Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH PARTISIPASI WARGA NEGARA DALAM


SISTEM POLITIK DI INDONESIA

Disusun oleh:
Kelompok 8
1. TIFANY LENGKONG
2. CHRISTIANO WALEAN
3. VINDRISARI SUHARTONO

KELAS X IPA 2
SMA NEGERI 3 TONDANO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dan
membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat membantu juga menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya semoga dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, tetapi kami berharap pembaca dapat mengambil sisi
positifnya, dan kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Tondano, 17 November 2018


Penyusun,

Kelompok 8
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN..……………………………………………..……1
1.1 Latar belakang…….…… …………………………………….…….1
1.2 Rumusan masalah…………..…………...…………….…….…....…2
1.3 Tujuan……………………………...…………………..….………...2
1.4 Manfaat……….…………………………………………..…………2
BAB II PEMBAHASAN....…………………………………….….……....…3
2.1 Pengertian Partisipasi Politik…………………………....…………..3

2.2 Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia…….....4

BAB III PENUTUP…………………………………………….…...…..…....8


3.1 Kesimpulan………....…………………………………...…...….…...8
3.2 Saran……………………………………………………………........8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….………….….....9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partisipasi politik amat urgen dalam konteks dinamika perpolitikan dalam suatu
masyarakat.Sebab dengan partisipasi politik dari setiap individu maupun kelompok
masyarakat maka niscaya terwujud segala yang menyangkut kebutuhan warga masyarakat
secara universal.Sehingga demikian,keikutsertaan individu dalam masyarakat merupakan
factor yang sangat penting dalam mewujudkan kepentingan umum.Dan paling ditekankan
dalam hal ini terutama sikap dan perilaku masyarakat dalam kegiatan politik yang ada.Dalam
artian setiap individu harus menyadari peranan mereka dalam mendirikan kontribusi sebagai
insan politik. Dalam hal ini peranan meliputi pemberian suara,kegiatan menghadiri kampanye
serta aksi demonstrasi. Namun kegiatan-kegiatan sudah barang tentu harus dibarengi rasa
sukarela sebagai kehendak spontanitas individu maupun kelompok masyarakat dalam
partisipasi politik. Dengan kegiatan-kegiatan politik ini pula,intensitas daripada tingkat
partisipasi politik warga masyarakat dapat termanifestasi. Oleh karena itu,sikap dan perilaku
warga masyarakat dalam kegiatan politik berupa pemberian suara dan kegiatan kampanye
dalam pemilihan kepala daerah merupakan parameter dalam mengetahui tingkat kesadaran
partisipasi politik warga masyarakat.

Paling tidak warga masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik sekaligus
mengambil bagian untuk mempengaruhi pemerintah dalam keputusan politik. Pemilihan
kepala daerah sebagai wahana menyalurkan segala aspirasi masyarakat melalui suksesi dalam
pemilihan kepala daerah,peran warga masyarakat terutama dalam mempengaruhi keputusan
politik sangat prioritas. Dengan adanya pemilihan kepala daerah setiap individu maupun
kelompok masyarakat dapat memanifestasikan kehendak mereka secara sukarela,tanpa
pengaruh dari siapapun. Dalam hal ini setiap anggota masyraakat secara langsung dapat
memberikan suara dalam pemilihan serta aktif dalam menghadiri kegiatan-kegiatan
politiknya,seperti kampanye.Namun keaktifan anggota masyarakat baik dalam memberikan
suara maupun kegiatan kampanye tentu harus didorong oleh sikap orientasi yang begitu
tinggi. Dan disamping itu pula kesadaran dan motivasi warga masyarakat dalam kegiatan
politik sebagaimana di kemukakan tadi sangat penting untuk menopang tingkat partisipasi
politik terhadap pemilihan kepala daerah. Karena dengan adanya sikap antusias dari warga
masyarakat dalam, partisipasi politik tentu membawa pada konsekuensi pada tatanan politik
yang stabil.

Oleh karena kesadaran dan pemahaman politik merupakan penunjang dalam mewujudkan
stabilitas politik masyarakat dengan kesadaran dan pemahaman politik pula setiap sikap dan
perilaku masyarakat secara pertisipasi dapat terwujud sebagaimana mestinya.

Namun demikian sikap dan perilaku anggota masyarakat dalam partisipasi politik kadang
kala mengarah pada sikap apatis,sinisme,dan arogan sehingga yang demikian ini
mempengaruhi partisipasi mereka dalam pemilihan kepala daerah. Yang akhirnya mereka
enggan memberikan suara dalam pemilihan dan juga tidak menghadiri kegiatan-kegiatan
politik(kampanye). Fenomena-fenomena ini selalu muncul dimana-mana lebih-lebih lagi
dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :

1.Apa yang dimaksud dengan Partisipasi Politik?

2.Bagaimana contoh partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan norma yang

Sesuai dengan norma yang berlaku?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengertian Partisipasi Politik

2. Mengetahui bagaimana bentuk-bentuk partisipasi warga negara dalam sistem

Politik di Indonesia sesuai dengan norma yang berlaku.

1.4 MANFAAT

1.Menambah wawasan ilmu pengetahuan.

2.Dapat mempraktekkan bentuk partisipasi dan perilaku politik dengan baik dalam
Kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK

Peran serta dalam sistem politik lazimnya disebut dengan partisipasi politik. Partisipasi
politik secara umum berarti keterlibatan seseorang/sekelompok orang dalam suatu kegiatan
politik. Definisi partisipasi politik salah satunya dikemukakan oleh Verba, yang
mengungkapkan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga Negara yang
legal,yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat
Negara dan atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka.

Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga Negara baik secara
individu maupun kolektif,atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan dari pihak lain yang
bertujuan untuk memengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah,agar
keputusan tersebut menguntungkannya.

Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep partisipasi politik mempunyai bermacam-
macam bentuk dan itensitas. Hal ini menyebabkan bervariasinya partisipasi politik yang
dilakukan oleh warga Negara dari mulai tingkatan yang pasif sampai pada tingkatan yang
aktif. Bila dihubungkan dengan hak dan kewajiban warga Negara,partisipasi politik
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab warga Negara
yang kesadaran politik tinggi dan baik.Sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa
partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara
aktif dalam kehidupan politik,yaitu dengan cara memilih pimpinan dan secara langsung dan
secara tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah(public policy). Kegiatan ini
mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum atau kepala
daerah,menghadiri kegiatan(kampanye),mengadakan hubungan (contacting) dengan pejabat
pemerintah,atau anggota parlement dan sebagainya.

Herbert Meclosky (1994:3),berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-


kegiatan suka rela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam
proses pemilihan penguasa,dan secara langsung dalam proses pembentukan kebijakan
umum.Berdasarkan definisi ini,partisipasi warga masyarakat menekankan pada keikutsertaan
individu maupun kelompok masyarakat untuk melakukan kegiatan politik secara aktif.
Dimana setiap warga masyarakat,memberikan suara dalam pemilihan kepala daerah. Dan
juga dijelaskan bahwa kegiatan sukarela adalah dimana dalam pelaksanaan pemberian suara
dalam pemilihan tanpa pengaruh paksaan dari siapapun.

2.2 PARTISIPASI WARGA NEGARA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA

Partisipasi politik yang baik akan terwujud dalam masyarakat politik yang sudah mapan.
Suatu komunitas masyarakat dapat disebut masyarakat politik jika masyarakat tersebut telah
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Selalu ada kelompok yang memerintah dan diperintah.

2. Memiliki sistem pemerintahan tertentu yang mengatur kehidupan masyarakat.

3. Memiliki lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pemerintahan.

4. Memiliki tujuan tertentu yang mengikat seluruh masyarakat.

5. Memahami informasi dasar tentang siapa yang memegang kekuasaan dan

Bagaimana sebuah institusi bekerja.

6. Dapat menerima perbedaan pendapat.

7. Memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap masalah-masalah yang dihadapi

bangsa.

8 .Memiliki rasa tanggung jawab terhadap perkembangan dan keadaan Negara dan

Bangsanya.

9. Patuh terhadap hukum dan menegakkan supremasi hukum.

10. Membangun budaya politik yang demokratis.

11. Menyadari akan pentingnya pembelaan terhadap Negara.

12. Memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan perumusan penentuan

Kebijakan Negara .
13. Menjunjung tinggi demokrasi.

14. Mengawasi jalannya pemerintahan agar tertata dengan baik.

15. Memiliki wawasan kebangsaan.

Berdasarkan karakteristiknya,masyarakat politik berkedudukan sebagai masyarakat yang


menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan kekuasaan Negara,baik sebagai penyelenggara
kekuasaan Negara maupun sebagai pengawas pelaksanaan kekuasaan Negara,dalam bentuk
institusi formal(DPR) ataupun informal (partai politik,kelompok kepentingan dan kelompok
penekan).

Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota masyarakat. Partisipasi
dan perilaku politik harus berlandaskan pada nilai dan norma yang berlaku. Berikut adalah
contoh partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan norma yang berlaku:

A. Di lingkungan sekolah
Setiap siswa dapat menampilkan pola perilaku politik yang mencerminkan
pelaksanaan demokrasi langsung melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut
1. Pemilihan Ketua kelas, ketua OSIS dan ketua organisasi ekstrakurikuler seperti
Pramuka,pencinta alam,PMR, paskibra dll.
2. Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga osis atau ekstrakurikuler
yang diikuti.
3. Forum-forum diskusi yang diselenggarakan di sekolah.
Agar perilaku politik yang ditampilkan mencerminkan perilaku politik yang
sesuai aturan,maka setiap siswa harus memperhatikan ketentuan-ketentuan atau
norma-norma sebagai berikut
1. Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar RI 1945.
3. Undang-Undang RI Nomor 09 yahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
4. Tata tertib dan sebagainya.
B. Di Lingkungan Masyarakat
Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi langsung dapat ditampilkan
warga masyarakat melalui beberapa kegiatan sebagai berikut.
1. Forum warga.
2. Pemilihan ketua RT,RW, kepala desa,dan sebagainya

3. Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi
organisasi masyarakat, koperasi, RT-RW, LMD dan sebagainya.
Agar dalam pelaksanaan perilaku politik tersebut sesuai dengan aturan dan
Norma-norma sebagai berikut.
1. Pancasila dan UUD RI 1945
2. Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya undang-undang HAM,
Undang-undang parpai politik dan sebagainya.
3. Peraturan yang berlaku khusus di lingkungan setempat, seperti peraturan RT-
RW, peraturan Desa dan sebagainya.
4. Norma-norma sosial yang berlaku
C. Di Lingkungan Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik yang dapat kita
tampilkan secara langsung di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pemilihan umum untuk memilih anggota legislative dan presiden.
2. Pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkada).
3. Aksi demonstrasi yang tertib ,damai dan santun.
Agar dalam pelaksanaan perilaku politik tersebut sesuai dengan aturan dan
Norma-norma sebagai berikut.
1. Pancasila.
2. UUD NRI 1945.
3. Peraturan Pemerintah.
4. Keputusan presiden.
5. Peraturan daerah.
Berbagai bentuk partisipasi dan perilaku politik di atas merupakan peran serta aktif
dalam pelaksanaan sistem politik di Indonesia. Peran aktif warga Negara juga dapat
dilakukan dalam berbagai aspek lainnya seperti dalam bidang politik,hukum,ekonomi,dan
sosial budaya. Partisipasi warga Negara dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara pada gilirannya dapat memperkuat sistem politik bangsa Indonesia secara
keseluruhan.
Jika mode partisipasi politik bersumber pada factor”kebiasaan” partisipasi politik di
suatu zaman,maka bentuk partisipasi politik mengacu pada wujud nyata kegiatan politik
tersebut. Samuel P. Huntington dan Joan Nelson membagi bentuk-bentuk partisipasi politik
menjadi :
 Kegiatan pemilihan,yaitu kegiatan pemberian suara dalam pemilihan umum,mencari
dana partai,menjadi tim sukses,mencari dukungan bagi calon legislatif atau eksekutif
atau tindakan lain yang berusaha mempengaruhi hasil pemilu.
 Lobby,yaitu upaya perorangan atau kelompok menghubungi pemimpin politik dengan
maksud mempengaruhi keputusan mereka tentang suatu isu.
 Kegiatan Organisasi,yaitu partisipasi individu ke dalam organisasi,baik selaku
anggota maupun pemimpinnya.
 Contacting,yaitu upaya individu atau kelompok dalam membangun jaringan dengan
pejabat-pejabat pemerintah guna mempengaruhi keputusan mereka,dan
 Tindakan Kekerasan(violence),yaitu tindakan individu atau kelompok guna
mempengaruhi keputusan pemerintah dengan cara menciptakan kerugian fisik
maupun harta benda,termasuk di sini adalah hura-hura,terror,kudeta,pembunuhan
politik(assassination),revolusi dan pemberontakan.
Kelima bentuk partisipasi politik menurut Huntington dan Nelson telah menjadi bentuk
klasik dalam studi partisipasi politik. Keduanya tidak membedakan apakah tindakan
individu atau kelompok di tiap bentuk partisipasi politik legal atau illegal. Sebab
itu,penyuapan,ancaman,pemerasan,dan sejenisnya di tiap bentuk partisipasi politik adalah
masuk ke dalam kajian ini.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Partisipasi politik adalah aktivitas warganegara yang bertujuan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan politik. Partisipasi politik dilakukan orang dalam posisinya sebagai
warnanegara,bukan politikus ataupun pegawai negeri. Sifat partisipasi politik adalah
sukarela,bukan dimobilisasi oleh Negara ataupun partai yang berkuasa.
Partisipasi politik atau biasa juga disebut dengan bentuk bentuk partisipasi politik yang
dilakukan oleh masyarakat sangat beragam. Adapun contoh-contoh partisipasi politik yang
paling sederhana dan sebagian besar seluruh masyarakat melakukannya yaitu ikut dalam
pemilihan umum atau pemilu.Di era reformasi,partisipasi politik merupakan sebuah
keharusan yang terbuka selebar lebarnya dan telah menjadi suatu tuntutan dari masyarakat itu
sendiri. Apalagi dalam suatu Negara demokrasi,bentuk dari pemerintahan dibangun dari,oleh
dan juga untuk rakyat.Contoh lain dari partisipasi politik adalah dalam lingkungan sekolah
yaitu pemilihan ketua kelas,dalam lingkungan masyarakat yaitu pemilihan ketua RT dan dari
lingkungan Negara yaitu Pemilu.

3.2 SARAN
Ada beberapa saran yang dapat disampaikan berhubungan dengan pembahasan pada
bagian sebelumnya,yaitu :
1. Peran serta warga Negara dalam suatu sistem politik adalah menentukan nasib dari
suatu Negara .Karena itu pendidikan politik harus ditanamkan semenjak dini.
2. Keengganan dalam berpartisipasi dalam politik adalah salah karena tidak
membangun,karena itu peran aktif harus ditanamkan pada warga Negara.
DAFTAR PUSTAKA

http://handikap60.blogspot.com/2013/03/bentuk-bentuk-partisipasi-politik.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi_politik

http://ir4nh4kim.wordpress.com/2012/12/22/partisipasi-politik-dan-contoh-kasus/

http://artikel-makalah-belajar.blogspot.com/2012/01/partisipasi-politik.html

Anda mungkin juga menyukai