Anda di halaman 1dari 5

POTRET PENDIDIKAN DIMASA PANDEMI

PENDAHULUAN

Saat ini hampir seluruh dunia sedang marak-maraknya wabah virus


corona.Viruscorona itu sendiri adalah virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Terdapat dua jenis corona virus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala
berat. Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan
gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6
hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada tanggal 30 Januari
2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat
yang meresahkan dunia. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan
kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 16
Maret 2020 ada 10 orang yang dinyatakan positif corona (Yurianto,
Ahmad, Bambang Wibowo, 2020). Dengan adanya virus COVID-19 di
Indonesia saat ini berdampak bagi seluruh masyarakat.
Pada Bulan Desember tahun 2019 di penghujung akhir tahun WHO
China Country Offce, telah mengumumkan kasus yang tidak di temukan
etiologinya di kota Wuhan, provinsi Hubei, China (Jaya & Guntoro, 2020).
Kemudian pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifkasi pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus
(novel coronavirus). Pada awal tahun 2020 NCP mulai menjadi pendemi
global dan menjadi masalah kesehatan di beberapa negara di luar RRC
(Nurkholis, 2020).Berdasarkan World Health Organization (WHO) kasus
kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah
menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran epidemi ini
terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster
pneumonia ini adalah Novel Coronavirus (Latif, 2020). Pandemi ini terus
berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus-kasus baru di luar
China. Indonesia yang menjadi negara kedua tertinggi penyebaran covid-19
dengan lonjakan di atas 1000. Indoensia menduduki posisi 31 dari 40 negara
dengan jumlah kasus terbanyak di dunia (Hennida, Saptari, Aristyaningsih,
& Febrianto, 2020). Berdsarkan data tersebut, hal ini menunjukkan bahwa
Indonesia dalam keadaan kritis kesehatan sehingga perlu adanya solusi yang
tepat untuk menghentikan penyebaran covid-19 sehingga kegiatan dapat
berjalan dengan normal kembali terutama bagi dunia pendidikan.
Dampak atau pengaruh yang diakibatkan dari covid-19 ini begitu
besar dalam dunia pendidikan, hal ini banyak dirasakan oleh berbagai
elemen tingkat pendidikan baik pendidikan tinggi sampai dengan
pendidikan dasar tanpa kecuali turut dirasakan pula di lingkungan
pembelajaran. Penyebaran covid-19 yang tinggi di Indonesia
mengakibatkan, universitas dan perguruan tinggi lainnya ditutup tidak
terkecuali sekolah dasar.Situasi tersebut mengundang berbagai kebijakan
dalam upaya menghadapi dampak pandemi covid-19 yang semakin parah.
Dengan ditutupnya sekolah, pemerintah telah mengambil beberapa langkah
untuk memastikan agar proses pembelajaran tidak ketinggalan dan siswa
tetap berhak memperoleh ilmu. Oleh karena itu, keputusan pemerintah
selanjutnya adalah proses pembelajaran akan tetap dilanjutkan, tetapi tidak
secara tatap muka melainkan secara e-learning atau daring.
METODE

Virus Corona (Cov) merupakan keluarga besar virus yang


menyebabkan penyakit dari gejala ringan hingga berat. Berdasarkan
penyebabnya, Corona diketahui merupakan jenis virus zoonosi (ditularkan
dari hewan ke manusia), artinya Virus Corona sebelum menginfeksi dan
menyebabkan penularan ke manusia, virus ini sudah bermutasi. Seperti
yang kita ketahui, infeksi dan penularan Virus Corona terjadi di akhir
tahun 2019 telah menjadi masalah serius hingga ditetapkan levelnya
menjadi bencana global. Diketahui virus ini pertama kali di temukan di
Kota Wuhan, China, dan sampai saat ini virus Corona telah menginfeksi
setidaknya 65 negara, dengan angka kematian mencapai 200.000 ribu jiwa.
Dilihat dari gejalanya, Virus Corona memiliki kesamaan dengan gejala
Virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV), yaitu sama-sama menyebabkan
pneumia, akan tetapi ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda. Virus
corona memang memiliki fatality death lebih rendah dibanding SARS dan
MERS, akan tetapi virus ini tetap berbahaya, karena Virus Corona sangat
mudah menyebar dan sulit terdeteksi, kecuali bagi orang dengan imunitas
tubuh yang rendah.
Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada
dunia ekonomi yang perlahan-lahan lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan
juga oleh dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara
termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan,
membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif
proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa
melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan.
Aktivitas yang melibatkan kumpulan orang-orang kini mulai dibatasi
seperti bersekolah, bekerja, beribadah dan lain sebagainya. Pemerintah
sudah mengimbau untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah untuk
menekan angka pasien yang terpapar COVID-19. Menteri Nadiem Anwar
Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan
Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan
Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) maka
kegaiatan belajar dilakukan secara daring (online) dalam rangka
pencegahan penyebaran coronavirus disease (COVID0-19). (Menteri
Pendidikan, 2020) Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat
kebijakan publik terbaik sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan skill.
Selain itu banyak siswa menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang
sangat menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah
dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial siswa.
Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru
untuk

Anda mungkin juga menyukai