Anda di halaman 1dari 3

pAllah mengangkat dan merendahkan derajat seseorang.

Dia juga yang psetiap manusia di dunia dalam wujud berbagai bentuk rupa. Bagi Allah, hal
melapangkan dan menyempitkan kehidupan seseorang sesuai kehendak-Nya. Tapi, ini sangatlah mudah. Bahkan, manusia dengan tingkat spiritualitas (kebatinan)
rendah atau tinggi derajat seseorang, lapang atau sempit kehidupannya, kasih yang tinggi, yang punya kedekatan yang sangat kuat dengan Allah sebenarnya
Allah tetaplah berlaku dan tak pernah surut sedikit pun kepada hamba-Nya, sudah mampu melakukannya. Artinya, ia sudah bisa melihat bentuk rupa manusia
apalagi bagi mereka yang pandai bersyukur. Kita hanya dituntut untuk senantiasa yang sebenarnya. Pandangannya semakin tajam untuk bisa melihat wujud asli
memancang kesabaran, keikhlasan, serta ketakwaan dalam hidup ini. manusia, yaitu wujud jiwanya yang merupakan jelmaan amal manusia itu sendiri.
Khutbah Jum’at pada hari ini berjudul : Mereka adalah orang yang terbuka mata batinnya untuk bisa mengungkap hal-hal
yang ada pada diri kita yang tak terlihat oleh kebanyakan orang.
JELMAAN AMAL MANUSIA KELAK Allah berfirman :

Kaum muslimin, jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah ....


        
Mari sejenak kita berhenti di sini, melihat kembali perjalanan hidup yang   
sudah kita lalui. Mungkin kita akan melihat banyak kesalahan pada diri kita. Artinya : “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini,
Mungkin kita akan temukan beberapa perilaku kita yang hari ini ingin sekali kita Maka kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu,
hapus, ingin sekali kita tebus atau ganti dengan kebaikan. Mungkin kita akan Maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.”
jumpai banyak hal memalukan yang menyebabkan kita ingin lari bersembunyi.
Kurangnya pemahaman kita akan perilaku kita sendiri pada akhirnya Alkisah ada seorang sufi yang selama 40 hari berkhalwat di rumah saja.
tentu akan merugikan diri kita sendiri. Jika kesadaran ini terus kita bangun tentu Selama itu, ia tidak pernah melihat, mendengar atau melakukan hal-hal yang
dapat memberikan hikmah kepada kita bahwa kasih serta rahasia Allah swt diharamkan Allah. Yang dilakukannya hanya beribadah : puasa syariat, tarekat,
memang tak henti dipertunjukkan kepada kita di dunia ini, apalagi di akhirat kelak. dan hakikat. Ia mengurangi makan dan tidak berbicara dengan manusia lain sedikit
Allah menjelaskan dalam firman-Nya : pun. Ia juga tidak pernah keluar dari kamar ibadahnya. Hatinya disibukkan hanya
        dengan mengenang Asma Allah, sehingga alam khayalnya dipusatkan ke alam
     
