Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL KALA III DAN IV

DISUSUN OLEH:

NUR ZALINA

202091153

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Dwi Kartika Pebriyanti, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


A. PENGERTIAN
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. Persalinan adalah suatu
proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

B. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi.
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi
uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.

C. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi.
Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan
SBR menyebabkan pembukaan servik.  Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa
tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi,
ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan
rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan
jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-
10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta,
rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara
bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan
robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi
estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif
dan produksi laktasi dimulai.
D. PATHWAY Kala III
(Pelepasan dan Pengeluaran Plasenta)
E.
F.

Terlepasnya plasenta dari endometrium

Trauma Jaringan Kesulitan dengan pelepasan plasenta Diikuti oleh pengeluaran sisa plasenta

Terputusnya klien kontinuitas jaringan


Teknik pelepasan dan pengeluaran uri yang tidak tepatKeluarnya darah (normal 150-300 cc)

Pelepasan neurotransmitter nyeri di korteks serebral MK: Risiko Kekurangan Volume Cairan
MK: Risiko Cedera Maternal

MK: Nyeri Akut


Kala IV

Plasenta lahir kelahiran bayi robekan pada


jalan lahir

kontraksi uterus pemulihan sistem tubuh pertambahan anggota keluarga trauma jaringan (perineum)

sirkulasi tremor otot MK: episiotomi


uteroplasenta Perubahan
berlanjut trauma mekanis proses keluarga MK: Resti
infeksi
atau edema otot

perdarahan MK:Nyeri Akut

MK: Resti
kekurangan
volume cairan
G. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN
Kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering
atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi
lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah
(bloody show).
Tanda-Tanda In Partu:
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan
teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan
kecil pada bagian  servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar

H. FAKTOR PERSALINAN
1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal. Passage terdiri dari :
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul):
1) Os. Coxae:
a) Os illium
b) Os. Ischium
c) Os. Pubis
d) Os. Sacrum = promotorium
e) Os. Coccygis
b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamenka panggul):
Pintu Panggul
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet
c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet
dan outlet.

Bidang-bidang:
a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

2. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan
tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi
dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
a. His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja
dengan baik dan    sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot
rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.
Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
b. kontraksi otot-otot dinding perut
c. kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum

Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja


dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
a. kontraksi simetris
b. fundus dominan
c. relaksasi
d. involuntir : terjadi di luar kehendak
e. intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
f. terasa sakit
g. terkoordinasi
h. kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis

Perubahan-perubahan akibat his:


a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim.
Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter
kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin
melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya
iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit
atau  persepuluh menit.
b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan –
jalan sewaktu persalinan masih dini.
c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur
dengan detik, misalnya selama 40 detik.
d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 2 sampe 3 menit
f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit
Montevideo.

His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu
timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan.
His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga
pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang
jelek, baik fisik maupun mental.

Kelainan kontraksi otot rahim:


1) Inertia Uteri
a. His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang    terbagi menjadi: Inertia uteri primer : apabila sejak semula
kekuatannya sudah lemah, Inertia uteri sekunder : His pernah
cukup kuat tapi kemudian melemah
b. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan,
bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah.
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun
janin sehingga memerlukan  konsultasi atau merujuk penderita ke
rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
2) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat
kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
1. Persalinan Presipitatus
2. Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat
mungkin fatal
3. Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
a. Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan
dalam persalinan tersebut
b. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan
perdarahan  inversion  uteri
c. Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai
kematian janin  dalam rahim

3) Inkoordinasi otot rahim


Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan
sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan
atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi
kontraksi otot rahim adalah :
a. Faktor usia penderita elative tua
b. Pimpinan persalinan
c. Karena induksi persalinan dengan oksitosin
d. Rasa takut dan cemas
3. PASSANGER
Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge
utama dan bagianjanin yang paling penting adalah kepala karena bagian
yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar
kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah  kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus
ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak
dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.

4. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan
yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:


a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c. Medikasi persalinan
d. Nyeri persalinan dan kelahiran
5. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.

I. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu:
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
1) Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
2) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
a) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
b) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
c) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
b. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa
ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB
dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin.
Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.

Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 %
dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan
palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal
persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan
kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme
persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun
kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-
ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam
panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul
dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja
jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul,
maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero
posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya
pada pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang
yang menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah
panggul ialah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a. Penurunan kepala.
b. Fleksi.
c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
d. Ekstensi.
e. Ekspulsi.
f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
c. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10
menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir
secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus
uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-
200 cc.

d. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan
menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-
menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Menggunakan reagen benedict Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b. Pemeriksaan urin gula
c. dan menggunakan diastik.
d. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan
gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ,
daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi
jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama
K. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan plasenta previa tergantung
dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature

L. PERSIAPAN PERSALINAN
1. Ibu :
a. Gurita, 3 buah
b. Baju tidur, 3 buah
c. Underware secukupnya
d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e. Pembalut khusus, 1 bungkus
f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi :
a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
b. Baju bayi, 1-2 buah
c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong :

a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek
b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan. Penolong
persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau
penerangan yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain
penutup yang bersih, kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus
hangat (tetapi jangan pamas), harus rersedia meja atau permukaan
yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang
diperlukan.
c. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi. Memastikan
bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC, pencahayaan
cukup dan bebas dari tiupan angin.
4. Alat :
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
a. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b. Gunting tali pusat
c. Benang tali pusat
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomy
f. Alat pemecah selaput ketuban
g. 2 psang sarung tangan dtt
h. Kasa atau kain kecil
i. Gulungan kapas basah
j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l. 4 kain bersih
m. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
5. Bahan :

a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
e. Jam tangan detik
f. Stetoskop
g. Tensi meter
h. Sarung tangan bersih

6. Obat-Obatan
a. Ibu:
Ampul Oksitosin 1 ml  10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
l Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa
Epinefrin
3 botol RL
Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C

b. Bayi:
Salep mata tetrasiklin
Vit K 1 mg
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN PERSALINAN
NORMAL KALA III DAN IV
A. KALA III
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b. Sirkulasi
1) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal  dengan cepat
1) Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
2) Nadi melambat
c. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
d. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e. Seksualitas
1) Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
2) Tali pusat memanjang pada muara vagina

2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
b. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
c. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
3. Intervensi
N DIAGNOSA NOC NIC
O KEPERAWATAN

1. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan  Instruksikan klien untuk


kekurangan volume keperawatan mendorong pada kontraksi
cairan b/d kurang selama….,diharapkan cairan  Kaji tanda vital setelah
masukan oral, muntah. seimbang denngan kriteria pemberian oksitosin
hasil:  Palpasi uterus
 Kaji tanda dan gejala shock
 TTV dalam batas normal  Massase uterus dengan
 Darah yang keluar ± 200 perlahan setelah
– 300 cc pengeluaran plasenta
 Kolaborasi pemberian
cairan parentral

2. Nyeri akut b/d trauma Setelah dilakukan asuhan  Bantu penggunaan teknik
jaringan setelah keperawatan pernapasan
melahirkan selama….,diharapkan nyeri  Berikan kompres es pada
terkontrol dengan criteria hasil: perineum setelah
melahirkan
 Pasien dapat mengontrol  Ganti pakaian dan liner
nyeri basah
 Berikan selimut
penghangat
 Kolaborasi perbaikan
episiotomy

3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan  Palpasi fundus uteri dan
cedera maternal b/d keperawatan massase dengan perlahan
posisi selama selama….,diharapkan cidera  Kaji irama pernafasan
persalinan terkontrol dengan criteria hasil:  Bersihkan vulva dan
perineum dengan air dan
 Plasenta keluar utuh larutan antiseptic
 TTV dalam batas normal  Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
 Dapatkan sampel darah
tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
 Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

B. KALA IV
1. Pengkajian
a. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,
atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema,
kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
c. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau
otot tremor
h. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis, ansietas
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
c. Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
leluarga

3. Intervensi

N DIAGNOSA NOC NIC


O KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan  Kaji sifat dan derajat
hormone, trauma,edema keperawatan ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan fisik selama….,diharapkan  Beri informasi yang
dan psikologis, ansietas nyeri terkontrol dengan tepat tentang
criteria hasil: perawatan selama
periode pascapartum
 Pasien dapat  Lakukan tindakan
mengontrol nyeri kenyamanan
 Anjurkan penggunaan
teknik relaksasi
 Beri analgesic sesuai
kemampuan
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan asuhan  Tempatkan klien pada
kekurangan volume keperawatan posisi rekumben
cairan b/d selama….,diharapkan  Kaji hal yang
kelelahan/ketegangan cairan simbang dengan memperberat kejadian
miometri kriteria hasil: intrapartal
 Kaji masukan dan
 TTV dalam batas haluaran
normal  Perhatikan jenis
 Jumlah dan warna persalinan dan
lokhea dalam batas anastesi, kehilangan
normal daripada persalinan
 Kaji tekanan darah
dan nadi setiap 15
menit
 Dengan perlahan
massase fundus bila
lunak
 Kaji jumlah, warna
dan sifat aliran lokhea
 Kolaborasi pemberian
cairan parentral

3. Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan asuhan  Anjurkan klien untuk


keluarga b/d keperawatan menggendong,
transisi/peningkatan selama…..,diharapkan menyentuh bayi
anggota keluarga proses keluarga baik  Observasi dan catat
dengan criteria hasil: interaksi bayi
 Anjurkan dan bantu
 Ada kedekatan ibu pemberian ASI,
dengan bayi tergantung pada
pilihan klien
4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan pengolahan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan. Dalam operasionalnya perawat merupakan

satu tim yang berkerja sama secara berkesinambungan

dengan berbagai tim. Seluruh kegiatan keperawatan dalam

tahap ini ditulis secara rinci sesuai denagan tindakan

keperawatan atau catatan keperawatan.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses

perawatan dan merupakan perbandingan yang sistematik

dan terencana tentang kesehatan pasien dan sesama tenaga

kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

FKUI. (2014). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

NANDA NIC-NOC 2015

www.academia.com/asuhankeperawatanpersalinannormal

Anda mungkin juga menyukai