Anda di halaman 1dari 29

Eta co nga lia ini qt da cari, mar

blum edit. Yang qt nda dapa


2.4 kong tu kesimpulan leh
blum, tu depe refrensi ad
disetiap akhir materi qt da
kase. Kalo ada yang salah2
deng kalo mo tambah ato kse
kurang , silahkannnn :D

Pendahuluan.
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh kita
berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Seperti listrik dirumah tangga. Kelistrikan pada tubuh
berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda
dengan komposisi ion intra sel. Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2, sedangkan intra sel
terdapat ion H dan anion protein.

 Pembahasan :
Biolistrik adalah energy yang diiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri
Posphaye) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu energy yang bernama mitochondria
melalui proses respirasi sel.
Biolistrik juga merupakan fenomena sel, Sel-sel mampu menghasilkan poyensial listrik yang
merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative
pada permukaan dalam bidang batas/membrane. Kemampuan sel syaraf (neuron)
mengantarkan isyarat biolistrik sangat penting.

Transmisi sinyal biolistic (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi
mentransikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimukus untuk mentringer neuron dapat berupa
tekanan, perubahan temperature dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitas biolistic pada
suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Pengamatan pulsa listri tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada
permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung ( Electrocardiogran-ECG) diganti
untuk diagnose kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitas otak dapat dimonitor dengan
memasan beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk
mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak.

Hukum dalam Biolistrik :


•Hukum Ohm
“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding lurus dengan arus yang melewati
dan berbanding terbalik dengan hambatan dari konduktor”
Rumus Hukum Ohm :
R=V÷I
Nb: R = hambatan (Ω)
I = kuat arus (A)
V = tegangan (V)
•Hukum Joule
“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V) dalam waktu tertentu akan
menimbulkan panas”
Rumus Hukum Joule :
Q=VIt
Nb : Q = energi panas yang ditimbulkan (Joule)
V = tegangan (V)
I = Arus (A)
t = waktu lamanya arus mengalir (s)
Q = I² R t
1 Joule = 0,24 Kalori
•Hukum Coulomb
F = (k Q1 Q2) ÷ r²
Nb: F = gaya
k = konstanta
Q1 = muatan 1
Q2 = muatan 2
r = jarak

KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN DALAM TUBUH


Kelistrikan dan kemagnetan yang ada dalam tubuh:
2.2.1 Sistem syaraf dan neuron
System syaraf terbagi dua bagian yaitu system saraf pusat dan otonom
Sistem syaraf pusat terdiri dari otak, medulla spinalis dan perifer.saraf perifer ini adalah saraf
yang mengirim informasi ke sensoris ke otak atau medulla spinalis di sebut saraf efferen
sedangkan saraf yang menghantarkan dari otak atau medulla spinalis ke otot serta kalenjar di
sebut system saraf efferen sedangkan saraf otonom mengatur organ tubuh seperti jantung usus
dan kalenjar sehingga pengontrolan system ini di lakukan dengan tidak sadar yakni bekerja
sendiri.
2.2.2 Kelistrikan saraf
Dalam bidang neurotami akan dibicarakan kecepatan implus serta saraf,serta yang
berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantarkan implus lebih cepat daripada serta
saraf yang mempunyai diameter lebih kecil.Serat dapat di kelompokan menjadi tiga bagian
diantarannya A,B dan C
Dengan mikrskop electron serat saraf dibagi menjadi dua tipe serta saraf yang
bermenyalim dan serat saraf yang tidak bermenyalim
2.2.3 Perambatan potensial aksi
Potensial aksi dapat terjadi bila apabila suatu membrane saraf atau otot mendapat
ransangan nilai ambang potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang
daerah sel sekitar membrane untuk mencapai nilai ambang.Dengan demikian dapat terjadi
potensial aksi ke segala jurusan sel membran, keadaan ini di sebut perambatan potensial aksi
atau gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi,sel membrane akan mengalami repolerasasi.Proses
repolerasasi sel membran di sebut sebagai suatu tingkat refrakter.Tingkat refakter ada dua fase
yaitu periode refakter absulot yakni selama peride ini tidak ada ransangan,tidak ada unsur
kekuatan yang menghasilkan potensi aksi yang lain sedangkan periode refakter relaktif yakni
setelah membran mendekati repolerasasi seluruhnya maka dari periode refakter terabslut akan
menjadi periode refakter relaktif dan apabila stimulus yang kuat secara normal akan
menghasilkan potensi aksi yang baru.

2.3 ISYARAT LISTRIK TUBUH

Isyarat listrik (electrical signal) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe
sel tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk
memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
· EMG (Elektromiogram)
· ENG (Elektroneurogram)
· ERG (Elektroretionogram)
· EOG (Elektrookulogram)
· EGG (Elektrogastrogram)
· EEG (Elektroensefalogram)
· EKG (Elektrokardiogram)
Elektromiogram

Pencatatan potensial otot/biolistrik selama pergerakan otot disebut


elektromiogram.Otot di ladeni banyak unit motor.Suatu unit motor terdiri dari cabang tunggal
neuron/saraf dari otak atau medulla spinalis. Ada 25-2.000 serat otot (sel),di hubungkan
dengan saraf via motor end plate,sehingga potensi istirahat yang melewati serat otot serupa
dengan potensi istirahat yang melewati serat saraf.

ENG=Elektroneurogram

Pembuatan ENG=
Ø Untuk mengetahui keadaan lengkungan reflex.
Ø Untuk mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris
Ø Untuk menentukan penderita miastenia gravis

ERG=Elektroretinogram

Suatu pencatatan bentuk kompleks potensial biolistrik yang ada pada retina mata yang
dikerjakan melalui rangsangan cahaya pada retina.

EOG=Elektrookulogram

Suatu pengukuran /pencatatan berbagai potensial pada kornea-retina sebagai akibat


perubahan posisi dan gerakan mata.

EGG= Elektrogastrogram

Merupakan EGM yang berkaitan gerakan peristaltic traktus gastrointestinalis.


EEG=Elektroensefalogram

Pencatatan isyarat listrik otak disebut EEG. Pencatatan potensial listrik otak
merupakan sumasi dari potensial aksi sel saraf di dalam otak.

Elektrokardiogram (EKG,ECG)

Merupakan pencatatan isyarat biolistik jantung,di lakukan pada permukaan kulit.

https://www.slideshare.net/aalhardian/makalah-biolistrik

http://azkiyaqyube.blogspot.co.id/2013/12/biolistrik-keperawatan.html

 ATOM
Atom merupakan partikel paling kecil yang masih mempunyai sifat unsur. Menurut para ahli
fisika, jari-jari suatu atom sekitar 3 – 15 nm (1 nm = 10-9 meter). Sampai sekarang belum ada
alat yang dapat memperbesar atom sehingga dapat diamati secara jelas. Walaupun atom tidak
dapat dilihat dengan jelas, para ahli dapat membuat perkiraan gambaran mengenai atom
berdasarkan data eksperimen dan kajian teoretis yang dilakukannya. Perkiraan tentang
gambaran atom tersebut dinamakan model atom. Itulah sebabnya mengapa model atom telah
beberapa kali mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Teori atom pertama kali dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803, yaitu atom
merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Kemudian diketahui bahwa atom
ternyata terdiri atas partikel- partikel yang lebih kecil lagi yaitu proton, elektron, dan neutron.
Partikel penyusun atom itu disebut partikel subatom atau partikel dasar atom. Proton
merupakan partikel subatom yangbermuatan positif, ditemukan oleh Eugen Goldstein pada
tahun 1886. Elektron merupakan partikel subatom yang bermuatan negatif, ditemukan oleh
Joseph John Thomson pada tahun 1897. Neutron merupakan partikel subatom yang tidak
bermuatan, ditemukan oleh James Chadwick padatahun 1932. Model atom terus berkembang
mulai dari model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, sampai dengan model atom
modern yang kita gunakan sekarang.

A. PERKEMBANGAN MODEL ATOM


Istilah atom bermula dari zaman Leukipos dan Demokritus yang mengatakan bahwa benda
yang paling kecil adalah atom. Atom yang berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos, a artinya
tidak dan tomos artinya dibagi. Model atom mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan berdasarkan fakta-fakta eksperimen. Walaupun model
atom telah mengalami modifikasi, namun gagasan utama dari model atom tersebut tetap
diterima sampai sekarang. Perkembangan model atom dari model atom Dalton sampai model
atom mekanika kuantum yaitu sebagai berikut:

Model atom Dalton


Pada tahum 1803, John Dalton mengemukakan teorinya sebagai berikut:

setiap unsur tersusun atas partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom.
atom-atom dari unsur yang sama akan mempunyai sifat yang sama, tetapi atom-atom dari
unsur berbeda mempunyai sifat yang berbeda pula.
dalam reaksi kimia tidak ada atom yang hilang, tetapi hanya terjadi perubahan susunan atom-
atom dalam unsur tersebut.
bila atom membentuk molekul, atom-atom tersebut bergabung dengan angka perbandingan
yang bulat dansederhana, seperti 1 : 1, 2 : 1 , 2 : 3.
Model atom Dalton mempunyai beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan itu diantaranya

Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi


Tidak dapat menjelaskan gaya gabung unsur-unsur. Misalnya, mengapa dalam pembentukan air
(H2O) satu atom oksigen mengikat dua atom hydrogen.
Model Atom Dalton

Model atom Thomson


Setelah J.J. Thomson menemukan bahwa di dalam atom terdapat elektron, maka Thomson
membuat model atom sebagai berikut:

Atom merupakan suatu materi berbentuk bola pejal bermuatan positif dan di dalamnya
tersebar elektron-elektron (model roti kismis).
Model Atom Thomson

Atom bersifat netral, jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.
Model atom Thomson tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan karena model atom Thomson
tidak menjelaskan adanya inti atom.

Model atom Rutherford


Setelah Rutherford menemukan inti atom yang bermuatan positif dan massa atomnya terpusat
pada inti, maka Rutherford membuat model atom sebagai berikut:

atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif
mengelilingi inti atom;
atom bersifat netral;
jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditentukan.
Model Atom Rutherford

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam, ternyata model Rutherford juga memiliki
kekurangan. Kelemahan mendasar dari model atom Rutherford ialah tidak dapat menjelaskan
mengapa elektron yang beredar mengelilingi inti tidak jatuh ke inti karena ada gaya tarik
menarik antara inti dan elektron. Dan menurut ahli fisika klasik pada massa itu (teori Maxwell),
elektron yang bergerak mengelilingi inti atom akan melepaskan energi dalam bentuk radiasi.

Model atom Bohr


Berdasarkan hasil pengamatannya pada spektrum atom hidrogen, Neils Bohr memperbaiki
model atom Rutherford, dengan menyusun model atom sebagai berikut:

Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton bermuatan positif dan elektron
bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom; Ruang hampa Elektron mengelilingi inti Inti
atom (bermuatan positif).
Model Atom Bohr
Model atom mekanika kuantum
Model atom mekanika kuantum didasarkan pada:

elektron bersifat gelombang dan partikel, oleh Louis de Broglie (1923);


persamaan gelombang elektron dalam atom, oleh Erwin Schrodinger; (1926)
asas ketidakpastian, oleh Werner Heisenberg (1927).
Model atom mekanika kuantum

Menurut teori atom mekanika kuantum, elektron tidak bergerak pada lintasan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut maka model atom mekanika kuantum adalah sebagai berikut:

Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton dan neutron, dan elektron-elektron
mengelilingi inti atom berada pada orbital-orbital tertentu yang membentukkulit atom, hal ini
disebut dengan konsep orbital.
Dengan memadukan asas ketidakpastian dari Werner Heisenberg dan mekanika gelombang dari
Louis de Broglie, Erwin Schrodinger merumuskan konsep orbital sebagai suatu ruang tempat
peluang elektron dapat ditemukan.
Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan bilangan kuantum.
B. PARTIKEL PENYUSUN ATOM
Apabila penggaris plastik digosok-gosokkan pada rambut kering, penggaris tersebut dapat
menarik potongan kecil kertas. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa penggaris memiliki sifat
listrik, karena penggaris merupakan materi yang tersusun atas atom-atom. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa atom memiliki sifat listrik. Penyelidikan tentang sifat kelistrikan suatu
atom dilakukan selama bertahun-tahun oleh beberapa ahli di antaranya J.J. Thompson, Eugen
Goldstein, Rutherford, dan Bathe & Becker.

1. Elektron
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron diawali
dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson meneliti
lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini merupakan
partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan anode.

Sifat sinar katode, antara lain:

merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;


merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling;
bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif;
dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.
Tabung sinar katode

Percobaan Thomson untuk menentukan harga (Brown & LeMay, 1977)

Dari hasil percobaan tersebut, J.J. Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan
partikel penyusun atom yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. J.J. Thomson
berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m) sebesar 1,76 ×
108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas Chicago, berhasil
menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10-19 C. Dengan demikian, maka harga
massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan massa elektron
(e/m). Nilai e/m= 1,76 x 108 C/g,

Maka Massa 1 elektron =

= 9,11 x 10-28 g

Setelah penemuan elektron, maka model atom Dalton tidak dapat diterima lagi. Menurut J.J.
Thomson, atom merupakan partikel yang bersifat netral. Karena elektron bermuatan negatif
maka harus ada partikel lain yang dapat menetralkan muatan negatif tersebut yaitu partikel
yang bermuatan positif. Dari penemuannya tersebut, J.J. Thomson mengemukakan teori
atomnya yang dikenal dengan teori atom Thomson, yaitu: Atom merupakan bola pejal yang
bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang bermuatan negatif. Karena
tersebarnya elektron-elektron di dalam atom bagaikan kismis, sehingga disebut juga model
atom roti kismis.

Model Atom Thomson

2. Inti atom
Proton
Dengan ditemukannya elektron oleh Thomson, para ahli semakin yakin bahwa atom tersusun
oleh partikel-partikel yang lebih kecil. Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung
sinar katode dengan melubangi lempeng katodenya dan gas yang berada di belakang lempeng
katode menjadi berpijar. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari
anode yang menerobos lubang pada lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar
positif. Sifat sinar anode, antara lain:

Merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar baling-baling;


Dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negatif, jadi merupakan radiasi bermuatan
positif;
Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung.
Partikel terkecil diperoleh dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut proton. Massa 1
proton = 1 sma = 1,66 × 10-24 gram

Muatan 1 proton = +1 = 1,6 × 10-19 C

Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan
Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui kedudukan partikel-
partikel di dalam atom. Percobaan mereka dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap
lempeng tipis emas. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa partikel yang
ditembakkan pada lempeng logam emas yang tipis, sebagian besar diteruskan, dan ada
sebagian kecil yang dibelokan bahkan ada juga beberapa di antaranya yang dipantulkan. Hal
tersebut sangat mengejutkan bagi Rutherford. Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori
atom Thomson. Partikel yang terpantul tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang
padat di dalam atom. Dengan demikian atom tersebut tidak bersifat homogen seperti
digambarkan oleh Thomson. Bahkan menurut pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa
satu di antara 20.000 partikel akan membelok dengan sudut 90o bahkan lebih.

Percobaan Rutherford. Penembakan lempeng logam tipis

Emas dengan sinar

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel diteruskan. Berarti, sebagian
besar volume atom merupakan ruang kosong.
Partikel yang mengalami pembelokan ialah partikel yang mendekati inti atom. Hal tersebut
disebabkan keduanya bermuatan positif.
Partikel yang dipantulkan ialah partikel yang tepat menabrak inti atom.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan
model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Jumlah proton dalam
inti sama dengan jumlah elektron ynag mengelilingi inti, sehingga atom bersifat netral.
Rutherford juga menduga bahwa di dalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi
untuk mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling menolak. Dari percobaan tersebut,
Rutherford dapat memperkirakan jari-jari atom kira-kira 10–8cm dan jari-jari inti kira-kira 10–
13cm.

Neutron
Pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker melakukan percobaan yang lain, yaitu menembaki
inti atom berilium dengan partikel dan mereka menemukan suatu radiasi artikel yang
mempunyai daya tembus yang besar. Kemudian pada tahun 1932, James Chadwick
membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri atas partikel netral yang massanya hampir sama
dengan massa proton. Karena partikel tersebut bersifat netral, maka dinamai neutron.
Percobaan-percobaan selanjutnya membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel
penyusun inti.
Partikel Dasar Penyusun Atom

Muatan
eksak Muatan
Massa Massa (Coloumb relatif
Partikel Lambang Penemu (sma) (gram) ) (sme)

J.J. 9,1100×10–
28
Elektron e Thomson 0,00055 –1,6×10-19 -1

1,6726+10–
24
Proton p Goldstein 1,00728 +1,6×10-19 +1

1,6750×10–
24
Neutron n Chadwick 1,00866 0 0

C. NOMOR ATOM DAN NOMOR MASSA


Nomor atom
Nomor atom menunjukkan jumlah muatan positif dalam inti atom (jumlah proton). Menurut
enry Moseley (1887–1915) jumlah muatan positif setiap unsur bersifat karakteristik, jadi unsur
yang berbeda akan mempunyai nomor atom yang berbeda. Untuk jumlah muatan positif
(nomor atom) diberi lambang Z. Jika atom bersifat netral, maka jumlah muatan positif (proton)
dalam atom harus sama dengan jumlah muatan negatif (elektron). Jadi, nomor atom = jumlah
proton = jumlah elektron.
Nomor massa
Atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Jadi, Massa atom = (massa p + massa n) +
massa e .

Massa elektron jauh lebih kecil dari pada massa proton dan massa neutron, maka massa
elektron dapat diabaikan.

Dengan demikian:
Massa atom = massa p + massa n

Massa atom dinyatakan sebagai nomor massa dan diberi lambang A. Jadi:

Nomor massa = Jumlah Proton = Jumlah Neutron

Semua inti atom terdiri atas proton dan neutron. Kedua partikel penyusun inti ini disebut
nukleon. Atom-atom suatu unsur mempunyai jumlah proton yang berbeda dengan atom unsur
lain. Jumlah proton ini disebut nomor atom. Karena hanya proton yang merupakan partikel
bermuatan di dalam inti, maka jumlah proton juga menyatakan muatan inti. Susunan suatu inti
dinyatakan dengan notasi sebagai berikut:

Dengan:

X = tanda atom unsur

Z = nomor atom (jumlah proton (p) dalam inti atom)

A = nomor massa (jumlah proton (p) + jumlah neutron (n) )

Sebagaimana kita ketahui, suatu atom dikatakan netral jika jumlah elektron sama dengan
jumlah proton. Perlu kita ketahui juga bahwa suatu atom dapat menerima (menyerap) atau
melepaskan elektron. Jika atom menerima 1 elektron, maka atom tersebut kelebihan muatan
negatif sebanyak 1 atom dan disebut bermuatan –1. Sebaliknya jika atom tersebut melepaskan
1 elektron, maka akan kekurangan muatan negatif sebanyak 1 atom atau kelebihan muatan
positif sebanyak 1 atom dan disebut bermuatan +1, dan seterusnya.

3. ISOTOP, ISOBAR, DAN ISOTON


Atom-atom suatu unsur dapat memiliki nomor massa atom yang berbeda, karena jumlah
neutron dalam atom tersebut berbeda. Selain itu juga atom-atom yang berbeda dapat memiliki
nomor massa dan jumlah neutron yang sama.
Isotop
Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang sama, tetapi massa atomnya
berbeda. Nomor atom merupakan identitas dari atom, sehingga setiap atom yang mempunyai
nomor atom yang sama maka unsurnya pun sama.

Contoh isotop:

Isotop atom karbon


, , dan , ; nomor atomnya sama, yaitu 6.

Isotop atom oksigen


, , dan ; nomor atomnya sama, yaitu 8

Isobar
Isobar adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang berbeda tetapi massa atomnya
sama.

Contoh atom-atom isobar:

a. dan ; massa atomnya sama, yaitu 14.

b. dan ; massa atomnya sama, yaitu 39.

Isoton
Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah neutron yang sama dari unsur-unsur yang
berbeda.
Contoh atom-atom isoton :

a. dan ; neutronnya sama yaitu 15

b. dan ; neutronnya sama yaitu 20

4. MASSA ATOM DAN MASSA MOLEKUL RELATIF


Atom merupakan suatu partikel yang sangat kecil dan suatu hal yang tidak mungkin kalau kita
menentukan massa suatu atom dengan cara menimbangnya menggunakan neraca atau
timbangan. Bagaimanakah cara kita mengetahui massa suatu atom?

Massa atom relatif (Ar)


Sejak tahun 1961, setelah penemuan spektrometer massa, standar pembanding untuk
penetapan massa atom relatif diganti dengan standar baru, yaitu massa 1 atom C-12 (=1 sma).
Penetapan massa atom sebagai standar pembanding ini, disebabkan atom karbon merupakan
atom paling stabil dibanding atom-atom lain. Setiap unsur terdiri atas beberapa jenis isotop,
maka yang dimaksud dengan massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata satu
atom unsur terhadap massa satu atom C-12. IUPAC (badan internasional ilmu kimia)
menetapkan definisi mutakhir dari massa atom relatif sebagai berikut:

Massa atom relatif (Ar) unsur X = x massa 1 atom c-12

Satuan massa atom (sma) = x 1,99268 x 10-23gram

= 1,66057 × 10–24 gram

Massa molekul relatif dan massa rumus relatif (Mr)


Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan antara massa rata-rata satu molekul unsur
atau senyawa terhadap massa satu atom C-12.
Mr zat X = jumlah Ar zat X

Dengan demikian, jumlah massa atom relatif (Ar ) dari semua atom-atom penyusun

molekul zat itu ialah:

Mr =

Untuk senyawa ion, digunakan istilah massa rumus relatif karena senyawa ion tidak terdiri atas
molekul melainkan ion. Massa rumus relatif juga dilambangkan dengan Mr. Perhitungannya
sama seperti massa molekul relatif.

5. KONFIGURASI ELEKTRON
Percobaan-percobaan selanjutnya mengenai model atom bertujuan untuk mengetahui
bagaimana partikal-partikel penyusun atom tersebut tersusun dalam suatu atom. Menurut
model atom mekanika kuantum, elektron berada dalam orbital. Orbital-orbital dengan tingkat
energi yang sama atau hamper sama membentuk kulit atom. Susunan kulit-kulit atom ini mirip
dengan model atom Niels Bohr. Bohr melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah sekitar inti atom.
Menurut model atom Bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu
yang disebut kulit atom atau tingkat energi. Kulit yang ditempati elektron bergantung pada
energinya. Tingkat energi paling rendah ialah kulit atom yang terletak paling dalam atau paling
dekat dengan inti, makin ke luar makin besar nomor kulitnya dan makin besar tingkat
energinya.

Konfigurasi elektron menggambarkan penyebaran atau susunan elektron dalam atom.


Pengisian elektron pada kulit-kulit atom memenuhi aturan-aturan tertentu, yaitu:

Jumlah maksimum elektron pada suatu kulit memenuhi rumus 2n2, dengan n = nomor kulit
Kulit K (n = 1) maksimum 2 . 12 = 2 elektron
Kulit L (n = 2) maksimum 2 . 22 = 8 elektron

Kulit M (n = 3) maksimum 2 . 32 = 18 elektron

Kulit N (n = 4) maksimum 2 . 42 = 32 elektron, dan seterusnya.

Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar adalah 8


Contoh konfigurasi elektron:

11Na : 2 8 1

20Ca : 2 8 8 2

35Br : 2 8 18 7

Jumlah elektron yang menempiti kulit terluar disebut elektron valensi. Jadi, elektron

valensi untuk atom Na adalah 1, elektron valensi atom Ca adalah 2, dan electron valensi atom
Br adalah 7.

 III. ION
Pada awal abad ke-19, Dalton mengungkapkan bahwa partikel terkecil dari materi adalah atom.
Pada pertengahan abad ke-19, banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa banyak zat
tidak disusun oleh atom melainkan oleh partikel-partikel bermuatan yang disebut ion. Ukuran
partikel ini adalah sekitar ukuran atom dan molekul. Contoh: orang sudah mengenal bahwa
lelehan garam dan larutan garam dalam air dapat menghantarkan listrik. Dalam peristiwa
tersebut, muatan listrik mengalir dengan cara yang berbeda dibandingkan dalam logam. Dalam
logam, muatan listrik dibawa oleh elektron. Sebaliknya, dalam lelehan garam atau larutan
garam dalam air, muatan listrik dibawa oleh ion-ion (ion positif dan negatif).
Dengan demikian, partikel terkecil dari materi tidak hanya berbentuk atom dan molekul, tetapi
juga dapat berbentuk ion. Muatan elektron merupakan jumlah muatan terkecil yang disebut
sebagai muatan dasar (e). Muatan ion adalah satu kali atau beberapa kali muatan dasar
tersebut. Karena itu, muatan ion hanya dituliskan dengan angka satu atau kelipatan dari
muatan tersebut. Logam-logam membentuk ion-ion bermuatan positif (kation). Ion-ion unsur
bukan logam sebagian besar membentuk ion bermuatan negatif (anion).

Atom-atom dalam keadaan netral mengandung muatan positif dan negatif yang sama
jumlahnya. Atom-atom tersebut berubah menjadi ion saat menerima atau melepaskan elektron
(lihat gambar disamping). Apakah suatu ion bermuatan satu atau beberapa kali dari muatan
dasar dapat diperkirakan dari letak unsur yang bersangkutan dalam sistem periodik unsur?
Ion-ion logam alkali (IA) selalu membentuk ion-ion bermuatan positif satu, misalnya ion litium
(Li+), ion natrium (Na+), dan ion kalium (K+). Ion-ion logam alkali tanah (IIA) memiliki muatan
positif dua, misalnya ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+).

Seperti halnya ion-ion dari unsur logam, ion-ion dari unsur bukan logam dapat diperkirakan
muatannya berdasarkan letak unsur tersebut dalam sistem periodik unsur. Ion-ion dari unsur
golongan halogen (VIIA) selalu bermuatan negatif satu, yaitu ion fuorida (F–), ion klorida (Cl–),
ion bromida (Br–), dan ion iodida (I–). Ion-ion dari golongan VIA, seperti oksigen membentuk
ion bermuatan negatif dua, oksida (O2–) atau belerang yang juga membentuk ion bermuatan
negatif dua, sulfda (S2–). Dari unsur golongan VA, orang mengenal unsur nitrogen yang mampu
membentuk ion bermuatan negatif tiga, nitrida (N3–). Adapun unsur-unsur golongan gas mulia
VIIIA tidak membentuk ion.Di samping ion yang berasal dari satu buah atom unsur (monoatom),
terdapat pula ion yang berasal dari gabungan

dua atau lebih atom unsur yang berbeda (poliatom). Misalnya, ion sulfat bermuatan negatif
dua (SO42–), ion nitrat bermuatan negatif satu (NO3–), ion asetat bermuatan negatif satu
(CH3COO–), ion amonium yang bermuatan positif satu (NH+), dan ion hidroksil yang bermuatan
negatif satu (OH–).

Zat-zat yang tersusun atas ion memiliki muatan listrik netral. Hal ini disebabkan oleh jumlah
muatan positif dan negatif yang sama. Contoh: natrium klorida (NaCl) tersusun atas ion natrium
yang bermuatan positif satu dan ion klor yang bermuatan negatif satu dalam perbandingan 1 :
1, magnesium klorida (MgCl2) tersusun atas ion magnesium yang bermuatan positif dua dan
dua ion klor yang bermuatan negatif satu dalam perbandingan jumlah ion magnesium dan
jumlah ion klor = 1 : 2. Dengan demikian, jumlah muatan positif yang berasal dari ion
magnesium sama dengan jumlah muatan negatif yang berasal dari ion-ion klor. Dalam
aluminium klorida (AlCl3), satu ion aluminium yang bermuatan positif tiga dinetralkan oleh tiga
ion klor yang bermuatan negatif satu. Antara ion-ion positif dan negatif yang menyusun suatu
garam saling tarik-menarik satu dengan lainnya membentuk kisi kristal. Kisi kristal ini beragam
jenisnya, bergantung pada macam perbandingan ukuran ion positif dan negatif yang berikatan.
Berikut ini digambarkan salah satu model kisi kristal dari senyawa garam dapur atau natrium
klorida (NaCl).

Model kisi Kristal NaCl

Pada gambar diatas terlihat bahwa satu ion natrium dikelilingi oleh enam ion klor. Sebaliknya,
satu ion klor dikelilingi oleh enam ion natrium. Keteraturan ini dimiliki oleh setiap ion natrium
dan ion klor. Dengan demikian, kedua ion tersebut tidak membentuk molekul melainkan
membentuk suatu kisi kristal. Tiap-tiap ion tetap berada pada tempatnya. Ini bisa menjelaskan
mengapa padatan garam dapur tidak dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan lelehannya
dapat menghantarkan arus listrik. Ketika natrium klorida(NaCl) dilarutkan dalam air maka kisi
kristal NaCl akan terurai membentuk ion natrium dan ionklor.

Kedua ion tersebut akan berinteraksi dengan molekul air, seperti ditunjukkan pada gambar
disamping. Ion-ion yang bermuatan berlawanan ini memiliki gaya tarik listrik yang kuat. Ikatan
kimia yang terjadi karena gaya tarik listrik ini disebut ikatan ion. Senyawa yang terbentuk
karena adanya ikatan ion disebut senyawa ion. Adanya gaya tarik yang kuat ini bisa
menjelaskan mengapa garam-garam atau senyawa ion umumnya memiliki titik leleh dan titik
didih yang tinggi, jauh lebih tinggi dari zat-zat yang tersusun atas molekul-molekul.

 Referensi:
Jacson, Tom. Materi Kimia, Atom dan Molekul. Jakarta: PAKAR RAYA

Permana, Irvan.2009. KIMIA SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta : Intan Pariwara

Sukardjo.1992. Kimia Koordinasi. Jakarta : Rineka Cipta

 Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik.
Simbol Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. Sistem Satuan
Internasional dari satuan Q adalahcoulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan
dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan
positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi
ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan
elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau
kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari
satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah
elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak
bermuatan).
Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Muatan_listrik

 Potensial listrik dapat didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan
muatan positif sebesar 1 satuan dari tempat tak terhingga ke suatu titik tertentu.
Potensial listrik dapat pula diartikan sebagai energi potensial listrik per satuan muatan
penguji.
 Secara matematis, definisi di atas dapat ditulis,
: V = U q {\displaystyle V={\frac {U}{q}}} {\displaystyle V={\frac {U}{q}}}
dengan V,U,dan q o masing-masing menyatakan potensial, energi potensial, dan muatan
penguji. Menurut definisi di atas, satuan V adalah joule/coulomb atau sering disebut
volt.

 arus listrik adalah mengalirnya muatan elektron (muatan negatif) secara terus-
menerus pada penghantar listrik menuju muatan proton (muatan positif) yang
mengakibatkan beda potensial dari sumber berpindah menuju alat dan kemudian
dikonversikan di dalam alat ke energi lainnya sebagai keluaran.Menurut pendapat
Owen Bishop “arus listrik adalah aliran muatan negatif (elektron-elektron) dari
kutub negatif ke kutub posiif” dari pendapat beliau secara tersurat sangat jelas
bahwa arus listrik mengalir dari kutub negatif menuju kutub positif namun,dalam
elektronika mengasumsikan bahwa arus listrik mengalir dari kutub positif menuju
kutub negatif,teori ini disebut teori konvensional.Sebenarnya teori konvensional
ini tidak dapat dibenarkan karena menurut Owen Bishop “ketika arus mengalir
melali suau zat berbentuk gas atau melalui sebuah larutan,terdapat kemungkinan
bahwa muatan-muatan listrik positif ikut mengalir.Muatan-muatan listrik positif
ini dibawa oleh ion-ion positif seperti misalnya neon (Ne+),sodium(Na+),dan
tembaga (Cu++).Elektron-elektron membawa muatan negatif dari kutub negatif
ke kutub positif.Pada saat yang bersamaan,ion-ion positif membawa muatan
positif dari kutub positif menuju kutub negatif .Hal ini mengidentifikasikan aliran
muatan dua arah”. Namun karna dalam elektronika mengasumsikan arus mengalir
dari kutub positif menuju kutub negatif maka untuk pembahasan selanjutnya
apabila mengatakan tentang arus,maka kita akan merujuk pada teori konversional.
 Hambatan listrik adalah sesuatu yang menahan aliran listrik. Hambatan listrik
sering disebut juga dengan resistansi, mengacu pada istilah bahasa inggris
Resistance yang berarti hambatan. Pada dasarnya setiap material memiliki
hambatan listrik. Sebuah konduktor yang cenderung menghantarkan listrik
memiliki hambatan yang kecil dan sebuah isolator yang tidak bisa dialiri listrik
memiliki hambatan yang besar.

Analogi hambatan listrik dapat diibaratkan aliran air didalam sebuah pipa,
dimana aliran air kita analogikan sebagai aliran listrik. Sebuah pipa yang besar
memungkinkan untuk dialiri air dengan debit yang lebih besar dibandingkan pipa
yang kecil dalam waktu yang sama. Ini berarti pipa kecil lebih menghambat
dibanding pipa besar.

Kemudian jika kita menggunakan ukuran pipa yang sama namun didalam pipa
kita beri sesuatu yang sifatnya menahan air seperti spon misalnya, maka aliran
airpun akan berkurang. Dalam hal ini spon dianggap sebagai hambatan bagi air.
Dalam elektronika, kerja spon ini diibaratkan sebagai hambatan terhadap arus
listrik.

Referensi : http://www.nulis-ilmu.com/2015/05/pengertian-hambatan-listrik.html

 Penghantar impuls didalam tubuh dan transmisi sinapsis


Dalam tubuh,ada banyak sekali impuls yang di hantarkan impuls-impuls
tersebut di transfer dari satu neuron ke neuron yang lain,setiap neuron
berhubungan dengan beribu neuron yang lain. Di dalam tubuh ada
sekitar 100 miliar neuron. sinapsis merupakan titik pertemuan antar
neuron atau istilah awamnya penghubung antara satu neuron dengan
neuron lainnya. Mekanisme Penghantar impuls Dalam mekanisme
penghantaran impuls ini ada dua istilah lagi yang perlu kamu ketahui.
Yaitu prasinapsis dan postsinapsis (atau bisa juga disebut pascasinapsis).
Prasinapsis adalah akson dari neuron “sebelumnya” sedangkan
postsinapsis adalah dendrit dari neuron “berikutnya.” Logikanya begini,
impuls yang diterima dendrit diteruskan melalui badan sel dan diteruskan
lagi ke bagian akson. Akson akan menghantarkan impuls ke neuron
berikutnya. Neuron tersebut (neuron berikutnya) memanfaatkan
dendritnya untuk menerima impuls, kemudian meneruskan impuls ke
badan sel lalu ke akson, hingga akson pun siap untuk mengirimkan impuls
ke neuron berikutnya. Penghantaran Impuls Titik temu antara terminal
akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil
berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang
berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pre-sinapsis. Membran
ujung dendrit dari neuron berikutnya yang membentuk sinapsis disebut
neuron post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron pre-sinapsis,
maka vesikula sinapsis bergerak dan melebur dengan membran neuron
pre-sinapsis. Kemudian vesikula sinapsis akan melepaskan
neurotransmitter. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pre-sinapsis menuju neuron post-
sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam, misalnya asetilkolin
yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf
simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Neurotransmitter yang dilekuarkan oleh vesikula sinapsis kemudian
berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada situs reseptor yang
terdapat pada membran neuron post-sinapsis.
Menempelnya neurotransmitter pada situs reseptor mengikuti hukum
kunci dan gembok . Artinya, tidak semua neurotransmitter dapat
menempel pada situs reseptor, hanya neurotransmitter tertentu sajalah
yang dapat menempel pada situs reseptor (sebagaimana pasangan antara
anak kunci dan gembok, hanya anak kunci pasangannya sajalah yang
dapat membuka gembok) Menempelnya neurotransmitter pada situs
reseptor menyebabkan perubahan pada membran neuron post-sinapsis
sehingga terjadilah potensial aksi dan menimbulkan impuls pada neuron
post-sinapsis. Setelah impuls berpindah menuju neuron post-sinapsis,
maka neurotransmitter yang menempel pada situs reseptor akan
dilontarkan kembali ke celah sinapsis oleh enzim deaktivasi yang
dihasilkan oleh membran neuron post-sinaptik. Neurotransmitter yang
telah dilontarkan ini bisa dalam bentuk utuh atau dalam keadaan terurai.
Neurotransmitter yang kembali berada di celah sinapsis ini akan diserap
oleh vesikula sinapsis untuk disimpan dan akan digunakan kembali dalam
proses penghantaran impuls berikutnya. Jenis-jenis sinapsis Struktur
sinapsis adalah tempat bertemunya akson dari neuron pre-sinapsis
dengan suatu bagian dari neuron post-sinapsis. Akson pre-sinapsis bisa
berhubungan dengan bagian manapun dari neuron post-sinapsis.
Karenanya, sinapsis bisa dibedakan atas: a. Dendritik sinapsis ( dendritic
synapse ) Sinapsis jenis ini terbentuk akibat bertemunya akson dari
neuron pre-sinapsis dengan dendrit dari neuron post-sinapsis. b. Somatik
sinapsis ( somatic synapse ) Sinapsis jenis terbentuk akibat bertemunya
akson dari neuron pre-sinapsis dengan badan sel dari neuron post-
sinapsis. c. Akson sinapsis ( axonal synapse ) Sinapsis jenis ini terbentuk
akibat bertemunya akson dari neuron pre-sinapsis dengan akson dari
neuron post-sinapsis. Transmisi Sinaps Transmisi (peleburan atau
pelepasan neurontransmiter) sinaps terjadi pada neuron guna
menghantarkan senyawa-senyawa kimia. Penghantaran zat-zat yang
terkandung dalam neurontransmiter dengan reseptornya bergantung
pada permeabilitas di neuron pascasinaps. Proses transmisi sinaps terjadi
melalui beberapa cara, antara lain: a. Potensial End Plate Didalam suatu
sel saraf terdapat unit motor. Unit motor adalah motoneuron bersama
dengan axon dan seluruh serabut otot yang diinervasinya. Pada saat
sebuah motoneuron beraksi, seluruh serabut otot yang diinervasinya
berkontraksi. Karena satu motoneuron mungkin menginervasi dari sangat
sedikit sampai seribu atau lebih serabut otot, maka ukuran unit motor
sangat bervariasi,. Unit motor yang kecil terdapat pada otot-otot yang
kecil, misalnya otot ekstraokular dan otot tangan.Demikian juga, unit
motor yang kecil terdapat pada otot-otot yang melakukan berbagai gerak
yang halus, misalnya otot-otot kecil tangan, otot larynx dan otot
ekstraokular. Unit motor yang besar misalnya terdapat pada m. tibialis
anterior, m. gastrocnemius. Serabut saraf unit yang kecil umumnya juga
berdiameter lebih kecil dibandingkan unit yang besar. Satu serabut saraf
dapat menginervasi banyak serabut otot karena axon mempunyai banyak
cabang. Serabut-serabut otot yang berasal dari satu unit motor tersebar
merata di otot. Ujung cabang-cabang motoneuron bersama dengan
membran otot yang diinervasinya membentuk motor-end plate (junctio
neuromuscularis). Gambaran pokok dari sebuah motor end plate adalah
sbb. Motor end plate terdiri atas dua bagian, yaitu saraf dan otot yang
saling dipisahkan oleh celah. Jadi motor end plate ini dalam beberapa hal
mirip sinapsis di sistem saraf sentral. Bagian otot mengandung beberapa
nuklei dan banyak mitokhondria serta miofibril. Bagian otot dilengkapi
dengan sejumlah benjolan seperti buah anggur, sangat mirip benik
terminal. Setiap benjolan “melesak” ke dalam serabut otot dan
mengandung vesikel sinapsis dan mitokhondria. Telah diketahui bahwa
substansi transmiter di end plate adalah asetilkholin. Ia masuk ke dalam
celah, berikatan dengan membran otot, dan mengakibatkan perubahan
permiabilitas membran tersebut. Satu impuls saraf menghasilkan suatu
potensial end plate, dan apabila potensial ini mecapai ambang maka
terjadilah potensial aksi yang disebarkan ke sepanjang serabut otot dan
menimbulkan kontraksi. Asetilkholin yang dilepaskan pada saat
datangnya aksi potensial saraf akan segara dipecah oleh
asetilkholinesterase. Transmisi impuls di junctio neuromuscularis dapat
dipengaruhi melalui beberapa cara. Curare, misalnya, mengurangi
potensial end plate, dengan demikian mencegah timbulnya potensial
aksi. Akbiatnya terjadi paralisis otot. (Bandingkan dengan penggunaan
substansi seperti curare untuk memperoleh relaksasi pada anestesi).
Kerusakan yang terjadi pada miastenia gravis adalah adalah kerusakan
pada transmisi di end plate. Potensial yang direkam pada EMG adalah
aksi potensial serabut otot tersebut di atas. Apabila serabut saraf
dipotong, maka motor end plate dan serabut saraf mengalami
degenerasi. Pada umumnya satu serabut otot diinervasi oleh satu axon
dan mempunyai satu motor end plate. Setelah lahir ukuran motor unit
mengecil, mungkin karena pada mulanya satu serabut otot diinervasi
oleh lebih dari satu motoneuron. Setelah tercapai bentuk dewasa yaitu
satu serabut otot diinervasi oleh satu motoneuron, maka ukuran unit
motor menjadi konstan. b. Excitatory Post Synaptic Potential (EPSP) &
Inhibitor Past Synaptic Potential (IPSP) Adanya perbedaan potensial pada
membran yang menyebabkan terjadinya peristiwa Excitatory Post
Synaptic Potential (EPSP) dan Inhibitor Past Synaptic Potential (IPST).
Potensial pascasinaps eksitatorik (EPSP) adalah perubahan potensial
pascasinaps yang terjadi di sinaps eksitatorik (terbukanya saluran-saluran
gerbang perantara kimia apabila saluran Na dan Ka terbuka) dimana
fluks-fluks ion menyebabkan timbulnya depolarisasi kecil yang membawa
sel pascasinaps mendekati ambang. Potensial pascasinaps Inhibitor
terjadi apabila saluaran-saluran gerbang perantara kimia yang terbuka
adalah saluran Ka dan Cl, akibatnya akan terjadi hiperpolarisasi kecil
sehingga neuron pascasinaps akan mencapai ambang lenyap. Jalur-jalur
sinaps yang menghubungkan berbagai neuron sangatlah rumit akibat
adanya konvergensi masukan neuron dan divergensi keluarannya.
Biasanya banyak masukan para sinaps berkonvergensi ke sebuah neuron
dan secara bersama-sama mengontrol tingkat eksitabilitas neuro
tersebut. Suatu neuron dapat bereaksi melalui beberapa cara antara lain:
Melepaskan potensial aksi di sepanjang akson.¬ Tetap¬ berada dalam
keadaan istirahat dan tidak meneruskan sinyal. Dengan cara¬
menurunkan tingkat eksitabilitasnya. Frekuensi potensial aksi pada sinaps
eksitatorik dan sinaps inhibitor mencerminkan keadaan sinaps yang
mempengaruhi kerja membran apakah sedang melakukan tansmisi
impuls atau sedang dalam keadaan istirahat. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kerja sinaps dan efektivitas sinaps, antara lain: Modifikasi
jumlah transmiter padaϖneuron Perubahan mekanisme sinaps yang
dipengaruhi oleh pengaruhϖ obatobatan yang di konsumsi oleh
individu.Ada dua kemingkinan yang terjadi yaitu: penghantaran impuls
semakin cepat atau semakin lambat. Faktorϖ ketidaksengajaan.
Dipengaruhi dan rentan terhadap sejumlah proses penyakit dan racun
yang ada di dalam tubuh

Refrensi : https://dokumen.tips/documents/penghantar-impuls-didalam-
tubuh-dan-transmisi-sinapsis.html

 Sistem konduksi (listrik jantung) yang berperan dalam pencatatan pada EKG, yang terdiri
dari :

1. SA Node ( Sino-Atrial Node )


Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini
bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan
frekuensi 60 – 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh
atrium terangsang

2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)


Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam AV
Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node
yaitu : 40 – 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka
dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls
akan dikeluarkan oleh AV Node.

3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih
kecil yaitu serabut purkinye.

4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel
impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga
tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan
frekuensi 20 – 40 kali permenit.

A. Bentuk Gelombang dan Interval EKG


Pada EKG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut P, QRS, dan T, sesuai dengan
penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran dan miokardium.
Gelombang – gelombang ini direkam pada kertas grafik dengan skala waktu horisontal dan
voltase vertikal. Makna bentuk gelombang dan interval pada EKG adalah sebagai berikut :

1. Gelombang P
Sesuai dengan depolarisasi atrium. Rangsangan normal untuk depolarisasi atrium berasal dari
nodus sinus. Namun, besarnya arus listrik yang berhubungan dengan eksitasi nodus sinus
terlalu kecil untuk dapat terlihat pada EKG. Gelompang P dalam keadaan normal berbentuk
melengkung dan arahnya ke atas pada kebanyakan hantaran.
Pembesaran atrium dapat meningkatkan amplitudo atau lebar gelombang P, serta mengubah
bentuk gelombang P. Disritmia jantung juga dapat mengubah konfigurasi gelombang P.
misalnya, irama yang berasal dari dekat perbatasan AV dapat menimbulkan inversi gelombang
P, karena arah depolarisasi atrium terbalik.

2. Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P hingga awal kompleks QRS. Dalam interval ini tercakup
juga penghantaran impuls melalui atrium dan hambatan impuls melalui nodus AV. Interval
normal adalah 0,12 sampai 0,20 detik. Perpanjangan interval PR yang abnormal menandakan
adanya gangguan hantaran impuls, yang disebut bloks jantung tingkat pertama.

3. Kompleks QRS
Menggambarkan depolarisasi ventrikel. Amplitudo gelombang ini besar karena banyak massa
otot yang harus dilalui oleh impuls listrik. Namun, impuls menyebar cukuop cepat, normalnya
lamanya komplek QRS adalah antara 0,06 dan 0,10 detik. Pemanjangan penyebaran impuls
melalui berkas cabang disebut sebagai blok berkas cabang (bundle branch block) akan
melebarkan kompleks ventrikuler. Irama jantung abnormal dari ventrikel seperti takikardia juga
akan memperlebar dan mengubah bentuk kompleks QRS oleh sebab jalur khusus yang
mempercepat penyebaran impuls melalui ventrikel di pintas. Hipertrofi ventrikel akan
meningkatkan amplitudo kompleks QRS karena penambahan massa otot jantung. Repolasisasi
atrium terjadi selama massa depolarisasi ventrikel. Tetapi besarnya kompleks QRS tersebut
akan menutupi gambaran pemulihan atrium yang tercatat pada elektrokardiografi.
4. Segmen ST
Interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel dan repolarisasi ventrikel. Tahap
awal repolarisasi ventrikel terjadi selama periode ini, tetapi perubahan ini terlalu lemah dan
tidak tertangkap pada EKG. Penurunan abnormal segmen ST dikaitkan dengan iskemia
miokardium sedangkan peningkatan segmen ST dikaitkan dengan infark. Penggunaan digitalis
akan menurunkan segmen ST.

5. Gelombang T
Repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T. Dalam keadaan normal gelombang T ini
agak asimetris, melengkung dan ke atas pada kebanyakan sadapan. Inversi gelombang T
berkaitan dengan iskemia miokardium. Hiperkalemia (peningkatan kadar kalium serum) akan
mempertinggi dan mempertajam puncak gelombang T.

6. Interval QT
Interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T, meliputi depolarisasi dan
repolarisasi ventrikel. Interval QT rata – rata adalah 0,36 sampai 0, 44 cdetik dan bervariasi
sesuai dengan frekuensi jantung. Interval QT memanjang pada pemberian obat – obat
antidisritmia seperti kuinidin, prokainamid, sotalol (betapace) dan amiodaron (cordarone).

Refernsi : http://aripurwahyudi.com/ekg/sistem-konduksi-jantung/

Anda mungkin juga menyukai