    malakut.
Artinya : “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada Suatu kali, ia keluar dari khalwatnya. Ia keluar rumah. Betapa kagetnya ia
pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam karena yang dilihatnya ternyata manusia-manusia berbentuk bukan manusia
muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir (hewan/binatang) yang berseliweran di depan matanya. Ia merasa aneh dan ngeri
sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan dengan pemandangannya itu. Ia pun berdoa kepada Allah agar kemampuan mata
kekafiranmu itu". ( Q.S. : Ali Imran : 106 ) batinnya itu dihilangkan dan menjadi manusia biasa saja. Doanya dikabulkan
Tak ada hal yang tidak mungkin bagi Allah. Ya, kita adalah milik Allah. Allah.
Pada akhirnya, kita pun akan kembali kepada-Nya. Jika amal kita baik, maka kita
akan kembali kepada Allah sebagai manusia seutuhnya. Sebaliknya, jika amal kita Dari kisah di atas, nampak bahwa sebenarnya banyak sekali di antara kita
buruk, kita akan menemui Allah dalam keadaan berbagai bentuk rupa yang yang kalau dilihat dengan mata batin yang sangat kuat, sebenarnya berwujud
sungguh mengerikan. bukan seperti manusia adanya. Itulah perwujudan dari amal kita yang sebenarnya.
Imam Ja’far pernah memperlihatkan tanda-tanda (fenomena) ini kepada Abul
Bashir saat mereka thawaf. Konon, saat melakukan thawaf, mereka melihat
bahwa yang sedang mengelilingi Ka’bah saat itu banyak berwujud bukan manusia. perbuatannya sendiri. Yang menjulurkan lidahnya dengan sangat menjijikkan
Padahal, yang berputar-putar itu sebenarnya manusia, tetapi ia melihatnya seperti adalah para ulama atau hakim yang perbuatannya bertentangan dengan
makhluk lain. Sedang yang benar-benar berbentuk manusia dilihatnya seperti omongannya. Yang dipotong kaki dan tangannya adalah orang yang menyakiti
kilatan cahaya. tetangga. Yang disalib pada tonggak api adalah para pembisik penguasa (para tim
Kembali lagi, yang dilihat sang Sufi itu adalah perwujudan kondisi manusia yang sukses/para penasihat) yang menjelekkan manusia yang lain. Yang baunya lebih
sebenarnya yang banyak berbuat dosa. menyengat dari bangkai adalah orang yang pekerjaannya hanya mengejar-ngejar
kesenangan jasmaniah dan tidak membayarkan hak Allah dalam hartanya. Yang
Kaum Muslimin Jemaah Jum’at Rohimani Rohimakumullah ... dicekik oleh pakaiannya sendiri adalah orang yang sombong dan takabur.”
Di akhirat, kondisi seperti itu benar-benar akan terjadi. Artinya, orang yang
selama hidupnya di dunia digunakan untuk banyak berbuat dosa, maka Allah akan Kaum Muslimin Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah ...
menyerupakan wujud mereka dalam bentuk-bentuk yang mengerikan sebagai Apa yang dijelaskan oleh Rasulullah di atas tersebut, sesungguhnya di dunia
jelmaan amal perbuatannya yang sesungguhnya. dapat juga dilihat mata batin (bashirah) bagi yang diberi kemampuan oleh Allah,
itulah jelmaan amal perbuatan kita. Dengan wujud itulah kita kembali kepada
Untuk lebih jelasnya, mari kita sama-sama menyimak hadits yang Allah. Dengan wujud itu pula kita akan dibangkitkan. Imam al-Ghazali menyebut
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. berikut ini : wujud ruhaniah itu sebagai akhlak, al-Qur’an menyebutnya sebagai hati. Wujud
Suatu hari Muadz bin Jabal duduk di dekat Nabi saw di rumah Ayyub al- ruhaniah yang buruk disebut sebagai hati yang sakit atau bahkan hati yang mati.
Anshari. Muadz bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud ayat, “Pada hari
ditiupkan sangkakala dan kalian datang dalam bergolong-golongan?” (Q.S. An-        
Naba’ : 18). Rasulullah menjawab, “Hai Muadz, kamu telah bertanya tentang         
sesuatu yang berat.” Lalu Beliau memandang jauh, seraya berkata, “Umatku akan
       
        
dibangkitkan menjadi sepuluh golongan. Tuhan memilah mereka dari kaum       
muslimin dan mengubah bentuk mereka. Sebagian bentuk mereka seperti monyet, Artinya : “Kemudian keraslah hati mereka seperti batu, bahkan lebih keras dari
sebagian lagi berbentuk anjing dan babi, sebagian lagi berjalan terbalik dengan itu. padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-
kaki di atas dan muka di bawah lalu diseret-seret, sebagian ada yang buta sungai dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu
merayap-rayap, sebagian lagi tuli bisu dan tidak berpikir, sebagian lagi keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang
menjulurkan lidahnya yang mengeluarkan cairan yang menjijikkan semua orang, meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali
sebagian lagi mempunyai tangan dan kaki yang terpotong, sebagian lagi disalib tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan”.
pada tiang-tiang api, sebagian lagi mempunyai bau yang lebih menyengat dari (Q.S. Al-Baqarah : 74)
bangkai, sebagian lagi memakai jubah ketat dari aspal panas yang mengoyak-
ngoyak kulitnya. Adapun orang yang berbentuk monyet adalah para penyebar Kesimpulan dari khutbah ini adalah nampak dengan jelas bahwa kondisi kita
fitnah yang memecah belah masyarakat. Yang berbetuk anjing dan babi adalah di akhirat itu sangat mengerikan. Kita tentu tidak menginginkan keadaan seperti
pemakan harta haram, yang bukan haknya, yang terbiasa merampas hak orang itu terjadi pada diri kita. Selama di dunia, mungkin kita masih bisa berkilah,
lain, menindas mereka dan memperkaya diri di atas keringat dan darah mereka. membungkus diri kita dengan kesing yang bagus, seakan-akan diri kita ini tanpa
Yang kepalanya terbalik dan terseret adalah pemakan harta riba. Yang buta adalah noda dan nista karena memang tidak ada yang mampu melihat diri kita dalam
penguasa zalim. Yang buta dan tuli adalah orang yang takjub dengan amal
wujud yang aslinya. Akhirnya semuanya terserah pada kita, sejauh mana kita
mampu menggali dan mengamalkan segala ajaran Tuhan dengan baik atau
menyia-nyiakannya.

‫ﻦﻴﻨﻣﻻﺍﻦﻳﺰﺋﺎﻔﻟﺍﻦﻣﻢﻛﺎﻳﺍﻭ ﷲﺍﺎﻨﻠﻌﺟ‬
‫ﻦﻴﳊﺎﺼﻟﺍﻩﺩﺎﺒﻋﺓﺮﻣﺯﰲﻢﻛﺎﻳﺍﻭﺎﻨﻠﺧﺩﺍﻭ‬
‫ﻦﻴﻤﺣﺍﺮﻟﺍﺮﻴﺧﺖﻧﺍﻭﻢﺣﺭﺍﻭﺮﻔﻏﺍﺏﺭﻞﻗﻭ‬

Anda mungkin juga menyukai