Anda di halaman 1dari 24

Kekerasan Dalam Rumah

Tangga (KDRT)
Oleh :
1. Nurain Harun 2001060
2. Devi Clara Uada 2001066
3. Putri Diva Pakaya 2001060
4. Firdha Faris Tan 2001059
5. Wulandari Hamzah 2001069
6. Nurfitri P. Djufri 2001078
7. Dewi Putri F. Sundayana 2001073
02

Apa Itu KDRT?

• Merupakan masalah sosisal yang terjadi dalam lingkup rumah tangga.


• KDRT adalah ketika seseorang menggunakan kekuasaannya atas orang lain dlm lingkup rumah tangga
yg disertai dengan ancaman atau perilaku kekerasan seperti kekerasan fisik, kekerasan seksual, pelecehan
emosianal, intimidasi secara verbal, perampasan ekonomi, dll.
• KDRT termasuk dlm pelanggaran hak asasi manusia dan merupakan kejahatan terhadap martabat
kemanusiaan serta jenis diskriminasi yg harus dihapuskan.
03

KDRT Dimasa Pandemi Covid-19

Kejadian KDRT selama masa pandemi Covid-19 dilaporkan meningkat baik di seluruh dunia maupun
Indonesia. Peningkatan KDRT tersebut dikaitkan dengan adanya permasalahan ekonomi. Perekonomian
yg berkurang memicu terjadinya stres dan frustasi sehingga berujung pd KDRT yg dilakukan suami
terhadap istri.

KDRT berdampak buruk bagi kesehatan dan kesejahteraan perempuan karena dapat mengakibatkan
trauma fisik dan psikis serta terganggunya kesehatan reproduksi.
04
Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam
Rumah Tangga
Kekerasan Fisik
01 Tindakan yg mengakibatkan rasa sakit atau luka berat, seperti
menampar, memukul, menendang, menjambak, meludahi, dan
melukai menggunakan benda tajam.

Kekerasan Psikis
02 Tindakan yg mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya.
Seperti berkata kasar, menghina, menakut-nakuti atau mengancam,
perkataan yg menyakitkan atau merendahkan harga diri.
05

Lanjutan......
Kekerasan Seksual
03
Pemaksaan hubungan seksual terhadap orang yg termasuk dalam lingkup rumah tangga
tersebut atau pemaksaan yg di lakukan terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk tujuan tertentu.

Kekerasan Ekonomi
04 Tindakan yg mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi atau
melarang untuk bekerja yg layak didalam atau diluar rumah sehingga membuat
seseorang berada dibawah kontrol pelaku tersebut. Seperti tidak memberikan nafkah,
melarang istri untuk bekerja, menghabiskan uang istri, dan membiarkan istri bekerja untuk
diperas.
06

Faktor Penyebab Terjadinya Karakteristik Responden yg


KDRT Mengalami KDRT

1. Adanya masalah ekonomi 1. Pernikahan dibawah umur


2. Faktor perselingkuhan 2. Pendidikan yg rendah
3. Perilaku buruk yg dimiliki pelaku 3. Pekerjaan pasangan
4. Kecanduan alkohol atau obat terlarang 4. Jumlah pendapatan sebulan
5. Ketidakmampuan membina hubungan emosiaonal 5. Jumlah anak
6. Tingkat pendidikan yg rendah 6. Bentuk keluarga
7. Budaya patriarki
07
Analisa PICOT
Problem
P
Fenomena Covid-19 saat ini memberikan beberapa dampak bagi masyarakat. Mulai dari
dampak Ekonomi hingga sosial. Adanya masa karantina membuat angka kekerasan dalam rumah
tangga terhadap perempuan meningkat secara global. Hal ini terjadi karenya banyaknya
perempuan yg terpaksa melakukan isolasi atau terisolasi di rumah dengan pelaku tindak
kekerasan.

Intervensi
I
Mengatasi KDRT selama masa pandemi ini dapat langsung melapor kepada petugas yg
berwenang. Lembaga yg mengawasi masalah ini juga harus cepat dan tanggap dlm memproses
laporan mengenai KDRT dan membantu dlm menyelesaikan masalah. Hal lain yg dapat
dilakukan adalah melakukan sesuatu bersama keluarga, dimana dngn melakukan kegiatan
bersama akan membuat relasi atau hubungan menjadi lebih erat.
08
Lanjutan......

C Comparison/Pembanding
Antara KDRT karena faktor ekonomi di masa pandemi dan antara KDRT karena
faktor sosial.

OutCome/Hasil
O
Dari hasil penelitian menurut UUD No.23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah
tanggga, baik kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi.

T Time/Waktu : Tahun 2020


09

Satuan Acara Penyuluhan


(SAP)
Hari tgl: Sabtu 17 Oktober-2021
Waktu: 14-16.00 WITA
Pokok Bahasan: Pencegahan KDRT dimasa Pandemi Covid-19
Sasaran: Masyarakat
Penyuluhan: Kelompok
Tempat: Tuminting Bilang Ling.V
Bayi Baru Lahir Dengan Masalah
Keperawatan Resiko Infeksi Tali Pusat

Oleh :
1. Nurain Harun 2001060
2. Devi Clara Uada 2001066
3. Putri Diva Pakaya 2001060
4. Firdha Faris Tan 2001059
5. Wulandari Hamzah 2001069
6. Nurfitri P. Djufri 2001078
7. Dewi Putri F. Sundayana 2001073
11

Definisi Bayi Baru Lahir


• Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yg baru lahir dari rahim seorang wanita melalui
jalan lahir normal.

• Bayi baru lahir (Neonatus) adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai
dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yg sangat besar dari kehidupan didalam
lahir menjadi di luar rahim.

• Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem.
12

Adaptasi Fisiologis
Sistem Pernafasan
01
Sebelum lahir, O2 janin di suplai oleh plasenta, sehingga agar neonates dapat bertahan,
maka maturasi organ paru sangat penting karena proses ini melibatkan faktor fisik, sensorik, dan
kimiawi.

Sistem Kardiovaskuler
02
a. Perubahan tekanan di paru-paru, jantung, dan pembuluh darah besar yg
menyebabkan menutupnya foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus.
b. Insipirasi O2 menyebabkan vena pulmonal dilatasi sehingga resistensi vaskuler di pulmonal
menurun.
13
Lanjutan......

03 Sistem Termoregulasi
Bayi baru lahir dapat mengalami kehilangan panas melalui cara:
a. Penguapan: Terjadi ketika permukaan yg basah terkena udara (selama mandi), yg artinya
kehilangan panas tanpa disadari, linen, atau pakaian basah.
b. Konduksi: Terjadi ketika bayi bersentuhan dengan benda padat yg lebih dingin dari kulit bayi.
c. Konveksi: Terjadi ketika panas dipindahkan ke udara sekitar bayi (pintu/jendela terbuka)
d. Radiasi: Transfen panas ke benda dingin yg tidak bersentuhan langsung dengan bayi.

04 Sistem Neurologis
Pengkajian terhadap reflek-reflek fisiologis bayi baru lahir harus dilakukan, karena hal ini penting
sekali untuk mengetahui reflek protektif seperti blink, gag bersin, dan batuk.
14
Lanjutan........
05 Sistem Hematologic
BBL memiliki risiko defisiensi pembekuan darah. Hal ini terjadi karena:
a. BBL risiko defisit faktor pembekuan karena kurang vitamin K yg berfungsi sebagai pemicu faktor
pembekuan secara umum.
b. Untuk mengurangi risiko perdarahan, vitamin K diberikan secara Intra Muskular

06 Sistem Gastrointestinal
BBL harus mulai makan, mencerna, dan mengabsorbsi makanan setelah lahir. Kapasitas lambung
6 ml/kg saat lahir dan bertambah sekitar 90 ml di hari pertama lahir.

07 Sistem Imunitas
BBL kurang efektif melawan infeksi karena SDP berespon lambat dalam menghadapi
mikroorganisme,
15
Lanjutan.....

07 Sistem Imunitas
BBL kurang efektif melawan infeksi karena SDP berespon lambat dalam menghadapi mikroorganisme,

08 Sistem Urinarium
Kemampuan bayi dlm mengkonsentrasikan urin kurang. BBL mudah kehilangan bikarbonat sampai
dibawah dewasa.

07 Sistem Endokrin
Merupakan sistem yg kondisinya lebih baik dari pada sistem lainnya. Jika terjadi gangguan, biasanya
berkaitan dengan kondisi hormonal ibunya. Contoh, seperti terdapat menstruasi pada ibu BBL.
16

Perawatan Bayi Baru Lahir

01 Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusat


Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yg berarti menjaga agar luka tersebut tetap
bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi, maupun tanah.

02 Pencegahan Infeksi Pada Kulit


Meletakkan bayi di dada Ibu agar terjadi kontak kulit langsung antara Ibu dan Bayi, sehingga
terjadi kolonisasi mikroorganisme yg ada di kulit, serta adanya zat antibodi Bayi yg sudah terbentuk
dan terkandung dlm air susu Ibu.
17

Lanjutan......
03 Pencegahan Infeksi Pada Mata
Merawat mata BBL dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua mata segera
setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yg telah di bersihkan dengan air hangat.
Dlm waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep obat tetes mata untuk mencegah oftalmia
neonatrum.

04 Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi Tubekulosis, Imunisasi BCG harus diberikan segera pada
bayi setelah lahir. Pemberian imunisasi hepatitis B juga di anjurkan pada bayi setelah lahir.
18

Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme kehilangan panas dapat secara vaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi. Berikut beberapa
cara mencegah kehilangan panas meliputi:
1. Keringkan Bayi dengan seksama
2. Selimuti Bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
3. Selimuti bagian kepala Bayi
4. Anjurkan Ibu untuk memeluk dan menyusui Bayinya
5. Jangan segera menimbang atau memandikan Bayi baru lahir
19

Pencegahan Perdarahan

Memberikan vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi


vitamin K pada Bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu diberi vitamin K
per-oral 1 mg/ hari selama 3 hari, pada bayi beresiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM.
20

Penanganan Infeksi Tali Pusat

Cara penanganan infeksi tali pusat berat atau meluas:

• Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensivitasi

• Beri Kloksasilin per oral selama 5 hari. Jika terdapat pustule/ lepuh kulit dan selaput lendir

• Cari tanda-tanda sepsis

• Lakukan perawatan umum untuk infeksi tali pusat lokal atau terbatas.
Metode Perawatan Tali Pusat
21

01 Teknik Perawatan Tali Pusat Kasa Kering

Mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh tali pusat Bayi dengan menggunakan sabun
dan air bersih, kemudian bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas basah,
setelah itu bungkus tali pusat dengan longgar dengan menggunakan kassa bersih, kemudian
pastikan popok atau celana Bayi diikat dibawah tali pusat

02 Teknik Perawatan Tali Pusat Terbuka


Sebelum menyentuh tali pusat Bayi anjurkan kpd Ibu Bayi agar mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum menyentuh tali pusat dengan menggunakan sabun dan air bersih, dan ketika pd saat
memandikan bayi usahakan tidak merendam seluruh badan bayi ke dlm air. Hindari membasahi tali
pusat ketika membasuh badan bayi dengan lap basah.
21
Analisa PICOT
P Problem
Resiko infeksi tali pusat BBL ditandai dengan kulit kemerahan dan lembab. Penyebab infeksi tali
pusat karena adanya paparan bakteri serta sistem kekebalan tubuh yg jauh lebih rendah dari pada
Bayi normal.

I Intervensi
Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada BBL dengan masalah keperawatan resiko infeksi tali
pusat dlm penerapan tali pusat. Hipotermia cenderung terjadi pada masa transisi pada BBL. Masa
transisi Bayi merupakan masa yg sangat kritis pada Bayi dlm upaya untuk dapat bertahan hidup.
BBL harus beradaptasi dengan kehidupan di luar uterus yg suhunya jauh lebih dingin bila di
bandingkan suhu dlm uterus yg relatif lebih hangat.
Lanjutan.....
23

C Comparison/Pembanding
-

O Outcome/Hasil
Karakteristik fisik BBL dan faktor lingkungan area persalinan berpengaruh pada penurunan suhu
BBL dan penurunan suhu tubuh cepat dapat terjadi jika tidak segera dilakukan asuhan pencegahan
kehilangan panas pada BBL yaitu seketika 0,1-0,3°C/menit.

T Time/Waktu: Tahun 2021


Thank You :)
Do You Have Any Question?

Anda mungkin juga menyukai