Anda di halaman 1dari 28

Nour Sriyanah, S.Kep., Ns., M.Kep.

ASUHAN KEPERAWATAN HIDROSEFALUS

KELOMPOK V KELAS B

MUHAMAD NUR HATAN(21806051)

ANGGUN ANGGRIANI (21806035)

NATHALIA LABOBAR (21806053)

RESTY ENJELIA IBRAHIM (21806039)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah  ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul ”masyarakat rumah sakit dan kebudayaan”.
Harapan penulis semoga tugas ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan  dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT.senantiasa meridhai segala usaha kita. AAMIIN

Makassar, 13 April 2020


                                 
  Penyusun
A. LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFENISI

Kata hidrosefalus diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydro yang berarti
air, dan cephalus yang berarti kepala.5 Secara umum hidrosefalus dapat
didefiniskan sebagai suatu gangguan pembentukan, aliran, maupun
penyerapan dari cairan serebrospinal sehingga terjadi kelebihan cairan
serebrospinal pada susunan saraf pusat, kondisi ini juga dapat diartikan
sebagai gangguan hidrodinamik cairan serebrospinal.1-3

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga (ventrikel) jauh di


dalam otak. Cairan berlebih meningkatkan ukuran ventrikel dan memberi
tekanan pada otak

Hidrosefalus dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi terjadi lebih
sering pada bayi dan orang dewasa yang berusia 60 tahun ke atas. Perawatan
bedah untuk hidrosefalus dapat mengembalikan dan mempertahankan kadar
cairan serebrospinal normal di otak. Banyak terapi yang berbeda sering
diperlukan untuk mengelola gejala atau gangguan fungsional akibat
hidrosefalus.( https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/hydrocephalus/symptoms-causes/syc-20373604)

Hidrosefalus merupakan gangguan yang terjadi akibat kelebihan cairan


serebrospinal pada sistem saraf pusat. Kasus ini merupakan salah satu masalah
yang sering ditemui di bidang bedah saraf, yaitu sekitar 40% hingga 50%.
Penyebab hidrosefalus pada anak secara umum dapat dibagi menjadi dua,
prenatal dan postnatal. Baik saat prenatal maupun postnatal, secara teoritis
patofisiologi hidrosefalus terjadi karena tiga hal yaitu produksi liquor yang
berlebihan, peningkatan resistensi liquor yang berlebihan, dan peningkatan
tekanan sinus venosa.1-3 (Apriyanto, dkk, Hidrocephalus pada Anak)

Mungkin Anda pernah berjumpa dengan bayi dengan kelainan kepala


yang membesar dengan ukuran lebih dari 2-3x ukuran kepala bayi normal.
Biasanya bayi dengan kelainan seperti ini akan memiliki gangguan, baik itu
gangguan fisik maupun gangguan mental. Tapi apakah pernah terpikir oleh
Anda, penyakit apa yanggt;dapat menyebabkan kepala sang bayi dapat
membesar? Pada keadaan normal, dalam ruangan otak terdapat cairan otak
yang jumlahnya lebih-kurang 150 ml. Cairan ini di produksi oleh suatu bagian
otak, yang keseimbangannya diatur melalui sistem sirkulasi tersendiri dan
diserap oleh bagian lain di otak. Karena suatu sebab, cairan otak tersebut
dapat menumpuk dalam ruangan atau rongga cairan otak (dalam bahasa
kedokteran di sebut ventrikel otak), sehingga mengakibatkan otak yang
terdesak menjadi tipis dan tengkorak membesar.             

Penyakit seperti ini dinamakan hidrosefalus (hydrocephalus), berasal


dari kata hydro yang berarti air dan cephalus yang berarti kepala. Penyakit ini
merupakan salah satu jenis penyakit bawaan yang cukup sering terjadi pada
bayi baru lahir dan balita. Namun, penyakit ini dapat juga terjadi pada anak
yang lebih besar dan pada orang dewasa, yang tentunya tidak lagi
memperlihatkan bentuk kepala yang membesar, karena tulang tengkorak
sudah keras dan persambungan antara bagian-bagian tulang tengkorak telah
menutup.

Kasus ini merupakan salah satu masalah dalam bedah saraf yang paling
sering ditemui. Data menyebutkan bahwa hidrosefalus kongenital terjadi pada
3 dari 1000 kelahiran di Amerika Serikat dan ditemukan lebih banyak di
negara berkembang seperti Brazil yaitu sebanyak 3,16 dari 1000 kelahiran.
Sedangkan di Indonesia ditemukan sebanyak 40% hingga 50% dari kunjungan
berobat atau tindakan operasi bedah saraf.(
https://www.honestdocs.id/hidrosefalus)

2. ETIOLOGI
Pada umum bayi tidak selalu terlahir dalam keadaan yang sempurna.
Adakalanya terjadi cacat maupun penyakit yang dibawa sejak lahir. Salah
satunya yang menjadi pertanyaan yaitu penyebab hidrosefalus pada bayi.
Karena umumnya tidak banyak orang tua yang paham mengapa bayi lahir
dengan kondisi kepala yang membesar. Oleh sebab itu sebaiknya perhatikan
penjelasan penyebab hidrosefalus pada bayi berikut ini:

 Infeksi Janin

Penyebab hidrosefalus pada bayi yang lainnya yaitu akibat terjadinya


infeksi yang berupa gejala awal meningitis selama masa kehamilan.Infeksi
pada bayi yang menembus hingga ke otak bisa menyebabkan peradangan pada
otak dan meningkatkan resiko terjadinya hidrosefalus. Oleh sebab itu berhati-
hatilah dalam masa kehamilan supaya tidak mudah terserang penyakit. Karena
beberapa infeksi mampu menembus janin dan menginfeksi jaringan saraf dan
otak janin di masa kehamilan

 Kelainan Saraf

Penyebab lain dapat berupa aliran cairan serebrospinal yang terhambat


pada system saraf bayi. Hal ini dapat terjadi tanpa disadari oleh ibu. Karena
itu sebaiknya selalu control kehamilan dengan teratur. Saat ini sudah banyak
metode USG yang cukup canggih dan dapat mendeteksi terjadinya kelainan
genetic atau kemungkinan penyakit pada bayi yang akan dilahirkan. Sehingga
dengan demikian dapat melakukan pencegahan atau terapi pengobatan yang
sesuai untuk menghindari efek buruk pada bayi.

 Cacat Bawaan

Adakalanya kelainan genetic dapat menyebabkan cacat bawaan di


antaranya yaitu hidrosefalus. Oleh sebab itu selalu lakukan pemeriksaan
kesehatan pre-marital dengan tujuan utama menghindari resiko yang kurang
baik terjadi pada janin di masa kehamilan. Dengan pemeriksaan sejak dini,
maka kemungkinan penyakit hidrosefalus terdeteksi lebih awal dan dapat
segera diatasi dengan baik.( https://www.honestdocs.id/hidrosefalus)

 Gejala Hidrosefalus Pada Bayi


Lebih mudah untuk mendiagnosis hidrosefalos pada bayi,dengan
melihat kepala yang berukuran lebih besar dari normal,dan untuk mengetahui
ciri-ciri anak yang mengalami hidrosefagus adalah:
 Menggembungnya ubun-ubun atau titik lemah di permukaan
tengkorak
 Mata yang tetap terlihat kebawa
 Kejang
 Bayi lebih rewel dari biasanya
 Muntah
 Mengantuk yang berlebihan
 Pola makan yang buruk
 Kekuatan otot yang sangat lemah
 Hidrosefalus pada balita maupun orang dewasa:

Sedangkan untuk balita maupun orang dewasa, lebih sulit untuk dapat
mendiagnosis apakah mereka memiliki kelaianan ini atau tidak, karena pada
balita dan dewasa, tulang tengkorak sudah menutup dengan sempurna,
sehinggah biasanya pembesaran kepala sudah tampak. Gejala yang
ditimbulkan pun tidak begitu khas dan dapat membuat orang tua atau dokter
sekalipun salah diagnosis. Gejalanya sebagai berikut:

 Sakit kepala
 Pandangan ganda maupun buram
 Pembesaran abnormal pada kepala
 Sering mengantuk
 Sulit untuk bangun dari tempat tidur
 Mual atau muntah
 Keseimbangan tubuh tidak stabil
 Koordinasi yang buruk
 Nafsu makan yang berkurang
 Kejang

Dan jika anda atau adik anda memiliki gejala-gejala seperti di atas dalam
jangka waktu yang lama di sarankan untuk segerah ke dokter untuk
melakukan serangkaian tes seperti ,USG, CT Scan, untuk memastikan bahwa
gejala-gejala anda di sebabkan oleh hidrosefalus atau bukan. Karena
penanganan hidrosefalus dapat di lakukan denagan baik pada tahap awal.
(https://www.honestdocs.id/hidrosefalus)

 Penyebab
Ventrikel otak Buka kotak dialog sembulan Hydrocephalus disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara berapa banyak cairan serebrospinal
diproduksi dan berapa banyak yang diserap ke dalam aliran darah.

Cairan serebrospinal dihasilkan oleh jaringan yang melapisi ventrikel


otak. Mengalir melalui ventrikel dengan cara menghubungkan saluran.
Cairan akhirnya mengalir ke ruang di sekitar otak dan tulang belakang. Ini
diserap terutama oleh pembuluh darah di jaringan dekat pangkal otak.

Cairan serebrospinal memainkan peran penting dalam fungsi otak dengan:


 Menjaga otak tetap segar, memungkinkan otak yang relatif berat
melayang di dalam tengkorak
 Melindungi otak untuk mencegah cedera
 Menghilangkan sisa produk metabolisme otak
 Mengalir bolak-balik antara rongga otak dan tulang belakang untuk
mempertahankan tekanan konstan di dalam otak - mengkompensasi
perubahan tekanan darah di otak
Kelebihan cairan serebrospinal di ventrikel terjadi karena salah satu alasan
berikut:
 Halangan. Masalah yang paling umum adalah penyumbatan parsial
dari aliran normal cairan serebrospinal, baik dari satu ventrikel ke
ventrikel lain atau dari ventrikel ke ruang lain di sekitar otak.
 Penyerapannya buruk. Yang kurang umum adalah masalah dengan
mekanisme yang memungkinkan pembuluh darah menyerap cairan
serebrospinal. Ini sering terkait dengan peradangan jaringan otak
dari penyakit atau cedera.
 Overproduksi. Jarang, cairan serebrospinal dibuat lebih cepat
daripada yang bisa diserap.
 Faktor risiko
Dalam banyak kasus, kejadian pasti yang menyebabkan hidrosefalus
tidak diketahui. Namun, sejumlah masalah perkembangan atau medis dapat
berkontribusi atau memicu hidrosefalus.
 Bayi baru lahir

Hydrocephalus hadir saat lahir (bawaan) atau tidak lama setelah kelahiran
dapat terjadi karena hal-hal berikut:

 Perkembangan abnormal sistem saraf pusat yang dapat


menghambat aliran cairan serebrospinal
 Pendarahan di dalam ventrikel, kemungkinan komplikasi kelahiran
prematur
 Infeksi pada rahim selama kehamilan, seperti rubella atau sifilis,
yang dapat menyebabkan peradangan pada jaringan otak janin
 Faktor pendukung lainnya

Faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap hidrosefalus di antara


semua kelompok umur termasuk:( https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/hydrocephalus/symptoms-causes/syc-20373604)

 Lesi atau tumor otak atau sumsum tulang belakang


 Infeksi sistem saraf pusat, seperti meningitis bakteri atau gondong
 Pendarahan di otak karena stroke atau cedera kepala
 Cedera traumatis lainnya ke otak

3. PATOFISIOLOGI

Jika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan


subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan
ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater
dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis.
Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga
walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak
mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba –
tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan.
Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura
kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa
cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan
terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga /
keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel
lateral dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu
penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow).
Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di
luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior
menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan
type hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara
simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga
membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala :
Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar.
Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak
komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan
ketiadaan absorbsi total akan menyebabkankematian.
Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma
normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika
route kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka
akan terjadi keadaan kompensasi.

4. KLASIFIKASI
Terdapat beberapa perbedaan klasifikasi hidrosefalus berdasarkan populasi
usia, patofisiologi dan presentasi klinis. Secara umum, hidrosefalus
digolongkan ke dalam hidrosefalus non-obstruktif yang berhubungan dengan
pembesaran sistem ventrikel (contohnya : hidrosefalus ex vacuo) dan
hidrosefalus obstruktif (gangguan pada aliran CSF atau absorbsi) seperti
dijabarkan pada Tabel 6.3. 7
Tabel.

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/hidrosefalus-pada-
anak-dan-dewasa.

5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis hidrosefalus di bagi menjadi 2 yaitu anak di bawa usia 2
tahun dan anak di atas usiah dua tahun

1. Hidrosefalus dibawa usia 2 tahun


 Sebelum usia dua tahun yang lebih menonjol adalah
pembesaran kepala
 Ubun-ubun besar melebar terba, tegang/menonjol dan tidak
berdenyut
 Dahi nampak melebar dan kulit kepla tipis, tegap mengkilap
dengan pelebaran vena-vena klit kepala
 Tulang tengkorak tipis dengan sutura masi terbuka lebar craked
pot sign yakni bunyi seperti potkembang yang retak pada
perkusi
 Perubahan pada mata
o Bola mata berotasi kebawa oleh karena ada tekanan dan
penipisan tulang supra orbita scelera nampak di atas
iris, sehingga iris seakan akan seperti matahari yang
akan terbenam
o Strambismus divergens
o Nystagmus
o Refleks pupil lambat
o Atropi N II oleh karena kompensi ventrikel pada
chiasma optikum
o Papil edema jarang, mungkin oleh sutura yang masi
terbuka
2. hidrosefalus pada anak di atas usia 2 tahun
 yang lebih menonjol disini ialah gejalah-gejalah peninggian
tekanan intra kranial oleh karena pada usiah ini ubun-ubun
sudah tertutup(

6. KOMPLIKASI
Komplikasi atau efek jangka panjang yang di timbulkan dari kondisi ini
sangat bervariasi dan tergantung dari beberapa faktor
Faktor penentu tingkat keparah komplikasi dari hidrosefalus termasuk
masalah medis yang mendasarinya keparahan gejala sejak awal, dan
kecepatan waktu diagnosis dan penanganannya .
Jika kondisi ini sudah mulai berkembang sejak bayi lahir, ini dapat
menimbulkan masalah pada otak dan pertumbuhan fisik bayi.
Sebaliknya, jika kondisi ini tidak begitu parah dan bisa segerah ditangani
secepatnya, kemungkinan terjadinya komplikasi akan jauh lebih kecil dan
ringan.
Bayi dengan hidrosefalus bawaan bisa mengalami kerusakan otak yang
permanen sehingga menimbulkan komplikasi jangka panjang
Berikut ini beberapa komplikasi pada bayi dengan hidrosefalus bawaan:
 Perhatian bayi terbatas
 Autisme
 Kesulitan dalam belajar
 Mengalami masalah pada koordinasi fisik
 Mengalami masalah dalam bicara
 Mengalami masalah penglihatan
Jika dibiarkan, komplikasi ini bisa menghambat tumbuh kembang bayi
7. PENCEGAHAN
Hidrosefalus pada anak sebenarnya bukanlah kondisi yang bisa di cegah.
Namun, anda bisa sedikit bernafas lebih legah karena setidaknya masi ada
cara untuk menurunkan resiko penyakit ini.
Bila anda sedang atau berencana untuk hamil,pastikan sellu mendapatkan
perawatanyang tepat selama masa kehamilan, misalkan debgan rutin periksa
kehamilan. Cara ini dapat membantu anda untuk mendeteksi adanya kelainan
pada janin. Bukan itu saja, rutin periksa kehamilan juga membantu
mengurangi kemungkinan bayi lahir prematur yang bisa menjadi fkator
resiko atau komplikasi kondisi ini.
Sementara itu pada anak-anak, lindungi kepala si kecil dari berbagai
benturan yang dapat terjadi,contohnya memakaikan helm saat anak bersepeda
atau memasangkan car seat untuk mencegah benturan saat di mobil.
Langka-langka sederhana ini diharapkan dapat memberikan dampak yang
besar untuk menurunkan resiko kondisi ini pada anak.(
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/faktor-risiko-hidrosefalus-pada-
anak/)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan fisik:
o Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting
untuk melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal
o Transiluminasi
 Pemeriksaan darah:
o Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus
o Pemeriksaan cairan serebrospinal:
o Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau
meningitis untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan
kemungkinan ada infeksi sisa
 Pemeriksaan radiologi:
o X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar.
o USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.
o CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan
sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnya

8. PENATALAKSANAAN

1.  Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan
penyuluhan genetic, penerangan keluarga berencana serta menghindari
perkawinan antar keluarga dekat. Proses persalinan/kelahirandiusahakan
dalam batas-batas fisiologik untuk menghindari trauma kepala bayi.
Tindakan pembedahan Caesar suatu saat lebih dipilih dari pada
menanggung resiko cedera kepala bayi sewaktu lahir.
2.  Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi
pada umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi
asetazolamid dengan dosis 25 – 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat
diberikan menitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan meskipun
hasilnya kurang memuaskan. Pembarian diamox atau furocemide juga
dapat diberikan. Tanpa pengobatan “pada kasus didapat” dapat sembuh
spontan ± 40 – 50 % kasus.
3.  Pembedahan :
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat
absorbsi. Misalnya Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan
pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS kedalam rongga cranial yang
disebut :
a.   Ventrikulo Peritorial Shunt
b.  Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalajh memberikan pengertian pada
keluarga mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya :
kateter “shunt” obat-obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari
ventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pi8ntasan
ventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan
raksi radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh
untuk selamanya. Penyulit terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi,
obstruksi, atau dislokasi.
4.  Terapi
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat
absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
1.      Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi
hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus
khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.
2.      Penanganan alternatif ( selain shunting )
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A,
reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan
suatu malformasi. saat ini cara terbaik untuk malakukan perforasi dasar
ventrikel dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.

3.      Operasi pemasangan “ pintas “ ( shunting )


Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor
dengan kavitas drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih
adalah rongga peritoneum. baisanya cairan ceebrospinalis didrainase dari
ventrikel, namun kadang ada hidrosefalus komunikans ada yang didrain
rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada
periode pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi
infeksi dan pemantauan. kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang.
infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual,
lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.

LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS


B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIDROSEFAGUS

1. PENGKAJIAN

1.Anamnesea

a. Pengumpulan data:nama,usia,jenis
kelamin,suku/bangsa,agama,pendidikan,pekerjaan,alamat
b. Riwayat penyakit/keluhan utama:muntah,gelisah,nyeri
kepala,penglihatan ganda, perubahan pupil,kontriksi
penglihatanperifer.
c. Riwayat penyakit dahulu
a. Antrenatal:perdarahan ketika hamil.
b. Natal:perdarahan pada saat melahirkan, trauma,
sewaktu lahir
c. Postnatal:infeksi ,meningitis,tbc,neoplasma
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Pengkajian persite
a) B1 (breath) : dyspnea,ronchi,peningkatan
frekuensi napas
b) B2 (Blood) : pucat, peningkatan systole tekanan
darah, penurunan nadi
c) B3 (Bone) : sakit kepala, gangguan kesadaran,
dahi menonjol dan mengkilat, pembesaran
kepala, perubahan pupil, penglihatan ganda,
kontruksi penglihatan perifer, strabismus
(juling), tidak dapat melihat ke atas “sunset
eyes”kejang
d) B4 (Bladder) : Oliguria
e) B5 (Bowel) : mual,muntah, malas makan
f) B6 (Bone) : kelemahan, lelah, peningkatan
tonus otot ekstrimitas

2. Observasi tanda –tanda vital


1. Peningkatan systole tekanan darah
2. Penurunan nadi / bradikardia
3. Peningkatan frekuensi oernapasan

3. Pemeriksaan fisik
a. Masa bayi

Kepala membesar, fortamental Anterior menonjol, vena pada


kulit kepala di latasi dan terlihat jelas pada saat bayi menagis
terdapat bunyi Cracked-pot (tanda macewe),mata melihat ke
bawah (tanda setting-sun),mudah terstimulasi,
lemah,kemampuan makan kurang,perubahan
kesadaran,opistotonus dan spatik pada ekstremitas bawah. Pada
bayi dengan malformasi Arnold-Chiari,bayi mengalami
kesu;itan menelan,bunyi nafasstridor,kesulitan
bernafas,Apnea,Aspirasi dan tidak reflek muntah.

b. Masa kanak-kanak

Sakit kepala, muntah, papil edema, strabismus,ataxsia mudah


terstimulasi, letragyapatis,bingung, bicara inkoheren
4.Pemeriksaan Diagnostik

a. lingkar kepala pada masa bayi


b.Translumisia kepala bayi, tanpak pengumpulan cairan serebrospinalis
yang abnormal
c. perkusi pada tengkorak bayi menghasilkan “suarakhas”
d. Opthalmoscopi menunjukan papil edema
e. CT Scean
f. foto kepala menunjukan pelebaran pada fontanel dan sutura serta erosi
tulang intra carnial
g. ventriculografi (jarang di pakai) : Hal-hal Abnormal dapat terlihat di
dalam system ventricular atau sub-araknoid

5. Perkembangan mental /Psiskososial


a. tingkat perkembangan
b. mekanisme koping
c. pengalaman di rawat di rumah sakit

6. Pengetahuan klien dan keluarga


a. Hidrosephalus dan rencana pengobatan
b. tingkat pengetahuan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi peningkatan tekanan intracaranial b.d


peningkatan jumlah cairan serebrospinal
2. Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
intracranial
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan perubahan mencerna makanan,
peningkatan kebutuhan metabolism.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Dx 1. Resiko tinggi peningkatan tekanan intracranial b.d peningkatan jumlah


cairan serebrospinal.

Tujuan: setelah di lakukan atau di berikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam klien tidak
mengalami peningkatan TIK.

Kriteria hasil : hasil klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual-mual dan muntah, GCS
4,5,6 tidak terdapat pailedema,TTV, dan batas narmal.

1. Intervensi
a. kaji faktor penyebab dari keadaan individu/ peyebab.
Penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab
peningkatan TIK.

R/: deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi,


mengkaji status neuologi / tanda-tanda kegagalan untuk
menentuksn perawatan kegawat atau tindahkan
pembedahan.
b. Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam

R/: suatu keadaan normal bila sirkulasi serebral


terpelihara dengan baik atau fluktuasi di tandai dengan
tekanan darah sistemik,penurunan dari autoregulator
kebanyakan merupakan tanda penurunan difusi local
vaskularisasi darah selebral. Adanyah peningkatan
tekanan darah,bradhikardi , distrimia,dyspnea
merupakan tanda terjadinyah peningakatan TIK

b. Evaluasi pupil

R/: reaksi pupil dan pergerahkan kembali dari bola mata


gangguan nervusi/ saraf jika batang otak terkoyak.

c. Monitor temperature refleks dari hipotalamus , peningkatan


kebutuhan metabolimsme dan oksigen akan menunjukan
peningkatan TIK.

d. Pertahanan kepala / leher pada posis yang netral , usahakan


dengan sedikit bantal. Yang tinggi pada kepala

R/: perubahan kepala pada satu sisi dapat menimbulkan


penekanan pada vena jugularis dan menghambat aliran darah
otak (menghambat drainase pada vena selebral ), untuk itu
dapat meningkatkan TIK
e. Berika periode istirahat pada tindahkan perawatan batasi
lamanyah prosedur

R/: tindakan yang terus menerus dapat meningkatkan TIK


yang rendah.

g. Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman seperti


mamasse punggung lingkungan yang tenag, sentuhan yang
rama dan suasana atau pembicara yang tidak gaduh.

R/: memberikan suasana yang tenag (colming effect) dapat


mengurangi respons psikologis dan memberikan istirahat untuk
mempertahankan TIK yang rendah.

h. Cegah atau hindari valsava maneuver

R/: mengurangi tekanan intra thorak atau tekana dalam thorak


dan tekanan dalam abdomen di ,ana aktivitas ini dapat
meningkatkan tekan TIK.

i. Bantu pasien jika batuk,muntah

R/: aktivitas ini dapat meningkatkan intra thorak atau tekanan


dalam thorak dan tekanan dalam abdomen di mana aktivitas ini
dapat meningkatkan TIK.

j. Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari


R/:tingkat non verbal ini meningkatkan indikasi peningkatan
TIK atau memberikan refleks nyeri di mana pasien tidak
mampu mengungkapkan keluhan secara verbal, nyeri, tidak
menurun dapat meningkatkan TIK.

k. Palpasi pada pembesaran atau pelebaran blader,


peertahgankanb drainase urine secara paten jika di gunakan
dan juga monitor terdapatnyah konstipasi

R/:dapat meningkatkan responn automatic yang potensial


menaikan TIK.

I. Berikan penjelasan pada klien (jika sadar)


dan orang tua tentang sebab akibat TIK
meningkat.

R/:meningkatkan kerja sama dalam meningkatkan


perawatan klien fdan mengurangi kecemasan

2.Dx2 Gangguan rasa nyaman :nyeri sehibungan dengan meningkatnyah tekanan


intracranial,terpasang shunt.

Data indikasi; adanyah keluhan nyeri kepala,miringis, gelisah,kepala membesar

Tujuan: setelah di laksanakan asuhan keperawatan 2x 24 jam di harapkan nyeri


kepala klien hilang.

Kriteria hasil: pasien mengatkan nyeri kepala berkurang atau hilang (skala nyeri 0 )
dan tanpak rileks, tidak meringis mkesakitan, nadi normal dan RR normal.
1. Intervensi
a. Kaji pengalaman nyeri pada anak, minta anak
menunjukan area yang sakit dan menentukan peringkat
nyeri dengan skala n yeri 0-5(0= tidak nyeri sekali).

R/:membantu dalam mengelvaluasi nyeri .

b. Bantu anak mengatsi nyeri seperti dengan memberikan


pujian kepada anak untuk ketahanan dan
memperlihatkan bahwa nyeri telah di tagani dengan
baik.

R/:pujian yang di berikan akan meningkatkan


kepercayaan diri anak untuk ketahanan dan
memperlihatkan bahwa nyeri telah di tangani dengan
baik.

c. Pantau dan catat TTV

R/: perubahan TTV dapat menunjukan botak otak.

d. Jelaskan kepada orang tua bahwa anak dapat menagis


lebih keras bila mereka ada, tetepi kehadiran mereka itu
penting untuk meningkatkan kepercayaan.

R/: pemahaman orang tua mengenai pentingnyah


kehadiran,kapan anak harus di damping atau tidak,
berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan
anak.
e. Gunakan teknik distraksi seperti dengan bercerita
dengan bercerita tentang dogeng mengunakan
boneka,nafas dalam, dan lain-lain.

R/: teknik ini akan membantu mengahlihkan perhatian


anak dari rasa nyeri yang di rasahkan.

3.Dx3 : ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Yang berhubungan
dengan perubahan mencerna makanan,peningkatan kebtuhan metabolime.

Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan 1 x 24 jam di harapkan


ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi dengan

Kriteria hasil: tidak terjadi penurunan berat badan sebesar 10% dari berat awal, tidak
adanyah mual-muntah.

1. Intervensi
a. Pertahanan kebersihan mulut dengan baik sebelum dan sesudah
mengunyah makanan.

R/: mulut yang tidak bersih dapat mempengaruhi rasa makanan dan
menimbulkan mual.

b. Tawarkan makanan porsi kecil tetepi sering untuk mengurangi perasaan


tegang pada lambung.

R/: makanan dalam porsi kecil tetapi sering dapat mengurangi beban
saluran pencernaa.saluran pencernaan ini dapat mengalami gangguan akibat
hidrocefalus.
c. Atur agar mendapatkan nutrient yang berprotein /kalori yang di sajikan
pada saat individu ingin makan.

R/: agar asupan nutrisi dan kalori klien adekuat.

d. Timbang berat badan pasien saat ia bangun dan setelah berkemih untuk
mengetahui berat badan mula-mula sebelum mendapatkan nutrient
e. Konsultasi dengan ahli gizi mengenai kebutuhan kalori harian yang
realitas dan adekuat.

R/: konsultasi ini dilakukan agar klien mendapatkan nutrisi sesuai


indikasi dan kebutuhan kalorinyah

f. Makanan atau cairan, jika muntah dapat di berikan cairan infuse 5% 2-3
hari kemudian di berikan makanan lunak.

4. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI

Pelaksanaan tindakan keperawatan untuk dengan hydrosefhalus di


dasarkan pada rencana yang telah di tenukan dengan prinsip :

Mempertahankan perfusi jaringan serebral tetap adequate:

a. Mencegah terjadinyah injuri dan infeksi


b. Meminilmalkan terjadinyah persepsi sensori
c. Mengatasi perubahan proses keluarga dan antisipasi berduka
5. EVALUASI
Setelah tindakan keperawatan di ;aksanakan evauasi proses dan hasil
mengacu pada kriteria evaluasi yang telah di lakukan pada masing-
masing diagnosa keperawatan sehingga:

 Masalah teratasi atau tujuan tercapai ( intervensi di hentikan )


 Masalah teratasi atau tercapai sebagan ( intervensi di lanjutkan )
 Masalah tidak teratasi / tujuan tidak tercapai ( perlu di lakukan pengkajian
ulang & intervensi di rubah).

C. KESIMPULAN

Hidrosefalus adalah: suatu keadaan patologis otak uang mengakibatkan


bertambanyah cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra
kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.

Merupakan sindroma klinis yang di cirihkan dengan dilatasi yang progsesif pada
sistem ventrikuler cerebral dan komperensi gabungan dari jaringan –jaringan selebral
selama produksi CSF berlangsungyah yang meningkatkan kecepatan absorbs oleh
vili arachnoid. Akibat berlebihanyah cairan serebrospinalis dan menigkatnyah
tekanan intrakarnial menyebabkan terjadinyah peleburan ruang-euang tempat
mengalirnyah liquor. Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrofalus pada bayi dan anak-
anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu:

1. Hidrochepalus komunikan
2. Hidrochepalus non-komonikan
3. Hidrochepalus bertekan normal
Insidens hidrofalus pada abak-anak belum dapat di tentukan secara pasti dan
kemungkinan hal ini terpengaruh situasi penaganan kesehatan pada masing-
masing rumah sakit.

D. Saran
Tindahkan alternatif selain operasi di terapkan khususnyah bagi kasus-kasus yang
mengalami sumbatan di dalam sistem ventrikel. Di dalam hal ini maka tindakan
terapeutik semacam in perlu.
Semogah makalah yang kasi susun dapat di mamfaatkan secara maksimal,
sehimgah dapat membantu proses pembelajaran , dan dapat mengeefektifkan
kemandirian dan kreaktifitas mahasiswa,selain itu, di perlukan lebi banyak
referensi untuk menunjung proses pembelajaran,

Anda mungkin juga menyukai