Definisi
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan
jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehinggakemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri antaranyamandi, makan minum secara mandiri, berhias secara
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasiengangguan jiwa.
Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keaadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur,tidak menyisir rambut,
pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi (Keliat, 2014)
Jadi kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting.
Menurut Depkes (2014) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah
1. Fisik
3. Sosial
Interaksi kurang.
Kegiatan kurang
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi tidak
mandiri
C. Klasifikasi
Klasifikasi defisit perawatan diri menurut Keliat, 2014 adalah sebagai berikut :
Mandi/Hygiene
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
Berpakaian/Berhias
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
sepatu.
Makan
Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
D. Patofisiologi
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan jiwa yang
dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit perawatan diri
pada klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan diri yang signifikan.
Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan berhias biasa terjadi terutama selama episode
psikotik. Klien dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide-ide waham atau halusinasi
Secara biologi riset neurobiologikal mempunyai fokus pada tiga area otak yang
dipercaya dapat melibatkan perilaku agresi yaitu sistem limbik, lobus frontalis dan
adalah mengatur persyarafan otonom dan emosi serta menyimpan dan menyatukan
informasi. Disfungsi pada sistem ini akan menghadirkan beberapa gejala klinik seperti
E. Rentang Respon
F. Pohon Masalah
Causa
Harga Diri Rendah Kronis
G. Diagnosa Keperawatan
H. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
2. Terapi
a. Terapi Keluarga
dialaminya.
klien karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada
c. Terapi Musik Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk
I. Askep Teori
A. Pengkajian
Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses
pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit
perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri,
dan eliminasi ( buang air besar dan buang air kecil) secara mandiri. Berikut petunjuk teknis
1. Identitas
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang
nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat
pertemuan dan topik yang akan dibicarakan. Kemudian usia dan No RM.
b. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.
c. Bagaimana hasilnya ?
3. Faktor predisposisi
dimasa lalu.
b. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami atau
c. Tanyakan kepada klien atau keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang
c. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakn oleh klien.
e. Kaji lebih lanjut sistem dn fungsi organ serta jelaskan dengan keluhan yang ada.
5. Psikososial
a. Genogram
b. Konsep diri
c. Hubungan sosial
d. Spiritual
6. Status mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
e. Afek
g. Persepsi
h. Proses pikir
i. Isi pikir
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
m. Kemampuan penilaian
a. Makan
b. BAB/BAK
c. Mandi
d. Berpakaian
f. Penggunaan obat
g. Pemeliharaan kesehatan
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan Data dapat melalui wawancara pada klien atau
keluarganya. Pada tiap masalah yang dimilki klien, beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
10. Pengetahuan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap item yang dimiliki
11. Aspek medik Tuliskan diagnisa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmako, dan terapi
lainnya.
a. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif dan data
objektif.
pohon masalah.
Subjektif :
Objektif :
Intervensi
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
berhias
Intervensi :
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas
A. Tujuan
“Saya suster Justisia, saya suster yang bertugas pada pagi ini dari jam 08.00-14.00 WITA
“Kalau begitu pak, bagaimana kalau kita bicara tentang perawatan kebersihan diri, kira-kira
“Kalau begitu sekarang bicara tentang pentingnya mandi. Coba pikirkan, kalau Bapak belum
“Iya Bapak bagus sekali. Terus, kalau kita tidak apa akibatnya pak?”
“Baiklah pak, sekarang coba Bapak sebutkan dulu alat-alat yang biasanya digunakan Bapak
untuk mandi” “Suster sebutkan dulu ya pak... pertama sabun.... lalu apa lagi pak?”
“Nah Bapak sudah tahu kan alat-alat untuk mandi. Sekarang suster akan menjelaskan cara-
“Kita mulai dengan mandi ya pak, pertama kita guyur seluruh tubuh, ambil sabun, tuangkan
sabun ke telapak lalu gosok pak kemudian usapkan ke seluruh tubuh kemudian pakai sampoo
pak tuangkan ke telapak tangan lalu gosokkan ke kepala, lalu bilas dengan air pak, kemudian
beri pasta gigi di atas sikat gigi beri sedikit air lalu digosokkan ke mulut dan gigi setelah itu
“Bapak tadi kita sudah selesai mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri nanti mamu
latihan cara menjaga kebersihan diri nanti Bapak mau latihan mandinya jam berapa?”
“Bapak masih ingat apa yang kita lakukan apa yang kita lakukan tadi?”
“Bapak tadi kan sudah dibuat jadwal kapan pak mau melakukannya, besok suster cek ya
sudah dilakukan apa belum. “Kalau begitu pak, saya akan kembali ke ruang perawat, besok
“Iya Bapak, Bapak tampak segar dan wangi, Bapak sudah mandi ya?”
“Nah Bapak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan kegiatan merias diri atau
berdandan, tempantnya disini saja pak, waktunya kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?”
“Bapak, suster liat kancing baju Bapak tidak pas” “Terus, Bapak tadi setelah mandi sudah
“ Gimana pak, apakah Bapak ada kesulitan melakukan kegiatan yang kita jadwalkan kemarin:
“Pertama kita cukuran dulu, oleskan krim didagu terus kita cukur sampai bersih, kemudian
“Terus pakai baju pak, masukkan tangan Bapak satu-satu setelah itu masukkin kancingnya ke
“Nah kalau Bapak melakukannya nanti Bapak akan terlihat lebih rapi pak”
“Sekarang suster contohnya ya, Pak lihat suster” “Bapak coba sekarang ya pak”
“Nah Bapak bisa melakukan berdandan ini setelah mandi. Kalau mencukur Bapak kapan mau
“Nah tadi kan Bapak bialng ingin melakukan kegiatan berdandan dan mencukur seminggu
sekali, ini akan dimasukkan ke jadwal harian Bapak, nah lakukan ya pak”
“Baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya ke ruang perawat dulu, nanti siang jam
SP 3 Pasien : Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan minum yang
baik.
“Nah Bapak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakukan kegiatan latihan makan dan
minum yang baik, temppatnya disini, waktunya kurang lebih 20 menit. Bagaimana pak?”
pak?”
“Wow itu bagus sekali Bapak.. Tetap lanjutkan sampai Bapak bisa melakukan tanpa
diingatkan”
“Iya betul sekali. Kalau kita mau BAB dan BAK tempatnya di WC.”
“Sekarang suster akan menjelaskan cara Bapak membersihkan diri setelah anus atau kemaluan
dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh
Bapak ya.”
“Setelah Bapak selesai membersihkannya, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air
kencing itu tidak tersisa di WC. Jika Bapak membersihkan tinja/air kencing seperti ini berarti
Bapak ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran. Setelah
selesai membersihkan tinja/air kencing, Bapak perlu merapikan kembali pakaian sebelum
keluardari WC. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi lalu cuci tangan pakai sabun.”
“Nah Bapak bisa lakukan latihan ini sewaktu Bapak ingin BAK atau BAB.”
“Jadi Bapak sewaktu ingin BAB atau BAK Bapak bisa melakukan latihan yang kita lakukan
tadi.”
“Nah bagaimana perasaan Bapak setelah belajar BAB atau BAK secara mandiri tadi?”
“Nah tadi kan, Bapak ingin BAB atau BAK dan BAK secara mandiri setelah sewaktu Bapak
ingin BAB atau BAK, ini akan dimasukkan ke jadwal harian Bapak. Nah ;akukan ya pak”
“Baiklah pak, kalau begitu saya permisi ya pak, saya ke ruang perawat dulu”
“Besok jam 09.00 pagi saya akan menemui Bapak untuk berdiskusi tentang oerekmbangan
J. Daftar Pustaka
Shinzu, Bekti,.2018. Defisit Perawatan Diri LP SP
IKbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar, Jakarta : Salemba