Anda di halaman 1dari 3

Peran Aspek Manajemen Dalam Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Ibrahim (2009:127), dalam usaha untuk melaksanakan proyek/usaha yang telah
dinyatakan fleksibel untuk dikembangkan, peranan manajemen tidak dapat diabaikan untuk
keberhasilan dari usaha tersebut. Bagaimanapun baiknya prospek dari gagasan usaha proyek
yang dilaksanakan, tanpa didukung dengan manajemen yang baik, tidak mustahil akan
mengalami kegagalan. Berdasarkan pada masalah ini pula, perlu diuraikan di sini tugas-tugas
penting yang perlu dilaksanakan agar tujuan yang telah tercantum dalam studi kelayakan
dapat tercapai.

Pada umumnya tujuan yang tercantum dalam studi kelayakan adalah tujuan makro yang
masih perlu untuk dijabarkan dalam bentuk mikro sehingga jelas apa yang akan dikerjakan.
Berdasarkan pada uraian ini, tugas pokok yang harus dilakukan adalah menyangkut dengan
fungsi manajemen, antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja,
pengarahan pekerjaan, dan pelaksanaan pengawasan.

1. Perencanaan

Tujuan dari gagasan usaha proyek adalah untuk mendapatkan keuntungan/manfaat sesuai
dengan tujuan yang telah tercantum dalam studi kelayakan. Untuk mencapai tujuan ini masih
diperlukan suatu perencanaan secara menyeluruh beserta kebijakan yang diperlukan, di
samping perlu adilnya pedoman kerja agar para karyawan dapat mengetahui apa yang akan
dikerjakan.

Langkah selanjutnya, perlu ditetapkan suatu program kerja untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan serta menyusun kegiatan-kegiatan yang diperlukan dan dijabarkan dalam
bentuk angka-angka, baik dalam bentuk kuantitas maupun dalam bentuk nilai yang
dituangkan dalam anggaran perusahaan. Perencanaan dalam anggaran perusahaan juga harus
dilakukan dengan sebaik mungkin, seperti membuat anggaran pembelian, anggaran produksi,
anggaran penjualan, dan anggaran lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing
usaha/proyek yang dijalankan. Perencanaan dari masing-masing anggaran juga harus
direncanakan secara mendetail. umpamanya dalam bidang anggaran pembelian bahan, bahan
apa saja yang akan dibeli. berapa jumlah bahan pada setiap pembelian, berapa harga masing-
masing bahan, siapa yang menangani masalah pembelian, dan bagaimana masalah
pengangkutannya, pergudangan, dan lain sebagainya.

2. Pengorganisasian

Untuk memudahkan pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan perlu dibentuk.
kelompok-kelompok kerja dari berbagai aktivitas berdasarkan pada urutan kegiatan, serta
mengelompokkan orang-orang ke dalam hubungan kerja dengan sebaik-baiknya sehingga
para pekerja dapat bekerja dengan seekonomis mungkin dalam bidangnya masing-masing.

Langkah konkret dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan mengadakan pembagian
pekerjaan/tugas yang jelas di antara pekerjaan serta mengelompokkannya ke dalam suatu
struktur organisasi, seperti bagian pembelian, bagian produksi, bagian pemasaran, bagian
administrasi, dan lain sebagainya sesuai dengan kegiatan usaha. Dalam pembentukan struktur
organisasi ini yang perlu mendapat perhatian adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan
dari kegiatan usaha proyek yang direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan sistem
pengolahan telah ditentukan secara teknis (jenis pekerjaan yang telah ditentukan seperti
dalam rencana di atas), berdasarkan pada kegiatan ini pula disusun bentuk struktur organisasi
yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut, setelah struktur organisasi
terbentuk sesuai dengan rencana, baru kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta
keahlian yang diperlukan.

3. Pengadaan tenaga kerja

Pembentukan struktur organisasi yang dibuat tentu telah didasarkan pada bentuk kegiatan
dan cara pengelolaan dari kegiatan usaha/proyek yang direncanakan. Dan berdasarkan
struktur organisasi ini pula baru ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang
diperlukan. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan.

Struktur yang telah dibentuk, dan jenis keahlian apa saja yang diperlukan, atau
kemungkinan akan diadakan pendidikan ulang dengan dasar pengetahuan yang ditentukan
Apabila gagal dalam pengadaan tenaga kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang tersedia,
karyawan akan mengalami kesukaran dalam pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan pada uraian
ini, dalam mengadakan tenaga kerja harus benar-benar diperhatikan agar rencana yang telah
ditetapkan dapat tercapai.

4. Pelaksanaan pengarahan

Dalam menjalankan pekerjaan, pimpinan perusahaan atau proyek harus dapat mengarahkan
para karyawan untuk mengerjakan pekerjaan dengan cara memberikan instruksi, petunjuk,
dan lain sebagainya. Untuk mudahnya para karyawan dalam menjalankan tugasnya, pimpinan
harus mendelegasikan kekuasaan pada pimpinan menengah, agar mereka dapat melaksanakan
tugasnya dan memberikan pertanggungjawaban dari tugas-tugas yang diberikan. Pimpinan
juga harus dapat mengembangkan kerja sama yang baik antara karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien, di samping harus diperhatikan kesulitan
para karyawan dalam melakukan pekerjaan.

5. Pelaksanaan pengawasan

Pimpinan perusahaan atau proyek harus melakukan pengawas terhadap kegiatan usaha
yang dikerjakan secara teratur. Apakah hasil dari pekerjaan telah sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan bila terjadi penyimpangan perlu dilakukan tindakan perbaikan agar
kesalahan tidak terjadi secara terus menerus.

Untuk mencapai tujuan proyek dalam jangka panjang, sebaiknya dibuat dalam tujuan
tujuan jangka pendek agar mudah dalam pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai