Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eka Kartikawati

NIM : 3402170549
Kelas : Karyawan B
Prodi : Management

“ANALISIS PEMBANGUNAN DARI FILM “THE LAST SAMURAI”


Film The Last Samurai yang dibintangi Tom Cruise sebagai Nathan Algren dan
dirilis pada 1 Desember 2003, diadaptasi dari kisah nyata yaitu menceritakan tentang
konisi negara jepang pada zaman dahulu. Seorang kapten Amerika, kapten Nathan
Algren (Tom Cruise), yang merupakan salah seorang veteran Perang Saudara ketika
tentara Amerika berusaha memperebutkan wilayah dengan suku Indian setempat. Kapten
Nathan Algren merasa bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa kekejaman tentara
amerika tersebut, karena banyak sekali orang-orang yang tidak berdaya dari suku indian
dibunuh . Setelah perang melawan suku Indian usai kapten Algren masih dihantui
perasaan bersalahnya sehingga ia hidup dengan serampangan dan ia menjadi seorang
pecandu alkohol.
Sampai pada akhirnya mantan rekan satu komandonya pada perang melawan suku
Indian memanggilnya dan menawarkan pekerjaan sebagai pelatih pasuka bersenjata
Jepang. Pihak Amerika pun mengirimkan Kapten Nathan Algern untuk melatih para
prajurit Kaisar untuk menggunakan senapan Winchester. Pada zaman itu, jepang sedang
mengalami masa transisi, dari budaya asli jepang ke budaya barat. Memang sejak abad
ke-17, pintu-pintu masuk ke Jepang dijaga dan diisolasi. Orang-orang asing hanya bisa
bernegosiasi, menjual senjata, rempah-rempah, dan bahan penting lainnya melalui
Pelabuhan Nagasaki. Namun sejak Kaisar Meiji berkuasa, Jepang mulai membuka diri.
Meiji ingin mengubah Jepang yang saat itu masih menganut feodal menjadi negara
modern seperti negera-negara di belahan dunia lain. Sejak saat itulah, benda-benda dari
belahan dunia lain masuk ke Jepang. Tak hanya itu, gaya berpakaian masyarakat Jepang
pun mulai berubah. Pakaian gaya Eropa mulai banyak dikenakan.
Di lain pihak penentang budaya barat yang diwakili oleh para samurai mencoba
untuk mempertahankan kebudayaan asli jepang yang mereka anggap sarat dengan nilai-
nilai luhur dan wajib diperjuangkan. Yang memperkerjakan kapten Nathan Algren untuk
melatih tentara jepang menggunakan senjata-senjata bertekhnologi barat sebenarnya
memiliki misi pribadi yaitu ingin menghancurkan para samurai yang bertentangan dengan
ide budaya baratnya, namun dengan dalih bahwa para samurai menggangu pekerjaan
pembuatan rel kereta api. Selang beberapa waktu, karena ketidaksabaran untuk
menghabisi lawan politiknya yang dipimpin oleh Matsumoto mengadakan perang di
dalam hutan. Tentara jepang yang sebenarnya sama sekali belum siap kalah telak.
Kemudian Kapten Narthan Algren ditawan oleh para samurai dan dibawa ke
perkampungan mereka. Ia diinapkan di rumah seorang janda perang bernama Taka.
Suami Taka dibunuh oleh kapten Nathan Algren pada saat perang di hutan. Mulanya
kapten Algren dikucilkan oleh penduduk setempat, namun lama-kelamaan karena tekat
dan semangatnya yang kuat persis seperti semangat yang dimiliki para samurai secara
perlahan ia mulai diterima oleh warga setempat. Ia muai belajar kebudayaan setempat
mulai dari bahasa hingga bagaimana cara bertarung seorang samurai. Pada mulanya
Nathan menganggap remeh dan baginya samurai tidak lebih dari para barbar dengan
pedang dan panah. Namun Secara tidak sadar ia mulai menyukai kehidupan para
samurai-samurai tersebut. Kapten Nathan Algren berada disana selama musim dingin. Ia
sempat menyelamatkan nyawa Matsumoto ketika terjadi penyerangan oleh para ninja
yang diutus oleh Kaisar . Setelah peristiwa itu ia mendapatkan simpati dari para samurai.
Pada awal musim semi ia dibebaskan oleh para samurai dan dikembalikan kepada
pemerintahan pusat di Tokyo. Kawan-kawannya di Tokyo sangat terkejut mengetahui
bahwa kapten Algren ternyata masih hidup.
Kemudian Kapten Nathan diminta kembali untuk melatih pasukan bersenjata
jepang. Namun karena ia tahu bahwa pasukan yang akan dilatihnya akan digunakan
untuk berperang dengan para samurai, yang kehidupannya mulai ia cintai. Kemudian ia
pun menolak penawaran itu. Pada saat yang bersamaan, para samurai yang diwakili oleh
para pemimpin mereka, Matsumoto, menghadap Kaisar. Ia meminta pada Kaisar, untuk
berbijaksana dalam menghadapi masa transisi tersebut. Namun karena Kaisar masih
sangat muda, sangat canggung dalam membuat kebijakan, ditambah dengan hasutan dari
Omura maka kaisar tidak berpihak pada Matsumoto.
Matsumoto dan para samurai merasa sangat terpukul. Selama hidupnya para
samurai merupakan pengikut sekaligus pelindung setia kaisar. Matsumoto yang merasa
sangat terpukul berencana untuk melakukan Harakiri, bunuh diri karena menanggung
rasa malu dan penyesalan yang amat sangat, yang sudah merupakan adat setempat.
Kapten Algren yang merasakan firasat buruk berhasil menemukan Matsumoto dan
meyakinkannya untuk tidak melakukan Harakiri. Matsumoto dan kapten Algren berusaha
melarikan diri dari tempat rencana harakiri Matsumoto yang dijaga ketat oleh tentara
bersenjata. Para samurai beserta kapten Algren berhasil kembali ke perkampungan
samurai. Namun pada saat pelarian diri tersebut anak Matsumoto Nobutada berhasil
dibunuh oleh tentara jepang.
Didorong oleh rasa cintanya kepada Kaisar serta amarah atas kematian anaknya,
akhirnya Matsumoto bersama para samurai memutuskan untuk memerangi Tentara
bersenjata Jepang. Kapten Nathan Algren yang memiliki kemampuan sebagai penentu
strategi perang dipercaya menjadi pengatur strategi perang pasukan samurai. Perang pun
dimulai, pasukan bersenjata Jepang sebagai komandan pasukan dengan penuh rasa
angkuh karena memiliki senjata perang bertekhnologi barat mulai menembaki para
samurai. Namun karena strategi kapten Nathan Algren mereka dapat mengalahkan
pasukan bersenjata tersebut. Selanjutnya batalion II segera dikirimkan. Dengan semangat
membara para samurai maju melawan pasukan militer. Namun karena kalah dalam
jumlah dan persenjataan maka para samurai tersebut gugur satu per satu, termasuk
Matsumoto.
Kapten Nathan Algren yang sudah terluka sangat parah masih dapat bertahan
hidup karena komandan pasukan bersenjata Jepang yang dahulu juga merupakan seorang
samurai berempati dan memerintahkan untuk menghentikan serangan setelah melihat
perjuangan para samurai yang akhirnya gugur tersebut. Setelah itu Kapten Nathan Algren
yang merupakan satu-satunya samurai yang masih hidup setelah perang tersebut
mendatangi Kaisar dan memberi tahu bahwa Matsumoto, yang juga merupakan mantan
guru Kaisar, tewas bersama seamua samurai lainnya. Akhirnya Kaisar menyadari
kesalahannya dan membuat kebijaksanaan dengan menghentikan semua bentuk
modernitas barat serta mengambil alih harta keluarga Kaisar. Kaisar pun berjanji agar
selalu berusaha untuk mensejahterakan rakyatnya bersama jiwa-jiwa para samurai yang
telah gugur.
Kesimpulan
Film ini memberitahu kita bahwa jika ingin melakukan suatu unsur pembangunan ke arah
yang lebih modern, unsur kebudayaan yang telah ada pun jangan sampai dilupakan
karena tradisi tersebut telah lama kita bangun. Modernisasi memang perlu namun tidak
harus meninggalkan budaya leluhur. Dan nilai positif dari film ini yaitu ketika ingin
melakukan suatu pembangunan ke yang lebih baik maka di ajarkan lah suatu sikap
profesionalisme, strategi yang tepat, tetap fokus, dan totalitas yang sangat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai