Anda di halaman 1dari 3

Tanda Alergi Obat pada Anak

Oleh: Ahmad Faizun Ni’am


Obat bisa menimbulkan reaksi alergi, bergantung pada individu
yang mengonsumsi. Efeknya pun sangat bervariasi, dari mulai yang
ringan, hingga mengancam nyawa. Nah, sebenarnya alergi itu apa, sih?
Apa saja tanda-tandanya, dan apakah obat-obatan yang diberikan setelah
khitan itu aman? Yuk, kita simak penjelasannya!
Pada umumnya, obat-obatan yang masuk tubuh kita baik dengan
cara diminum, disuntikkan, ataupun obat luar, memiliki fungsi yang
baik, asalkan pemberiannya sesuai standar. Namun, pada sebagian
orang, zat dari obat bisa memicu reaksi alergi. Alergi atau
hipersensitivitas adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi
secara berlebihan terhadap benda atau zat tertentu. Sedangkan alergi
obat muncul karena sistem kekebalan tubuh menganggap obat sebagai
zat berbahaya.
Beberapa jenis obat yang berpotensi memicu alergi adalah
antibiotik (seperti golongan penisilin dan sulfa), antikejang,
antiinflamasi non-steroid (seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen),
krim atau losion kortikosteroid, dan obat-obatan untuk penyakit
autoimun dan kemoterapi. Bagi anak pasca khitan, antibiotik dan
antiinflamasi adalah obat yang biasa diresepkan untuk mencegah infeksi
dan meredakan nyeri. Maka dari itu, penting untuk memberi tahu dokter
mengenai riwayat alergi si buah hati, khususnya terhadap obat, agar
dapat dipilihkan obat yang aman.
Lalu, kapan sih Ayah Bunda patut curiga si buah hati mengalami
alergi obat? Reaksi alergi dapat bermacam-macam bentuknya, dan ada
yang munculnya cepat (dalam hitungan menit-jam setelah menggunakan
obat), antara lain: ruam/bentol-bentol/gatal-gatal di kulit; mata terasa
gatal atau berair; hidung meler dan tersumbat; demam; gangguan
pencernaan (mual, muntah, dan diare); pembengkakan pada bibir, lidah,
dan wajah; napas mengi (berbunyi seperti siulan); sesak napas; hingga
syok anafilaksis (tanda: frekuensi nadi meningkat/menurun, dan
penurunan kesadaran/pingsan). Syok anafilaksis merupakan gejala serius
dan membahayakan. Selain itu, reaksi alergi bisa menyebabkan
gangguan pada ginjal yang ditandai dengan demam, pembengkakan
anggota tubuh, urin bercampur darah, dan penurunan kesadaran. Di sisi
lain, ada reaksi alergi yang munculnya lambat (dalam hitungan jam -
beberapa hari setelah menggunakan obat). Seringkali merusak kulit,
seperti muncul ruam, kulit dan selaput lendir melepuh atau mengelupas
hingga tampak jaringan berwarna merah (Sindrom Stevens-Johnson,

Nekrolisis Epidermis Toksik). Gejala demikian perlu penanganan medis


sesegera mungkin.
Ilustrasi reaksi alergi (sumber: www.healthline.com )
Hal pertama yang kita lakukan saat si buah hati mengalami reaksi
alergi obat adalah menghentikan pengobatan. Biasanya, reaksi alergi
akan hilang sendiri setelah obat dihentikan penggunaannya, namun ada
juga yang memerlukan terapi untuk meredakan reaksi alergi tersebut.
Segera konsultasikan dengan dokter, agar dapat ditangani lebih lanjut.
Demikian penjelasan singkat mengenai alergi obat – termasuk
obat-obatan pasca khitan – dan tanda-tandanya. Dengan memahami
penjelasan di atas, kita sebagai orang tua tentu semakin peduli terhadap
kesehatan si buah hati. Terakhir, pilihlah fasilitas kesehatan yang
terpercaya untuk mengkhitankan anak Ayah Bunda, untuk
meminimalkan hal-hal yang tidak kita inginkan, termasuk alergi obat.
Sekian, salam sehat!

Anda mungkin juga menyukai