
bagian head dari humerus terdorong kedepan. Merobek bagian capsule dan menyebabkan avulsi
dari glenoid labrum (the bankart lesion)
Dislokasi bahu anterior terjadi akibat abduksi paksa dan rotasi eksternal lengan atau dari gaya
posterior ke anterior yang bekerja pada humerus proksimal
51
TREATMENT
STIMSON’S TECHNIQUE
52
HIPPOCRATIC METHOD
KOCHERS METHOD
53
KOMPLIKASI :
EARLY
Nerve injury
Vascular injury
Fracture-dislocation
LATE
Shoulder stiffness
Unreduced dislocation
Recurrent dislocation
PHYSYICAL EXAMINATION
Dislokasi anterior
1) Pasien dengan dislokasi anterior biasanya datang dengan lengan dipegang tetap, sedikit
diputar secara internal, dan diculik
54
3) Akromion dan depresi yang menonjol pada area yang biasanya diduduki oleh kepala
humerus
MECHANISM OF ACTION
Berasal indirect force yang menghasilkan internal rotation, dan adduksi. Sering terjadi Ketika
convulsion.
Dihasilkan dari dislokasi secara posterior, yang dpt diakibatkan dari (67% kasus), aktivitas
kejang (31%), atau sengatan listrik (2%)
Imaging : bagian head dari humeral secara medial terotasi, terlihat bentuknya abnormal
(seperti lampu yang bulat) dan berada jauh dari glenoid fossa.
Dislocation
55
INFERIOR DISLOCATION OF THE SHOULDER
(LUXATIO ERECTA)
Paling jarang terjadi, sekitar kurang dari 1% . Dislokasi ini terjadi dengan lengan hampir
sepenuhnya mengalami abduksi/elevasi.
Mechanism of action :
Injury ini disebabkan oleh hyper abduction force yang parah. Sehingga kepala humerus terangkat
keluar dari sendi glenohumeral secara inferior
Soft-tissue injury disertai dengan avulsi dari capsule, rupture of muscles, fracture dari glenoid
atau proximal humerus dan kerusakan pada brachial plexus dan axillary artery.
MANIFESTASI KLINIS
Anterior shoulder dislocation : pasien biasanya terjatuh ke lengan secara terentang, dapat
terjadi traumatic dislocations kembali. Biasanya digambarkan dengan bahu popping atau
rolling dari tempat seharusnya.
Acromioclavicular Dislocation
Presentasi serupa dari nyeri akut, rentang gerak terbatas, dan riwayat trauma
Fitur yang membedakan adalah mekanisme cedera; biasanya kekuatan tumpul dari
56
tingkat bahu di atas Radiografi memungkinkan diferensiasi dengan menunjukkan
MACAM-MACAM DISLOKASI
SIMPLE DISLOCATION OF THE ELBOW
Siku merupakan sendi utama yang paling sering dislokasi pada orang dewasa
Dislokasi sendi ulnohumeral merupakan dislokasi yang paling umum setelah bahu
Kurang dari 10% pasien memiliki hasil yg buruk dan beberapa memerlukan intervensi bedah
Mayoritas dislokasi terjadi akibat jatuh di tangan terentang dengan siku dalam ekstensi
Olahraga dapat menyebabkan mekanisme lainnya terjadi
Dalam pemindaian MRI ditemukan robekan di ligamen medial
20% lateral ligamentum utuh dan hanya memiliki sobekan derajat rendah
Dislokasi ini dikaitkan dengan adanya kerusakan saraf dan pembuluh darah di sekitarnya
Gambaran Klinis
57
PENGOBATAN
Dengan dilakukan dengan relaksasi otot sebagai penghilang rasa sakit menggunakan obat
intramuskular atau intravena
Jika itu tidak berhasil maka sedasi sadar dapat dilakukan
Teknik reduksi melibatkan pasien dalam posisi terlentang
Setelah reduksi,siku diletakkan dengan stabil
Saraf dan sirkulasi distal diperiksa kembali dengan X-ray untuk mengkonfirmasi sendi berkurang
Lengan dipegang dan ujung lengan dengan siku tertekuk diatas 90 derajat
Peregangan pasif dari siku harus dihindari
KOMPLIKASI
1. Early
Vaskular injury
Nerve Injury
2. Late
Kekakuan
Osteoarthritis
Heterofic Ossification
Recurrent dislocation
58
DISLOCATION OF THE ULNA
GAMBARAN KLINIS
Adanya deformitas ulnaris yang jelas
Dislokasi head of radius yang tertutup ditutupi oleh pembengkakan
Rasa sakit pada sisi lateral
Tanda-tanda cedera pada saraf radial di pergelangan tangan dan tangan
KLASIFIKASI
1. Nerve Injury
2. Malunion
3. Union
59
DISLOCATION OF THE RADIUS
MEKANISME CIDERA
GAMBARAN KLINIS
SINAR X
Fraktur miring melintang atau pendek terlihat di sepertiga bawah jari-jari, dengan
angulasi atau tumpang tindih.
Sendi radioulnar distal adalah subluksasi atau dislokasi.
60
PENGOBATAN
Pengobatan Seperti halnya fraktur Monteggia, langkah penting adalah untuk mengembalikan
panjang tulang yang retak
DISLOCATION CARPAL
GAMBARAN KLINIS
SINAR X
Jika bulan sabit dislokasi, ia akan memiliki bentuk segitiga karakteristik bukan normal
penampilan segiempat
Jika ada terkait dengan fraktur skafoid,mungkin fragmen distal ditekuk
61
PENGOBATAN
1. Reduksi Terbuka
Belat plester(plaster splint) diterapkan memegang pergelangan tangan netral.
Percutaneous K- wires mungkin diperlukan untuk menahan reduksi
2. Reduksi Tertutup
Reduksi yang sangat penting diperlukan
Jika reduksi tertutup gagal dilakukan maka reduksi terbuka sangat diperlukan
CARPOMETACARPAL DISLOCATION
The thumb
METACARPOPHALANGEAL DISLOCATION
62
Biasanya ibu jari yang terpengaruhi,dan jarang jari-jari lainnya
Otot di depan sendi mungkin robek
Ada dua jenis dislokasi yaitu dislokasi sederhana dan kompleks
1. Dislokasi sederhana
Digit diperpanjang sekitar 75 derajat
2. Dislokasi kompleks
63
Dislokasi ini jarang terjadi
Dislokasi mudah dikurangi dengan menarik
Dimana dislokasi ini butuh berbulan-bulan (dan kadang-kadang selamanya) untuk
pembengkakan seperti spindle pada sendi
Jika reduksi tertutup berhasil dan sambungan stabil digunakan sementara kawat transartikular
Jika tidak dapat dikurangi atau tidak stabil ,fiksasi sekrup atau kabel transartikular yang
digunakan
VOLAR-FRACTURE DISLOCATION
Ini relatif tidak biasa.
Phalanx tengah terkilir ke depan.
Jika tidak ada patah tulang atau fraktur yang tidak terlindungi, belat saja sudah cukup
Sinar-X harus diambil pada 1 dan 2 minggu untuk memastikan bahwa sendi belum tergelincir.
DISLOCATIONS OF THE HIP
Dislokasi pinggul diklasifikasikan menurut arah perpindahan kepala femoralis: posterior (tipe paling
umum - 80% kasus), anterior dan sentral (dislocation melalui acetabulum).
MECHANISM OF INJURY
64
Dislokasi posterior biasanya terjadi ketika kekuatan diterapkan pada lutut, biasanya di dalam mobil yang
kursi penumpang ketika lutut menabrak dashboard. femur didorong secara proksimal dan kepala
femoralis dipaksakan ke belakang; Seringkali sepotong tulang dari acetabulum (Biasanya dinding
posterior) terpotong, membuat fraktur-dislokasi.
Gambaran klinis
Dalam dislokasi pinggul posterior terisolasi kaki adalah shortened dan terletak di adduksi, diputar secara
internal dan posisinya sedikit tertekuk (Gambar 30.1). Lutut seharusnya diperiksa untuk memar anterior
dan ligament cedera, dan status neurovaskular tungkai ditentukan. Saraf sciatic sangat beresiko.
IMAGING
Imaging
Pada tampilan X-ray anteroposterior, kepala femoral terlihat high-riding dan lebih kecil dari yang
diharapkan jika dibandingkan dengan pinggul normal kontralateral. Terkait femoralis kepala dan dinding
posterior acetabular fraktur mungkin jelas.
TREATMENT
65
Manajemen dislokasi pinggul posterior dapat dibagi menjadi teknik operatif dan non-operatif.
• Kaji stabilitas pinggul setelah reduksi serta perbandingan panjang kaki untuk memastikan pinggul
reduksi
• Untuk dislokasi pinggul asli, dapatkan CT scan pasca reduksi untuk menyingkirkan cedera terkait
Operative Management
• delayed presentation,
• reduksi non-konsentris,
• dan / atau adanya fraktur terkait pada leher femoral, kepala femoral, atau acetabulum
COMPLICATION
EARLY
• Vascular injury Kadang-kadang glutealis superior Arteri robek dan pendarahan mungkin banyak
66
fraktur batang femur
LATE
• Osteonekrosis pada kepala femoralis ini telah dilaporkan hingga 20% dari posterior traumatis
dislokasi pinggul; jika reduksi ditunda lebih banyak dari 12 jam, angkanya naik menjadi lebih
dari 40%
• Unreduced dislocation, Kejadian kekakuan atau osteonekrosis sangat banyak meningkat dan
pasien kemudian mungkin membutuhkan rekonstruksi operasi.
ANTERIOR DISLOCATION
Gambaran klinis
• Biasanya tidak pendek, karena rectus femoris mencegah kepala bermigrasi proksimal dengan
jumlah yang signifikan.
• Dilihat dari sisi, tonjolan anterior kepala dislokasi memungkinkan visualisasi, terutama ketika
kepala telah bergerak anterior dan superior.
• Kepala yang menonjol mungkin mudah dirasakan, baik anterior (tipe superior) atau dalam
selangkangan (tipe inferior). (Gambar 30.3).
67
X-rays
• Dalam pandangan anteroposterior dislokasi biasanya jelas, tetapi kadang-kadang kepala hampir
langsung di depan posisi normalnya. Femoral akan muncul lebih besar dari sisi kontralateral.
• reduksi pinggul dislokasi anterior lebih sulit dari pinggul dislokasi posterior. Seharusnya tetap
dilakukan sesegera mungkin di bawah sedasi atau anestesi umum; jika diperlukan upaya
berulang, open reduksi harus dipertimbangkan
• Manuver reduksi tertutup adalah sebagai berikut: kaki yang terpengaruh ditahan di luar rotasi,
abduksi dan fleksi, sebelum longitudinal traksi diterapkan. Kaki itu secara internal dan eksternal
diputar sampai pinggul berkurang - tekanan di depan di atas kepala femoral teraba. reduksi
biasanya jelas dan disertai dengan adanya bunyi teraba atau bahkan terdengar.
CENTRAL DISLOCATION
Jatuh di samping, atau pukulan atas trokanter yang lebih besar, dapat memaksa kepala femoralis melalui
lantai acetabulum. Meskipun ini disebut 'dislokasi pusat', itu fraktur acetabulum (Gambar 30.4). Kondisi
ini ditangani dalam
68
Bab 29 'Cedera panggul'.
PATELLA DISLOCATION
MECHANIMS INJURY
• Dislokasi patela bisa bersifat traumatis atau atraumatik. Patela terkilir ke lateral dan medial
Ligamentum patellofemoral dan serat retinacular mungkin robek.
• Biasanya ini terjadi di lapangan olahraga ketika seorang pelari mengelak ke satu sisi.Tingkat
dislokasi pertama kali adalah yang tertinggi remaja wanita
Clinical features
• Dalam dislokasi 'pertama kali' pasien mungkin mengalami sensasi merobek dan perasaan bahwa
lutut telah pergi ‘Keluar dari sendi.’ Sering patella kembali ke posisinya secara spontan
• Tidak aktif maupun pasif pergerakan dimungkinkan (Gambar 31.13). Jika dislokasi telah
berkurang secara spontan, mungkin lutut bengkak dan mungkin ada memar dan nyeri tekan sisi
medial.
69
IMAGING
• Anteroposterior (AP), lateral dan tangensial (‘patella skyline ’) Sinar-X diperlukan. Dalam
dislokasi yang tidak direduksi, patela terlihat bergeser ke samping dan dimiringkan atau diputar
Treatment
• Jika tidak direduksi, dislokasi dalam banyak kasus dapat ditekan kembali ke tempatnya tanpa
banyak kesulitan.
• Fisioterapi, diarahkan menuju closed chain exercises dan vastus medialis oblique (VMO)
penguatan (utama penstabil dinamis patella).
• surgery sebaiknya tidak dipertimbangkan sampai tidak operasi perawatan telah gagal dan
sifatnya berulang dari penyakit ini telah mengakibatkan gangguan fungsional
Dislokasi akut tendon peroneal mungkin menyertai atau mungkin keliru untuk ligament lateral regangan.
IMAGING
Tanda-tanda pada X-ray adalah fraktur miring malleolus lateral (yang disebut 'fraktur rim') atau serpihan
kecil tulang yang terletak lateral ke lateral malleolus (avulsi retinaculum).
TREATMENT
70
• Perawatan di gips di bawah lutut, atau dukungan / imobilisasi serupa di brace atau boot
• Menggunakan nonabsorbable menjahit melalui lubang bor di tulang, anatomi normal diciptakan
kembali
• Sebuah alternative adalah memodifikasi morfologi distal fibula, translating posterior tulang untuk
membatasi tendon secara mekanis deepened posterior channel.
Apapun metode stabilisasi digunakan, penting juga untuk menilai keadaan tendon sendiri, sebagai
perpecahan longitudinal dan ini akan menyebabkan kelanjutan rasa sakit dan disfungsi di sekitar
perbatasan lateralpergelangan kaki jika tidak diperbaiki.
2.3.1 KEGAWATDARURATAN
Menurut The American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007) pengertian gawat
darurat adalah: An emergency is any condition that in the opinion of the patient, his family, or
whoever assumes the responsibility of bringing the patient to the hospital-requires immediate
71
medical attention. This condition continues until a determination has been made by a health
care professional that the patient’s life or well-being is not threatened.
Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat kegawatan.
Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan untuk mempercepat dalam memberikan
pertolongan terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa
korban dapat diselamatkan.
Klasifikasi triage
Di saat menemukan korban yang datang dalam kondisi kegawatdaruratan maka melakukan
proses triage dengan menerapkan S-O-A-P-I-Esystem. Tahap-tahap SOAPIE
system adalah :
72
Pelaksanaan S-O-A-P-I-Esystem merupakan suatusiklus.Setelah mendapatkan data subjektif dan
objektif maka bisa merumuskan masalah pasien, dilanjutkan merumuskan rencana tindakan
keperawatan. Setelah merumuskan rencana tindakan keperawatan kemudian melakukan tindakan
keperawatan sesuai kondisi pasien saat itu, dilanjutkan dengan melakukan evaluasi. Tahap
evaluasi bisa dilaksanakan pada semua tahap.Tahap-tahap diatas dapat dikerjakan secara
bersamaan (simultan) untuk mempercepat pemberian pertolongan kepada pasien Anda seperti
contoh kasus selanjutnya.
X-ray adalah sejenis radiasi yang disebut gelombang elektromagnetik. X-ray pencitraan
menciptakan gambar dari bagian dalam tubuh. Gambar-gambar itu memperlihatkan bagian-bagia
73
tubuh dalam berbagai gradiasi hitam putih. Hal ini karena berbagai jaringan menyerap jumlah
radiasi yang berbeda.
Teknik : Dasar dan Tambahan. Semua proyeksi dasar harus dilakukan setiap kali pemeriksaan
tersebut diminta. Proyeksi tambahan hanya dilakukan bila : kondisi pasien tidak memungkinkan
dilakukannya proyeksi dasar atau informasi diagnostik yang diperoleh dari proyeksi dasar tidak
memadai.
Posisi pasien
PA : Posterior-Anterir (belakag kedepan) menunjukan arah sorotan sinar X yag mellalui pasien
menuju kase..
Kecepatan kombnasi film-layar yang digunakan dalam sitem “biru” : 50 dan 200
Kecepatan kombnasi film-layar yang digunakan dalam sitem “hijau” : 100, 200, dan 400
Nilai kV (kiloVoltage) akan menentukan kontras.
Nilai mAs (miliAmpere second) akan menentukan penghitaman gambar.
Radiografi bahu yang terluka di dua bidang (lateral anteroposterior dan aksila atau
skapular) sangat penting untuk evaluasi bahu yang cedera akut.
Tampilan Bahu
74
Proyeksi AP1 biasanya diperoleh dengan pasien dalam posisi tegak atau terlentang dan dengan
bidang koronal tubuh sejajar dengan kaset (Gbr. 1A). Sendi dimiringkan anterior sekitar 40 °
tampilan AP standar pada bahu dapat dilakukan dengan lengan dalam posisi netral, rotasi
internal, atau rotasi eksternal
tampilan "true" atau Grashey AP berbeda dari AP standar lihat bahwa pasien diputar kira-kira
secara posterior 35 ° hingga 45 ° sehingga bidang skapula bukan tubuh sejajar dengan kaset
(Gbr. 1B)
Pandangan aksila2 biasanya diperoleh dengan pasien terlentang dan lengan diculik 90 °,
meskipun beberapa variasi 3-8 pandangan ini telah dikembangkan yang membutuhkan kurang
dari 90 ° penculikan (Gbr. 1C).
Tampilan Y scapular10 diperoleh dengan pasien tegak atau rawan dengan aspek anterior sisi
yang terpengaruh diputar 30 ° hingga 45 ° ke arah kaset (Gbr. 1D).
Tampilan takik Stryker11 dapat diperoleh dengan pasien di posisi telentang atau tegak. Lengan
diperpanjang secara vertikal atas; siku tertekuk, dan tangan disangga bagian belakang kepala
(Gbr. 1E)
75
Bahu AP-dua proyeksi
Telantang-sinar vertikal dengan sudut 10o. Kecepatan kaset : kaset dengan kombinasi layar-film,
kecepatan nominal 200/400 dalam tempat kaset. Untuk anak, kaset ditempatkan diatas meja
(sayu proyeksi). Ukuran kaset : 24*30 cm (10*12 inci). 18*24 cm (8*10 inci ) untuk anak.
Gunakan penanda Right (kanan) atau left (kiri).
76
1. Pasien masuk kedalam kamar pemeriksaan, letakkan kaset atau diatas meja (untuk ).
Sejajarkan arah sinar terhadap susunan kaset tersebut.
2. Posisikan pasien .
a. Letakkan bantal besar dibawa bahu yang tidak diperiksa
b. Putar pasien sehingga bahu yang akan diperiksa terbaring diatas meja
c. Putar lengan kearah luar sehingga telapak tangan menghadap ke atas.
3. Pusatkan sinar dan sejajarkan lagi arah sinar jika mungkin.
4. Pajankan sinar x dan ganti kaset.
5. Putar lengan earah dalam sehingga telapak tangan menghadap kebwah. Pajankan sinar X
Bayi dan anak-anak berbaring telentang diatas kaset yang diletakkan diatas meja. Lakukan
hanya salah satu proyeksi.
77
Bahu Aksial
Kecepatan kaset : Kaset dengan kombinasi layar-film, kecepatan nominal 100/200 diatas
penyangga yang keras (setinggi 12-15cm) diatas tempt kaset. Ukuran kaset : 18*24 (8*10
inci). Gunakan penanda Right dan left.
1. Pasien masuk kedalam kamar pemeriksaan, letakkan kaset pada penyangga yang keras
(setinggi 12-15 cm) diatas tempat kaset. Sejajarkan arah sinar terhadap sususnan kaset
tersebut.
2. Posisikan pasien. Tekul lengan atas menjauhi tubuh.
3. Pusatkan sinar dan sejajarkan lagi arah sinar jika mungkin.
4. Pajankan sinar X.
78
Skapula lateral-duduk tegak
Kecepatan kaset : kaset dengan kombinasi layar-film, kecepatan nominal 200/400 dalam tempat
kaset. Ukuran kaset : 24*30 cm (10*12 inci). Gunakan penanda right atau left.
1. Pasien masuk ke dalam kamar pemeriksaan . letakkan kaset dalam tempat kaset.
Sejajarkan arah sinar terhadap susunan kaset tersebut.
79
2. Posisikan pasien. Angkat lengan pasien dengan tangan diletakkan dibelakang kepala
kecuali bila pasien merasa nyeri. Ihat posisi alternatif jika pasien merasa nyeri. Pusatkan
sinar dan sejajarkan lagi arah sinar jika mungkin.
3. Pajankan sinar X
Anterior Dislocated Shoulder dapat juga menyebabkan kerusakan ataupun cedera pada
axillary artery dan axillary nerve (C5,C6). Pada dislokasi ini, bagian yang paling umum
untuk mengalami cedera adalah axillary nerve. Pada Dislokasi bahu anterior ini juga
dapat terjadi cedera pada Suprascapular nerve dan radial nerve. Kerusakan axillary nerve
80
dapat menyebabkan pelemahan otot deltoid dan ketika deltoid mengalami atrofi, kontur
bahu normal yang membulat akan menghilang.
Orang yang mengalami cedera pada axillary nerve akan mengalami kesulitan untuk
abduksi lengan kurang lebih sejauh 15° dari tubuh
Definisi
Merupakan jenis perban lampin (swadding bandages) untuk cedera bahu
Posisi memakai velpeau bandage:
lengan yang terluka ditempatkan di tengah – tengah dada lalu diperban dari bawah axilla
melewati bahu yang terluka didepan lengan yang terluka, dan di bawah siku untuk
melintas ke axilla.
Tujuan digunakannya velpeau bendage :
1. Mengurangi gerakan dilokasi injury/ frakur
2. Memperbaiki posisi fragmen
3. Menghilangkan/ mengurangi ketidaknyamanan & rasa sakit pasien
81
4. Digunakan untuk adanya fraktur, dislokasi akromioklavikular, acromion, scapula,&
neck of humerus
Hard lump
Karena adanya dislokasi tulang yang menyebabkan perubahan anatomis tulang yang
menyebabkan adanya tonjolan pada bagian permukaan kulit.
82
Arm sling
Pemasangan arm sling merupakan salah satu prosedur medis yang sering dilakukan sebagai
bagian dari penatalaksanaan cedera ekstremitas atas untuk imobilisasi lengan dan mengurangi
nyeri.
83
2.4BHP,IIMC,PATOMEKANISME
2.4.1 BHP
1. Memberi tahu pada pasien agar lebih berhati-hati jika sedang beraktivitas/ berolahraga.
2. Menjelaskan pada pasien mengenai kondisinya saat ini.
3. Menjelaskan pada pasien prosedur treatment yang akan dijalani.
4. Menyarankan pasien agar mengurangi aktivitas fisik, agar proses penyembuhan
berlangsung cepat.
5. Membuat jadwal rutin untuk follow up.
2.4.2 IIMC
”Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan padamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan bukanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan “innalilahi wa
inna ilaihi rojiun”Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari
tuhan mereka dan itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”
84
2.4.3 PATOMEKANISME
85
86
DAFTAR PUSTAKA
https://medlineplus.gov/xrays.html
iii