Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

RISIKO PERILAKU KEKERASAN

STASE KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Devi Yesusi I4051211044


Frieta Diaz Astuti I4051211005
Melta Oktasari I4051211006
Nada Putri Utami I4052211011
Nunung Wahdania I4051211010
Nurbani Indah Sari I4051211004
Sri Wahyuningsih I4052211013
Yulianti Dwi Pratiwi I4051211011

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
RISIKO PERILAKU KEKERASAN
SESI 2

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Risiko Perilaku Kekerasan
Sesi 2: Mencegah Risiko Perilaku Kekerasan secara Verbal

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yaitu
setelah mengikuti kegiatan ini klien dapat mengendalikan risiko perilaku kekerasan
secara verbal.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
(tarik nafas dalam dan memukul bantal) yang telah diajarkan dipertemuan
sebelumnya
b. Klien dapat mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal

C. Landasan Teori
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain,
disertai dengan amuk dan gaduh gelisah tak terkontrol (Amimi, 2020). Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang yang diarahkan
pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat
berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk pelantaran
diri. Perilaku kekerasan pada orang lain adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk
melukai atau membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat berupa
perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, genting, dan semua yang ada di
lingkungan (Yusuf, dkk, 2015).
Perilaku kekerasan merupakan bagian dari rentang respons marah yang paling
maladaptif, yaitu amuk. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons
terhadap kecemasan (kebutuhan yang tidak terpenuhi) yang dirasakan sebagai ancaman.
Amuk merupakan respons kemarahan yang paling maladaptif yang ditandai dengan
perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, yang individu
dapat merusak diri sendiri, orang lain, atau lingkungan (Yusuf, dkk, 2015).
Penyebab perilaku kekerasan menurut Keliat (2019), yaitu :
1. Waham
2. Curiga pada orang lain 
3. Halusinasi
4. Berencana bunuh diri
5. Kerusakan kognitif
6. Disorientasi atau konfusi
7. Kerusakan kontrol impuls
8. Depresi
9. Penyalahgunaan NAPZA
10. Gangguan konsep diri
11. Isolasi sosial
Adapun tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan menurut Keliat (2019) yaitu :
1. Mayor Subjektif : Mengatakan benci/kesal dengan orang lain, mengatakan ingin
memukul orang, mengatakan tidak mampu mengontrol perilaku kekerasan,
mengungkapkan keinginan menyakiti diri sendiri, orang lain, dan merusak
lingkungan
2. Mayor Objektif : Melotot, pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,
gelisah dan mondar-mandir, nadi meningkat, pernapasan meningkat, mudah
tersinggung, nada suara tinggi dan bicara kasar, mendominasi pembicaraan, merusak
lingkungan, sarkasme, memukul orang lain
3. Minor Subjektif : Mengatakan tidak senang, menyalahkan orang lain, mengatakan
diri berkuasa, merasa gagal mencapai tujuan, mengungkapkan keinginan yang tidak
realistis dan minta dipenuhi, suka mengejek dan mengritik 
4. Minor Objektif : Disorientasi, wajah merah, postur tubuh kaku, sinis, bermusuhan,
menarik diri
Salah satu kegiatan kelompok yang diberikan pada pasien perilaku kekerasan adalah
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan
pengalaman dan atau kehidupan untuk disikusikan dalam kelompok (Aritonang, 2020).
Penelitian dari Aritonang (2020) juga menyebutkan bahwa terdapat pengaruh Terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi terhadap kemampuan pasien dalam mengontrol
perilaku kekerasan.

D. Persiapan Peserta
1. Karakteristik/kriteria
a. Klien dengan risiko perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu mengontrol
risiko perilaku kekerasan
b. Klien sehat secara fisik
c. Klien tidak mengalami tuli, buta, dan tidak dalam keadaan fisik yang lemah
d. Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif)
e. Klien tidak disorientasi
2. Proses Seleksi
a. Pengkajian dan observasi oleh mahasiswa
b. Penyeleksian masalah berdasarkan masalah keperawatan
c. Mengklarifikasi klien dan bekerja sama dengan perawat ruangan
d. Mengadakan kontrak dengan klien, yaitu klien bersedia untuk mengikuti
kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan, tempat dan waktu
3. Jumlah Klien
Jumlah klien dalam TAK ini berjumlah 5 orang

E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/Tanggal : Rabu, 22 Desember 2021
b. Pukul : 09.30 WIB
c. Tempat : Ruang Garuda
d. Durasi : 30 menit
2. Tim Terapis
a. Leader : Yulianti Dwi Pratiwi
Uraian tugas :
1) Membuka jalan kegiatan
2) Memperkenalkan diri
3) Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
4) Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
5) Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan dimulai
6) Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok
b. Co Leader : Nurbani Indah Sari
Uraian tugas :
1) Membantu tugas leader
2) Memotivasi kelompok untuk aktif
3) Memberi reinforcement positif
4) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
5) Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
6) Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
7) Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
8) Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
c. Fasilitator : Nada Putri Utami, Frieta Diaz Astuti, Melta Oktasari, Nunung
Wahdania, Devi Yesusi
Uraian tugas :
1) Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
2) Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama TAK
berlangsung
3) Menjadi role model selama acara berlangsung
4) Menyiapkan alat dan media
d. Observer : Sri Wahyuningsih
Uraian tugas :
1) Mengobservasi jalannya kegiatan
2) Mengobservasi kemampuan klien
3. Metode dan Media
a. Metode
- Diskusi dan tanya jawab
b. Media
- Jadwal kegiatan harian klien
- Pulpen
- Papan nama pasien
4. Setting Tempat

Keterangan :

: Leader

: Co Leader

: Klien

: Fasilitator

: Observer

F. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
“Selamat pagi semuanya ... Masih ingat dengan kami? Kami mahasiswa
keperawatan dari Untan yang berdinas dirumah sakit ini selama 3 minggu. Sesuai
janji kami kemarin, sekarang kita bertemu kembali. Bagaiaman abang-abang apakah
latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal sudah dilakukan? Ada yang bisa
mempraktikkannya kembali? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan tarik
nafas dalam dan pukul bantal kemarin? Berkurangkah rasa marahnya?”
“Nah bagaiamana kalau hari ini kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah
marah?”
“Bagaimana kalau kita berbincang di ruang Garuda ini?”
“Berapa lama kita mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
2. Tahap Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul bantal, dan sudah lega, kita
perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Nah, ada 3 caranya ya bang :
1. Meminta dengan baik, tanpa marah dengan nada suara yang rendah dan serta
tidak menggunakan kata-kata kasar. Contohnya “Bu, saya perlu uang untuk
membeli kue.” Coba abang-abang praktikkan masing-masing. Bagus!
2. Menolak dengan marah, jika ada yang menyuruh dan abang tidak mau
melakukannya, katakan “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan.” Coba abang-abang praktikkan masing-masing. Bagus!
3. Mengungkapkan perasaan kesal/marah. Jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal, abang bisa mengatakan “Saya jadi mau marah karena kata-
katamu itu” Coba dipraktikkan. Bagus!”
3. Tahap Terminasi
“Bagaimana perasaan abang-abang semua setelah kita latihan cara mengendalikan
marah dengan bicara yang baik? Coba abang-abang sebutkan lagi cara bicara yang
baik yang telah kita pelajarai! Bagus.
Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari. Pukul berapa akan
mempraktikkan mengendalikan marah secara verbal? Bagaiamana jika bangun tidur?
Baik jadi latihan ini bisa dilakukan bangun tidur sekitar pukul 05.00, lalu jika ada
keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara yang telah diajarkan kemarin
dan hari ini ya, yaitu tarik nafasa dalam, pukul bantal, dan bicara yang baik. Besok
kita bertemu lagi ya di Ruang ini jam 9.30 untuk belajar mengatasi marah dengan
minum obat. Sekarang semuanya bisa kembali keruangan masing-masing,
Terimakasih atas waktunya dan kerjasamanya. Bagus sekali!”

G. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Kemampuan
yang diharapkan adalah mengontrol risiko perilaku kekerasan secara verbal.
Kriteria Evaluasi :
a. Struktur : meliputi perencanaan TAK yaitu pembagian peran dalam TAK
b. Proses :
- Kegiatan TAK kelompok risiko perilaku kekerasan sesi 2 dilaksanakan pada
hari Rabu, 22 Desember 2021 jam 09.30 WIB - 10.30 WIB di Ruangan
Garuda
- Klien dapat mempraktikkan cara mengontrol risiko perilaku kekerasan
dengan cara verbal
- Klien yang mengikuti TAK adalah klien yang mengalami risiko perilaku
kekerasan.
- Kegiatan dilaksanakan dengan tepat waktu
- Leader dan Co Leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan
kegiatan TAK
- Fasilitator dapat melakukan perannya dengan baik
- Observer dapat melakukan perannya dengan baik
c. Hasil :
- 80% klien yang mengikuti kegiatan dapat memperlihatkan kemampuan non
verbal: kontak mata, duduk tegak, menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- 80% klien yang mengikuti kegiatan dapat memperlihatkan kemampuan
verbal: menyebutkan nama, mengajak berkenalan, dan menyebutkan cara
mengontrol risiko perilaku kekerasan
2. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil evaluasi yaitu kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta
serta respon peserta saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien.
Stimulasi Persepsi Umum
Menilai Kemampuan Kognitif

No Aspek Yang Dinilai Nama Klien (Inisial)


.
An. Se Tn. R Tn. Sa Tn. W Tn. A
1. Aktif dalam TAK
2. Bersosialisasi dan bekerja sama dengan
peserta TAK secara baik
3. Menunjukkan kepercayaan diri dengan baik
4. Menunjukkan ekspresi diri dan emosi yang
konstruktif
5. Mengikuti kegiatan sampai selesai
Stimulasi Persepsi Umum Risiko Perilaku Kekerasan Sesi 2
Mencegah Risiko Perilaku Kekerasan secara Verbal

No Aspek Yang Dinilai Nama Klien (Inisial)


.
An. Se Tn. R Tn. Sa Tn. W Tn. A
1. Menyebutkan cara mengendalikan PK secara
fisik
2. Mempraktikkan latihan cara mengendalikan
PK secara fisik
3. Mempraktikkan latihan cara mengendalikan
PK secara verbal
DAFTAR PUSTAKA

Amimi, R., dkk. (2020). Analisis Tanda Dan Gejala Resiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien
Skizofrenia. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa , 3(1), 65 – 74.
Aritonang, M. (2020). Analisis Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Persepsi
terhadap Kemampuan Pasien Mengontrol Perilaku Kekerasan di RSJ Prof. Ildrem
Medan Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Surya Nusantara, 8(2), 14-27.
Keliat, B. A. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yusuf, A, dkk. (2015). Buku Ajar keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai