KELOMPOK V KELAS B
2020
KATA PENGANTAR
1. DEFENISI
Kata hidrosefalus diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydro yang berarti
air, dan cephalus yang berarti kepala.5 Secara umum hidrosefalus dapat
didefiniskan sebagai suatu gangguan pembentukan, aliran, maupun
penyerapan dari cairan serebrospinal sehingga terjadi kelebihan cairan
serebrospinal pada susunan saraf pusat, kondisi ini juga dapat diartikan
sebagai gangguan hidrodinamik cairan serebrospinal.1-3
Hidrosefalus dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi terjadi lebih
sering pada bayi dan orang dewasa yang berusia 60 tahun ke atas. Perawatan
bedah untuk hidrosefalus dapat mengembalikan dan mempertahankan kadar
cairan serebrospinal normal di otak. Banyak terapi yang berbeda sering
diperlukan untuk mengelola gejala atau gangguan fungsional akibat
hidrosefalus.( https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/hydrocephalus/symptoms-causes/syc-20373604)
Kasus ini merupakan salah satu masalah dalam bedah saraf yang paling
sering ditemui. Data menyebutkan bahwa hidrosefalus kongenital terjadi pada
3 dari 1000 kelahiran di Amerika Serikat dan ditemukan lebih banyak di
negara berkembang seperti Brazil yaitu sebanyak 3,16 dari 1000 kelahiran.
Sedangkan di Indonesia ditemukan sebanyak 40% hingga 50% dari kunjungan
berobat atau tindakan operasi bedah saraf.(
https://www.honestdocs.id/hidrosefalus)
2. ETIOLOGI
Pada umum bayi tidak selalu terlahir dalam keadaan yang sempurna.
Adakalanya terjadi cacat maupun penyakit yang dibawa sejak lahir. Salah
satunya yang menjadi pertanyaan yaitu penyebab hidrosefalus pada bayi.
Karena umumnya tidak banyak orang tua yang paham mengapa bayi lahir
dengan kondisi kepala yang membesar. Oleh sebab itu sebaiknya perhatikan
penjelasan penyebab hidrosefalus pada bayi berikut ini:
Infeksi Janin
Kelainan Saraf
Cacat Bawaan
Sedangkan untuk balita maupun orang dewasa, lebih sulit untuk dapat
mendiagnosis apakah mereka memiliki kelaianan ini atau tidak, karena pada
balita dan dewasa, tulang tengkorak sudah menutup dengan sempurna,
sehinggah biasanya pembesaran kepala sudah tampak. Gejala yang
ditimbulkan pun tidak begitu khas dan dapat membuat orang tua atau dokter
sekalipun salah diagnosis. Gejalanya sebagai berikut:
Sakit kepala
Pandangan ganda maupun buram
Pembesaran abnormal pada kepala
Sering mengantuk
Sulit untuk bangun dari tempat tidur
Mual atau muntah
Keseimbangan tubuh tidak stabil
Koordinasi yang buruk
Nafsu makan yang berkurang
Kejang
Dan jika anda atau adik anda memiliki gejala-gejala seperti di atas dalam
jangka waktu yang lama di sarankan untuk segerah ke dokter untuk
melakukan serangkaian tes seperti ,USG, CT Scan, untuk memastikan bahwa
gejala-gejala anda di sebabkan oleh hidrosefalus atau bukan. Karena
penanganan hidrosefalus dapat di lakukan denagan baik pada tahap awal.
(https://www.honestdocs.id/hidrosefalus)
Penyebab
Ventrikel otak Buka kotak dialog sembulan Hydrocephalus disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara berapa banyak cairan serebrospinal
diproduksi dan berapa banyak yang diserap ke dalam aliran darah.
Hydrocephalus hadir saat lahir (bawaan) atau tidak lama setelah kelahiran
dapat terjadi karena hal-hal berikut:
3. PATOFISIOLOGI
4. KLASIFIKASI
Terdapat beberapa perbedaan klasifikasi hidrosefalus berdasarkan populasi
usia, patofisiologi dan presentasi klinis. Secara umum, hidrosefalus
digolongkan ke dalam hidrosefalus non-obstruktif yang berhubungan dengan
pembesaran sistem ventrikel (contohnya : hidrosefalus ex vacuo) dan
hidrosefalus obstruktif (gangguan pada aliran CSF atau absorbsi) seperti
dijabarkan pada Tabel 6.3. 7
Tabel.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/hidrosefalus-pada-
anak-dan-dewasa.
5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis hidrosefalus di bagi menjadi 2 yaitu anak di bawa usia 2
tahun dan anak di atas usiah dua tahun
6. KOMPLIKASI
Komplikasi atau efek jangka panjang yang di timbulkan dari kondisi ini
sangat bervariasi dan tergantung dari beberapa faktor
Faktor penentu tingkat keparah komplikasi dari hidrosefalus termasuk
masalah medis yang mendasarinya keparahan gejala sejak awal, dan
kecepatan waktu diagnosis dan penanganannya .
Jika kondisi ini sudah mulai berkembang sejak bayi lahir, ini dapat
menimbulkan masalah pada otak dan pertumbuhan fisik bayi.
Sebaliknya, jika kondisi ini tidak begitu parah dan bisa segerah ditangani
secepatnya, kemungkinan terjadinya komplikasi akan jauh lebih kecil dan
ringan.
Bayi dengan hidrosefalus bawaan bisa mengalami kerusakan otak yang
permanen sehingga menimbulkan komplikasi jangka panjang
Berikut ini beberapa komplikasi pada bayi dengan hidrosefalus bawaan:
Perhatian bayi terbatas
Autisme
Kesulitan dalam belajar
Mengalami masalah pada koordinasi fisik
Mengalami masalah dalam bicara
Mengalami masalah penglihatan
Jika dibiarkan, komplikasi ini bisa menghambat tumbuh kembang bayi
7. PENCEGAHAN
Hidrosefalus pada anak sebenarnya bukanlah kondisi yang bisa di cegah.
Namun, anda bisa sedikit bernafas lebih legah karena setidaknya masi ada
cara untuk menurunkan resiko penyakit ini.
Bila anda sedang atau berencana untuk hamil,pastikan sellu mendapatkan
perawatanyang tepat selama masa kehamilan, misalkan debgan rutin periksa
kehamilan. Cara ini dapat membantu anda untuk mendeteksi adanya kelainan
pada janin. Bukan itu saja, rutin periksa kehamilan juga membantu
mengurangi kemungkinan bayi lahir prematur yang bisa menjadi fkator
resiko atau komplikasi kondisi ini.
Sementara itu pada anak-anak, lindungi kepala si kecil dari berbagai
benturan yang dapat terjadi,contohnya memakaikan helm saat anak bersepeda
atau memasangkan car seat untuk mencegah benturan saat di mobil.
Langka-langka sederhana ini diharapkan dapat memberikan dampak yang
besar untuk menurunkan resiko kondisi ini pada anak.(
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/faktor-risiko-hidrosefalus-pada-
anak/)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik:
o Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting
untuk melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal
o Transiluminasi
Pemeriksaan darah:
o Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus
o Pemeriksaan cairan serebrospinal:
o Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau
meningitis untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan
kemungkinan ada infeksi sisa
Pemeriksaan radiologi:
o X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar.
o USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.
o CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan
sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnya
8. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan
penyuluhan genetic, penerangan keluarga berencana serta menghindari
perkawinan antar keluarga dekat. Proses persalinan/kelahirandiusahakan
dalam batas-batas fisiologik untuk menghindari trauma kepala bayi.
Tindakan pembedahan Caesar suatu saat lebih dipilih dari pada
menanggung resiko cedera kepala bayi sewaktu lahir.
2. Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi
pada umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi
asetazolamid dengan dosis 25 – 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat
diberikan menitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan meskipun
hasilnya kurang memuaskan. Pembarian diamox atau furocemide juga
dapat diberikan. Tanpa pengobatan “pada kasus didapat” dapat sembuh
spontan ± 40 – 50 % kasus.
3. Pembedahan :
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat
absorbsi. Misalnya Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan
pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS kedalam rongga cranial yang
disebut :
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalajh memberikan pengertian pada
keluarga mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya :
kateter “shunt” obat-obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari
ventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pi8ntasan
ventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan
raksi radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh
untuk selamanya. Penyulit terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi,
obstruksi, atau dislokasi.
4. Terapi
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat
absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
1. Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi
hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus
khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.
2. Penanganan alternatif ( selain shunting )
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A,
reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan
suatu malformasi. saat ini cara terbaik untuk malakukan perforasi dasar
ventrikel dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.
