Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia

Volum 2 Nomor 1 bulan Maret 2017. Page 13-18


p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia is licensed under


A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
Nindy Citroresmi P1), Nurhayati2)
1)
Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Singkawang, Indonesia
E-mail:nindy.citroresmi@gmail.com
2)
Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Singkawang, Indonesia
E-mail: nurhayati@stkipsingkawang.ac.id

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dalam
meningkatkan kemapuan pemecahan masalah matematis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif dengan bentuk penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan one group pretest posttest
design. Populasi dalam penelitian ini adalah sema siswa kelas VIII SMP N 11 Singkawang. Sampel dipilih dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ; (1) terdapat peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan uji gain dan uji t, dengan perhitungan uji gain yang berada dalam
kategori sedang dan perrhitungan uji t dimana nilai t hitung > t tabel; (2) Respon siswa terhadap model pembelajaran means
ends analysis dikategorikan baik; (3) aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa terlihat aktif
mempelajari materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran means ends analysis dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

Kata Kunci: Means Ends Analysis, Pemecahan Masalah Matematis

Namun pada kenyataannya, dalam pelaksanaan


I. PENDAHULUAN matematika di dalam kelas umumnya hanya
Dalam pembelajaran Matematika, idealnya terfokus kepada ketercapaian target materi
siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman menurut buku ajar ataupun kurikulum, bukan pada
melalui pengalaman dan pengetahuannya yang materi yang siswa pelajari.Hal ini menyebabkan
dikembangkan oleh siswa sesuai dengan siswa hanya menghafal konsep dan tidak
perkembangan berpikirnya. Hal ini sejalan dengan memahami maksud dari isinya. Pembelajaran
maksud pembelajran yang dirumuskan oleh matematika pada umumnya juga kurang
National Council of Teachers of Mathematics memperhatikan pengembangan kemampuan
(2000) bahwa siswa harus mempelajari berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan
matematika melalui pemahaman dan aktif pemecahan masalah. Padahal kemampuan ini
membangun pengetahuan baru dari pengalaman sangat penting, sebab di dalam kehidupan sehari-
dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai
Nuansa pembelajaran yang berpusat pada siswa, di masalah yang harus dipecahkan.
mana siswa diberikan kesempatan untuk Kemampuan pemecahan masalah merupakan
mengkonstruksikan pengetahuan dan keleluasaan satu diantara bagian yang penting di dalam
dalam memecahkan suatu permasalahan diduga kurikulum matematika, karena di dalam proses
akan mendukung peningkatan kemampuan pembelajaran maupun penyelesaian siswa
pemecahan masalah matematika siswa. memungkinkan untuk dapat memperoleh

13
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 1 bulan Maret 2017. Page 13-18
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

pengetahuan serta menggunakan pengetahuan menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
yang sudah dimiliki untuk digunakan dalam Satu diantara model pembelajaran yang dianggap
pemecahan masalah. Kemampuan penyelesaian tepat untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan
(pemecahan) masalah menjadi tujuan utama masalah siswa adalah model pembelajran means
diantara beberapa tujuan belajar matematika. ends analysis.
Menurut Cooney dalam Sumarmo (2014) orang Model Pembelajaran Means Ends Analysis
yang memiliki kemampuan pemecahan masalah (MEA) adalah model pembelajaran variasi antara
mampu berpikir analitik dalam mengambil metode pemecahan masalah dengan sintaks yang
keputusan dalam kehidupan sehari-hari dan menyajikan materinya pada pendekatan
membantu meningkatkan kemampuan berpikir pemecahan masalah berbasis heuristic yaitu
kritis dalam menghadapi situasi baru. berupa rangkaian pertanyaan yang merupakan
Namun pada kenyataannya, yang terjadi di petunjuk untuk membantu siswa dalam
sekolah kemampuan pemecahan masalah sama memecahkan masalah yang dihadapi, Simon
sekali tidak diperhatikan dan masih tergolong (Huda, 2014).
rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengerjaan Satu di antara materi dalam matematika yang
soal yang diberikan kepada siswa terutama soal secara simultan terbangun terutama sejak awal
yang berbentuk soal cerita.kebanyakan siswa pembelajaran matematika di sekolah menengah
belum bisa menyelesaikan permasalahan, mulai pertama adalah persamaan linear dua variabel
dari memahami masalah, merencanakan (SPLDV). Persamaan linear dua variabel
penyelesaian dan lainnya. Untuk itu dalam merupakan bagian dari aljabar. Manusia sering
pembelajaran matematika perlu dipertimbangkan mengalami suatu kegiatan aljabar diantaranya
tugas matematika dan suasana belajar yang persamaan linear dua variabel dalam kehidupan
mendukung untuk mendorong munculnya sehari-hari. Misalnya dalam permasalahan yang
kemampuan tersebut.Pertimbangan ini berhubungan dengan jual beli, menaksir harga
menyangkut keputusan pembelajaran yang barangdan sebagainya.
digunakan di kelas yang perlu ditempuh oleh guru. Agar terbangunnya kebermaknaan dalam materi
Satu di antara keputusan yang perlu diambil persamaan linear dua variabel maka aspek
oleh guru menyangkut tentang pembelajaran pemecahan masalah terutama dari konteks yang
adalah pemilihan model pembelajaran yang akan ada di sekitar siswa perlu dijadikan sebagai acuan.
digunakan. Dalam hal ini kita menyadari bahwa Dengan demikian, untuk mengkonstruksi
masih banyak guru matematika yang beranggapan pemahaman matematis yang kokoh, diperlukan
bahwa siswa merupakan objek dari belajar. . Hal model pembelajaran yang memuat soal-soal tidak
ini sejalan dengan Hadi (2005) yang menyebutkan rutin, menantang, berangkat dari masalah sehari-
bahwa ciri praktek pendidikan di Indonesia selama hari yang memerlukan analisis, tidak hanya bisa
ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. diselesaikan dengan langkah-langkah baku yang
Akibatnya siswa sulit memahami materi yang prosedural dan mekanistis.
disampaikan dan sering terkesan membosankan. Berdasarkan keterangan dan penjelasan
Gejala tidak efisien, tidak efektif dan kurang sebelumnya, peneliti termotivasi untuk model
relevan tersebut tampak dari beberapa indikator pembelajaran yang dapat meminimalkan suasana
seperti, kurangnya motivasi belajar siswa, kurang kondusif dalam pembelajaran. Model
penyelesaian tugas siswa tidak sesuai waktu yang pembelajaran yang dapat melibatkan semua siswa
ditentukan dan hasil tes yang menunjukkan nilai secara aktif mengikuti kegiatan pembelajaran
yang rendah. Dengan kondisi pembelajaran pemecahan masalah matematis. Model
tersebut maka sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut memberikan penjelasan
pembelajaran yang optimal. tahap pemecahan masalah yang akan dilakukan
Oleh karena itu perlu diterapkan suatu model selama pembelajaran. Penerapan model
pembelajaran yang mampu memfasilitasi pembelajaran mans end analysis merupakan salah
kemampuan pemecahan masalah siswa dan satu langkah untuk meningkatkan kemampuan

14
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 1 bulan Maret 2017. Page 13-18
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

pemecahan masalah siswa yang sangat penting siswa.Dalam lembar pengamatan disediakan
untuk pemahaman ilmu matematika dan ilmu lain beberapa indikator dari aktivitas yang diharapkan
yang dipelajari siswa pada tahap lanjut. Oleh nampak pada siswa.Pengamat menuliskan angka
karena itu peneliti bertujuan untuk menerapkan pada table kategori pengamatan.
model pembelajaran means ends analysis untuk Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini,
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada materi SPLDV. matematis, tes dilakukan pada awal pembelajaran
(sebelum perlakuan), yang disebut sebagai pretest
II. METODE PENELITIAN dan pada akhir pembelajaran (setelah perlakuan),
Metode penelitian yang digunakan dalam yang disebut postes. Dari skor pretes dan postes
penelitian ini adalah eksperimen adalah metode tersebut, dihitung rata-rata hasil pretes dan
metode eksperimen dengan bentuk penelitian postestnya kemudian dilanjutkan dengan
eksperimen semu serta rancangan penelitian yang menentukan perhitungan Gain, perhitungan
digunakan adalah one group pretest posttest normalitas selanjutnya pengujian hipotesis.
design. Rancangan ini terdapat pretes sebelum Selain data tes, data hasil observasi dan data
diberi perlakuan.Dengan demikian dapat diketahui respon siswa juga dianalisis.Untuk data hasil
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan observasi akan dianalasis dengan menghitung
keadaan sebelum diberiperlakuan. persentase tingkah laku siswa pasif dan aktif pada
masing-masing kategori pada item pernyataan,
Pretest Perlakuan Posttest setelah dicari persentase masing-masing tingkah
T1 X T2 laku baik aktif maupun pasif, selanjutnya adalah
Keterangan : melakukan perbandingan persentase tingkah laku
T1 : Tes awal (pretest) aktif dan pasif agar didapatkan kesimpulan tentang
T2 : Tes akhir (posttest) aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan
X : Penerapan model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Means Ends
Analiysis.
Model Pembalajaran Means Ends Analiysis Data respon siswa dianalisis dengan menghitung
(MEA) persentase siswa yang memilih suatu kategori atau
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian kriteria dengan jalan banyaknya siswa yang
ini adalah siswa kelas VIII SMP N 11 memilih suatu kategori atau kriteria dibagi dengan
Singkawang.Instrument yang digunakan dalam jumlah butir tanggapan dikali dengan jumlah
penelitian ini adalah berupa,(1)soal-soal uraian banyaknya siswa.Setelah dilakukan perhitungan
yang diberikan dalam bentuk pretest dan posttest barulah kemudian disimpulkan berdasarkan
yang merupakan tes kemampuan pemecahan interpretasi respon.
masalah yang sesuai dengan indikator-indikator
untuk mengukur tingkat kemampuan pemecahan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah, (2)Angket respon siswa, angket ini
digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari
siswa terhadap model pembelajaran Means Ends tes kemampuan pemecahan masalah matematis,
Analiysis.Angket yang digunakan adalah angket lembar observasi, dan angket yang digunakan
jenis tertutup, dimana siswa telah diberikan untuk menjawab sub masalah yang berupa
jawaban tiap angket.Pertanyaan yang diberikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
diupayakan untuk mengungkap minat dan kesan matematis siswa, aktivitas siswa dan respon siswa
siswa terhadap komponen-komponen dalam terhadap model pembelajaran Means Ends
kegiatan Model Pembelajaran Means Ends Analiysis.. Berikut adalah analisis yang meliputi
Analiysis (MEA) yang diberikan sesudah mereka kemampuan pemecahan masalah matematis
mendapatkan perlakuan. (3) lembar pengamatan,
lembar ini digunakan untuk mengamat iaktivitas

15
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 1 bulan Maret 2017. Page 13-18
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

Dari hasil tes untuk kemampuan pemecahan disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
masalah matematis siswa dari pretes dan postes karena L hitung < L tabel yaitu 0,0659 < 0,173.
dapat dilihat dari tabel berikut. Dari hasil perhitungan didapat bahwa t hitung >
t tabel yaitu 2,230 > 1,711. Dengan demikian Ho
TABEL I ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan α =
REKAPITULASI INDIKATOR KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
MATEMATIS
peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Kemampuan Penin matematis siswa dengan menggunakan model
Prete Postt
Penyelesaian Masalah gkata pembelajaran Means Ends Analysis (MEA).
st est
Matematis n Setelah proses belajar dengan model Means
Memahami masalah 41 % 81 % 40 % Ends Analysis (MEA selesai, selanjutnya kepada
Menyusun Rencana 34 % 75 % 41 % siswa diberikan angket respon untuk mengetahui
Melaksanakan Rencana 45 % 83 % 38 % tanggapan siswa selama proses pembelajaran
Memeriksa Kembali 22% 71% 49 % berlangsung. Angket respon berupa angket
Rata-rata 36 % 78 % 42 % tertutup, siswa hanya memilih salah satu
tanggapan yang telah disediakan. Berikut adalah
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa hasil angket respon siswa terhadap model
untuk masing-masing indicator pada kemampuan pembelajaran Means Ends Analysis (MEA).
pemecahan masalah matematis mengalami TABEL IV
peningkatan rata-rata sebesar 42%. REKAPITULASI RESPON SISWA
Selanjutnya dari hasil yang diperoleh melalui Nomor Kategori Pernyataan Jumlah
pretest dan posttes selanjutnya dihitung nilai rata- Pernyataan SS S R TS STS Skor
rata pretest, posttest serta perhitungan gain yang 1 13 10 2 0 0 111
disajika kedalam Tabel II berikut ini. 2 3 2 4 7 9 92
TABEL II 3 8 17 0 0 0 108
NILAI RATA-RATA KELAS EKSPERIMEN
4 0 0 5 10 10 105
Nilai Rata-rata 5 13 12 0 0 0 113
Kelas
Pretest Posttest Gain 6 2 1 1 9 12 103
Eksperimen 11,84 15,8 0,5 7 10 13 2 0 0 108
8 1 1 3 9 11 103
Dari tabel di atas, terlihat bahwa gain berada Skor Total 50 56 17 35 42 843
pada angka 0,5 yang berarti dapat disimpulkan
bahwa gain termasuk kedalam kategori sedang Dari tabel di atas kemudian dihitung tingkat
karena 0,3 ≤ g < 0,7. Untuk mengetahui apakah persetujuan terhadap pembelajaran Means Ends
data yang diperoleh berasal dari subjek yang Analysis, didapatlah persentase sebesar 84,3%
berdistribusi normal atau tidak selanjutnya untuk persetujuan terhadap model pembelajaran
dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Means Ends Analysis.
lilifors. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
tabel berikut ini: model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)
TABEL III diperoleh dengan menggunakan lembar
UJI NORMALITAS DATA pengamatan aktivitas siswa,berikut adalah hasil
Sampe Rata observasi aktivitas siswa selama proses
Kelompok Sd Lhitung Ltabel pembelajaran dengan menggunakan model
l -rata
Eksperime 25 79 13, 0,065 0,17 pembelajaran Means Ends Analysis (MEA).dari
n 5 9 3 hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran, siswa terlihat aktif
Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 0,05 mempelajari materi pecahan. Selain itu perilaku
untuk n = 25. Dari tabel III di atas, dapat ditunjukan siswa melalui aktivitas bertanya yang

16
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 1 bulan Maret 2017. Page 13-18
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

baik kepada guru maupun teman yang lain,siswa Dari ketiga uraian pembahasan yang telah
juga terlihat serius dalam mengikuti setiap diungkapkan diatas maka terlihatlah bahwa
peragaan yang disajikan oleh guru. Dengan pembelajaran dengan menggunakan model
demikian siswa baik pada pembelajaran pecahan pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) pada
dengan menggunakan model pembelajaran Means materi SPLDV dinyatakan dapat meningatkan
Ends Analysis (MEA). kemaampuan pemecahan masalah, dapat membuat
siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
siswa merespon dengan baik kegiatan
Pertemuan pertama
pembelajaran
1. Persentase tingkah laku siswa pasif pada
kategori 1, 2, 3 adalah sebagai berikut: IV. KESIMPULAN DAN SARAN
= 2,78 % + 22,9 % + 6,96 %
= 32,64 % Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian
2. Persentase tingkah laku siswa aktif pada yang dilakukan, secara umum dapat disimpulkan
kategori 4, 5, 6, 7 adalah sebagai berikut : bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran
= 17,42 % + 15,33 % + 14,63 % + 20,55 % Means Ends Analysis (MEA) bagi siswa kelas VIII
= 67,93 % SMP Negeri 11 Singkawang dikatakan tepat untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Pertemuan kedua matematis siswa. Hal tersebut karena berdasarkan
1. Persentase tingkah laku siswa pasif pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah
kategori 1, 2, 3 adalah sebagai berikut: matematis siswa dengan menggunakan model
= 1,87 % + 21,56 % + 7,81 % pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)
= 31,24 % Aktivitas siswa dengan menggunakan model
2. Persentase tingkah laku siswa aktif pada pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)
kategori 4, 5, 6, 7 adalah sebagai berikut: dikatakan baik, karena rata-rata siswa aktif lebih
= 20 % + 16,87 % + 14,68% + 19,68% besar dibandingkan dengan rata-rata siswa pasif.
= 71,23 % Respon siswa pada pembelajaran dengan
Skor rata-rata siswa pasif menggunakan model pembelajaran Means Ends
p. pertama  p.kedua Analysis (MEA) dinyatakan sangat senang karena
= jumlah persentase pilihan respon posistif lebih
2
32,64  31,24 besar dibandingkan dengan jumlah persentase
= respon negatif
2
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
= 31,94 %
dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran
Skor rata-rata siswa aktif
sebagai berikut: (1) Bagi guru yang akan
p. pertama  p.kedua
= melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
2 model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)
67,93  71,23 di dalam kelas sebaiknya terlebih dahulu
=
2 memotivasi siswa agar mereka tidak segan untuk
= 69,58 % bertanya dan belajar dengan sungguh-sungguh. (2)
Bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran
Rata-rata tingkah laku siswa aktif sebesar dengan menggunakan model pembelajaran Means
69,58% lebih besar dari rata-rata tingkah laku Ends Analysis (MEA) hendaknya melakukan
siswa pasif yaitu sebesar 31,94%. Dengan penjelasan langkah-langkah pembelajaran dari
demikian siswa aktif pada pembelajaran dengan model ini dengan bahasa yang sederhana yang
menggunakan model pembelajaran Means Ends dapat dipahami oleh siswa, sehingga model
Analysis. pembelajaran yang baru ini dapat diterima oleh
siswa dengan benar

17
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 1 bulan Maret 2017. Page 13-18
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

DAFTAR PUSTAKA National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and


Standards for School Mathematics..
Sumarmo, Utari. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika.Bandung: PT
Hadi, S. (2005). Pendidikan Matmatika Realistik dan Implementasinya. Rafika Aditama.
Banjarmasin: Tulip.
Huda, Miftahul. (2014). Model-model PengajarandanPembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

18

Anda mungkin juga menyukai