Oleh
Putri Intan Pandini
191FK01089
3A
2. Manifestasi klinis
a. Demam Dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut :
1) Nyeri kepala
2) Nyeri retro-orbital
3) Mialgia / artalgia
4) Ruam kulit
5) Perdarahan (Petekie uji bendung positif)
6) Leukopenia
7) Pemeriksaan serologi dengue positif; atau ditemukan DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
b. Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal
dibawah ini dipenuhi :
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersertifikat
bifasik.
2) Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa :
Uji torniquet positif
Petekie, ekmosis atau purpura
Perdarahan mukosa (epitaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat
bekas suntikan
Hematemesis atau melena
3) Trombositopenia <100.000/ul
4) Kebocoran plasma yang ditandai dengan
Peningkatan nilai hematokrit >- 20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis
kelamin
Penurunan nilai hematokrit >- 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
5) Tanda kebocoran plasma seperti : Hipoproteinemi, asites, efusi pleura
c. Sindrom Syok Dengue
Seluruh keiteria DHF diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu :
1) Penurunan kesadaran
2) Nadi cepat, lemah
3) Hipotensi
4) Tekanan darah turun < 20 mmHg
5) Perfusi perifer menurun
6) Kulit dingin – lembab
Mengigit Manusia
Masuk ke pembuluh darah
otak melalui aliran darah
Mekanisme tubuh sehingga mempengaruhi
untuk melawan virus Virus masuk aliran Darah hipotalamus
Gangguan pemenuhan
nutrisi : Kurang dari
kebutuhan tubuh Pelepasan peptida
Pembebasan histamin
Kebocoran plasma
Hb Turun Oedema
Perdarahan ekstraseluler
Nutrisi dan O2 ke
jaringan menurun Menekan syaraf C
Resiko Syok
Hipovolemik
Tubuh lemas
Gangguan rasa nyaman :
Nyeri
Intoleransi Aktivitas
5. Klasifikasi
Kalsifikasi derajat oenyakit infeksi virus dengue:
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Trombositopeni (10.000/ mm3)
b. Hb dan PCV (Meningkat 20%)
c. Leukopeni (Mungkin normal atau leukositosis)
d. Isolasi virus
e. Serologi (Uji H) : Respon antibody sekunder
f. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali (Setiap jam atau 4-6
jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan), Faal hemostatis, FDP, EKG,
Foto dada, BUN creatinin serum
7. Penatalaksanaan Medik dan Implikasi Keperawatan
Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and Prevemtion,
2009), yaitu :
a. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak istirahat
b. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu, anak-anak
biasanya beresiko demam kejang selama fase demam
c. Peringatkan pasien untuk mneghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti
inflamasi karena mereka mneingkatkan resiko perdarahan
d. Memantau hidrasi pasien selama fase demam
e. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau output
urine
f. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin perlu
cairan IV
g. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler,
nadi, tekanan darah dan output urine
h. Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal dan jumlah trombosit
i. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai normal
j. Fase kritis DHF dimulai dengan penurunan suhu badan sampai normal dan
berlangsung 24-48 jam.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif, dan
peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Informasi subjektif,
misalnya dengan wawancara pasien/ keluarga. Sedangkan informasi objektif,
misalnya dengan pengukuran tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik (Herdman,
2015) . Data yang perlu dikaji yaitu :
a. Identitas Pasien
Yang perlu dikaji meliputi nama, no rekam medis, umur, jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, status, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian.
b. Keluhan Utama
Keluhan yang sering muncul pada pasien DHF dengan masalah keperawatan
hipertermia adalah pasien mengeluh badannya demam atau panas.
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam
kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak
semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri
uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan
pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
d. Riawayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa
mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
komplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi. Semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor
predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah,
dan napsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan
pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan
sehingga status gizinya menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih
(seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: Frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, nafsu
makan menurun.
2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi.
Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena.
i. Pola Aktivitas
1) Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau
banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering terjadi
hematuria.
2) Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
3) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes
Aegypti.
j. Pemeriksaan Fisik
Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah
sebgai berikut:
1) Grade I : Kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan
nadi lemah.
2) Grade II : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan
spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : Kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil
dan tidak teratur, serta tensi menurun.
4) Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak
terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak
biru.
Pada sistem Integumen :
Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan
lembab.
1) Kuku sianosis/tidak
2) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis,
hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan.
Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).
3) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya
cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+),
yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
4) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites.
5) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang
2. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah
sebgai berikut:
1) Grade I : Kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan
nadi lemah.
2) Grade II : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan
spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : Kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil
dan tidak teratur, serta tensi menurun.
4) Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak
terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
Pada sistem Integumen :
Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab.
1) Kuku sianosis/tidak
2) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis,
hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan.
Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).
3) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan
yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang
biasanya terdapat pada grade III dan IV.
4) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites.
5) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi DHF tergantung pada
data yang ditemukan, diagnosa keperawatan yang muncul antara lain
1) Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan Prose penyakit (mis. infeksi
virus).
2) Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
4) Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
5) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan permeabilitas kapiler,
muntah dan demam.
6) Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan
5. Daftar Pustaka
Nanda Nic-Noc. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Bersadatkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc. Jogyakarta : Media Action
Sudoyo Aru, dkk. 2009. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3 edisi
empat. Internal publishing, jakarta.