1. PENGKAJIAN
1.Anamnesea
a. Pengumpulan data:nama,usia,jenis
kelamin,suku/bangsa,agama,pendidikan,pekerjaan,alamat
b. Riwayat penyakit/keluhan utama:muntah,gelisah,nyeri
kepala,penglihatan ganda, perubahan pupil,kontriksi
penglihatanperifer.
c. Riwayat penyakit dahulu
a. Antrenatal:perdarahan ketika hamil.
b. Natal:perdarahan pada saat melahirkan, trauma,
sewaktu lahir
c. Postnatal:infeksi ,meningitis,tbc,neoplasma
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pengkajian persite
a) B1 (breath) : dyspnea,ronchi,peningkatan
frekuensi napas
b) B2 (Blood) : pucat, peningkatan systole tekanan
darah, penurunan nadi
c) B3 (Bone) : sakit kepala, gangguan kesadaran,
dahi menonjol dan mengkilat, pembesaran
kepala, perubahan pupil, penglihatan ganda,
kontruksi penglihatan perifer, strabismus
(juling), tidak dapat melihat ke atas “sunset
eyes”kejang
d) B4 (Bladder) : Oliguria
e) B5 (Bowel) : mual,muntah, malas makan
f) B6 (Bone) : kelemahan, lelah, peningkatan
tonus otot ekstrimitas
3. Pemeriksaan fisik
a. Masa bayi
b. Masa kanak-kanak
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan: setelah di lakukan atau di berikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam klien tidak
mengalami peningkatan TIK.
Kriteria hasil : hasil klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual-mual dan muntah, GCS
4,5,6 tidak terdapat pailedema,TTV, dan batas narmal.
1. Intervensi
a. kaji faktor penyebab dari keadaan individu/ peyebab.
Penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab
peningkatan TIK.
b. Evaluasi pupil
Kriteria hasil: pasien mengatkan nyeri kepala berkurang atau hilang (skala nyeri 0 )
dan tanpak rileks, tidak meringis mkesakitan, nadi normal dan RR normal.
1. Intervensi
a. Kaji pengalaman nyeri pada anak, minta anak
menunjukan area yang sakit dan menentukan peringkat
nyeri dengan skala n yeri 0-5(0= tidak nyeri sekali).
3.Dx3 : ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Yang berhubungan
dengan perubahan mencerna makanan,peningkatan kebtuhan metabolime.
Kriteria hasil: tidak terjadi penurunan berat badan sebesar 10% dari berat awal, tidak
adanyah mual-muntah.
1. Intervensi
a. Pertahanan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah
mengunyah makanan.
R/: mulut yang tidak bersih dapat mempengaruhi rasa makanan dan
menimbulkan mual.
R/: makanan dalam porsi kecil tetapi sering dapat mengurangi beban
saluran pencernaa.saluran pencernaan ini dapat mengalami gangguan akibat
hidrocefalus.
c. Atur agar mendapatkan nutrient yang berprotein /kalori yang di sajikan
pada saat individu ingin makan.
d. Timbang berat badan pasien saat ia bangun dan setelah berkemih untuk
mengetahui berat badan mula-mula sebelum mendapatkan nutrient
e. Konsultasi dengan ahli gizi mengenai kebutuhan kalori harian yang
realitas dan adekuat.
f. Makanan atau cairan, jika muntah dapat di berikan cairan infuse 5% 2-3
hari kemudian di berikan makanan lunak.
4. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
C. KESIMPULAN
Merupakan sindroma klinis yang di cirihkan dengan dilatasi yang progsesif pada
sistem ventrikuler cerebral dan komperensi gabungan dari jaringan –jaringan selebral
selama produksi CSF berlangsungyah yang meningkatkan kecepatan absorbs oleh
vili arachnoid. Akibat berlebihanyah cairan serebrospinalis dan menigkatnyah
tekanan intrakarnial menyebabkan terjadinyah peleburan ruang-euang tempat
mengalirnyah liquor. Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrofalus pada bayi dan anak-
anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu:
1. Hidrochepalus komunikan
2. Hidrochepalus non-komonikan
3. Hidrochepalus bertekan normal
Insidens hidrofalus pada abak-anak belum dapat di tentukan secara pasti dan
kemungkinan hal ini terpengaruh situasi penaganan kesehatan pada masing-
masing rumah sakit.
D. Saran
Tindahkan alternatif selain operasi di terapkan khususnyah bagi kasus-kasus yang
mengalami sumbatan di dalam sistem ventrikel. Di dalam hal ini maka tindakan
terapeutik semacam in perlu.
Semogah makalah yang kasi susun dapat di mamfaatkan secara maksimal,
sehimgah dapat membantu proses pembelajaran , dan dapat mengeefektifkan
kemandirian dan kreaktifitas mahasiswa,selain itu, di perlukan lebi banyak
referensi untuk menunjung proses pembelajaran,