Anda di halaman 1dari 70

PROPOSAL HOME VISIT (KUNJUNGAN RUMAH)

Pada Keluarga Ny.A dengan Diagnosa Keperawatan


“Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran”

Disusun Oleh:
Nur Zalina, S.Tr.Kep
NPM: 202091153

DOSEN PEMBIMBING:
NS. VEVI SURYENTI PUTRI, M. KEP

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI TAHUN 2021
PROPOSAL HOME VISIT
TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI DENGAN KELUARGA
Ny. A
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kesehatan pelayanan keperawatan kepada klien yang mengalami
gangguan jiwa. Dukungan dari pihak keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien serta
keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang diperlukan bagi klien dengan gangguan jiwa,
mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh klien dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Home visit adalah suatu kegiatan kunjungan rumah dimana mahasiswa yang di tugaskan akan
mengunjungi rumah klien dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari keluarga kemudian
memvalidasi data, selain itu membantu keluarga dalam memberikan informasi tentang hal – hal yang
berkaitan dengan perawatan keluarga pada klien khususnya perawatan di rumah.
Kunjungan rumah atau home visit pada keluarga klien merupakan salah satu bentuk tindakan
keperawatan yang bertujuan memberdayakan keluarga sehingga keluarga dapat melakukan perawatan klien
di rumah.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk melengkapi dan mengklasifikasi data yang didapat dari klien serta melakukan
asuhan keperawatan, yaitu memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada keluarga
khususnya keperawatan yang dihadapi klien.
2. Tujuan khusus
Mengidentifikasi riwayat kesehatan klien yaitu :
a. Riwayat penyakit yang diderita klien baik sebelum maupun sesudah dirawat di RSJ.
b. Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah ada yang menderita gangguan
jiwa.
c. Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien mempunyai masalah dalam keluarga,
lingkungan, masyarakat, tempat kerja.
d. Mengklasifikasi data yang didapat dari klien dan keluarga.
e. Melakukan intervensi (Penkes) kepada keluarga tentang perawatan klien.
f. Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami klien dan cara
mengatasinya.
g. Mengajukan kepada keluarga untuk siap dan dapat menerima klien sebagai anggota
keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan klien.
h. Menganjurkan keluarga untuk memberikan kesempatan kepada klien mencurahkan
perasaannya.
i. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan aktifitas/kesibukan sesuai dengan
kemampuan klien.
j. Menganjurkan kepada klien agar terus berkomunikasi dan berinteraksi dengan
keluarga (mengunjungi klien).
PROPOSAL HOME VISIT

A. Identitas Klien
Nama : Ny.A
Umur : 34 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak tamat SD
Status : Belum menikah
Alamat : Parit gompong
Dx Medis : Skizofrenia
Tanggal pengkajian : 30 September 2021

Kunjungan rumah akan dilakukan pada :


Nama : Tn. S
Umur : 63 Tahun
Status : Menikah
Hubungan keluarga : Anak
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Parit Gompong

Tanggal Kunjungan Rumah : Jumat, 5 September 2021


B. Tujuan Kunjungan Rumah
1. Tujuan umum
Keluarga dapat memerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa sesuai dengan keadaan klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang ada.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan klien di Rumah Sakit
dan cara merawat klien dirumah
b. Mengklasifikasi dan melengkapi data yang di peroleh dari klien dan data sekunder
(dokumen medik) tentang:
1) Alasan klien masuk rumah sakit
2) Faktor predisposisi dan presipitasi
3) Genogram keluarga
4) Psikososial dan lingkungan
5) Persepsi keluarga tentang penyakit klien
6) Dukungan dalam keluarga
c. Mengevaluasi kemampuan keluarga tentang perawatan klien dengan gangguan jiwa
di rumah berdasarkan 5 fungsi keluarga dalam hal:
1) Keluarga dapat mengenal masalah yang menyebabkan klien kambuh
2) Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan terhadap klien
3) Keluarga dapat merawat klien di rumah
4) Keluarga dapat memodifikasi lingkungan dalam merawat klien
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat untuk
merawat klien.

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1) Membantu pasien mengenali halusinasi.
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi Saudara dapat melakukannya dengan cara
berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi
halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul
dan respon pasien saat halusinasi muncul
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol
halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat
mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:
a. Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan
cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak
terhadap halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya. Kalau ini
dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti
halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini
pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi:
 Menjelaskan cara menghardik halusinasi
 Memperagakan cara menghardik
 Meminta pasien memperagakan ulang
 Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi; fokus
perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan
orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol
halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
c. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri
dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan
mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi.
Untuk itu pasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi
halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur
malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut:
 Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi.
 Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
 Melatih pasien melakukan aktivitas
 Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi sampai tidur
malam, 7 hari dalam seminggu.
 Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan penguatan terhadap
perilaku pasien yang positif.
d. Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk menggunakan
obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan jiwa yang dirawat di
rumah seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien mengalami
kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula
akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan
berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat:
 Jelaskan guna obat
 Jelaskan akibat bila putus obat
 Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
 Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,
benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)

Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga


Tindakan Keperawatan untuk keluarga
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan
pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit
sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien
tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien
secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara
optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh
bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang
efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara
merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien
dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga

D. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


1. Orientasi
a. Salam terapeutik dan perkenalan
“Selamat pagi bapak dan ibu, perkenalkan nama saya Nur Zalina, saya adalah
mahasiswa ners stikba jambi, hari ini saya datang untuk melakukan kunjungan ke
rumah pasien yang bernama Ny. A. Saya mendapatkan surat tugas untuk melakukan
kunjungan ke rumah bapak/ibu.” “Tujuan kunjungan saya pada hari ini, untuk
membantu proses keperawatan Ny. A melalui pengumpulan data yang lengkap dan
saya ingin memberitahukan tentang perkembangan Ny. A selama dirawat di RSJ
Jambi dan juga ingin memberitahukan penyuluhan tentang peranan keluarga dalam
merawat Ny. A di rumah sakit, dan juga bagaimana cara merawat Ny. A di rumah bila
sudah pulang nantinya.”
b. Evaluasi/ Validasi
“ Baiklah bapak dan ibu, sebelumnya saya ingin menanyakan tentang alasan Ny. A
di rawat?”
” Apakah Ny. A sebelumnya pernah di rawat juga?”
” Bapak/ibu bisa menceritakan kepada saya apa penyebab Ny.A bisa sakit?”
” Menurut pendapat bapak/ibu apa sebenarnya yang di alami oleh Ny.A?”
”Apakah didalam keluarga ada yang sakit sama dengan seperti Ny. A?”
” Apa bapak/ibu sering mengunjungi Ny.A?”
” Kapan terakhir kali bapak/ibu mengunjungi Ny. A?”
” Selain bapak/ibu, siapa saja yang sering mengunjungi Ny. A?”
c. Kontrak
Topik : ”Bapak/ibu, hari ini saya akan mengajak bapak dan ibu untuk bercakap-
cakap sambil berdiskusi tentang cara merawat keluarga Bapak khususnya
Ny. A
Waktu : Kita akan berdiskusi sekitar 1-2 jam
Tempat: Bapak/ Ibu kita hari ini akan berdiskusi dimana?
Tujuan: Agar bapak dapat merawat anak bapak di rumah.

2. Fase kerja (tindakan keperawatan)


“Apakah bapak dan ibu mengetahui tentang keadaan yang dialami oleh Ny. A ?“
“Baiklah Bapak/Ibu, saya akan menjelaskan dan menceritakan tentang kondisi atau
keadaan terakhir yang dialami Ny. A. Saat ini Ny.A marah-marah sudah terkendalikan,
baik dengan teman-teman ataupun perawat disana dan sudah tidak takut lagi untuk
berbincang-bincang dengan teman-temannya . Ny. A sudah mengerti kegiatan seharian
yang harus dilakukan, seperti mandi, membersihkan tempat tidur, maupun makan. Ny. A
sudah diajarkan cara mengontrol halusinasinya yaitu dengan cara menghardik, bercakap –
cakap, melakukan kegiatan, dan yang terakhir minum obat. Ny SA masih dalam tahap
penyembuhan Ny. A juga mengatakan kangen dengan keluarganya.”
“Bisakah bapak/ibu menceritakan kenapa Ny. A bisa dirawat di RS? Adakah dalam
keluarga bapak/ibu yang mengalami masalah seperti ini? Usaha apa saja yang telah
bapak/ibu lakukan untuk mencapai kesembuhan Ny. A dan bagaimana kesembuhannya?
Bagaimana sikap keluarga dalam menghadapi keadaan Ny. A selama ini ? Apa harapan
bapak/ibu dengan dirawatnya Ny. A di RS? Menurut bapak/ibu apa yang sedang dialami
Ny. A ? Bagaimana tanggapan keluarga jika Ny. A pulang kerumah? Dan bagaimana
penerimaan lingkungan terhadap Ny. A ?”
”Baiklah pak, sebelum kita berdiskusi, saya akan menjelaskan sedikit tentang
halusinasi. Apa sebelumnya ibu pernah mendengar istilah tersebut ? atau apa yang bapak
ketahui tentang halusinasi?”
“Yang pertama saya akan menjelaskan apa itu halusinasi. Halusinasi merupakan
gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar.
Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus
eksteren/ persepsi palsu.”
“Halusinasi di sebabkan oleh Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul
gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stresor dan masalah
koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan.”
“Cara untuk mencegah timbulnya halusinasi yaitu dengan menganjurkan klien untuk
mengungkapkan suara – suara yang anakIbu dengar, mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik, bercakap – cakap, melakukan kegitan dan minum obat. Kalau untuk
penanganan di rumah ibu/bapak bisa melakukan beberapa hal berikut seperti: Pertama
dihadapan anak bapak/ibu jangan membantah halusianasi ataupun menyokongnya.
Katakan saja bahwa bapak/ibu juga percaya suara ataupun bayangan yang dilihat anak
bapak. Tetapi bapak/ibu sendiri tidak melihat ataupun mendengarnya.”
“Kedua, jangan biarkan anak bapak/ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusianasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan kelaurga seperti sholat bersama, makan bersama,. Tentang kegiatan, saya telah
melatih anak bapak/ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong bapak/ibu
pantau pelaksanaanya, dan berikan pujian jika ia lakukan”
“Ketiga bantu anak bapak/ibu minum obat dengan teratur, Nah saya akan
menjelaskan nama obat dan kegunaannya untuk apa yang pertama obat yang warna putih
Risperidone 3x1 tablet ini gunanya untuk membuat pasien rileks dan tenang serta
menstabilkan emosi pasien. yang warna kuning 2x1 jamnya sama gunanya untuk
meminimalisir gangguan otot agar rileks dan tidak kaku, sedangkan, putih minumnya 2x1
fungsinya agar pikiran tenang dan mengatasi serangan kecemasan dan mengatasi
insomnia jamnya sama pagi dan malam.”
“Terakhir bila ada tanda-tanda halusianasi mulai muncul, putus halusinasi dengan
cara menepuk punggung anak bapak/ibu. Kemudian suruhlah anak bapak/ibu menghardik
suara tersebut. Anak bapak/ibu sudah saya ajarkan cara menghardiknya.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
- Subjektif
”Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita mengobrol dan berdiskusi tadi ?
Apakah bapak/ibu merasa senang ?”
- Objektif
”Apakah bapak/ibu dapat mengulangi cara merawat Ny. A ?” bagus Pak / Ibu
b. Rencana Tindak Lanjut
kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan keperawatan (baik di rumah maupun
di rumah sakit)”
“Saya harap Saat di rumah nantinya apa yang telah saya ajarkan kepada pasien dan
keluarga mengenai perawatan Ny. A tetap bisa dijalankan sesuai dengan yang telah
kita bicarakan.”
c. Kontak Yang Akan Datang
Topik : Baiklah pak/ibu, selain saya kemungkinan ada perawat dari RSJ yang datang
berkunjung kerumah ibu lagi untuk mendiskusikan dan melihat
perkembangan Ny.A
Waktu : Akan tetapi waktunya belum di pastikan nanti kami akan menghubungi
kembali jika kami akan melakukan kunjungan rumah.
Tempat : saya harap kita dapat bertemu lagi di rumah Ibu.

“Teima kasih atas kerjasamanya bapak dan ibu” selamat siang


LAPORAN HOME VISIT (KUNJUNGAN RUMAH)

Pada Keluarga Ny.A dengan Diagnosa Keperawatan

“Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran”

Disusun Oleh:

Nur Zalina, S.Tr.Kep

NPM: 202091153

DOSEN PEMBIMBING:

NS. VEVI SURYENTI PUTRI, M. KEP

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

JAMBI TAHUN 2021


LAPORAN HOME VISIT

PADA NY. A (34 tahun) DENGAN HALUSINASI

A. Identitas Klien
Nama : Ny.A

Umur : 34 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak tamat SD

Status : Belum menikah

Alamat : Parit gompong

Dx Medis : Skizofrenia

Tanggal pengkajian : 30 September 2021

Kunjungan rumah akan dilakukan pada :

Nama : Tn. S

Umur : 63 Tahun

Status : Menikah

Hubungan keluarga : Anak

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Parit Gompong

Tanggal Kunjungan Rumah : Jumat, 5 September 2021


A. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk melengkapi dan mengklasifikasi data yang didapat dari klien serta melakukan
asuhan keperawatan, yaitu memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada keluarga
khususnya keperawatan yang dihadapi klien.
2. Tujuan khusus
Mengidentifikasi riwayat kesehatan klien yaitu :
a. Riwayat penyakit yang diderita klien baik sebelum maupun sesudah dirawat di RSJ.
b. Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah ada yang menderita gangguan
jiwa.
c. Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien mempunyai masalah dalam keluarga,
lingkungan, masyarakat, tempat kerja.
d. Mengklasifikasi data yang didapat dari klien dan keluarga.
e. Melakukan intervensi (Penkes) kepada keluarga tentang perawatan klien.
f. Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami klien dan cara
mengatasinya.
g. Mengajukan kepada keluarga untuk siap dan dapat menerima klien sebagai anggota
keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan klien.
h. Menganjurkan keluarga untuk memberikan kesempatan kepada klien mencurahkan
perasaannya.
i. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan aktifitas/kesibukan sesuai dengan
kemampuan klien.
j. Menganjurkan kepada klien agar terus berkomunikasi dan berinteraksi dengan
keluarga (mengunjungi klien).
B. Penilaian Sikap Keluarga Terhadap Penerimaan Kembali Pasien Dari Rumah Sakit
Jiwa
A. Hasil Kunjungan Rumah
Informasi yang diperoleh:
1. Memvalidasi data:
a. Informasi yang diperoleh dari hasil validasi tidak jauh berbeda dengan yang
disebutkan klien dan dari cacatan medis.
b. Keluarga menjelaskan bahwa klien pertama kali menunjukkan gejala gangguan jiwa
adalah ketika usia remaja sekitar 16-17 tahun, ditandai dengan klien sering berdiam
diri dan murung, sering merasa gelisah dan curiga pada orang lain, klien bicara
ngawur dan tidak-tidak, klien mendengar suara-suara bisikan yang selalu
mengganggunya.
c. Selama proses dari pertama kali gejala muncul hingga saat ini klien telah menjalani
proses rawat inap sebanyak 1 kali dengan tanda dan gejala yang tiba-tiba muncul.
Riwayat pengobatan sebelumnya kurang efektif karena klien pernah putus obat,
sehingga jadwal kontrolpun kadang terlewat dari jadwal yang telah ditentukan.
2. Informasi lain yang diperoleh dari keluarga tentang:
a. Alasan klien dirawat:
Klien dirawat di rumah sakit sudah1 kali ini. Ayah klien mengatakan klien pernah
mengalami putus obat saat setelah di rawat sebelumnya, klien mulai mengalami
gangguan jiwa sejak usia remaja.
b. Kebiasaan keluarga menghadapi klien
Ayah klien mengatakan biasanya saat klien mulai berbicara sendiri, maka keluarga
akan mencoba untuk memanggil nama klien seperti menyadarkan klien dari berbicara
sendiri. Keluarga klien secara umum menerima klien dengan sepenuhnya, dalam
perlakuan diperlakukan sama dengan anggota keluarga yang lain.
c. Faktor pendukung keluarga
Anggota keluarga yang sangat dekat dengan klien adalah ayah klien. Selama di rumah
sakit yang mengunjungi klien adalah ayah klien. Sedangkan keluarga dari keluarga
lain tidak ada yang mengunjungi.
d. Pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa
Keluarga tidak mengetahui mengapa klien bisa berubah. Keluarga mengatakan klien
berubah semenjak klien remaja menglami halusinasi seperti bicara yang tidak-tidak
dan mendengar bisikan-bisikan yang klien katakan selalu mengikutinya. Keluarga
berharap klien bisa seperti dulu menjadi orang normal, sebagaimana klien
sebelumnya.
3. Melakukan implementasi kegiatan berkaitan dengan tugas keluarga merawat klien dan
memberikan pendidikan kesehatan jiwa sesuai dengan masalah yang ditemukan.
Implementasi keperawatan kepada keluarga pada umumnya berjalan sesuai dengan
yang tertera pada Proposal Home Visit Keluarga, yang terdiri dari:
1. Berikan informasi kepada keluarga tentang kondisi dan masalah keperawatan yang
dialami oleh klien saat ini kepada keluarga.
2. Diskusikan dengan keluarga tentang pentingnya peran aktif keluarga dalam merawat
pasien dengan gangguan persepsi sensori Halusinasi.
3. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang masalah keperawatan klien
terkait dengan gangguan persepsi sensori Halusinasi.
4. Lakukan SP Keluarga dengan gangguan persepsi sensori Halusinasi.
a. Jelaskan tentang gangguan persepsi sensori halusinasi kepada keluarga.
b. Jelaskan tentang cara merawat klien dengan gangguan persepsi sensori
halusinasi.
c. Berikan pendidikan kesehatan cara menentukan rencana tindak lanjut dalam
perawatan pasien.
d. Motivasi keluarga untuk memberikan follow up dalam perawatan pasien selama
di rumah.
1. Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
Pasien
a. Membantu pasien mengenali halusinasi. Untuk membantu pasien mengenali
halusinasi , dapat dilakukan dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi
halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat
halusinasi muncul
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti
dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:
1) Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan
tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya.
Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak
mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan
kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam
halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi:
 Menjelaskan cara menghardik halusinasi
 Memperagakan cara menghardik
 Meminta pasien memperagakan ulang
 Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien
2) Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan orang
lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi;
fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang
dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang efektif
untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
3) Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan
diri dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien
tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan
halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk
mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur dari bangun pagi
sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut:
 Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi.
 Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
 Melatih pasien melakukan aktivitas
 Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi sampai tidur
malam, 7 hari dalam seminggu.
 Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan penguatan terhadap
perilaku pasien yang positif.
4) Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan jiwa
yang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya
pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai
kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih
menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat:
 Jelaskan guna obat
 Jelaskan akibat bila putus obat
 Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
 Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,
benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)
4. Rencana Tujuan
a. Keluarga dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat klien.
b. Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan terhadap
klien.
c. Keluarga dapat merawat klien di rumah.
d. Keluarga dapat mengetahui tanda klien yang harus dilaporkan ke perawat.
5. Rencana Setelah Klien Dipulangkan
Keluarga mengatakan menerima sepenuhnya keadaan klien saat pulang nanti,
klien akan diperlakukan sewajarnya, sebagai anak dirumah mereka. Klien tidak
bekerja dan hanya tinggal di rumah
Untuk rumah, keluarga klien tidak mendesain ruangan tertentu untuk klien,
karena secara umum klien masih bisa kooperatif terhadap anggota keluarga yang
lain maupun masyarakat sekitar.
6. Kesulitan Yang Dihadapi Keluarga
Secara umum kesulitan yang dihadapi oleh keluarga adalah dalam pemberian
obat kepada klien, karena seperti riwayat sakit sebelumnya, saat pulang ke
rumah, klien terputus minum obatnya. Klien tidak ingin meminumnya dengan
alasan pahit, hal ini menyebabkan klien putus obat dan terjadi kekambuhan
penyakit lagi. Keluarga mengkhawatirkan hal itu terjadi lagi saat klien pulang ke
rumah. Untuk itu di berikan saran memberikan obat pada klien dengan
menggunakan buah seperti pisang untuk menutupi atau mengurangi rasa pahit
yang dirasakan klien.
PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

SESI ( I ) “ MENGENAL HALUSINASI”

Oleh :

Nur Zalina

202091153

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

JAMBI TAHUN 2021


TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

A. TOPIK
Sesi I : Mengenal Halusinasi.

B. TUJUAN
Tujuan umum : Klien mampu mengenal halusinasi.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat mengenal halusinasi.
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3. Klien mengenal terjadinya halusinasi.
4. Klien mengenl perasaannya pada saat terjadinya halusinasi.

C. LANDASAN TEORI
Halusinasi adalah persepsi terhadap sesuatu stimulus eksternal dimana stimulus tersebut
pada kenyataannya tidak ada. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan sensori
persepsi yang dialami oleh klien gangguan jiwa. Klien merasakan sensasi berupa suara,
pengecapan, penglihaan, perabaan, atau penghidupan tanpa disertai dengan stimulus
nyata. (Budi Anna Keliat, 2019).
Halusinasi terdiri dari empat tahapan :
1. Tahap pertama : halusinasi member rasa nyaman dan member kesenangan.
2. Tahap kedua : halusinasi bersifat menyalahkan dan pengalaman sensori
menyebabkan rasa antipasti.
3. Tahap ketiga : halusinasi bersifat mengontrol dan tidak dapat ditolak lagi.
4. Tahap keempat : halusinasi bersifat menguasai, secara umum klien diatur dan
dipengaruhi oleh halusinasinya tersebut. Pada tahap ini halusinasi menjadi ancaman
sehingga muncullah perilaku panic, dimana hal ini dapat beresiko mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungannya.
Penyebab dari halusinasi adalah isolasi menarik diri, dimana klien bersikap apatis (acuh
terhadap lingkungan) dan tampak memisahkan diri dari orang lain. Klien lebih
mempunyai waktu untuk dapat memunculkan halusinasinya.
Terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktifitas
sebagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman masa lalu atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. TAK juga merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktifitas di gunakan sebagai terapi, dan kelompok sebagai target asuhan. Hasil
diskusi dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi ketergantungan, saling membutuhkan, dan
menjadi tempat berlatih bagi klien yang memiliki prilaku maladaptif menjadi berprilaku
adaptif. Klien dilatih mengekspresikan perasaannya terhadap stimulus yang disediakan.
Kemampuan klien dilatih evaluasi di tingkatkan pada tiap sesi,dengan kegiatan ini
diharapkan dapat meningkatkan persepsi klien dalam mengekspresikan perasaan dan
pikirannya.

D. KLIEN
1. Karakteristik klien
- Klien yang mengalami halusinasi.
- Klien halusinasi yang sudah terkontrol.
- Klien yang dapat diajak kerja sama.

2. Proses seleksi
- Berdasarkan hasil pengkajian (observasi dan wawancara).
- Berdasarkan masalah keperawatan yang muncul.
- Sehat fisik, cukup kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan.
- Mengklarifikasi kepada klien dan bekerjasama dengan perawat ruangan.
- Mengadakan kontrak dengan klien.
3. Jumlah klien 4 orang.
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
- Hari/tanggal : Jum’at, 03 September 2021
- Waktu : 14.30 s.d 15.00 wib (30 menit)
- Tempat : Ruang aula Delta

2. Tim terapis :
Leader : Nur Zalina , uraian tugas :
a. Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK.
b. Mengenalkan diri dan memperkenalkan anggotanya.
c. Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai.
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
e. Mampu memimpin TAK dengan baik.

Co Leader : M.Reza Pahlevi, uraian tugas :


a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.
b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
c. Mengingatkan leader tentang waktu.
d. Membantu leader mengorganisir klien.

Fasilitator : Ishadyah Risda, uraian tugas :


a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif.
b. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung.
c. Mempertahankan kehadiran peserta.

Obeserver : Bahriani, uraian tugas :


a. Mengobservasi jalannya/proses kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung.

3. Metode dan media


a. Metode yang digunakan
- Dinamika kelompok.
- Bermain peran/stimulasi
b. Media
- Tipe recorder.
- Bola kecil
- Kaset

c. Setting

CL O

Keterangan :
: Klien CL : Co Leader F : Fasilitator

L : Leader O : Observer

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan halusinasi.
b. Membuat kontrak denga klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
d. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari leader kepada klien. Proses
- Perkenalkan nama dan panggilan leader (pakai papan nama).
- Menanyakan nama klien dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yakni mengenal suara-
suara yang didengar.
- Menjelaskan aturan main :
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada leader.
2) Lama kegiatan 30 menit.
3) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset pada tipe recorder dan edarkan bola searah jarum jam. Pada saat.
Leader menjelaskan kegiatan yang akan di lakukan, yaitu mengenal suara- suara
yang di dengar tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya dan perasaan
klien pada saat terjadi.
b. Leader meminta klien untuk menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi
yang mambuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien
yang sebelah kanan secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
Hasilnya di tulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi dan perasaan klien dari suara yang
biasa di dengar.

4. Terminasi
a. Evaluasi
- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
- Leader meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya
jika terjadi halusinasi.

c. Kontrak yang akan datang.


- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.
- Menyepakati waktu dan tempat.

Sesi 1 : TAK
Stimulasi persepsi : Halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi

NO. Nama Klien Menyebut isi Menyebut Menyebut Menyebut


halusinasi waktu situasi terjadi perasaan saat
terjadinya halusinasi halusinasi.
halusinasi
1.
2.
3
4.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi : isi, waktu, situasi dan
perasaan. Beri tanda ( v ). Jika klien mampu dan tanda ( x ) jika klien tidak mampu.
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
HALUSINASI SESI 1
Stuktur Kelompok
Sesi I
 Leader : Nur Zalina
 Co Leader
 Fasilitator : Ishadyah Risda
 Obeserver : Bahriani
 Observer : Fitri Hartini
 Klien :Andres
Dendi
Mudin
Piter
Yeyen
 Tanggal : 5 September 2021

Evaluasi Struktur
Sesi I
 Dalam pelaksanaan TAK, ada keterlambatan waktu dalam memulai
pelaksanaan yaitu terlambat 30 menit.
 Dalam pelaksanaan TAK, jumlah klien yaitu
 Alat yang digunakan yaitu pengeras suara/ tape recorder
 Metode bermain peran/simulasi tidak dilakukan.
 Suasana saat kegiatan TAK Sesi I menyenangkan, berlangsung aman dan
nyaman namun ada beberapa klien yang kurang semangat.
 Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran memanjang.
 Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan sampai selesai.
 Leader, Co-leader, Fasilitator, observer telah berperan dan melaksanakan
kegiatan
Evaluasi Proses
Sesi I

 Leader telah membuat suasana menjadi semangat dan menyenangkan.


 Co Leader kurang berperan aktif dalam membantu Leader baik untuk berbicara
maupun dalam menghangatkan suasana akan tetapi secara keseluruhan co leader
sudah dapat membantu leader.
 Fasilitator sudah berperan dengan baik dalam memotivasi klien mengikuti TAK.
 Klien kooperatif dan mengikuti kegiatan TAK Halusinasi dari awal hingga akhir.
 Observer dapat mengobservasi kegiatan TAK Halusinasi dengan semestinya.

Evaluasi Hasil
Sesi I TAK
Stimulasipersepsi :halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi

NO. Nama Klien Menyebut isi Menyebut Menyebut Menyebut


halusinasi waktu situasi terjadi perasaan saat
terjadinya halusinasi halusinasi.
halusinasi
1. Ny.A Suara-suara Sering pada Sering pada Kesal karena
bisikan yang malam hari saat sendiri merasa
tidak jelas dan diganggu
mengganggunya
2. Tn.A Mendengar
suara kicauan Pagi hari Melamun Biasa saja
burung
3. Tn.D Mendengar
suara ibu Mau tidur Merinding Ingin pulang
mengajak
pulang
4. Ny.S Mendengar
Ingin
seseorang Malam hari Diam
memanggil sembuh
namanya
Dokumentasi
Kesimpulan yang didapat di SESI 1 TAK Halusinasi :
Semua klien mengikuti SESI 1 TAK halusinasi dari awal sampai akhir kegiatan
dengan hasil seperti yang tertera ditabel atas. Semua klien mampu menyebutkan
isi Halusinasi dan perasaan saat terjadi Halusinasi, namun ada beberapa klien
yang tidak mampu menjelaskan kapan waktu terjadinya Halusinasi dan situasi saat
halusinasi itu muncul. Secara keluruhan tingkat keberhasilan 80 %.
LOG BOOK

Nama Mahasiswa : Nur Zalina

NPM :202091153

Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa

No Hari/Tanggal Perencanaan yang Dilakukan Hasil Paraf


1. Senin, 30-8-2021  Menentukan kasus  Halusinasi: pendengaran Nur Zalina
(diagnosa) keperawatan
jiwa, pengkajian dan
perencanaan dalam
pembuatan laporan
kasus.

 Melakukan kontrak  Klien bersedia berbicang-


waktu dengan klien bincang tentang
halusinasinya

 Membantu klien  Klien bersedia


mengenali dan menceritakan
mengontrol halusinasinya
halusinasinya  Klien mampu
 Mendemonstrasikan mempraktekan
latihan menghardik menghardik
halusinasi pada klien

 Melakukan kontrak  Klien bersedia kontrak


waktu dengan pasien waktu untuk pertemuan
untuk pertemuan
selanjutnya
selanjutnya
2. Selasa, 31-8-2021  Melakukan  Halusinasi: pendengaran Nur Zalina
perencanaan tindakan

 Melakukan kontrak  Klien bersedia berbicang-


waktu dengan klien bincang tentang
halusinasinya
 Membantu klien  Klien bersedia
mengenali dan menceritakan
mengontrol halusinasinya
halusinasinya  Klien mampu
 Mendemonstrasikan mempraktekan
latihan bercakap-cakap bercakap-cakap dengan
dengan orang lain pada orang lain
klien

 Melakukan kontrak
 Klien bersedia kontrak
waktu dengan pasien
waktu untuk pertemuan
untuk pertemuan
selanjutnya selanjutnya
3. Rabu, 1-9-2021  Melakukan  Halusinasi: pendengaran Nur Zalina
perencanaan tindakan

 Melakukan kontrak  Klien bersedia berbicang-


waktu dengan klien bincang tentang
halusinasinya
 Mengevaluasi latihan  Klien mampu
atau kegiatan mendemonstrasikan cara
mengontrol halusinasi menghardik halusinasi
sebelumnya  Klien mampu
 Mendiskusikan dengan mempraktekan
klien cara mengontrol bercakap-cakap dengan
halusinasi dengan orang lain
melakukan akifitas
yang terjadwal

 Melakukan kontrak
 Klien bersedia kontrak
waktu dengan pasien
waktu untuk pertemuan
untuk pertemuan
selanjutnya selanjutnya
4. Kamis, 2-9-2021  Melakukan  Halusinasi: pendengaran Nur Zalina
perencanaan tindakan

 Melakukan kontrak  Klien bersedia berbicang-


waktu dengan klien bincang tentang
halusinasinya
 Mengevaluasi latihan  Klien mampu
atau kegiatan menyebutkan dan
mengontrol halusinasi mendemonstrasikan cara
sebelumnya mengontrol halusinasi
 Mendiskusikan dengan yang telah dlatih
klien cara mengontrol sebelumnya
halusinasi dengan  Klien mampu memahami
minum obat secara
cara mengontrol
teratur
halusinasi dengan
minum obat secara
teratur
 Melakukan kontrak
waktu dengan pasien  Klien bersedia kontrak
untuk pertemuan waktu untuk pertemuan
selanjutnya dan kontrak selanjutnya
unuk kunjungan runah
5. Jum’at, 3-9-2021  Melakukan  Halusinasi: pendengaran
perencanaan tindakan

 Melakukan kontrak  Klien bersedia berbicang-


waktu dengan klien bincang tentang
halusinasinya
 Mengevaluasi  Klien mampu
kemampuan klien menyebutkan dan
terkait latihan cara mendemonstrasikan cara
mengontrol halusinasi mengontrol halusinasi
yang telah diajarkan yang telah dlatih
sebelumnya sebelumnya

 Melakukan kontrak  Klien bersedia kontrak


waktu dengan pasien
waktu untuk pertemuan
untuk pertemuan
selanjutnya
selanjutnya
 Keluarga mampu
 Melakukan kunjungan
rumah, memberikan memahami penjekasan
pendkes dan tentang perkembangan
Memberikan informasi klien dan cara-cara
kepada keluarga merawat klien dirumah
tentang perkembangan
klien dan cara merawat
klien dirumah
 Mengevaluasi
kemampuan keluarga
tentang perawatan klien
dengan gangguan jiwa
di rumah
6. Sabtu, 4-9-2021  Melakukan  Halusinasi: pendengaran Nur Zalina
perencanaan tindakan

 Melakukan kontrak  Klien bersedia berbicang-


waktu dengan klien bincang tentang
halusinasinya
 Follow up dan evaluasi  Klien mampu
latihan atau kegiatan menyebutkan dan
mengontrol halusinasi mendemonstrasikan cara
sebelumnya mengontrol halusinasi
yang telah dlatih
sebelumnya
 Klien mampu memahami
 Melakukan kontrak cara mengontrol
waktu dengan pasien
halusinasi dengan
untuk pertemuan
minum obat secara
selanjutnya sesuai
rencana tindak lanjut teratur

 Klien bersedia kontrak


waktu untuk pertemuan
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai