Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Patut Patuh Patju Kabupaten


Lombok Barat adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Barat. RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok barat menjadi fasilitas
unggulan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam hal pemberian layanan
kesehatan kepada penduduk Kabupaten Lombok Barat dan penduduk wilayah
kabupaten sekitar. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan
sekaligus memberikan sumbangan pendapatan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Lombok Barat, RSUD Patut Patuh Patju senantiasa mengembangkan
diri dalam hal inovasi layanan, peningkatan mutu layanan, peningkatan mutu
pengelolaan keuangan dan lain sebagainya.
RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat berdiri diatas lahan
seluas 40.000 m2 ( 4 Ha ), dengan luas bangunan sampai saat ini 12.369,11 m2,
yang terletak di Jalan H.L. Anggrat BA No.2, Kecamatan Gerung, Kabupaten
Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat, Telepon (0370)-681321, 681561,
Fax. (0370)-681341, email : rsudtripat@yahoo.com, Kode Pos 83363.
Pemeriksaan parasitologi adalah pemerisaan yang dilakukan untuk
mendeteksi atau mengidentifikasi adanya parasit dalam sampel yang diperiksa.
Pemeriksaan yang berkaitan dengan parasit yang dilakukan di RSUD Patut
Patuh Patju Lombok Barat ini adalah pemeriksaan feses lengkap, pemeriksaan
rapid test IgG dan IgM dengue, pemeriksaan rapid test malaria, dan pemeriksaan
mikroskopis malaria. Namun, pemeriksaan yang ditemukan atau dilakukan
praktikan pada saat praktek belajar lapangan adalah pemeriksaan feses lengkap,
pemeriksaan rapid test IgG dan IgM dengue, dan pemeriksaan rapid test malaria.
Pemeriksaan rapid test merupakan pemeriksaan screening yag digunakan untuk
mendeteksi secara cepat adanya parasite pada sampel yang diuji.
 Pemeriksaan Feses
Hasil praktek terdapat 1 kasus pemeriksaan feses. Adapun standar
operasioal prosedur (SOP) yang diterapkan antara lain :
1. Pasien
a. Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar sebelum pemeriksaan.
2. Spesimen
a. Sebaiknya feses diambil pada pagi hari.
b. Sebaiknya spesimen segera diperiksa. Untuk pemeriksaan amuba
harus dilakukan maksimal 2 jam dari pasien defekasi.
3. Alat untuk pemeriksaan feses.
4. Reagensia untuk pemeriksaan feses.
5. Tempat sampah/ember tertutup.

A. Cara Pemeriksaan Feses Secara Makroskopis :


1. Amati feses ditempat yang terang, meliputi : warna, bau,
konsistensi, adanya darah, lendir, cacing dan serat.
B. Cara Pemeriksaan Feses Secara Mikroskopis :
1. Spesiman feses diambil menggunakan ujung lidi dan diletakkan pada
obyek glass yang sudah ditetesi larutan eosin/lugol 2%/NaCl 0,9%.
2. Setelah ditutup dengan cover glass, segera periksa dibawah
mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x.
C. Pencatatan Hasil :
1. Sebagai arsip : catat hasil pemeriksaan di buku register laboratorium.
2. Untuk pasien : catat hasil pemeriksaan di blanko hasil laboratorium.
D. Pembuangan Sisa Spesimen :
Sisa spesimen dituangi desinfektan. Kemudian dimasukaan kedalam
tempat sampah medis.

Sampel feses yang diperiksa berwarna merah yang diduga disebabkan


karena adanya darah dalam feses akibat adanya perdarahan dalam usus
pasien namun setelah diamati tidak ditemukan adanya jumlah eritrosit/sel
darah merah yang meningkat setelah diamati secara mikroskopis. Sampel
feses yang diperiksa juga berbau busuk dan mengeluarkan sedikit gas diduga
disebabkan adanya cacing di dalam feses, namun setelah dilakukan
pemeriksaan secara mikroskopis tidak ditemukan adanya telur cacing pada
sampel. Setelah dilakukan pengamatan mikroskopis juga tidak ditemukan
adanya telur cacing dan amoeba.

Anda mungkin juga menyukai