Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH


PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh :
NAMA : SRI NANA WINARSIH
NIM : 837538373

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN S1 PGSD
UPBJJ – UT MALANG
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Penulis : SRI NANA WINARSIH
NIM : 837538373
Semester : 6 ( Enam ) S1 PGSD
Pokjar : Purwodadi

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Penulisan Karya
Ilmiah

Pasuruan, 23 April 2020


Tutor Pembimbing

Sugiyono Ardjaka

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah dari Allah SWT
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan serta membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.

Pasuruan, 23 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pendidikan Karakter Menurut Ahli ................................................ 3

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pengertian Pendidikan Karakter ..................................................... 4
3.2 Pentingnya Pendidikan Karakter…………………………………. 5
3.3 Peran Guru dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar……..… 6

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 8
4.2 Saran ............................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi yang serba modern ini, membuat budaya asing sangat
mudah untuk masuk dan dengan cepat akan diserap oleh masyarakat, tanpa
mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya, tidak terkecuali oleh anak-
anak. Tanpa disadari dengan berjalannya waktu mereka telah melupakan jatidiri
serta nilai-nilai moral dari kebudayaan kita sendiri.
Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada
masyarakatnya. Banyak pakar, filsuf, dan orang-orang bijak yang mengatakan
bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih
dahulu agar bisa membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera.
Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh orang tua kepada anak-
anak kita. Nilai-nilai moral kepada anak-anak kita. Nilai-nilai moral yang
ditanamkan akan membentuk karakter (akhlak mulia) yang merupakan pondasi
penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia
dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak pakar
mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter sejak usia dini, akan
membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak. Selain itu,
menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Oleh
karena itu penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada
anak-anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian pendidikan karakter itu?
2. Apa pentingnya pendidikan karakter di sekolah dasar?
3. Bagaimana peran guru dalam pendidikan karakter di sekolah dasar?
1.3. Tujuan Penelitian
Mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian pendidikan karakter.
2. Menjelaskan tentang pentingnya pendidikan karakter.
3. Menjelaskan peran guru dalam pendidikan karakter di sekolah dasar.
1.4. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan peneletian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pihak-pihak terkait antara lain :
1. Bagi Siswa
Tertanamnya nilai-nilai moral pada diri siswa, sehingga siswa dapat
tumbuh menjadi pribadi yang baik dengan karakter serta moral yang baik
pula dan sesuai dengan jati diri bangsa.
2. Bagi Lembaga Penentu Kebijakan Kurikulum Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu kebijakan kurikulum
pengajaran yang mengutamakan nilai moral untuk anak-anak SD sehingga
proses belajar disekolah selain untuk mengasah kemampuan otak dan
kecerdasan anak, juga menjadi alternatif untuk menanamkan karakter dan
nilai moral pada anak sejak dini. Dengan begitu proses belajar akan
menghasilkan anak-anak yang berprestasi dengan nilai moral yang baik.
3. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman baru dan menginspirasi dalam dunia kerja di
masa yang akan datang terutama dibidang pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli


2.1.1 Karakter berarti tabiat atau kepribadian seseorang. Coon (Zubaedi, 2011: 8)
mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subjektif terhadap
kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat
atau tidak dapat diterima masyarakat. Karakter merupakan keseluruhan
kodrati dan disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang mendifinisikan
seseorang individu dalam keseluruhan tata perilaku psikisnya yang
menjadikan tipikal dalam cara berfikir dan bertindak.
2.1.2 Pendidikan karakter merupakan suatu upaya terencana dalam melaksanakan
pendidikan untuk menjadikan peserta didik mempunyai karakter yang baik.
Muclas Samani dan Hariyanto (2011: 46) menyatakan pendidikan karakter
adalah upaya terencana menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan
mengiternalisasikan nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai
insan kamil.
2.1.3 Menurut Masnur Muslich (2011: 81) tujuan pendidikan karakter adalah
“meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang. melalui pendidikan
karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan
dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan,
serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari”.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 263) menyebutkan pendidikan
berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu “memelihara dan memberi
latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.”
Adapun pendidikan mempunyai pengertian “proses pengubahan dan tata laku
seseorang atau kelompok orang yang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan proses perluasan, dan cara mendidik.
Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character) berasal dari bahasa
Yunani, eharassein yang berarti “to engrave". Kata “to engrave” itu sendiri dapat
diterjemahkan menjadi mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan. Arti
ini sama dengan istilah “karakter” dalam bahasa Inggris (character) yang juga
berarti mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan. (Suyadi, 2013: 5).
Dalam bahasa Indonesia “karakter” diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
(Suyadi, 2013: 5). Karakter menurut Thomas Lickona ( Yaumi, 2014: 7) yaitu
character as “knowing the good, desiring the good, and going the good
(mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan segala sesuatu
yang baik).
Dari konsep pendidikan dan karakter sebagaimana disebutkan di atas,
muncul konsep pendidikan karakter. Menurut Ratna Megawangi (Kesuma, 2013:
5) pendidikan karakter adalah “sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar
dapat mengambil keputusan yang bijak mempraktikkannya dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada
lingkungannya”.
Pendidikan karakter menurut Zusyani ( 2012 : 155) adalah proses
pemberian tuntunan peserta/anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta karsa dan karya. Peserta didik
diharapkan memiliki karakter yang baik meliputi kejujuran, tanggung jawab,
cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan kreatif.
3.2 Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu penanam nilai-nilai karakter kepada
seseorang guna menjadi karakter yang baik seperti berbudi pekerti, sikap yang
baik, memiliki prilaku yang baik, dan mampu bersosialisasi dengan baik. Dalam
pengajaran di sekolah, pendidikan karakter memegang arti penting karena yang
perlu kita ketahui bahwa jika pendidikan yang baik maka akan tertentuklah
karakter yang baik.
Lalu mengapa pendidikan karakter tersebut sangat penting bagi dunia
pendidikan dan perlu diajarkan di sekolah? karena perlu kita ketahui bahwa pada
era modern sekarang banyak anak-anak yang masih berstatus sebagai pelajar
memiliki karakter yang cukup buruk karena pengaruh teknologi yang sangat pesat
dan semakin maju perkembangan zaman karakter anak semakin buruk, contohnya
banyak anak-anak merokok karena faktor lingkungan seperti ingin diakui dan
dianggap gaul oleh teman-temannya, jika dibiarkan maka anak-anak semakin anak
bertumbuh bisa jadi dia malah terjerumus ke dalam dunia narkotika, dan
banyaknya anak-anak yang tawuran, melakukan pacaran karena melihat adegan
sinetron di tv yang mungkin mereka belum tahu arti pacaran itu sebenarnya apa,
luasnya informasi yang mereka dapatkan di jejaring media sosial yang
mengakibatkan mereka melalukan apa yang mereka tahu. Oleh karena itu,
pentingnya pendidikan karakter di lingkungan sekolah memang harus diutamakan
mengenal maraknya media informasi di era modern ini yang membuat anak-anak
mudah terjerumus.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini,
khususnya usia SD merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang,
penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mengkin kepada anak-anak
adalah kunci utama membangun bangsa. Karakter di sini adalah watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang ,
bepikir, bersikap dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa sejumlah nilai moral,
dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang
lain, disiplin, mandiri, kerja keras, kreatif.
Sekolah adalah tempat yang strategis untuk pendidikan karakter karena anak-
anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu anak-
anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang
didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya.
Pengajaran karakter di sekolah seperti, sebagai seorang guru harus berperan baik
dalam bersikap di depan anak didiknya, guru tidak boleh bersikap jelek karena
anak akan menirukan apa yang dilakukan oleh guru tersebut. Guru juga perlu
mengajarkan nilai-nilai agama agar anak mengerti bahwa di dalam agamapun
tidak boleh melakukan hal-hal negatif, jika dilanggar maka akan mendapat dosa.
Itulah mengapa pentingnya pengajaran pendidikan karakter di sekolah, karena
pesatnya teknologi di era globalisasi sangat berpengaruh dalam membentuk
karakter anak oleh sebab itu pengajaran di sekolah sangat berperan penting dalam
membentuk karakter anak agar menjadi lebih baik.
3.3 Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Guru atau pendidik memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan
generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Guru merupakan teladan
bagi siswa dan memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter
siswa. Jika kita menengok kembali tugas guru yang luar biasa. Dalam UU Guru
dan Dosen, UU no 14 tahun 2005, guru didefinisikan sebagai pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Lebih jauh Slavin (1994) menjelaskan secara umum bahwa performa
mengajar guru meliputi aspek kemampuan kognitif, keterampilan profesional dan
keterampilan sosial. Di samping itu, Borich (1990) menyebutkan bahwa perilaku
mengajar guru yang baik dalam proses belajar-mengajar di kelas dapat ditandai
dengan adanya kemampuan penguasaan materi pelajaran, kemampuan
penyampaian materi pelajaran, keterampilan pengelolaan kelas, kedisiplinan,
antusiasme, kepedulian, dan keramahan guru terhadap siswa.
WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1)
pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner),
(5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7)
kesetiaan terhadap lembaga.
Pernyataan diatas ditegaskan kembali oleh Oemar Hamalik, tugas dan tanggung
jawab guru meliputi 11 macam, yaitu:guru harus menuntun murid-murid belajar,
turut serta membina kurikulum sekolah, melakukan pembinaan terhadap diri anak
(kepribadian, watak, dan jasmaniah), memberikan bimbingan kepada murid,
melakukan diagnose atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian
atas kemajuan belajar, menyelenggarakan penelitian, mengenal masyarakat dan
ikut aktif di dalamnya, menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila,
turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian
dunia, turut mensukseskan pembangunan, dan tanggung jawab meningkatkan
professional guru.
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak
mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh
karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh
masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat,
bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah
Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai
Pancasila.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman
belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan
kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual
dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan
tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal
tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai
hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk
mengembangkan peserta didiki menjadi manusia yang berkarakter, berbudaya,
dan berkarakter sesuai cita-cita UUD 1945 dan Pancasila.
Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu
menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan
keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan
keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan
dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan
maupun tugas kemanusiaan terutama yang berkaitan dengan pendidikan karakter,
budaya dan moral.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Karakter adalah tabiat atau watak dari seseorang yang terbentuk karena
pengaruh lingkungan dan kebiasaan. Jadi sedini mungkin orang tua harus
menanamkan pendidikan karakter yang baik sesuai dengan nilai dan norma-norma
adat yang ada di negara Indonesia ini seperti sopan santun, menghormati yang
lebih tua dan sebagainya. Dengan karakter diri yang baik maka seseorang akan
mampu membentengi diri agar tidak terpengaruh oleh budaya asing serta
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan norma-norma adat yang sudah ada sejak
dahulu. Dalam hal ini dunia pendidikan pun memiliki peran yang sangat penting
karena sekolah merupakan tempat yang efisien untuk kita mengajarkan
pendidikan karakter dan guru akan menjadi panutan bagi mereka.
4.2 SARAN
Adapun saran-saran yang diberikan setelah dilakukan kajian menegenai
pentingnya pendidikan karakter di sekolah dasar
1. Bagi para orang tua diharapkan lebih memperhatikan tingkah laku dan
kebiasaan anak dan lebih intens lagi menanamkan pengajaran tentang
karakter dan nilai-nilai moral serta norma-norma yang berlaku sesuai
dengan adat dan budaya bangsa kita
2. Bagi para perancang dan pembuat standar pembelajaran atau para
perancang kurikulum bagi sekolah dasar kami harapkan agar supaya
membuat suatu standar pembelajaran yang menitik beratkan pada
pendidikan karakter.
3. Bagi tenaga pengajar atau guru diharapkan agar mampu menjadi contoh
yang baik untuk seluruh siswa dan siswi serta terus mendampingi para
siswanya sampai karakter-karakter baik tersebut benar-benar menjadi
kebiasaan sehari-hari sang anak.
4. Dengan demikian diharapkan sekolah di Indonesia akan mampu mencetak
generasi – generasi muda yang tidak hanya berprestasi dalam bidang
akademik tapi juga memiliki karakter diri yang unggul.

DAFTAR PUSTAKA

https://kabardariguru.wordpress.com/2016/03/13/peran-guru-terhadap-pendidikan-
karakter-di-sekolah/

https://ayusyifasfr.wordpress.com/2017/10/20/pentingnya-pendidikan-karakter-di-
sekolah-dasar/

http://repository.ump.ac.id/1893/3/ANIDA%20ISTIQOMAH%20-%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai