Anda di halaman 1dari 34

IONIC LIQUID

❖ Sifat IL
● kation dan anion pada IL mempengaruhi sifat dari IL tersebut → densitas, titik
leleh, air dan daya larut kosolvent, viskositas, polaritas, karakter asam / basa,
dan kemampuan koordinasi
● stabilitas pada temperatur tinggi
● tekanan uap rendah → tidak mudah menguap
● merupakan garam cair, melting point < 100℃
● tidak mudah terbakar
● tidak korosif
● reaktivitas kimia rendah
● nontoxic

❖ IL merupakan garam yang biasanya terdiri dari kation organik besar dan anion organik
atau anorganik, dan umumnya digambarkan sebagai "pelarut desainer ”Karena ada
sejumlah besar kombinasi kation / anion yang memberi mereka kemungkinan untuk
menyesuaikan sifat-sifatnya, seperti sifat termofisik, kemampuan biodegradasi atau sifat
toksikologi, serta hidrofobisitas dan perilaku larutannya.

❖ Kation IL → basisnya ada imidazolium, pyrrolidinium, piperidinium, pyridinium,


ammonium, sulfonium
● gugus alifatik yang cukup panjang, misalnya peningkatan panjang rantai alkil
terpanjang pada kation imidazolium dari heksil menjadi oktil, menyebabkan
penurunan drastis pada ekstraksi alkaloid.
● Panjang rantai alkil kation cair ionik berpengaruh positif terhadap hasil ekstraksi
tetapi secara bersamaan meningkatkan hidrofobisitas cairan ionik dengan
bertambahnya panjang alkil
● Hal ini mungkin disebabkan bahwa rantai alkil yang lebih panjang pada kation
mengakibatkan penurunan kelarutan dalam air dan peningkatan viskositas. Hal
ini berhubungan dengan hidrofobisitas/lipofilik
● Efisiensi ekstraksi alkaloid meningkat dengan panjang rantai samping kation alkil

❖ Anion IL → Cl, Br, BF4, PF6, SCN


● IL berbasis imidazolium seperti bmim br,cl,bf4 merupakan IL yang paling umum
digunakan → Cl & Br lebih stabil, BF4 kurang stabil dalam air dan suhu kamar
● Ekstraksi alkaloid sebagian besar adalah IL tergantung anion, IL yang lebih
hidrofilik, seperti [C4C1im] Br dan [C4C1im] Cl, adalah pelarut ekstraktif yang
lebih baik.

Efek Konsentrasi
❖ Konsentrasi IL berhubungan dengan viskositas terutama untuk menembus dan
merusak dinding sel tumbuhan.
❖ Efek konsentrasi yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat viskositasnya, sehingga sulit
berpenetrasi atau menembus dinding sel tumbuhan.
❖ Konsentrasi IL yang lebih tinggi (sampai batas tertentu), viskositas pelarut ningkat →
penurunan perpindahan massa zat terlarut
Efek Rasio
● Rasio yang terlalu tinggi → proses ekstraksi tidak efektif, membutuhkan pelarut yang
lebih banyak (limbah yang dihasilkan lebih banyak), membutuhkan jumlah ekstraktan
yang lebih banyak juga.
● Rasio yang terlalu rendah → proses ekstraksi senyawa yang diinginkan tidak
berjalan sempurna

❖ ILs (atau larutan IL) sebagai pelarut untuk ekstraksi senyawa alami, seperti alkaloid,
flavonoid, terpenoid, lipid, dan lain-lain. Teknik ekstraksi yang digunakan, yaitu
ekstraksi padat-cair, dan ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro dan ultrasound,
ditekankan dan didiskusikan dalam kaitannya dengan hasil ekstraksi dan faktor
pemurnian. Lebih lanjut, evaluasi struktur kimia IL dan optimalisasi kondisi proses
(konsentrasi IL, suhu, rasio biomassa-pelarut, dll.)
❖ log p berpengaruh pada tingkat polaritas suatu pelarut sehingga jika log p yg dimiliki
pelarut mendekati nilai log p yang dimiliki oleh senyawa tersebut maka pelarut
tersebut dapat melarutkan senyawa tersebut. Karena pada umumnya pemilihan
suatu pelarut untuk ekstraksi menggunakan prinsip like dissolves like, yang
dimana suatu senyawa akan larut dalam pelarut yang memiliki sifat kepolaran
yang sama.
❖ Metode IL-MAE memiliki keunggulan dibandingkan cara konvensional lainnya, selain
memberikan hasil yang lebih tinggi dan waktu ekstraksi yang lebih singkat tetapi juga
telah memeriksa sudut pandang ekonomi dan dampak lingkungan sebagai pelarut
hijau.

MAE
● Pada umumnya semakin lama waktu ekstraksi maka hasil ekstraksi yang didapatkan
akan semakin meningkat juga karena terdapat interaksi yang terjadi antara pelarut
dengan sampel menjadi lebih baik.
● Microwave dapat menembus ke dalam matriks tanaman dan menghasilkan panas di
dalam sel untuk memfasilitasi pecahnya sel, sehingga meningkatkan pembubaran
senyawa target dalam pelarut ekstraksi. Akibatnya, proses MAE membutuhkan
waktu ekstraksi yang lebih singkat dibandingkan dengan pendekatan konvensional.
● MAE berbasis IL menyebabkan efisiensi ekstraksi yang lebih tinggi (peningkatan
0,9-50,0%) dan sangat mengurangi waktu ekstraksi (dari 2 jam menjadi 90 detik).
● Semakin tinggi daya gelombang mikro memberikan rendemen yang dihasilkan
semakin tinggi. Diketahui bahwa daya iradiasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
efisiensi ekstraksi. Peningkatan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
kerusakan pada matriks sampel dan juga dapat menyebabkan perubahan struktur
senyawa yang ditargetkan.

MIMOSINE
● Mimosin ada sebagai padatan, larut (dalam air), dan senyawa agak asam
(berdasarkan pKa-nya). (alkaloid → senyawa yg tidak mudah menguap)
● Mimosin telah terdeteksi di beberapa biofluida, seperti urin dan darah. Di dalam sel,
mimosin terutama terletak di sitoplasma. Mimosin dapat disintesis dari asam
propionat.
● Mimosin atau leucenol adalah asam amino non-protein beracun yang secara kimiawi
mirip dengan tirosin, yang pertama kali diisolasi dari Mimosa pudica.
ANTIINFLAMASI
Pada jaringan otot tikus yang terinfeksi tumor T. spiralis, mimosine menghambat produksi
beberapa sitokin seperti necrosis factor-alpha (TNFα), interferon gamma (IFNγ),
interleukin-6, dan interleukin-4, yang menginduksi penyakit inflamasi yang dimediasi oleh
perekrutan sel darah putih (Frydas et al., 2002). Selain itu, juga terbukti memiliki efek
antiinflamasi pada peradangan kronis dan efek penghambatan pada generasi TNFα dan IL-6
dalam cairan supernatan granuloma cincang (Frydas et al., 2003). Dalam laporan lain,
mimosine ditemukan memiliki efek penghambatan pada kemokin MCP-1 dan MIP-2 serta
transkripsi dan translasinya (Conti et al., 2002; Frydas et al., 2005). Enzim siklooksigenase
(COX) sangat penting untuk produksi prostaglandin inflamasi, dan inhibitor digunakan
sebagai obat antiinflamasi (Ulbrich et al., 2002; Gautam et al., 2011). Baru-baru ini,
dilaporkan bahwa mimosine menunjukkan aktivitas penghambatan yang kuat terhadap COX
pada tingkat mikromolar dan merupakan penghambat COX-2 selektif. Satu masalah praktis
adalah bahwa jika sintesis prostaglandin gastroprotektif melalui jalur COX-1 dihambat, efek
samping gastrointestinal yang terkait dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) adalah
hasilnya. Oleh karena itu, penghambatan selektif COX-2 atas COX-1 berguna untuk
pengobatan peradangan dan gangguan terkait dengan penurunan toksisitas gastrointestinal
(Zebardast et al., 2009). Dengan demikian, berdasarkan bukti di atas, mimosine bisa
menjadi pilihan alternatif yang menarik untuk pengobatan peradangan kronis karena
penggunaan aspirin jangka panjang dapat merusak lapisan perut (Kimmey, 2004).

ANTIFIBROSIS
Efek antifibrotik mimosine adalah karena penghambatan propil-4-hidroksilase, yang
mengkatalisis hidroksilasi rantai pro- kolagen untuk deposisi kolagen jantung. Namun, masih
belum jelas apakah aktivitas antifibrotik karena mimosin merupakan faktor utama yang
mengendalikan fibrosis yang dimediasi fibroblas jantung pada etiologi spesifik penyakit
jantung in vivo. Studi ekstensif perlu dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan efek samping
mimosine yang disebabkan oleh penghambatan hidroksilasi dan pergantian sintesis DNA
seluler. Potensi desain senyawa baru dari mimosine dengan selektivitas yang lebih besar
untuk prolyl hidroksilase dan untuk jaringan jantung masih merupakan jendela pembuka (Ju
et al., 1998). Fibrosis paru menyebabkan proliferasi abnormal fibroblas dan deposisi matriks
ekstraseluler, yang merusak arsitektur dan fungsi jaringan paru normal (O'Connell et al.,
2011). Pasien fibrosis paru hanya bertahan dua hingga tiga tahun setelah diagnosis (Li et
al., 2015). Mimosine menghambat fibrosis paru yang diinduksi bleomycin pada tikus melalui
jalur eIF3a/p27, yang terlibat dalam regulasi proliferasi fibroblas pada tikus dengan fibrosis
paru. Dengan demikian, mimosin adalah senyawa kandidat potensial untuk terapi fibrosis
paru. Karena mimosin menunjukkan beberapa toksisitas dan larut dalam lemak dan larut
dalam air, turunan mimosin baru, yang memiliki permeabilitas sel tinggi dan dapat
menghambat penghambatan eIF3a diperlukan untuk aplikasi klinis di masa depan (Li et al.,
2015).

ANTIMIKROBA
Kemanjuran mimosine sebagai agen antimikroba telah dilaporkan (Tawata, 1996). Mimosine
juga terbukti lebih efisien untuk mengendalikan jamur dermatofit pada manusia
dibandingkan bakteri (Anitha et al., 2005). Pekerjaan lebih lanjut pada cara kerja mimosine
pada sistem jamur dapat menghasilkan produksi formulasi antijamur yang efektif.
Hypoxia-inducible factor (HIF)-1α (HIF-1 alpha) diaktifkan saat terpapar bakteri patogen dan
mengatur fungsi imun bawaan fagosit. Mimosine agonis HIF-1 meningkatkan kapasitas
fagosit manusia dan darah lengkap untuk membunuh patogen utama Staphylococcus
aureus dan mengurangi ukuran lesi pada model murine infeksi kulit S. aureus (Zinkernagel
et al., 2008). Dengan aktivasi fagosit menuju peningkatan kapasitas bakterisida, mimosine
dapat digunakan untuk mengontrol infeksi bakteri dalam pengobatan manusia, yang saat ini
sedang ditantang oleh faktor-faktor seperti resistensi antibiotik, penurunan kekebalan host,
dan integritas penghalang epitel yang dikompromikan. Di sisi lain, mimosine terbukti
menghambat replikasi berbagai virus seperti adenovirus, adeno-associated virus, parvovirus
H-1, SV40, dan virus herpes simpleks tipe 1 (HSV1) (Dai et al., 1994). Virus influenza
merenggut nyawa jutaan orang setiap tahun dan tetap menjadi tantangan kesehatan
masyarakat dan beban ekonomi dunia (Neumann et al. 2009). Neuraminidase (NA), salah
satu dari dua enzim yang ada dalam virus influenza, terlibat dalam pelepasan virus yang
baru lahir dan penyebaran infeksi ke sel-sel baru dengan menghilangkan asam sialat dari
virus dan glikoprotein seluler (Moscona, 2005; Russell et al., 2006). Ini ditargetkan untuk
merancang obat anti-influenza, mirip dengan zanamivir dan oseltamivir yang menargetkan
virus neuraminidase (NA) dan saat ini sedang dipasarkan untuk pengobatan virus influenza
A dan B (Zhang et al., 2006). Efek mimosine terhadap virus influenza baru-baru ini
dilaporkan. Mimosine adalah inhibitor neuraminidase kompetitif (IC50 = 9,8 M), yang
merupakan mode penghambatan yang sama terhadap tirosinase. Ini adalah penghambat
neuraminidase yang lambat dan bergantung waktu, yang lebih mirip dengan obat Tamiflu
(Upadhyay et al., 2011).

HERBISIDA
Mimosine ditunjukkan, pada tahun 1966, untuk menghambat pertumbuhan bibit kacang hijau
(Smith dan Fowden, 1966). Aktivitas penghambatan ini juga telah diamati dalam berbagai
indikator termasuk gulma (Wilson dan Bell, 1978; Chou dan Kuo, 1986; Prasad dan
Subhashini, 1994; Xuan et al., 2006; Williams dan Hoagland, 2007). Dengan struktur kimia
yang unik dan aktivitas penghambatan pertumbuhan yang tinggi, disarankan bahwa mimosin
dapat digunakan sebagai senyawa timbal herbisida baru (Tawata, 1990). Xuan dkk. (2006)
menunjukkan bahwa mimosin merupakan bioherbisida yang mudah terdegradasi oleh
faktor-faktor tanah seperti unsur hara, mineral, pH, dan mikroorganisme. Khususnya, ketika
mimosine membuat kompleks dengan FeCl3 pada rasio 4:6, pertumbuhan dilanjutkan.
Gugus hidroksil pada cincin piridin dari molekul mimosin bekerja untuk menghambat
aktivitas herbisidanya. Gugus hidroksil memiliki kerapatan tertinggi dalam kerapatan muatan
total mimosin yang dihitung dengan pengabaian modifikasi diatomik tumpang tindih
(MNDO). Ketika dilindungi oleh FeCl3 atau molekul lain, mimosine kehilangan kemampuan
sifat bioaktifnya (Tawata, 1996). Di sisi lain, mimosine juga terbukti menjadi penekan
potensial pertumbuhan serangga karena efeknya pada aktivitas enzim trehalase, invertase,
dan amilase dengan cara yang bergantung pada dosis (Ishaaya et al., 1991). Penurunan
aktivitas enzim trehalase dapat menghambat suplai energi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan, dan penurunan aktivitas enzim invertase dan amilase
mengganggu proses makan. Mimosine juga merupakan pembunuh nematoda yang kuat
(Nguyen et al., 2015). Ketertarikan pada turunannya telah ditarik untuk mengembangkan
kelas baru herbisida, nematisida, dan insektisida berbasis mimosin. Baru-baru ini, turunan
mimosine phosphoramidothionate dilaporkan memiliki aktivitas insektisida lebih 30-100 kali
aktif dibandingkan bahan awal mimosine (Nguyen et al., 2015). Namun, pengembangan
senyawa herbisida dan nematisida yang lebih aktif daripada mimosin hingga saat ini masih
merupakan bidang yang menantang.

Spektrofotometri UV-Vis
● prinsip → interaksi antara radio elektormagnetik (REM) dengan molekul
● absorbansi terjadi ketika suatu atom atau senyawa menyerap cahaya maka energi
tersebut akan menyebabkan tereksitasinya elektron pada kulit terluar ke tingkat
energi yang lebih tinggi. dari LOMO ke HOMO
● Kromofor. Kromofor berasal dari bahasa latin yang artinya “chromophorus” yang
berarti pembawa warna. Pada mulanya pengertian kromofor digunakan untuk sistem
yang menyebabkan terjadinya warna pada suatu senyawa. Kemudian diperluas
menjadi suatu gugus fungsi yang mengabsorbsi radiasi elektromagnetik, termasuk
yang tidak memberikan warna. Jadi kromofor adalah gugus fungsi yang menyerap
atau mengabsorbsi radiasi elektromagnetik di daerah panjang gelombang ultraviolet
dan daerah cahaya tampak. Contoh kromofor: C=O, C=C, N=N dan NO2.
● Auksokrom (Auxochrom = auxiliary chromophores), yakni gugus yang
berpengaruh (namun sedikit) terhadap absorpsi UV, tetapi berdampak cukup
signifikan pada absorbansinya (lmaks dan e ). Contoh gugus auksokrom adalah : –OH,
–OR, dan –NHR. Secara umum gugus-gugus auksokrom dicirikan oleh adanya
pasangan elektron bebas yang terdapat pada gugus yang bersangkutan.
● Geseran batokromat atau geseran batokromik (Bathochromic shift) atau geseran
merah, yakni geseran atau perubahan lmaks ke arah yang lebih besar. Penyebab
terjadinya peristiwa ini adalah adanya perubahan struktur, misalnya adanya
auksokrom atau adanya pergantian pelarut.
● Geseran hipsokromat (Hypsochromic shift) atau pergeseran hipokromik atau
pergeseran biru, yakni geseran atau perubahan lmaks ke arah yang lebih kecil.
Munculnya gejala ini juga sering disebabkan oleh adanya penghilangan auksokrom
atau oleh adanya pergantian pelarut.
● Daerah UV → 200-400 nm
● Daerah Visible → 400-800 nm
● Spektro Double beam → celah keluar sinar ada 2, sinar melalui 2 kuvet sekaligus,
alatnya cukup sekali dinolkan dgn cara mengisi kedua kuvet dengan larutan blangko
(kalo yg single beam alat harus selalu dinolkan tiap perubahan panjang gelombang)
1%
● Kalo misalnya ditanya persen ekstingsi (𝐸1 𝑐𝑚) = serapan yg disebabkan oleh zat dgn
kons 1 g/100 ml dan tebal kuvet 1 cm
FARMAKOGNOSI 1

Farmakognosi = ilmu yang mempelajari bahan-bahan (ga cuma bagian tumbuhan) dari
tanaman atau hewan yang dapat dimanfaatkan (punya khasiat) menjadi obat.
[Pharmacon: obat | gnosis: pengetahuan]

Ruang lingkup → identifikasi, evaluasi, penyiapan, pemakaian, pengawetan, isi zat


berkhasiat, dan khasiatnya.

Simplisia = bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami proses
apapun ataupun sudah diproses secara sederhana yang telah dikeringkan untuk
dimanfaatkan sebagai obat.
1. Nabati → berupa tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat (isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman / isi sel yang disengaja dikeluarkan dari tanaman / zat
nabati lainnya yang dipisahkan dari tanaman dan belum berupa zat kimia murni).
Contoh : folium, herba, flos, cortex, radix, lignum
2. Hewani → berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan
oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Contoh : hormon, enzim, tulang
3. Pelikan/Mineral → berupa bahan pelikan (mineral) yang belum diolah/telah diolah
dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Contoh : CaCO3, kaolin

Tata Nama Simplisia


1. Latin → marga atau spesies dulu, baru bagian tumbuhan
2. Indonesia → bagian tumbuhan dulu, baru marga atau spesies

Contoh penulisan : Caesaipinia sappan; Kayu secang

Bagian Tumbuhan
- Radix : akar
- Fructus : buah
- Cortex : kulit
- Semen : biji
- Lignum : kayu
- Herba : seluruh bagian tumbuhan
- Flos : bunga
- Caulis : batang
- Folium : daun

Minyak Atsiri = minyak menguap (nama lain: volatile oil, essential oil)
→ bahan berbau wangi yang mudah menguap
● bentuknya berupa cairan, tapi ada juga yang padat (bitter almond: glikosida)
● bisa buat obat, aroma terapi, parfum, sintesis senyawa lain
● penggunaan: oral, inhalasi, transdermal, mouthwash
● aktvitas terapetik
- mouthwash/gargle/antiseptik → oleum thyme, minyak cengkeh → kandungan
fenolnya
- antipasmodik (relaksan otot) → rosmarinus officinalis
- karminative (anti kembung = ngeluarin gas di perut) → oleum menthae piperitae
(peppermint).

● Komposisi
- campuran kimia dari berbagai senyawa kimia
- didominasi oleh terpen dengan rantai karbon pendek
- berasal dari / disintesis dari jalur asam mevalonat

● komponen kimia : didominasi oleh senyawa terpene / sesquiterpene


○ alkohol
○ ester dan alkohol
○ aldehid
○ keton
○ ester
○ turunan glikosida
○ fenol
○ peroksida

Contoh minyak atsiri


1. Minyak atsiri golongan aldehid → oleum cinnamomi, oleum citri, oleum citronella,
oleum aurantii. Golongan aldehid pd minyak atsiri terdiri atas; aldehid asiklik
(geranial&neral dan sitronelal) dan aldehid siklik (sinamaldehida & vanilin)
2. Minyak atsiri golongan keton → camphora, oleum caraway
3. Minyak atsiri golongan fenol → oleum thymi, oleum myrcia, oleum caryophylli
4. Minyak atsiri golongan fenol eter → oleum anisi, foeniculi, oleum myristicae, oleum
sasafras
5. Minyak atsiri golongan oksida → oleum eucalypti, oleum cajuputi, oleum chenopodii
6. Minyak atsiri golongan ester → oleum rosmarini, oleum bergamot, oleum lavandulae
● pemeriksaan minyak atsiri :
○ klt
○ destilasi
○ kromatografi gas
● metode produksi minyak atsiri : (sebenernya ada banyak, tapi yang paling umum)
○ destilasi
■ prinsip : pemisahan campuran suatu cairan dengan menaikan suhu
campuran ciaran sampai pada suatu titik dimana cairan yang punya
titik didih lebih rendah akan mendidih → nguap, sementara cairan
yang titik didihnya lebih tinggi tetap sebagai cairan.
■ intinya :
● pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih atau tekanan uap
murni.
● dalam destilasi, ada 3 macam :
○ destilasi air → prinsipnya seperti perebusan
○ destilasi uap dan air → prinsipnya seperti pengukusan
○ destilasi uap langsung → dialiri sama uap
○ teknik enfleurasi : mengambil minyak atsiri menggunakan lemak sebagai
absorben, kemudian diekstrkasi menggunakan pelarut yang sesuai untuk
misahin minyak atsiri dengan pelarutnya
■ untuk ngambil minyak atsiri di bunga
■ cara kerja
● lemak dioleskan pada chasis lalu bunganya di taro diatasnya,
dan didiamkan 24 jam → baru diganti dengan bunga baru lagi →
lemak yang sudah jenuh diekstraksi dengan etanol → etanol
diuapkan
○ cold enfleurage dan hot enfleurage
■ cold → lemaknya dipanasin disuhu 80℃ dulu lalu dioleskan di chasis
sampai memadat kembali, baru ditaro bunga
■ hot → lemak sama bungan dipanasin pada suhu 60℃ selama 30
menit → dinginin lagi pada suhu 8-10℃ selama 21 jam

Resin
● pengertian : produk amorf (padatan yang tersusun atas atom atau partikel yang
acak/tak teratur) dari senyawa kimia kompleks. berbentuk padatan/umumnya resin
itu keras, kalau dipanaskan jadi lunak→ mencair → berupa cairan jernih
● resin dibakar → nyala spesifik
● resin : berupa eksudat yang ditemukan di dalam saluran lisigen, schitogen,
schizolisigen. Contoh: rosin, mastic, guaiac
● golongan resin
○ oleoresin → resin + minyak atsiri. Contoh: terpentin, copaiba, canada balsam,
capcisum
○ gom resin → gom + resin → turunan karbohidrat
○ oleogomresin → minyak atsiri +resin+gom
○ glikoresin → resin + glikosida. Contoh: ipomoea, jalapa, podophylum
○ balsam → campuran yang bersifat resin yang mengandung : as.sinamat,
as.benzoat , campuran keduanya, atau ester keduanyaa
● banyak yang salah ngartiin !!! : balsam (balsam peru, benzoin) ≠ oleoresin (canada
balsam/copaiba)

Resin = produk oksidasi terpen, tidak larut dalam air, larutnya dalam pelarut alkohol atau
organik.

Komponen kimia resin


1. Asam resin → sebagian besar terdiri dari asam oksida, biasanya berupa campuran
asam karboksilat dan fenol. Larut dalam alkali, larutan sabun, dan suspensi koloid
2. Alkohol resin → berupa kompleks alkohol BM tinggi. Contoh: resinotanol dan resinol
3. Resena → kompleks yang netral & tidak mempunyai sifat kimia yang khas. Tidak
membentuk garam dengan ester. Tidak larut dalam alkali & tidak dapat dihidrolisa
dengan alkali
4. Glikoresin → campuran kompleks bila dihidrolisa jadi gula & kompleks asam resin

Cara memperoleh :
1. ekstraksi simplisia dengan alkohol terus diendapin dengan air
2. misahin minyak dari oleoresin dengan destilasi
3. memanaskan bagian tanaman
4. mengumpulkan hasil alam yang keluar sebagai oleoresin dari tanaman, baik secara
alamiah ataupun dengan cara melukai bagian tanamannya. Lalu minyaknya nanti
dipanaskan buat dipisahkan dengan resinnya
5. mengumpulkan resin-resin fosil

Minyak Lemak (Olea pinguia)


● termasuk lipid
● senyawa berupa ester antara asam lemak dengan alkohol (gliserol/gliserin)

Berdasarkan tipe alkoholnya, lipid dibedakan menjadi :


1. Minyak lemak → alkoholnya gliserol/gliserin, cair pada suhu kamar, asam lemaknya
tidak jenuh (cth: asam palmitat, stearat, laurat)
2. Lemak → alkoholnya gliserol/gliserin, bentuknya padat/setengah padat pada suhu
kamar, asam lemaknya jenuhnya (cth: asam oleat, linoleat) → karena asam
lemaknya jenuh, bentuknya padatan. kalo ga jenuh, bentuknya cairan
3. Wax/lilin → alkoholnya BM-nya lebih berat dari gliserol (cth: setil alkohol)

Perbedaan minyak atsiri dengan minyak lemak

Minyak atsiri Minyak lemak

dapat didestilasi dari bahan asal v -

meninggalkan bekas di perkamen - v

tersabunkan oleh basa - v

menjadi tengik - v

mengandung ester gliserol - v

berupa zat kimia yang kompleks v dapat berupa zat


organik tunggal

mempunyai gugus organik : alkohol, fenol, v ester


aldehid, keton, eter, dll
FARMAKOGNOSI 2
1. Alkaloid = senyawa organik yang mengandung unsur nitrogen, memiliki sifat basa
(ada PEB di atom nitrogen), memiliki aktivitas fisiologis, dan terdapat dalam makhluk
hidup.
● Sumber → awalnya dikira cuma di tumbuhan, ternyata ada di hewan,
serangga, mikroorganisme, dan tumbuhan rendah
Contoh : rusa (muskopindina), musang kanada (kastroamin), feromon seks
serangga (pirol), bakteri pseudomonas neruginusa (pirossamin), lumut marga
Lycopodium (licopidina)
● Fungsi alkaloid bagi tumbuhan :
- produk akhir detoksifikasi senyawa berbahaya bagi tumbuhan
- senyawa racun → melindungi tumbuhan dari serangga dan herbivora
- regulator faktor pertumbuhan
- sumber cadangan nitrogen bagi tumbuhan
● Klasifikasi
- jenis cincin heterosiklik nitrogen
- asal tanaman
- asal usul biogenetik
- asal usul asam amino, aktivitas, dan sifat kebasaan

1. Jenis cincin heterosiklik nitrogennya


a. piridin - piperidin → Mempunyai satu cincin karbon, mengandung 1 atom nitrogen

contoh : piperidin → piper nigri fructus


piridin dan pirolidin → nikotina tobacum folium
b. tropan → Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metil (N-CH3)
- Mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun
sumsum tulang belakang
contoh : skopolamin → belladonna folium/radix, fungsi : antispasmodik dan sedativa
hiosiamin → hyoscyami herba/folium
c. kuinolin → Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen.

contoh : kunin dan kuinidina → cinchona succirubra, cinchona ledgeriana


fungsi : antimalaria
d. isokuinolin → Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen.

contoh : getah opium dari tanaman papaver sumniferum, diisolasi lagi → morfin dan
heroin
fungsi : analgetik, hipnotik
e. indol → Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol
contoh : vinkristin dan vinblastin → catharantus roseus
fungsi : antineoplastik
f. imidazol → Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen

contoh : pilokarpin → pilocarpus jaborandi


fungsi : konjungtiva, pengobatan mata
g. alkaloid steroid → Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1
rangka steroid yang mengandung 4 cincin karbon

contoh : Zigadenus venenosus


h. lupinan → mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N

contoh : Lunpinus luteus

i. purin → pirimidin +imidazol


terdapat pada : coffea arabica, coffea liberica
contoh : kafein (1,3,7,Trimetilxantin). xantin → 2,6 dioksipurin

Non heterosiklik
j. amina
- tidak memiliki unsur N pada cincin heterosikliknya
- turunan fenil etil amin dari asam amino fenil alanin atau tirosin

contoh : efedrin dan pseudoefedrin


ephedra vulgaris (ephedrin herba) → bronkodilator
2. Berdasarkan asal usul biogenetiknya → biosintesisnya menunjukkan kalau alkaloid dibentuk
dari asam amino:
● Alisiklik, yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin.
Contoh : ornitin, hiussamin, lupinan, lisin
● Aromatik jenis fenilalanin, yang berasal dari asam amino fenilalanin, tirosin, dan
3,4-dihidroksi fenilalanin
Contoh : koordinat, berberin, morfin
● Aromatik jenis indol, yang berasal dari asam amino triptofan
Contoh : triptofan, kuinin

IDENTIFIKASI WARNA

tambahan
Flavonoid
● ditambah FeCl3 → biru/ biru-hitam/ biru-hijau
● shinoda test
- Mg + HCl → merah jingga (flavon) & merah tua (flavonol, flavonon)
- Zn + HCl → merah tua-magenta (flavonol) & pink muda-magenta (flavonol, flavonon)
Fenol
● senyawa fenol dalam bentuk glikosida → hidrolisis dengan asam/basa → fenol ditarik
dengan eter → dianalisis dengan KK
● penampak bercak : Folin-Ciocalteu, Vanilin HCl
● reaksi warna azo → diazo A (asam sulfanilat + HCl 4N) & diazo B (NaNO2 dalam air).
perbandingan 4 diazo A : 1 diazo B. Hasil warna merah, dapat ditarik dengan eter/amil
alkohol
● reaksi FeCl3 → hasilnya warna ungu (kompleks ferum)
● reaksi locco milon → fenol + HNO2 → merah, kemudian + Hg(NO)2 → endapan kuning
● reaksi kloroform → fenol + CHCl3 + NaOH/KOH → panasin → kuning
● reaksi marquis → pereaksi : 1 tetes formalin + H2SO4 pekat → cincin warna
● tes fehling → sampel + fehling a&b + NaOH → endapan merah bata
fehling a = CuSO4.H2O + H2SO4 + aqua
fehling b = K-Na-tatrat + NaOH + aqua
Tanin
● FeCl3
endapan biru kehitaman → tanin terhidrolisis
endapan hijau kecoklatan → tannin terkondensasi
● potassium ferrisianida + amonia → merah
● goldbeater’s skin test → coklat/hitam pada kulit
FITOKIMIA 1

Ekstraksi cair-padat → like dissolve like


- Penggantian pelarut → suatu saat pasti pelarut jenuh, maka perlu diganti
- Perbandingan pelarut:linarut
- ukuran matriks (simplisia/sediaan)

Ekstraksi Cair-cair → like dissolve like juga


- Merupakan pemisahan yang terdiri dari 2 fase cair yang terpisah/tidak bercampur
- komponen terdistribusi dalam 2 fase, bergantung pada koefisien partisi
- istilah: rafinat = pelarut yang mengandung zat | ekstraktan = pelarut yang digunakan
untuk mengekstraksi
- peningkatan polaritas
- dapat diprediksi senyawa terlarut
- lipid, klorofil → nonpolar
- monoglikosida, alkaloid → semi polar
- glikosida → polar

Komponen pengganggu
Isolasi adalah proses pemisahan senyawa target dari senyawa lain yang tidak diinginkan.
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan bahan aktif dalam sel atau jaringan tanaman
yang bersifat inaktif atau inert dengan menggunakan pelarut yang sesuai dengan
polaritasnya.
contoh bagan isolasi alkaloid

Metode isolasi → biasanya dimulai dengan proses fraksinasi agar jumlah senyawa akan
dipisahkan semakin sedikit

1. KLT
Prinsip : adsorbsi
● Fase diam (sorben) : silika gel (polar), alumina Al2O3, selulosa, tanah diatom
● Fase gerak : tergantung kepolaran senyawanya alkaloidnya
● kalo sorbennya silika atau alumina → senyawa polar bergeraknya lebih lambat
daripada non polar
● Adsorpsi terjadi karena adanya interaksi antara senyawa dan gugus yang
berasosiasi dengan sorben.
● terjadi pengikatan antara senyawa dan hidroksil bebas pada sorben → ikatan
hidrogen
Prinsip : partisi
● Pemisahan dipengaruhi oleh senyawa yang memiliki laju partisi yang berbeda antara
fase diam dan fase gerak
● Senyawa yang lebih larut dalam fase gerak akan bermigrasi ke atas pelat lebih cepat
daripada komponen yang lebih larut dalam fase diam.
● fase diam : biasanya lipid
● fase gerak : aqueous atau pelarut organik
KLT analitik → untuk mengetahui perbandingan senyawa dlm campuran
KLT preparatif → untuk memisahkan senyawa dalam campuran

2. KKertas
● Prinsip : partisi

Visualisasi Hasil → Sinar UV : 254 dan 366 nm


Penampak bercak
berdasarkan sifatnya:
- permanen : asam sulfat, ninhidrin, dragendorff
- sementara : uap iodium

berdasarkan spesifitasnya:
- spesifik : ninhidrin (untuk zat dengan atom N)
- umum : uap iodium, asam sulfat (hampir semua zat)

Rekristalisasi → metode paling umum untuk memurnikan senyawa organik padat


Dalam teknik ini, senyawa padat murni dilarutkan dalam pelarut dan kemudian dibiarkan
perlahan-lahan mengkristal → molekul-molekul dari senyawa lain akan terlarut dalam larutan
→ senyawa padat murni
Metabolit primer → senyawa/bahan yang diperlukan bagi kehidupan organisme. Seperti
karbohidrat, lemak, protein → untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan organismenya
Metabolit sekunder → senyawa/bahan yang secara langsung kurang terlihat manfaatnya
bagi organisme (fungsi dari senyawa terhadap organisme itu sendiri belum diketahui) →
dibentuk dari metabolit primer → fungsinya pertahanan diri dari lingkungan

FENOL

● Larut dalam air


● umumnya berikatan sebagai glikosida
● aromatik → menunjukkan serapan yang kuat pada UV. umumnya berflourosensi (cek
pada 366 nm)
1. Flavonoid
● derivat dari senyawa flavan
● yang paling umum ditemukan → quercetin, kaempferol, quercitrin
● biasanya berikatan dengan gula → glikosida
● struktur → C6-C3-C6
Ekstraksi:
● pelarut yang kurang polar → untuk ekstraksi aglikon flavonoid (isoflavon,
flavanon, dihidroflanonol, flavon, flavonol) → biasanya ekstraksi dgn benzen,
diklorometan, kloroform, eter, etil asetat
● pelarut lebih polar → untuk glikosida flavonoid atau antosianin (flavon
terhidroksilasi, flavonol, biflavonol, auron, khalkon) → biasanya ekstraksi dgn
aseton, alkohol, air
Analisis → bisa dengan KLT, KK, KCKT
Penetapan kadar → spektro UV, KLT densitometri, HPLC

ANTOSIANIDIN
● pigmen larut air
● rangkap konjugasi, menyerap cahaya rentang visibel
● keluarga flavonoid (polifenol)
● dalam bentuk glikosida → namanya antosianin
● sangat tidak stabil

antosianidin yang umum:


● pelargonidin → ditemuin di stroberi
● peonidin → bawang bombay merah

TANIN
● tidak dapat dikristalkan
● larut dalam air, basa, gliserol, dan aseton
Tanin terhidrolisis
● dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim
● pada hidrolisis menghasilkan → asam galat dan asam elagat
● umumnya disebut galotanin atau elagitanin
● monomer : asam galat

Tanin terkondensasi
● ikatan antar karbon C8-C4
● nama lain : phalbatanin
● antioksidan yang kuat
● monomer : flavan 3-ol

KUMARIN

● berflourosensi kuat
● tidak stabil pada pH basa
● spektrum dimer pada UV
Produk kumarin :
● umbelliferon = sun screen
● scopoletin = agen germinasi
● warfarin = anti koagulan

KUINON
● kelompok aromatik keton
● merupakan senyawa berwarna yang ditemukan pada tanaman

TERPENOID
terpenoid → terpen yang mengandung oksigen → alkohol, keton, aldehid)

Contoh terpen
● monoterpen asiklik → myrcene, geranial, geraniol, neral, nerol
● monoterpen siklik → d-limonen, menthol, piperitol, piperiton
● seskuiterpen asiklik → farnesol, nerolidol
● seskuiterpen siklik → alfa-bisabolen, zingiberen
● diterpen asiklik → phytol
● diterpen siklik → vitamin A1
● triterpen asiklik → squalene
● triterpen siklik → lanosterol, beta-amyrin, lupeol
● tetraterpen asiklik → lycopene
● tetraterpen siklik → zeaxantin, beta-caroten
● steroid → lanosterol, cycloartenol, stigmasterol, kolesterol, fucosterol, ergosterol
● saponin → oleandrin, diosgenin

Deteksi → semprot bercak dengan Lieberman Burchard (H2SO4 + asetat anhidrat +


kloroform) → panaskan suhu 80-90 → warna hijau/biru
Analisis → KLT

Glikosida → senyawa yg terhidrolisis menghasilkan gugus aglikon (genin) dan glikon (gula).
dapat mengalami hidrolisis oleh asam atau enzim

● Glikosida jantung → memiliki inti steroid yang memiliki kemampuan untuk stimulasi
jantung (Digitalis).
● Glikosida saponin
Saponin berasal dari kata latin, sapo, artinya sabun. Saponin mudah larut dalam air
dan tidak larut dalam eter dengan karakteristik:
- menghasilkan busa atau buih dalam larutan berair
- menyebabkan hemolisis sel darah merah dengan meningkatkan
permeabilitas membran plasma
● Glikosida antrakuinon
- aglikonnya antrakuinon atau turunan antrasen
- contoh senyawa → barbaloin, aloin, chyrsaloin

Sulfhidril → Antioksidan
antioksidan untuk menjaga keseimbangan ROS yg memiliki fungsi inhibitor proses oksidasi
dalam tubuh sehingga dapat mencegah atau memperlambat kerusakan sel.
● antioksidan primer → terlibat dalam pencegahan pembetukan senyawa radikal
bebas. contoh : SOD, katalase, gluthatione, peroksidase, flavonoid
● antioksidan sekunder → menghambat reaksi oksidasi dgn memotong rantai reaksi.
contoh : EDTA, N-asetilsistein
● antioksidan tersier → memperbaiki molekul yang teroksidasi. contoh : DNA repair,
methionine sulfoksida reduktase

Mekanisme antioksidan
● free radical scavenging → dikelompokkan jadi antioksidan enzimatik & non
enzimatik.
- enzimatik meliputi :
katalase → konversi H2O2 jadi air dan oksigen dgn keberadaan kofaktor
magan dan besi
glutation peroksidase → penghancuran H2O2 dan peroksidase dengan
selenium sbg kofaktor
superoxide dismutase → mengkatalisis penghancuran anion superoksida
menjadi oksigen dan H2O2 dengan zinc di sitosol dan mangan di mitokondria
- non enzimatik meliputi → vitamin C, vitamin E, karotenoid, polifenol, flavonoid
● chelating agent
gugus tiol pada NAC (N-asetil sistein) bertindak mengurangi radikal bebas dan
menyediakan situs pengkelat (chelating) untuk logam
● ROS (reactive oksigen spesies) → Reactive Oxygen Species (ROS) adalah radikal
bebas yang berasosiasi dengan atom oksigen (O)
- Peningkatan stres oksidatif biasanya menggambarkan suatu kondisi di mana
pertahanan antioksidan tidak memadai untuk sepenuhnya menonaktifkan ROS
yang dihasilkan karena produksi ROS yang berlebihan
- Konsekuensi utama dari stres oksidatif adalah kerusakan pada asam nukleat,
lipid, dan protein, yang dapat sangat membahayakan kesehatan dan
kelangsungan hidup sel atau menyebabkan berbagai respons seluler melalui
pembentukan spesies reaktif sekunder, yang akhirnya menyebabkan kematian
sel oleh nekrosis atau apoptosis
- Untuk mencegah stres oksidatif, sel harus merespons ROS dengan memasang
sistem pertahanan antioksidan. Enzim antioksidan memainkan peran utama
dalam mengurangi tingkat ROS / RNS
- Vitamin E melindungi dari peroksidasi lipid. Selama reaksi antioksidan,
α-tokoferol diubah menjadi radikal α-tokoferol dengan sumbangan hidrogen
variabel menjadi radikal peroksil lipid atau lipid, dan radikal α-tokoferol
karenanya dapat direduksi menjadi bentuk α-tokoferol asli oleh askorbat asam
- Vitamin C bekerja sama dengan Vitamin E untuk meregenerasi α-tokoferol dari
radikal α-tokoferol di membran dan lipoprotein, serta meningkatkan kadar
glutathione dalam sel, sehingga berperan penting dalam perlindungan gugus
protein tiol terhadap oksidasi. Dalam sel, vitamin C dipertahankan dalam
bentuk tereduksi melalui reaksi dengan glutathione, yang dikatalisis oleh
protein disulfida isomerase dan glutaredoksin. Vitamin C adalah zat pereduksi
dan dapat mereduksi dan dengan demikian menetralkan ROS seperti hidrogen
peroksida.

QnA Cici

● reaksi identifikasi warna alkaloid


○ Pada reaksi ini, sebelum ditetesi dengan larutan pereaksi, sampel terlebih
dahulu diuapkan di atas penangas air dengan menggunakan cawan porselen.
Hal ini juga bertujuan untuk menguapkan pelarut yang telah bercampur
dengan alkaloid. Pada uji warna ini, digunakan 3 pereaksi, yaitu asam sulfat
P, asam nitrat P, dan Erdman LP.
○ Reaksi Erdmann: 12 ml H2SO4 pekat + 8 tetes HNO3 Pekat → kuning/merah
○ Marquis: 2 tetes formalin + H2SO4 pekat → warna jingga, coklat, merah,
ungu dan hijau.
○ Reaksi Frohde: (Amm. Molibdat 0,5% dalam air) + H2SO4 pekat. → kuning
kecoklatan
○ Hoshida: Campuran Frohde dan Marquis (Amm. Molibdat 0,3 g + Formalin
40% 0,5 ml + H2SO4 pekat 60 cc).
○ Mandelin (Amm. Vanadat 10% H2SO4 pekat)
○ FeCl3
● cara identifiksi alkaloid dg klt
○ KLT
Prinsip : adsorbsi (umum)
● Fase diam (sorben) : silika gel (polar), alumina Al2O3, selulosa, tanah
diatom
● Fase gerak : tergantung kepolaran senyawanyaflavonoi
● kalo sorbennya silika atau alumina → senyawa polar bergeraknya
lebih lambat daripada non polar
● Adsorpsi terjadi karena adanya interaksi antara senyawa dan gugus
yang berasosiasi dengan sorben.
● terjadi pengikatan antara senyawa dan hidroksil bebas pada sorben
→ ikatan hidrogen

Kyk KK jadi di lempeng ditotolin spot sampel, trus nanti dielusi sama fase
geraknya. Sebelumnya diaktivasi dulu lempeng KLT nya pake pemanasan
buat ngilangin pengotor. Trus abis itu dijenuhin buat menyamaratakan
tekanan uap di dalam chamber supaya cara jalannya si fase gerak
seragam(?) trus bejananya ditutup supaya fase geraknya ga menguap.
○ selain itu penjenuhan chamber dilakukan supaya silika kompak merata
sehingga tidak ada bagian yang tidak rata sehingga elusi yg dihasilkan
benar2 bagus.
○ Tujuan penjenuhan chamber ini adalah untuk menjadikan eluen memenuhi
chamber dan fungsinya sebagai fasa gerak dalam kromatografi berjalan
dengan baik. Jika eluen tidak memenuhi chamber, maka distribusi daripada
fasa diam tidak akan dapat berjalan sehingga kromatografi gagal dan hasil
yang diperoleh tidak teliti.
○ Chamber harus dijenuhkan untuk menghilangkan uap air atau gas lain yang
mengisi fase penjerap yang akan menghalangi laju eluen

● knp bisa tampak pd panjang gelombang uv → (kalo kata luci kromofor)


○ karena memiliki gugus auksokrom. dan terjadi transisi elektron dari n → π*.
Senyawa yang mempunyai transisi n → π* mengabsorbsi cahaya pada
panjang gelombang 200-400 (Creswel, Olaf, & Malcolm, 2005). Hal yang
sama juga diungkapkan oleh Feesenden dan Fessenden, 1999 cit Maryanti,
2006 bahwa adanya serapan maksimum pada panjang gelombang 302 nm
yang memberikan indikasi adanya transisi n → π* dari elektron n menyendiri
pada atom N yang terjadi pada daerah panjang gelombang lebih besar dari
270 nm.
● minimal identifikasi alkaloid = 2 reaksi
○ Pereaksi Mayer mengandung merkuri klorida dan kalium iodida. Pengujian
alkaloid menggunakan pereaksi Mayer membentuk endapan putih yang
dihasilkan melalui reaksi sebagai berikut:

○ Prinsip reaksi pengendapan terjadi karena penggantian ligan. Atom nitrogen


yang mempunyai pasangan elektron bebas pada alkaloid dapat mengganti
ion iodo dari pereaksi-pereaksi tersebut.
■ mayer → endapan putih kuning larut etanol
○ Reagen Bouchardat dibuat dari campuran iodium dan kalium iodida. Apabila
campuran ini bereaksi dengan alkaloid maka akan menghasilkan endapan
coklat yang merupakan kalium-alkaloid, dimana ion logam K+ berikatan
dengan nitrogen pada alkaloid. Selain itu, reaksi antara ion I- dari KI dengan
I2 akan menghasilkan I3- yang berwarna coklat.
■ bouchardat → endapan coklat/hitam

○ Reagen dragendorff dibuat dari campuran larutan bismuth nitrat dalam asam
nitrat dan Ppv23 kalium iodide. Asam nitrat sebagai asam untuk menjaga
kesetimbangan reaksi berjalan ke kiri agar ion Bi3+ tetap berada dalam
larutan sehingga dapat bereaksi dengan KI membentuk BiI3.
○ BiI3 kemudian larut dalam KI berlebih membentuk kalium tetraiodobismutat
(K[BiI4]). K[BiI4] inilah yang akan bereaksi dengan alkaloid, di mana ion K+
akan berikatan dengan nitrogen dari alkaloid membentuk endapan kompleks
kalium alkaloid dan [BiI4]- yang berwarna oranye.

■ dragendorff → endapan jingga cokelat


● uv itu pada panjang gelombang brp
○ uv → 180-380
○ vis → 390 - 780

Anda mungkin juga menyukai