Anda di halaman 1dari 16

A.

Definisi

Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan

jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehinggakemampuan untuk melakukan

aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan

merawat kebersihan diri antaranyamandi, makan minum secara mandiri, berhias secara

mandiri, toileting (BAK/BAB) (Wahit , 2015)

Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasiengangguan jiwa.

Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keaadaan ini

merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga

maupun masyarakat (Hanik, 2015)

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam

kemampuan berpikir untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari

secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur,tidak menyisir rambut,

pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi (Keliat, 2014)

Jadi kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya

perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri

menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuanmerawat kebersihan diri

diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting.

B. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2014) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah

1. Fisik

 Badan bau, pakaian kotor

 Rambut dan kulit kotor

 Kuku panjang dan kotor

 Gigi kotor disertai mulut bau

 Penampilan tidak rapi


2. Psikologis

 Malas, tidak ada inisiatif

 Menarik diri, isolasi diri

 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

3. Sosial

 Interaksi kurang.

 Kegiatan kurang

 Tidak mampu berperilaku sesuai norma

 Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi tidak

mandiri

C. Klasifikasi

Klasifikasi defisit perawatan diri menurut Keliat, 2014 adalah sebagai berikut :

 Mandi/Hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau

mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan

perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

 Berpakaian/Berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,

menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki

ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,dan mengenakkan

sepatu.

 Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan

makanan, melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara yang diterima

masyarakat serta mencerna cukup makanan dengan aman.

 Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau

kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,

membersihkan BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

D. Patofisiologi

Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan jiwa yang

dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit perawatan diri

pada klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan diri yang signifikan.

Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan berhias biasa terjadi terutama selama episode

psikotik. Klien dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide-ide waham atau halusinasi

sehingga ia gagal melaksanakan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stuart, 2015).

Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan ketidakseimbangan dari

neurotransmiternya. Dampak yang dapat dinilai sebagai manifestasi adanya gangguan

adalah pada perilaku maladaptif pasien (Townsend, 2015).

Secara biologi riset neurobiologikal mempunyai fokus pada tiga area otak yang

dipercaya dapat melibatkan perilaku agresi yaitu sistem limbik, lobus frontalis dan

hypothalamus. Sistem Limbik merupakan cicin kortek yang berlokasi dipermukaan

medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat kutup serebrum. Fungsinya

adalah mengatur persyarafan otonom dan emosi serta menyimpan dan menyatukan

informasi berhubungan dengan emosi, tempat penyimpanan memori dan pengolahan

informasi. Disfungsi pada sistem ini akan menghadirkan beberapa gejala klinik seperti

hambatan emosi dan perubahan kebribadian.

E. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola Kadang Tidak


perawatan diri perawatan diri melakukan

seimbang seimbang perawatan diri

F. Pohon Masalah

Isolasi Sosial : Menarik Diri Effect

Defisit Perawatan Diri : mandi, berdandan Core Problem

Causa
Harga Diri Rendah Kronis

G. Diagnosa Keperawatan

 Defisit perawatan diri

 Menurunnya motivasi perawatan diri

 Isolasi sosial: menarik diri

H. Penatalaksanaan

1. Farmakologi

a. Obat anti psikosis : Penotizin

b. Obat anti depresi : Amitripilin

c. Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam

d. Obat anti insomia : phnebarbital

2. Terapi

a. Terapi Keluarga

Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien

dengan memberikan perhatian :

1) Jangan memancing emosi klien


2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga

3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat

4) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang

dialaminya.

b. Terapi Aktivitas Kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau

aktivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan

klien karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada

orang lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :

1) Manfaat perawatan diri

2) Menjaga kebersihan diri

3) Tata cara makan dan minum

4) Tata cara eliminasi

5) Tata cara berhias

c. Terapi Musik Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk

mengembalikan kesadaran pasien.

I. Askep Teori

A. Pengkajian

Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses

pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit

perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri,

dan eliminasi ( buang air besar dan buang air kecil) secara mandiri. Berikut petunjuk teknis

pengisian format pengkajian keperawatan kesehatan jiwa.

1. Identitas

a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang

nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat

pertemuan dan topik yang akan dibicarakan. Kemudian usia dan No RM.
b. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.

2. Alasan masuk Tanyakan kepada klien dan keluarga

a. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke rumah sakit saat ini ?

b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ?

c. Bagaimana hasilnya ?

3. Faktor predisposisi

a. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa

dimasa lalu.

b. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami atau

menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan

dalam keluarga dan tindakan kriminal.

c. Tanyakan kepada klien atau keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang

mengalami gangguan jiwa.

d. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan

(kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian, trauma selama tumbuh kembang) yang

pernah dialami klien pada masa lalu

4. Fisik Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :

a. Ukur dan observasi TTV.

b. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.

c. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakn oleh klien.

e. Kaji lebih lanjut sistem dn fungsi organ serta jelaskan dengan keluhan yang ada.

d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

5. Psikososial

a. Genogram

b. Konsep diri

c. Hubungan sosial

d. Spiritual

6. Status mental
a. Penampilan

b. Pembicaraan

c. Aktivitas motorik

d. Alam perasaan

e. Afek

f. Interaksi selama wawancara

g. Persepsi

h. Proses pikir

i. Isi pikir

j. Tingkat kesadaran

k. Memori

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

m. Kemampuan penilaian

n. Daya tilik diri

7. Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan

b. BAB/BAK

c. Mandi

d. Berpakaian

e. Istirahat dan tidur

f. Penggunaan obat

g. Pemeliharaan kesehatan

h. Kegiatan didalam rumah

i. Kegiatan di luar rumah

8. Mekanisme koping

Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya.

9. Masalah psikososial dan lingkungan Data dapat melalui wawancara pada klien atau

keluarganya. Pada tiap masalah yang dimilki klien, beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
10. Pengetahuan

Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap item yang dimiliki

oleh klien simpulkan dalam masalah

11. Aspek medik Tuliskan diagnisa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang

merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmako, dan terapi

lainnya.

12. Daftar masalah

a. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif dan data

objektif.

b. Buat pohon masalah dari data yang tekah dirumuskan.

13. Daftar diagnosis keperawatan

a. Rumuskan diagnosa dengan rumusan P (permasalahan) dan E (etiologi) berdasarkan

pohon masalah.

b. Urutkan diagnosis sesuai prioritas.

14. Data yang perlu dikaji

Subjektif :

1. Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri ( mandi, dan berhias)

2. Mengungkapkan dirinya tidak ingin makan

Objektif :

1. Tercium aroma tidak sedap dari tubuh klien

2. Pakaian terlihat kotor

3. Rambut dan kulit kotor

4. Kuku panjang dan kotor

5. Gigi kotor dan aroma mulut tidak sedap.

6. Penampilan tidak rapi

7. Tidak bisa menggunakan alat mandi

B. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa 1 : Defisit Perawatan Diri

Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri

Tujuan Khusus : Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

Pasien mampu melakukan makan dengan baik

Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Intervensi

1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2. Melatih pasien berdandan/berhias Untuk pasien laki-laki latihan meliputi

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : Berpakaian, menyisir rambut,

berhias

3. Melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Diagnosa 2 : Isolasi sosial

Tujuan Umum : Klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi


Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi :

1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan

tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas

tentang topik, tempat dan waktu.

2. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.

3. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan

bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien

STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Tujuan

1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri


2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik

4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

SP 1 Pasien: Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

“Selamat Pagi Bapak”

“Saya suster Justisia, saya suster yang bertugas pada pagi ini dari jam 08.00-14.00 WITA

selama 1 minggu kedepan suster akan merawat Bapak”

“Nama Bapak siapa ? Biasanya dipanggil siapa pak ?”

“Suster lihat dari tadi Bapak menggaruk badannya. Kenapa pak ?”

“Bapak tadi pagi Bapak sudah mandi ?”

“Kenapa Bapak belum mandi?”

“Kalau begitu pak, bagaimana kalau kita bicara tentang perawatan kebersihan diri, kira-kira

waktunya 20 menit, tempatnya disini saja. Gimana pak ?”

“Bapak berapa kali biasanya mandi”

Kenapa jadi seperti itu pak?”

“Kalau begitu sekarang bicara tentang pentingnya mandi. Coba pikirkan, kalau Bapak belum

mandi, apa yang Bapak rasakan?”

“Nah sekarang suster akan menyebutkan gunanya jika Bapak mandi.”

“Pertama, Bapak bersih. Kalau, yang kedua apa Bapak?”

“Coba Bapak ingat-ingat dulu”

“Iya Bapak benar, lalu apa lagi pak?”

“Iya Bapak bagus sekali. Terus, kalau kita tidak apa akibatnya pak?”

“Iya, Bapak bagus sekali”

“Baiklah pak, sekarang coba Bapak sebutkan dulu alat-alat yang biasanya digunakan Bapak

untuk mandi” “Suster sebutkan dulu ya pak... pertama sabun.... lalu apa lagi pak?”

“Benar pak, lalu apa lagi pak”


“Benar sekali pak”

“Nah Bapak sudah tahu kan alat-alat untuk mandi. Sekarang suster akan menjelaskan cara-

cara mandi, sikat gigi, cuci rambut, dan potong kuku”

“Kita mulai dengan mandi ya pak, pertama kita guyur seluruh tubuh, ambil sabun, tuangkan

sabun ke telapak lalu gosok pak kemudian usapkan ke seluruh tubuh kemudian pakai sampoo

pak tuangkan ke telapak tangan lalu gosokkan ke kepala, lalu bilas dengan air pak, kemudian

beri pasta gigi di atas sikat gigi beri sedikit air lalu digosokkan ke mulut dan gigi setelah itu

kumur dan buang airnya”

“Bapak tadi kita sudah selesai mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri nanti mamu

latihan cara menjaga kebersihan diri nanti Bapak mau latihan mandinya jam berapa?”

“Baik pak suster masukkan ke jadwal ya”

“Nah Bapak bagaimana perasaannya setelah mandi?”

“Bapak masih ingat apa yang kita lakukan apa yang kita lakukan tadi?”

“Bapak tadi kan sudah dibuat jadwal kapan pak mau melakukannya, besok suster cek ya

sudah dilakukan apa belum. “Kalau begitu pak, saya akan kembali ke ruang perawat, besok

saya akan menemui Bapak lagi jam 09.00 pagi ya pak”

SP 2 Pasien : Melatih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias

“Selamat pagi pak, Bapak masih ingat dengan suster?”

“Bagaimana perasaan Bapak Hari ini?”

“Iya Bapak, Bapak tampak segar dan wangi, Bapak sudah mandi ya?”

“Nah Bapak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan kegiatan merias diri atau

berdandan, tempantnya disini saja pak, waktunya kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?”

“Bapak, suster liat kancing baju Bapak tidak pas” “Terus, Bapak tadi setelah mandi sudah

sisiran” “Bapak jenggotnya kapan terakhir dicukur pak”

“ Gimana pak, apakah Bapak ada kesulitan melakukan kegiatan yang kita jadwalkan kemarin:

“Bapak melakukannya sendiri atau dibantu oleh perawat?”

“Wow Bapak hebat”


“Apa yang Bapak rasakan setelah melakukan kegiatan tersebut pak?”

“Iya pak benar sekali”

“Nah sekarang kita belajar berdandan ya pak”

“Pertama kita cukuran dulu, oleskan krim didagu terus kita cukur sampai bersih, kemudian

kita bilas pakai air dan keringkan, pak”.

“Terus pakai baju pak, masukkan tangan Bapak satu-satu setelah itu masukkin kancingnya ke

lubang yang sesuai”

“Habis itu kita sisir rambut Bapak”

“Nah kalau Bapak melakukannya nanti Bapak akan terlihat lebih rapi pak”

“Sekarang suster contohnya ya, Pak lihat suster” “Bapak coba sekarang ya pak”

“Nah Bapak bisa melakukan berdandan ini setelah mandi. Kalau mencukur Bapak kapan mau

melakukannya?” “Suster masukkan ke dalam jadwal ya Pak”.

“Nah bagaimana perasaan Bapak setelah belajar berdandan tadi?”

“Nah Bapak... Bapak masih ingat kita tadi belajar apa?”

“Bagus bapak, Bapak bisa mengingatnya dengan tepat”

“Nah tadi kan Bapak bialng ingin melakukan kegiatan berdandan dan mencukur seminggu

sekali, ini akan dimasukkan ke jadwal harian Bapak, nah lakukan ya pak”

“Baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya ke ruang perawat dulu, nanti siang jam

12 kita latihan makan dan minum yang baik di ruang makan.”

SP 3 Pasien : Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan minum yang

baik.

“Selamat pagi Bapak”

“Bapak siang ini masih terlihat rapi ya”

“Nah Bapak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan kegiatan latihan makan dan

minum yang baik, temppatnya disini, waktunya kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?”

“Bapak biasanya makan diamana?”


“Gimana pak, apakah Bapak ada kesulitan melakukan kegiatan yang telah kita jadwalkan,

pak?”

“Bapak melakukan kegiatannya diingatkan perawat atau melakukannya sendiri?”

“Wow itu bagus sekali Bapak.. Tetap lanjutkan sampai Bapak bisa melakukan tanpa

diingatkan”

“Bagaimana perasaan Bapak setelah mandi pak?”

“Kalau setelah berdandan apa yang Bapak rasakan?”

“Iya Bapak benar sekali”

“Sekarang suster tanya, dimana seharusnya Bapak BAB dan BAK ?”

“Iya betul sekali. Kalau kita mau BAB dan BAK tempatnya di WC.”

“Sekarang suster akan menjelaskan cara Bapak membersihkan diri setelah anus atau kemaluan

dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh

Bapak ya.”

“Setelah Bapak selesai membersihkannya, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC

dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air

kencing itu tidak tersisa di WC. Jika Bapak membersihkan tinja/air kencing seperti ini berarti

Bapak ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran. Setelah

selesai membersihkan tinja/air kencing, Bapak perlu merapikan kembali pakaian sebelum

keluardari WC. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi lalu cuci tangan pakai sabun.”

“Sekarang kita latihan ya pak.”

“Pertama kita latihan membersihkan diri setelah BAB atau BAK”

“Kedua, kita latihan membersihkan tempat BAB dan BAK.”

“Nah Bapak bisa lakukan latihan ini sewaktu Bapak ingin BAK atau BAB.”

“Jadi Bapak sewaktu ingin BAB atau BAK Bapak bisa melakukan latihan yang kita lakukan

tadi.”

“Nah bagaimana perasaan Bapak setelah belajar BAB atau BAK secara mandiri tadi?”

“Nah Bapak..... Bapak masih ingat kita tadi belajar apa?”

“Coba sebutkan Bapak”


“Bagus Bapak, Bapak bisa mengingatnya dengan tepat.”

“Nah tadi kan, Bapak ingin BAB atau BAK dan BAK secara mandiri setelah sewaktu Bapak

ingin BAB atau BAK, ini akan dimasukkan ke jadwal harian Bapak. Nah ;akukan ya pak”

“Baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya ke ruang perawat dulu”

“Besok jam 09.00 pagi saya akan menemui Bapak untuk berdiskusi tentang oerekmbangan

kondisi Bapak dengan keluarga Bapak di ruangan Bapak.”

J. Daftar Pustaka
Shinzu, Bekti,.2018. Defisit Perawatan Diri LP SP

Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier

IKbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar, Jakarta : Salemba

Anda mungkin juga menyukai