Anda di halaman 1dari 10

E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI SEBAGAI PREDIKTOR


TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN LURUS ATLET
PENCAK SILAT

Meuthia Rezika Siswara1, Ali Mardius2,


12
Universitas Bung Hatta,
Email: meuthiarezikasiswara@bunghatta.ac.id,
alimardius@bunghatta.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang


berpengaruh causal secara positif, pada kinerja tendangan lurus yang
memiliki kategori jelek, baik, dan baik sekali. Hal ini, perlu dilakukan
pembuktian pada faktor gerakan tendangan lurus yaitu pada faktor daya
ledak otot tungkai. Jenis penelitian penelitian kuantitatif menggunakan
desain penelitian korelasi dengan metode asosiatif kausal. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 32 orang. Sehinga sampel dalam penelitian ini
berupa populasi yaitu 32 orang atlet pencak silat.
Data dikumpulkan dengan menggunakan pengukuran terhadap
ketiga variabel. Untuk daya ledak otot tungkai di tes dengan vertical jump.
Sedangkan kemampuan tendangan lurusdiukur dengan tes menendang
lurus ke Sandsack. Data dianalisis dengan regresi sederhada satu
prediktor.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa: Daya ledak
otot tungkai secara signifiksn berpengaruh positif terhadap ketepatan
tendangan lurus (p< 0,05) atau H0 ditolak. Conclusions: Setelah diamati
bahwa, ada pengaruh causal positif daya ledak otot tungkai, terhadap
kinerja tendangan lurus atlet pencak silat.

Kata Kunci: Daya Ledak Otot Tungkai, Kemampuan Tendangan lurus

ABSTRACK

This study aims to identify factors that have a positive causal effect
on the performance of straight kicks which have bad, good, and very good
categories. In this case, it is necessary to prove the straight kick
movement factor, namely the explosive power factor of the leg muscles.
This type of research is quantitative research using correlation research
design with causal associative method. The population in this study
amounted to 32 people. So that the sample in this study is a population of
32 pencak silat athletes.
Data were collected using measurements of the three variables.
The explosive power of the leg muscles was tested with a vertical jump.

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 110
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

While the ability to kick straight is measured by a test kicking straight to


the Sandsack. Data were analyzed by simple regression of one predictor.
Based on the results of data analysis showed that: The explosive
power of the leg muscles had a significant positive effect on the accuracy
of straight kicks (p < 0.05) or H0 was rejected. Conclusions: It has been
observed that there is a positive causal effect of leg muscle explosive
power on the performance of pencak silat athletes' straight kicks.

