Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN NY.W DENGAN DIAGNOSA TB PARU


DI RUANG CUT NYAK DIEN RSUD ARJAWINANGUN

Nama : Elga Sonia


NIM : 210721006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
TB paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman TB
(mycobacterium tuberculosis). Kuman tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui
udara ke dalam paru-paru,dan menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui
peredaran darah seperti kelenjar limfe, saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke
organ tubuh lainnya (Febrian, 2018).
TB merupakan penyakit infeksi kronis yang sering terjadi atau ditemukan di tempat
tinggal dengan lingkungan padat penduduk atau daerah urban, yang kemungkinan besar
telah mempermudah proses penularan dan berperan terhadap peningkatan jumlah kasus TB
(Ganis indriati, 2018).

2. Etiologi
Menurut Nurarif 2015 mengatakan bahwa penyebab Tuberculosis adalah
Mycobacterium Tuberculosis. Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan
pemanasan, sinar matahari, dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria
tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang
menderita mastitis tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet)
di udara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC ini
bila menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah infeksi melalui udara.

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada TB paru yaitu batuk >3 minggu, nyeri dada, malaise, sesak
nafas, batuk darah, demam. Tanda dan gejala pada TB paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu
gejala sistemik dan respiratorik (Padila,2018).
1. Gejala Sistemik yaitu :
a. Demam Adanya proses peradangan akibat dari infeksi bakteri sehingga timbul
gejala demam. Ketika mycobacterium tuberculosis terhirup oleh udara ke paru dan
menempel pada bronkus atau alveolus untuk memperbanyak diri, maka terjadi
eradangan (inflamasi) ,dan metabolisme meningkat sehingga suhu tubuh meningkat
dan terjadilah demam.
b. Malaise adalah rasa tidak enak badan, penurunan nafsu makan, pegal-pegal,
penurunan berat badan dan mudah lelah.
2. Gejala respiratorik yaitu :
a. Batuk
Batuk dimulai dari batuk kering kemudian muncul peradangan atau
menghasilkan sputum yang terjadi lebih dari 3 minggu (Suprapto,Abd.Wahid &
Imam,2018).
b. Batuk darah
Batuk darah atau hemoptisis merupakan batuk yang terjadi akibat dari
pecahnya pembuluh darah. Darah yang dikeluarkan bisa bervariasi, berupa garis
atau bercak darah, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah yang banyak.
(Suprapto,Abd.Wahid & Imam,2018).
c. Sesak nafas
Pada awal TB sesak nafas tidak ditmukan. Sesak nafas ditemukan jika
penyakit berkelanjutan dengan kerusakan paru yang meluas atau karena adanya hal
lain seperti efusi pleura, pneumothorax dan lain-lain (Suprapto,Abd.Wahid &
Imam,2018).
d. Nyeri dada
Gejala nyeri dada dapat bersifat bersifat lokal apabila yang dirasakan berada
pada tempat patologi yang terjadi, tapi dapat beralih ke tempat lain seperti
leher,abdomen dan punggung. Bersifat pluritik apabila nyeri yang dirasakan akibat
iritasi pleura parietalis yang terasa tajam seperti ditusuk-tusuk pisau (Smeltzer &
Bare,2017).
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
b. Pemeriksaan CT-Scan
c. Pemeriksaan Laboratorium
d. Pemeriksaan Darah : Leukositosis, Laju Endap Darah (LED) meningkat
e. Kultur Sputum : Menunjukan hasil positif Myrobacterium Tuberculosis pada stadium
aktif

6. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan Tuberculosis ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat
dan mencegah kambuh. Obat yang digunakan untuk Tuberculosis digolongkan atas dua
kelompok yaitu :
a. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat
ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
b. Obat sekunder : Exionamid, Paraminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin
dan Kanamisin (Depkes RI, 2017).
2. Penatalaksanaan Non Medis
a. Mencapai Bersihan Jalan Nafas
- Intruksikan pasien untuk batuk efektif
b. Meningkatkan pola pernafasan
- Latihan nafas diafragma dapat mengurangi kecepatan respirasi
c. Aktivitas Olahraga
Program aktivitas olahraga untuk TB Paru dapat terdiri atas sepedah ergometri,
latihan treadmill, atau berjalan dengan diatur waktunya, dan frekuensinya dapat
berkisar dari setiap hari sampai setiap minggu.
d. Konseling Nutrisi
Berikan nutrisi yang terpenuhi bagi pasien agar tidak terjadi Malnutrisi
7. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul yaitu: (Sarah Ulliya,2018) :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi sputum.
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot pernafasan
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakadekuatan intake nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai