Anda di halaman 1dari 2

7

kategori berbeda, yaituIdiosinkratik


Efek samping obat kategori ini umumnya tidak terkait dosis atau alergi atau
reaksi yang tidak terduga. Kajadian pada kategori ini masih rendah (Tjay &
Rahardja, 2007).
a. Alergi
Reaksi obat kategori alergi umumnya tidak berhubungan dengan dosis
melainkan berhubungan dengan zat yang terkandung dalam obat yang
merupakan jenis paparan alergen primer (Tjay & Rahardja, 2007).
b. Terkait dosis
Kategori reaksi obat terkait dosis adalah kejadian umum untuk obat dengan
indeks terapeutik yang sangat sempit (Rikomah, 2018).

2.1.3 Regulasi Obat


PERMENKES No. 919 / MENKES / PER / X / 1993, menetapkan standar obat yang
dapat dilayani tanpa menggunakan resep antara lain:
a. Tidak ada kontraindikasi untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah
dua tahun, dan lansia di atas 65 tahun.
b. Pengobatan sendiri dengan menggunakan obat dimaksudkan untuk tidak
menambah risiko penyakit berkelanjutan.
c. Penggunaannya tidak memerlukan prosedur atau alat khusus yang perlu
dijalankan oleh staf medis.
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit dengan prevalensi tinggi di
Indonesia.
e. Obat yang dimaksud memiliki rasio kemanjuran yang aman yang dapat dianggap
bertanggung jawab atas tindakan pengobatan sendiri.

Perilaku
2.2.1 Definisi
Perilaku dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan atau lingkungan. Perilaku menurut Notoadmojo (1997) adalah
reaksi manusia setelah pemberian stimulasi atau rangsangan. Soekidjo (1993)
perilaku adalah respon dari individu atau seseorang terhadap rangsangan dari luar
diri individu itu sendiri. Perilaku adalah aktivitas manusia yang muncul akibat
stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
8

2.2.2 Klasifikasi
Perilaku dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkatannya. Menurut Bloom (1908)
dalam Effendi dan Makhfudli (2009) perilaku diklasifikasikan menjadi tiga jenis
yaitu, perilaku kognitif (pengetahuan), afektif (sikap atau emosi), dan psikomotor
(praktik atau gerakan). Kholid (2012) mengklasifikasikan perilaku menjadi dua
kelompok yaitu perilaku tertutup (covert behavior) dan perilaku terbuka (overt
behavior). Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tidak dapat
diamati secara jelas, sementara perilaku terbuka terjadi bila respons terhadap
stimulus dapat diamati secara jelas oleh orang lain (observable behavior) (Kholid,
2012). Sunaryo (2004) juga mengklasifikasikan perilaku menjadi dua yaitu perilaku
pasif dan perilaku aktif. Perilaku pasif juga sering disebut dengan perilaku tertutup
dan perilaku aktif juga sering disebut dengan perlaku terbuka (Sarwono, 2012).
Perilaku tertutup terwujud dalam bentuk pengetahuan dan sikap, sementara perilaku
terbuka terwujud dalam bentuk tindakan atau praktik (Kholid, 2012). Berikut adalah
penjelasan mengenai masing-masing komponen perilaku, yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap stimulus. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia meliputi
pendengaran, penciuman, perasa, penglihatan dan peraba. Pengetahuan
merupakan domain penting dalam pembentukan perilaku seseorang (Effendi &
Makhfudli, 2009). Pengetahuan dapat diukur dengan menggunakan kuisioner
yang berisi tentang pengetahuan yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2011).
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai kemapuan seseorang mengingat suatu hal yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan pada tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan atau materi
yang dipelajari (Effendi & Makhfudli, 2009). Tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, dimana hanya mengingat materi yang telah
dipelajari sebelumnya (Kholid, 2012).
b) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintepretasikan materi
tersebut secara benar (Effendi & Makhfudli, 2009). Memahami suatu objek

Anda mungkin juga menyukai