Keywords: Limb Muscle Explosive Power, Straight Kick Ability

Pendahuluan posisi kuda-kuda yang kokoh. Hal ini in


tentu memungkinkan dapat melakukan
Teknik dasar tendangan kembali tendangan berikutnya.
khususnya tendangan lurus dalam Tendangan depan lurus adalah
pencak silat diharapkan memiliki serangan yang menggunakan sebelah
kecepatan dan kekuatan dalam kaki kanan atau kiri dan tungkai,
pelaksanaannya, karena kecepatan lintasannya kearah depan dengan
dan kekuatan tersebut merupakan posisi badan menghadap kedepan,
penghasil ledakan keras pada dengan perkenaannya pangkal jari
tendangan dari atlet pencak silat kaki bagian dalam dengan sasaran ulu
(Pratiwi, R. A., Purnomo, E., & hati dan dada (Menurut Lubis
Haetami, M. 2018). Peranan daya 2004:12). Tendangan depan atau lurus
ledak otot tungkai pada kecepatan dilakukan dengan cara kaki tendang
tendangan depan adalah atlet dapat digerakkan ke depan sambil lutut
mempertahankan atau meningkatkan dibengkokkan sebisa mungkin,
kualitas tendangan sehingga atlet kemudian kaki diluruskan dan ditarik
dapat melakukan tendangan tersebut kembali dengan menekuk lutut, tangan
dengan maksimal. Daya ledak otot di tempatkan secara rilek untuk
tungkai berpengaruh pada saat atlet menjaga keseimbangan selanjutnya
berada pada posisi utama dan posisi kaki tersebut di tepatkan pada posisi
akhir dalam pelaksanaan tendangan semula. teknik tendangan depan
lurus pencak silat. Dimana pada saat dilakukan dengan cara kaki tendangan
posisi tersebut dibutuhkan kekuatan diangkat sedemikian rupa sehingga
otot agar tendangan yang dilakukan lutut berada di depan perut, dan
tersebut dapat memenuhi sasaran tungkai bawah menggantung.
yang telak dan memberi benturan yang Tendangkan kedepan dengan lintasan
keras pada lawan tampa bisa di kaki di hentakkan (di tendangakan) ke
tangkis karna dilakukan dengan depan agak ke atas (tergantung
kecepatan dan kekuatan yang tinggi sasaran). Arah sasaran perkenaan
sehinga dapat meberikan nilai yang adalah ulu hati lawan akan tetapi,
maksimal dalam pertandingan yakni perkenaan pada kaki menendang
lansung mendapatkan nilai dua (2) adalah tumut atau ujung kaki
dalam penilaian . Selanjutnya daya (Mukholid 2007:48)
ledak otot tungkai dibutuhkan agar Pelaksanaan tendangan lurus
dapat melakukan tarikan kaki sehingga atau depan, perlu di latih oleh atlet
cepat kembali pada posisi siap dengan dengan melakukan teknik yang benar.

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 111
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

Hal ini berguna untuk mendapatkan seluruh berat tubuh terhadap lutut.
hasil tendangan yang maksimal dan Pelaksanaan kaki tumpu yang benar
menghindari cideran yang tidak juga berpengaruh terhadap otot
diinginkan. Untuk melakukan tungkai bawah dan otot tungkai bawah
tendangan depan. Saat berlatih atlet dengan lutut sebagai penghubung.
tidak boleh merentangkan secara Pelaksanaan kaki tumpu yang benar
penuh dan mengunci lututnya. Sisakan adalah menekuk sedikit lutut kaki
sedikit ruang pada daerah lutut, dan penumpu serta memutar telapak kaki
segera tarik kembali tendangan kearah luar atau searah dengan
sebelum tungkai teregang penuh. lintasan serangan, membuat sendi
Apabila tungkai atas dan tungkai lutut menjadi rileks. Dengan demikian
bawah berada dalam kondisi teregang tekanan berat tubuh dapat ditampung
penuh dan pesilat secara sadar dengan sewajarnya oleh lutut,
maupun tidak, untuk mempertahankan sehingga cidera lutut dapat dihindari
posisi tersebut ia mengunci lututnya. (Slamet, 2003:73).
Akibatnya tulang rawan yang Tendangan lurus sangat efektif
menghubungkan tungkai atas dan di lakukan saat menyerang lawan
tungkai bawah menerima benturan dengan
secara terus menerus. Sehingga mengandalkan kekuatan, kecepatan
cairan sinovial yang berfungsi sebagai dan kesempatan yang maksimal, maka
pelumas sambungan engsel kaki di
tersebut tidak mampu lagi perlukan unsur kemampuan fisik
menjalankan fungsinya yaitu meredam khususnya kekuatan otot-otot pada
benturan antara dua tulang rawan tungkai yang dapat memanjang
yang baik. Oleh karenanya banyak kemampuan menendang (Anse, L. A.
atlet menajadi pensiun dini.Tungkai 2017).Kemampuan daya ledak
yang terlalu terentang lurus, ditentukan oleh beberapa faktor yaitu
menyebabkan benturan kaki pada jenis serabut otot, panjang otot,
engsel yang menyambung tungkai kekutan otot, suhu otot, jenis kelamin,
atas dan bawah. Dapat menimbulkan kelelelahan, koordinasi intermusculer,
trauma dan radang sendi akut, yang koordinasi intramuskuler, reaksi otot
menyebabkan atlet pensiun dini terhadap ransangan syaraf dan sudut
(Slamet, 2003:73). sendi (Irawadi 2011:98-99)
Tendangan yang dilakukan Untuk melakukan tendangan
dengan benar tanpa rentangan yang diperlukan kecepatan, kekuatan dan
berlebih pada lutut. Lutut di kunci oleh yang lebih utama keseimbangan yang
otot-otot tungkai atas dan bawah. prima, selain itu diperlukan juga
Dalam gerakan cepat dan bertenaga penguasaan jarak, dan timing yang
tanpa sasaran, segera tarik kembali tepat agar tendangan tersebut menjadi
tendangan sebelum tungkai terentang efektif. Jadi kecepatan sangatlah
penuh. Pada saat menendang posisi mendukung atau menopang dengan
kaki penumpu juga sama pentingnya rangkaian gerakan-gerakan yang lebih
dengan kaki yang menendang. Kaki luas dalam Pelaksanaan tendangan
tumpu pada saat menendang depan sangat membutuhkan
menerima beban berat dari seluruh kecepatan. Apalagi dalam suatu
tubuh pengguna. Beban berat pertandingan, dimana tendangan yang
disangga sendi lutut kaki penompang. dilepaskan diharapkan cepat agar
Dengan demikian dapat menyebabkan tidak dapat dibaca dan diatisipasi oleh
terjadi tekanan yang tidak wajar oleh lawan. Tendangan depan sangat

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 112
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

cocok digunakan untuk pertarungan tendangan lurus dibutuhkan untuk


jarak jauh, dan bagi pesilat yang menghasilkan tendangan yang keras
memiliki tungkai yang panjang sangat dan tepat sasaran yang sekaligus
elektif digunakan karena jangkauannya menunjang prestasi yang optimal.
pasti lebih panjang pula. Tendangan Saputra (2019) Tanpa kondisi fisik
depan pada olahraga pencak silat yang baik tidak akan mungkin
kategori tanding juga dapat berfungsi seseorang mampu merealisasikan
sebagai salah satu teknik untuk teknik dengan baik serta tanpa taktik
melakukan blok atau menghentikan dan mental yang baik pula tidak akan
pergerakan dari serangan yang akan dapat melahirkan prestasi puncak.
dilakukan oleh lawan yang pada Dengan demikian power otot tungkai
pencak silat lazim disebut dengan sangat erat hubungannya dalam usaha
istilah kanter. Dari uraian di atas dapat untuk menghasilkan tendangan lurus
dijelaskan kecepatan tendangan yang maksimal (Anse, L. A. 2017;
depan merupakan kemampuan Nugraha, B. E. 2014).
seseorang untuk melakukan teknik Daya ledak merupakan salah
serangan yang menggunakan tungkai satu komponen biomotorik yang
yang lintasannya kearah depan penting dalam kegiatan olahraga,
dengan perkenaan pangkal jari kaki karena daya ledak akan menentukan
bagian dalam secara berulang-ulang seberapa keras orang dapat memukul,
dalam waktu yang sesingkat- berapa jauh melempar, seberapa
singkatnya(Suryadi 2002:32) tinggi melompat, seberapa cepat
Keterampilan seorang pesilat berlari dan sebagainya (Arsil,
dalam melakukan teknik-teknik 1999:71). Daya ledak sebagai
penyerangan dengan menggunakan kemampuan kombinasi kekuatan
tendangan lurus sangat dengan kecepatan yang terealisasi
menguntungkan kaki atlit ketika dalam bentuk kemampuan otot untuk
bertanding, adapun keuntungan mengatasi beban dengan kecepatan
tendangan lurus antara lain: gerakan kontraksi yang tinggi (Jonath dan
sangat cepat dan gampang, daya Krempel dalam Syafruddin 2011:102)
tendang berbobot, ayunan kaki ke Atlet pencak silat yang memiliki Daya
depan sangat rileks, tentunya hal ini Ledak Otot Tungkai yang dikatakan
untuk mempermudah penguasaan baik apabila dapat melakukan
tendangan harus didukung oleh unsur tendangan yang kuat dan cepat yang
kemampuan fisik yang baik. diharapkan yang semua gerkan fase
Pembinaan dan peningkatan kondisi akan terlaksana dengan baik dalam
fisik merupakan salah satu faktor yang arti kata menghasilkan gerakan yang
sangat penting dan mulai di kompleks sehingga akan
persiapkan oleh seorang atlit untuk menghasilkan tendangan depan yang
mencapai prestasi maksimum (Anse, maksimal, mengakibatkan lawan sulit
L. A. 2017; Filipus, W. 2019). untuk mengantisipasi tendangan lurus
Unsur kondisi fisik yang dengan baik baik itu menggunakan
dibutuhkan dalam melakukan tangkisan atau pembelaan yang lain
tendangan lurus diantaranya adalah tentu hal ini menguntngkan atlit
kekuatan dan kecepatan atau power. mendapatkan nilai 2 dalanm satu kali
Power tersebur oleh tubuh seorang tendangan
pesilat dalam melakukan tendangan Berdasarkan fakta di atas salah
lurus dibutuhkan pada tungkai. Power satu faktor yang mempengaruhi
otot tungkai dalam melakukan kemampuan tendangan lurus yang

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 113
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

dimiliki atlet pencak silat seperti; daya melakukan tendangan untuk


ledak otot tungkai. Bayak peneliti melakukan tendangan tendangan lurus
sebelumnya mengungkapkan berikutnya. Kesemua fase tersebut
seberapa hubungan otot tungkai dapat dilakukan secara cepat dan
dengan tendangan lurus. Namun tepat pada sasaran dengan harapan
belum melihat seberapa besar memberikan nilai yang maksimal
pegaruh otot tungkai tersebut dalam dalam sebuah pertandingan. Kesemua
melakukan tendangan lurus. Kami komplisitas gerakan yang diperlukan
menganalisis pengaruh daya ledak dalam melakukan tendangan atau hal-
otot tungkai yang terhadap tendangan hal yang diperlukan terutama daya
lurus. Karna Daya ledak (Power) yang ledak memiliki peran yang sangat
baik akan dapat meningkatkan penting dalam menentukan
kemampuan tendangan lurus yang keberhasilan tendangan lurus tersebut,
dilakukan oleh seorang atlit (Chania, kemudian akan menentukan juga
O. P., Sugihartono, T., & Nopiyanto, Y. bagaimana kualitas tendangan lurus
E. 2021; Ihsan, N., Zulman, Z., & dapat dilakukan dengan baik. Dengan
Adriansyah, A. 2018). demikian, untuk pemahaman yang
Daya ledak otot tungkai dapat lebih lengkap tentang efek fase
mempengaruhi tendangan lurusyang gerakan tendangan lurus, kami
dilakukan atlit, dimana tinggi melakukan analisis tentang pengaruh
rendahnya dalam melakuka sebuah daya ledak otot tungkai pada kinerja
tendangan disebabkan oleh daya tendangan lurusatlet pencak silat.
ledak otot tungkai yang baik pula. Hal
ini disebabkan karena daya ledak otot Metode
tungkai penentu utama kesuksesan
dalam melakukan tendangan dengan Populasi dalam penelitian ini
waktu sesingkat mungkin (Carlsson et adalah anggota SMI Kota Pariaman.
al. 2016). Karena daya ledak otot Sampel dalam penelitian ini diambil
tungkai berkontribusi untuk secara total sampling yaitu sampel
menghasilkan tenaga penggerak pada berupa populasi berjumlah 32 orang.
tingkat yang bervariasi selama Instrumen penelitian pada penelitian ini
menendang.(Österas et al. 2002). adalah sebagai berikut: Untuk
Tendangan lurus yang dilakukan, memverifikasi hipotesis yang diusulkan
dapat diasumsikan bahwa tendangan maka, perlu melakukan pengukuran
lurus menuntut rentang gerak yang berkaitan dengan daya ledak otot
ekstremitas inferior dengan kecepatan tungkai pada tendangan lurus(Bui et
tinggi artinya dalam melakukan al., 2019). Jadi, untuk mendapatkan
tendangan lurus memang sangat informasitentang pengaruh variabel
didukung dengan kecepatan dan yang diajukan khusus daya ledak otot
kekuatan yang baik oleh seorang atlit, tungkai dantendangan lurus dalam
di mulai pada fase awal disini adalah pencak silat, maka data yang
saat membangun daya ledak dan dari dikumpulkan dalam penelitian ini
posisi tubuh, selanjutnya fase utama adalah data primer yang diambil dari
tendangan yang dilakukan dengan responden tes, yang terdiridari, vertical
ditompang dengan kekuatan dan jump untuk mengukur daya ledak otot
kecepatan sehingga tidak dapat di tungkai dan menggunakan tes
baca oleh lawan dan fase akhir pada kecepatan tendangan depan untuk
saat posisi kembali harus kembali mengukur tendangan lurus atlet.
kokoh sehingga memungkinkan dapat Pengukuran tendangan depan diukur

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 114
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

seberapa cepat atlet bisa Std.


menendangsandsack selama 10 detik. B Error Beta
1 (Consta -
Dengan cara testee melakukan nt)
10,4 6,85
1,5
,13
tendangan depansebanyak mungkin 24 4 9
21
ke sandsack selama 10 detik. Skor X
,130 ,033 ,583
3,9 ,00
yang dicatat adalahberapa banyak 27 0
testee dapatmelakukan tendangan a. Dependent Variable: Y
depan selama 10 detik
(Lubis,2004:47). Dari table Coefficients, pada
Analisis data kolom B diperoleh konstanta b 0 =
Pertama, statistik deskriptif 10,424 koefesien b1 = 0,139. Sehingga
diperiksa untuk menggambarkan persamaan regresi linear ganda
kemampuan umum daridaya ledak adalah Ŷ = 10,424 + 0,130 X1.
otot tungkai, terhadap tendangan Hipotesis: H0 : ß1 >0. Dari hasil analisis
lurus. Kedua, untuk menilai pengaruh dari table tersebut menunjukan harga
causal antara variabel yang diusulkan statistic untuk koefesien variable X 1
yaitumemanfaakan IBM SPSS yaitu thit = 3,927 dan p-value = 0,000<
software. Signifikansi ditentukan pada 0,05 (uji pihal kanan), atau H0 ditolak,
tingkat p<0,05. yang bermakna daya ledak otot
tungkai berpengaruh positif terhadap
Hasil dan Pembahasan tendangan lurus.
Tabel 3. ANOVAa
Sum of Mean
berikut adalah tabel data hasil analisis Model Square df Squar F Sig.
daya ledak otot tungkai sebagai s e
prediktor terhadap kecepatan 1 Regressi
95,715 1
95,71 15,42 ,000
b
tendangan lurus atlet pencak silat on 5 5
Residual 186,16 3
6,205
0 0
Tabel 1. Descriptive Statistics
Total 281,87 3
Std.
5 1
Minimu Maximu Deviati
a. Dependent Variable: Y
N m m Mean on
b. Predictors: (Constant), X
X 3 207,2
180 240 13,558
2 5
Y 3 Dari hasil hasil analisis yang
12 23 16,44 3,015
2 dilakukan pada table SNOVA di atas
Valid N diperoleh, harga statistic F, yaitu Fhit =
3
(listwis
e)
2 15,425 , dan p-value = 0,000 < 0,05
Mean dari power otot tungkai yang berarti H0 ditolak. Dengan
(X) adalah 207,25 kg-m/scon dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
standar deviasi 13,558, Mean dari terdapat pengaruh linear variabel daya
ledak otot tunmgkai, terhadap
frekuensi tendangan lurus (Y) adalah
16,44 kali dengan standar deviasi tendangan lurus.
Tabel 4. Model Summaryb
3,015.Nilai maximum power otot Std. Change Statistics
tungkai adalah 240kg-m/sco dan nilai Adju Erro R
R
minimum 180kg-m/sco. Nilai maximum M
Sq
sted r of Squ Sig.
tendangan lurus adalah 23 kali dan od R R the are F F
uar
el Squ Esti Ch Ch d d Ch
nilai minimum 12 kali. e
are mat ang ang f f ang
Standardi e e e 1 2 e
Unstandardi zed
zed Coefficien Si
Model Coefficients ts t g.

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 115
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

1 ,5 terakit juga dengan metoda latihan,


,34 2,49 ,34 15, 3 ,00
8 ,318 1 intesitas, volume, frekwensi yang
a 0 1 0 425 0 0
3
a. Predictors: (Constant), X
dilakakukan selama latihan terkait
b. Dependent Variable: Y dengan hasil temuan secara empiris
tersebut.
Uji koefesien korelasi ganda Peningkatan kemampuan
diperolah dari table Model Summary di tendangan lurus harus didukung oleh
atas, terlihat bahwa koefesien korelasi unsur kondisi fisik seperti daya ledak
ganda (Ry.) = 0,583 demikian otot tungkai dikaranakan pada saat
koefesien korelasi ganda anatara Xdan melakukan tendangan lurus diperlukan
Y adalah berarti atu signifikan. kemampuan untuk menghasilkan dan
Sedangkan koefesien derteminasi mentransfer daya ledak sehingga ini
ditunjukan oleh R Square = 0,340, merupakan elemen kunci sukses
yang mengandung makna bahwa, 34% dalam melakukan sebuah tendangan
variabilitas variabel Tendangan lurus lurus agar mendapatkan hasil yang
(Y) dapat dijelaskan oleh daya ledak maksimal. Evaluasi berbagai ekspresi
otot tungkai (X). kekuatan dan daya ledak, serta faktor-
faktor yang berkontribusi padanya.
PEMBAHASAN Oleh karena itu, daya ledak otot
tungkai sangat penting untuk
Hasil kami menunjukan meningkatkan kinerja gerakan dalam
pengaurh positif secara causal dari olahraga (Stockbrugger & Haennel
variable daya ledak otot 2003; Skelton, D. A., Kennedy, J., &
tungkaiterhadap kemampuan Rutherford, O. M. 2002). Sejumlah tes
tendangan lurus. Satu variable yang lapangan menilai daya ledak telah
diusulkan terjadi pengaruh secara digunakan untuk memberikan umpan
bersama (poarsial) positif terhadap balik kepada atlet tentang
ketepatan tendangan lurus (Table 2). penampilannya.
Temuan ini, mirip dengan sebelumnya Beberapa dari tes yang paling
dilakukan oleh peneliti lain umum digunakan untuk menilai
bahwa,sudut gerakan scapula pada kekuatan dan kecepatan tubuh bagian
fase daya ledak otot tungkai, bawah yaitu vertikal (Johnson &
berkontribusi terhadap ketepatan Bahamonde 1996; Stockbrugger &
tendangan lurus(Rogowski, Creveaux, Haennel 2001). Kemudian, melakukan
Chèze, & Dumas, 2014). tendangan lurus dalam pencak silat
Secara empiris, telah ditemukan telah disarankan sebagai metode yang
bahwa pengaruh antara variabel kajian tepat untuk menilai total tubuh, yang
yang ditemukan dalam penelitian ini berkaitan dengan daya ledak otot
yang menyatakan bahwa kemampuan tungkai pada atlet (Stockbrugger
melakukan tendangan lurusmemiliki &Haennel 2001; Young, W., Cormack,
pengaruh yang signifikan variabel daya S., & Crichton, M. 2011). Hal ini
ledak otot tungkai. Pengaruh ini disebabkan, karena daya ledak otot
menjadi salah satu sumber untuk tungkai dinilai terintegrasikan dalam
dapat meningkatkan kemampuan gerakan dan khusus untuk kinerja
kinerja dari tendangan lurus atlet. Hal olahraga seperti melakukan tendangan
ini, perlu adanya penyusunan program lurus(Clark 2001).
latihan yang terstruktur dengan baik Untuk melakukan tendangan
muai dari jangka pendek, jangkah lurus yang efektif, diperlukan pola yang
menengah dan jangka panjangserta sangat terkoordinasi yakni mata dan

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 116
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

tangan serta aktivitas otot tubuh Theory and Practice.


secara total (Smith, M. F. 2010). https://doi.org/10.1080/09593985
Dengan mengadopsi gerakan antar- .2019.1669233
segmen yang tersinkronisasi dan Chania, O. P., Sugihartono, T., &
selaras dari ekstremitas bawah ke Nopiyanto, Y. E. (2021).
atas, penyerang diminta untuk Pengaruh Latihan Single Leg
mendeteksi pola lintasan tendangan Bound dan Split Jump Terhadap
dan posisi pertahanan secara tepat, Kecepatan Tendangan Lurus
dengan ini maka tendangan lurus yang Pada Siswa Putra Perguruan
dilakukan menjadi tepat (Sarvestan et Pencak Silat PSHT Kota
al., 2018). Bengkulu. SPORT
GYMNASTICS: Jurnal Ilmiah
KESIMPULAN Pendidikan Jasmani, 2(1), 114-
125.
Studi ini menyoroti pengaruh Clark MA (2001) Integrated Training
daya ledak otot tungkai, terhadap for the New Millennium.
kemampuan tendangan lurus dari atlet Thousand Oaks, CA: National
pencak silat yang kompetitif. Academy of Sports Medicine.
Tendangan lurus menuntut daya ledak Filipus, W. (2019). Pengembangan
otot tungkaiyang lebih baikdengan Modelteknik Egosan Dengan
pronasi tungkai lebih banyak selama Tendangan Lurus Pada Pencak
melakukan tendangan lurus (Yulianti, Silat (Doctoral dissertation,
M. 2017).Penelitian ini memberikan UNIMED).
wawasan berbasis bukti pengaruh dari Irawadi. Hendri. (2013). Kondisi Fisik
salah satu komponen kondisi fisikyaitu Dan Pengukuran. Padang: FIK
daya ledak otot tungkai terhadap UNP
ketepatan tendangan luruspencak IPSI. (2007). Peraturan Pertandingan
silat. Pencak Silat Ikatan Pencak
Silat Indonesia. Hasil Rapat
Kerja Nasion
REFERENSI Ihsan, N., Zulman, Z., & Adriansyah, A.
(2018). Hubungan Daya Ledak
Anse, L. A. (2017). Hubungan Power Otot Tungkai dan Dayatahan
Otot Tungkai Dengan Aerobik Dengan
Kemampuan Tendangan Lurus KemampuanTendangan Depan
Pencak Silat Pada Club Perisai Atlet Pencak Silat Perguruan
Putih Kabupaten Kolaka Timur. Pedang Laut Pariaman. Jurnal
Jurnal Ilmu Keolahragaan, 16(1), Performa Olahraga, 3(1), 1-6.
47-56. Johnson DL, Bahamonde R (1996)
Bui, K. L., Maia, N., Saey, D., Daya ledak otot tungkai output
Dechman, G., Maltais, F., Camp, estimate in university athletes.
P. G., & Mathur, S. (2019). Journal of Strength and
Reliability of quadriceps muscle Conditioning Research 10: 161–
power and explosive force, and 16
relationship to physical function Lubis. Johansyah. (2014). Instrument
in people with chronic obstructive Pemanduan Bakat Pencak Silat
pulmonary disease: an Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas
observational prospective Nugraha, B. E. (2014). Analisis
multicenter study. Physiotherapy Kecepatan Tendangan Pencak

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 117
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

Silat Pada Pesilat Unit Kegiatan _________. (1999). Dasar-dasar


Mahasiswa Universitas Kepelatihan Olahraga. Padang:
Mulawarman. Samarinda: FIK Universitas Negeri Padang.
Universitas Mulawarman. -------------------. (2011). Ilmu
Nelson, S. (2012). “Kontribusi Daya Kepelatihan Olahraga (Teori
Ledak Otot Tungkai, Daya dan Aplikasinya Dalam
Ledak Otot Lengan dan Pembinaan Olahraga): Padang.
Koordinasi Gerak Terhadap Sarvestan, J., Cheraghi, M., Sebyani,
Keterampilan Jurus Tunggal M., Shirzad, E., & Svoboda, Z.
Baku Pencak Silat Mahasiswa (2018). Relationships between
FIK UNP”. Tesis. Padang: force-time curve variables and
Program Pascasarjana jump height during
Universitas Negeri Padang. countermovement jumps in
Mulyana. (2015). Pendidikan Pencak young elite volleyball players.
Silat (Membangun Jati Diri Acta Gymnica, 48(1), 9-14.
Bangsa): Bandung. Skelton, D. A., Kennedy, J., &
Österas H, Helgerud J, Hoff J (2002). Rutherford, O. M. (2002).
Maximal strength-training effects Explosive power and asymmetry
on force velocity and force-daya in leg muscle function in frequent
ledak otot tungkairelationships fallers and non‐fallers aged over
explain increases in aerobic 65. Age and ageing, 31(2), 119-
perfor-mance in humans. 125.
European Journal of Smith, M. F. (2010). The role of
AppliedPhysiology, 88(3): 255– physiology in the development of
263. golfperformance.Sports
Pratiwi, R. A., Purnomo, E., & Medicine,40(8), 635–655.
Haetami, M. (2018). Pengaruh doi:10.2165/11532920-
latihan plyometrik terhadap 000000000-00000
kecepatan tendangan T Pencak Stockbrugger BA, Haennel RG (2001)
Silat. Jurnal Pendidikan dan Validity and reliability of a
Pembelajaran Khatulistiwa, medicine ball explosive power
8(11). test. Journal of Strength and
Rogowski, I., Creveaux, T., Chèze, L., Conditioning Research 15: 431–
& Dumas, R. (2014). 438.
Scapulothoracic kinematics Stockbrugger BA, Haennel RG (2003)
during tennis tendangan lurus. Contributing factors to
Sports Biomechanics. performance of a medicine ball
https://doi.org/10.1080/14763141 explosive power test: A
.2014.885073 comparison between jump and
Saputra, D. I. M. (2019). THE nonjump athletes. Journal of
CONTRIBUTION OF AGILITY Strength and Conditioning
AND SPEED ON DRIBBLING Research 17: 768–774.
ABILITY AT SSB FOOTBALL Young, W., Cormack, S., & Crichton,
PLAYERS SKB MUARA M. (2011). Which jump variables
BUNGO. Jurnal Muara should be used to assess
Pendidikan, 4(2), 428-437. explosive leg muscle function?.
Syafruddin. (2012). Ilmu Kepelatihan International journal of sports
Olahraga. Padang: FIK physiology and performance,
Universitas Negeri Padang. 6(1), 51-57.

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 118
E-ISSN 2621-1335

Jurnal Muara Olahraga Vol. 3 No. 2 (2021)

Yulianti, M. (2017). Contribution of leg


muscle explosive power and eye-
hand coordination to the
accuracy smash of athletes in
volleyball club of universitas
islam riau. Journal of Physical
Education Health and Sport,
4(2), 70-74.

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pjkr 119

Anda mungkin juga menyukai