KELOMPOK 6
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
OKTARIUS GEA [185210186]
YORDAN YEHEZKIEL KALUMATA [165208169]
APRIMAN LASE [185210188]
MOCH RIDWAN NUGRAHA [175209087]
RISWAN SITUMORANG [185210180]
MB SORE B
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DAN BISNIS (STIEB) PERDANA MANDIRI
PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat
diperkenankan menyelasaikan Laporan Studi Kelayakan Bisnis The Royal Malabar Hotel ini.
Kami menyadari bahwa dalam merencanakan pertama kali suatu bisnis tak jarang pebisnis
dipenuhi oleh perasaan tidak yakin dengan jalan yang akan dijalani. Ketidakyakinan bahkan
seringkali menyebabkan pasang surut keinginan dan upaya untuk mendirikan bisnis secara
nyata. Kadang dalam merencanakan suatu bisnis, seorang sering mempersiapkan segala
sesuatu secara berlebihan. Research, survey kemana-mana dan lain sebagainya.
Laporan ini akan memberikan deskripsi secara praktis tentang bagaimana cara menyusun
Studi Kelayakan Bisnis dimulai dari aspek pasar sampai aspek keuangan. Penjabaran serta
contoh yang kami lakukan adalah secara mudah agar siapapun berkeinginan merencanakan
atau membangun suatu bisnis.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik
dan saran dari para pembaca laporan ini akan kami terima dengan senang hati..
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Definisi Hotel
Hotel yaitu jenis usaha akomodasi yang menyediakan tempat dan fasilitas kamar untuk
menginap dengan perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan berbagai jenis
fasilitas pelayanan, seperti fasilitas penyediaan makanan dan minuman, fasilitas konvensi
dan pameran, fasilitas rekreasi dan hiburan, fasilitas olahraga dan kebugaran, fasilitas jasa
layanan bisnis dan perkantoran, fasilitas jasa layanan keuangan, fasilitas perbelanjaan, serta
pengembangan fasilitas penunjang lainnya yang diperlukan untuk aktivitas tamu dan
pengunjung.
Definisi Lain:
Komersial pendirian menyediakan penginapan makanan, dan lainnya tamu layanan. Secara
umum, untuk dipanggil hotel, pendirian sebuah hotel harus memiliki minimal enam kamar
tidur, setidaknya tiga di antaranya harus memiliki fasilitas yang memenuhi syarat pendirian
hotel. Walaupun hotel ini digolongkan ke dalam Star 'kategori' (1-bintang untuk 5-
bintang), tidak ada standar metode penempatan ini peringkat dan sesuai dengan
persyaratan.
3
B. Persayaratan Pembangunan Hotel
Secara umum sebuah hotel dapat didirikan dengan beberapa faktor sebagai berikut :
a) persyaratan dasar untuk Klasifikasi Hotel SIUK (surat ijin usaha kepariwisataan)
1. Bintang 5
2. Bintang 4
3. Bintang 3
4. Bintang 2
5. Bintang 1
6. Melati
Bentuk akte pendirian hotel untuk Melati bisa menggunakan yayasan / non profit, tetapi
untuk bintang 1 ke atas harus berupa PT, CV atau Koperasi.
c) Penyelenggaraan Usaha
4
1. Golongan/ Kelas Hotel Bintang; dan
2. Golongan/ Kelas Hotel Melati.
Usaha Hotel harus diselenggarakan pada bangunan/ tempat yang sesuai dengan ketentuan
peruntukan usaha dan memillki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Status bangunan/ tempat
penyelenggaraan usaha hotel dapat berupa bangunan milik sendiri atau kerja sama.
Bangunan/ tempat penyelenggaraan usaha hotel harus memenuhi persyaratan dasar dan
persyaratan teknis operasional. Persyaratan dasar tersebut adalah sebagai berikut:
6
BAB II PEMBAHASAN
A. Company Profil
Email : theroyalmalabar@gmail.com
Website : www.theroyalmalabar.com
➢ Visi
➢ Misi
a. Sisi Produsen
Dengan di bangunnya hotel The Royal Malabar yang berlokasi di pusat
Pangalengan Kabupaten Bandung, dan tidak jauh dari tempat wisata ini
termasuk kedalam jenis persaingan oligopoli yaitu perluasan dari
persaingan monopoli (terdapat beberapa produsen). Penentuan tingkat
harga sangat dipengaruhi oleh pesaing sehingga tindakan atau aktivitas
pesaing harus dipertimbangkan. Dalam berbisnis berlaku bagi siapapun
baik individu maupun joint venture yaitu penetapan tujuan yang
semuanya hampir berupa keuntungan, bahkan kalo bisa keuntungan yang
berlipat. Namun untuk meraih semua tidaklah mudah, sebagaimana
dengan bisnis yang kita bangun yang produk akhirnya berupa pelayanan
jasa yang harus menerapkan dan mengutamakan pelayanan terhadap
konsumen (service). Karena pelayanan terhadap konsumen sangat
penting sekali dan membuat konsumen nyaman dan betah. Sehingga
konsumen tidak mudah berpindah ke kompetitor dan selanjutnya akan
menjadi konsumen yang loyal. Kepuasan konsumen untuk jasa ditentukan
oleh kualitas pelayanan yang dikehendaki oleh konsumen, sehingga
jaminan kualitas pelayanan menjadi prioritas utama bagi perusahaan, yang
pada saat ini dijadikan tolak ukur sebagai keunggulan daya saing
perusahaan. Dalam konteks kualitas pelayanan.
b. Sisi Konsumen
Karena penempatan hotel ini tidak jauh dari pusat tempat wisata maka
sasaran utamanya adalah para pengunjung dari berbagai macam daerah atau
dari luar kota. Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi konsumen asing
8
yang datang untuk menikmati hotel ini. Dengan berbagai macam fasilitas
yang memadai maka konsumen akan tertarik untuk mengunjungi hotel ini,
dibandingkan hotel-hotel lainnya yang ada di Pangalengan.
Konsumen yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga
dan memberikan komentar atau keluhan yang baik tentang perusahaan,
sehingga tidak mengherankan jika perlombaan hotel dalam memberikan
pelayanan menjadi salah satu hal penting dalam mendapatkan konsumen.
2. Aspek Pemasaran
yang kami gunakan disini diantaranya marketing mix, dapat digambarkan bahwa
marketing mix mengarah pada beberapa elemen penting untuk mencapai sasaran
utamanya yaitu: Marketing mix dari hotel The Royal Malabar di Pangalengan.
a. Place (tempat)
Pembangunan hotel The Royal Malabar Pangalengan terletak di daerah wisata yang
banyak didatangi oleh pengunjung dari berbagai macam daerah dan mancanegara.
Pemilihan lokasi yang berada di tengah-tengah antara perkebunan teh cukul dan teh
Malabar membuat The Royal Malabar ini memiliki daya Tarik tersendiri bagi para
wisatawan yang berkunjung ke pangalengan. Tidak hanya itu, lokasi hotel The
Royal Malabar hanya memiliki jarak sekitar kurang lebih 15 Km dan bisa ditempuh
dengan waktu 30 menit untuk menuju tempat wisata yang sedang viral yaitu taman
9
langit perkebunan the cukul. Sehingga bisa dijadikan alternatif bagi para wisatawan
yang ingin ke taman langit namun ingin menginap di hotel yang nyaman.
b. Price (harga)
produk tersebut. Harga yang ditawarkan sesuai dengan standar pasaran, tetapi bisa
harga yang sama tidak merasa terkalahkan karena keunggulan yang dimiliki dalam
hal efisiensi dan efektifitas, sehingga konsumen merasa tertantang yang akhirnya
Standar Rp 350.000,00
Tidak berlaku saat Hari
Sweet Rp 400.000,00
Raya Idul Fitri, Liburan
Sekolah, & Tahun Baru
Family Room Rp 900.000,00
c. Produk
Terdapat 50 kamar pada hotel “Ther Royal Malabar” ini diantaranya, kamar
Standar berjumlah 30 kamar dengan fasilitas AC, TV, wi−fi kamar mandi shower,
telpon. 12 kamar sweet dengan fasilitas TV 39 inc, AC, wi−fi, kamar mandi bath
room, telpon dan 8 kamar family dengan fasilitas TV, AC, Kulkas, Pembuat kopi,
twin bed, Wi−fi, heather, telpon. Dihotel “ The Royal Malabar” terdapat fasilitas
lainnya seperti lobby, meeting room, pub/ lounge, resto, kolam renang, Hotel
menyediakan parkir gratis yang luas. Staf di meja depan 24 jam dapat mengurus
kebutuhan binatu.
10
Luas Ruangan Minimum Luas Permukaan
Standar 8 meter persegi (80 sq.ft)
Menu restaurant yang sediakan dihotel ini lokal dan internasional. yang local yaitu
menyediakan menu khas masakan sunda dalam berbagai jenis rasa dan bentuk yang
tidak meninggalkan rasa khas dari masakan itu sendiri meskipun diolah sedemikian
rupa. Karena hotel ini akan dibangun area tempat wisata Pangalengan yang
dikelilingi oleh kebun teh maka suasananya sangat cocok sekali dengan
dihidangkannya menu-menu masakan yang mendukung.
d. Promosi
agar dapat dipahami oleh mereka terhadap apa yang ditawarkan. Cara yang
dilakukan oleh pengelola hotel “The Royal Malabar” antara lain karena lokasi
Hotel The Royal Malabar ini sangat strategis, yaitu terletak yang tidak jauh dari
pusat Kota Kabuputen Bandung yang tidak begitu ketat persaingannya.
Golongan konsumen Hotel The Royal Malabar ini untuk golongan menengah, tidak
hanya itu bahkan banyak wisatawan asing maupun domestik yang datang. Dan
tidak menutup kemungkinan juga konsumen diluar daerah pun dapat menikmati
11
Hotel The Royal Malabar ini seperti study tour mahasiswa dari luar kota yang
menginap di hotel ini dan menjadi pelanggan yang setia untuk memilih hotel ini
setiap study tour dilakukan hotel ini juga memberikan diskon kepada pelanggan
yang setia.
Konsumen yang datang tidak hanya untuk menginap tapi di Hotel The Royal
Malabar ini juga terdapat tempat meeting, jadi banyak konsumen yang datang dari
perusahaan-perusahaan swasta atau dinas-dinas untuk menikmati tempat meeting di
hotel ini, tidak hanya itu dihotel ini juga terdapat ruangan untuk pesta ulang tahun,
reuni dan lain sebagainya sehingga dapat membuat konsumen merasa tertarik untuk
datang ke hotel ini
e. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar yaitu membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang
dibedakan dengan kebutuhan konsumsi mereka, karakteristik, serta tingkah laku
mereka yang dimungkinkan membutuhkan jasa yang berbeda beraneka ragam.
Kelompok pengguna jasa disini misalkan dari kalangan konsumen yang
mempunyai daya pakai tinggi, sedang dan rendah yang mempengaruhi tingkat
pemakaian jasa yang kami tawarkan. Yang menjadi segmen dari usaha perhotelan
ini adalah menengah.
f. Posisi Pasar
12
C. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik
1. Aspek Ekonomi
Pendirian hotel “The Royal Malabar” akan membawa akibat terhadap struktur
perekonomian khususnya pada bidang pariwisata dalam negeri pada umumnya ,
dan masyarakat lingkungan hotel khususnya daerah Pangalengan. Apakah proyek
dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat.
Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan
nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
Cukup banyak data makrom ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan.
Data ekonomi makro dapat dijadikan indicator ekonomi, yang dapat diolah menjadi
informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis, misalnya harga, inflasi,
kurs valuta asing, PDRB, kredit perbankan, neraca pembayaran, dan sebagainya.
Disamping data ekonomi makro dapat digunakan sebagai input dalam studi
kelayakan bisnis maka perlu dikaji pula imbal baliknya yaitu bisnis yang
direncanakan hendaknya bermanfaat bagi pihak lain.
13
Hal-hal diatas akan dibahas secara terperinci sebagai berikut :
14
Dukungan Pemerintah
Salah satu bentuk dukungan pemerintah adalah melalui proteksi perdagangan.
Instrumen kebijakan proteksi perdagangan dapat berupa, kebijakan langsung
terhadap komoditi yang bersangkutan
a. Kebijakan perdagangan dalam negeri, terbagi atas :
▪ Pajak penjualan, retribusi, dan kewajiban pembayaran lainnya
▪ Pengaturan harga
b. Kebijakan produksi
▪ Subsidi atau pajak langsung bagi produsen
▪ Perlindungan harga produksi
▪ Pengaturan penggunaan sarana produksi.
2. Aspek Sosial
15
3. Aspek Politik
Dalam rangka kelayakan bisnis, aspek politik perlu dikaji untuk memperkirakan
bahwa situasi politik saat bisnis dibangun dan saat diimplementasikan tidak
mengganggu, sehingga kajian menjadi layak di lingkungan masyarakat. Langkah
dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan clean government, akan dinilai
sebagai hal yang positif oleh pasar karena memberikan jaminan terhadap keamanan
modal dan iklim usaha yang kondusif.
Studi kelayakan bisnis dari aspek lingkungan industri bertujuan untuk mengetahui
kondisi persaingan dimana hotel tersebut berada. Kondisi persaingan dalam hal ini akan
dikaji untuk mengetahui ancaman dan kekuatan yang dimiliki oleh hotel “The Royal
Malabar” itu sendiri. Menurut Michael E. Porter dan Wheelen ada beberapa hal yang
mempengaruhi aspek lingkungan indutri ini adalah sebagai berikut :.
Masuknya sebuah Hotel sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi Hotel “The Royal Malabar” karena akan terjadi perebutan pangsa pasar serta
sumberdaya produksi yang jumlahnya terbatas di daerah itu sendiri. Untuk itu Hotel
“The Royal Malabar“ harus melakukan berbagai macam strategi untuk
mempertahankan pangsa pasar dan loyalitas konsumen itu sendiri.
16
Ada beberapa hambatan bagi Hotel “The Royal Malabar” sebagai pendatang baru yaitu
:
a. Skala ekonomi yaitu apabila pendatang baru berproduksi dalam skala kecil, mereka
akan dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang tinggi, padahal Hotel yang sudah
ada berupaya pada skala produksi yang terus menerus diperbesar dan proses
produksi yang terus menerus diefisienkan sehingga per unit barang menjadi lebih
rendah.
b. Differensiasi produk yaitu menciptakan hambatan masuk, memaksa pendatang baru
mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk merebut para pelanggan yang loyal terhadap
perusahaan utama. Pada hotel “The Royal Malabar” tidak hanya menyediakan kamar
tetapi juga memiliki fasilitas-fasilitas lain seperti restaurant, Fitnes centre, cafe, pub,
spa, meeting room dll.
b. Kecukupan modal bagi perusahaan lama merupakan hambatan masuk bagi
perusahaan baru. Hambatan ini bisa berupa adanya biaya peralihan (swiching cost),
yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli apabila berpindah dari produk pemasok
tertentu ke produk pemasok lainnya. Yang pada akhirnya pendatang baru akan sulit
memasuki saluran yang sudah ada dan harus mengeluarkan biaya besar untuk
membangun saluran sendiri. Apabila hotel “The Royal Malabar” kekurangan modal,
maka akan melakukan pinjaman ke Bank.
17
Sebagai sebuah perusahaan yang bisa dikatakan sudah besar Hotel “The Royal
Malabar” juga harus memperhatikan karakteristik produk dimana Hotel “The Royal
Malabar” hendaknya tidak hanya sekedar menyediakan kebutuhan dasar, tetapi
hendaknya memilih suatu perbedaan atau nilai tambah. Karena pada jenis industry yang
mempunyai biaya tetap yang besar perusahaan hendaknya beroperasi pada skala
ekonomi yang tinggi namun pada kapasitas tinggi ini diperlukan untuk menjaga
efisiensi biaya per unit. Sementara itu hambatan untuk keluar memaksa perusahaan
tidak keluar dari industri.
Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, pemegang saham. Pengaruh dari
masing-masing stakeholder adalah bervariasi diantara industry yang satu dengan yang
lainnya. Pada hotel “The Royal Malabar” kekuatan stakeholders sangat berpengaruh.
18
E. Aspek Lingkungan Hidup pada Hotel “The Royal Malabar”
Studi kelayakan bisnis dari aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah
secara lingkungan hidup, rencana bisnis, diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak
atau sebaliknya. Seperti telah disinggung pada bagian-bagian depan bahwa aspek
lingkungan hidup perlu juga dianalis kelayakannya. Disesuaikan dengan tujuan
penulisan laporan ini, analisis lingkungan hidup yang akan dijelaskan, mengacu pada
analisis AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ).
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
proyek – proyek produksi. Manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan kesejahteraan melakukan aktivitas yang makin lama makin mengubah
lingkungannya. Pada awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah, tapi
setelah perubahan itu menjadi di luar ambang batas, maka manusia tidak dapat
mentolerir lagi perubahan yang merugikan itu. Pemrakarsa proyek harus membuat
AMDAL dengan konsekuensi ia harus mengeluarkan biaya. Tanggung jawab
penyelenggara Amdal ini bukan berarti harus diemban pemrakarsa proyek itu sendiri. Ia
dapat menyerahkan penyelenggaraan ini kepada konsultan swasta atau pihak lain atas
dasar saran dari pemerintah. Namun, pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang
bertanggung jawab, bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut.
19
F. Aspek Teknik Produksi dan Operasional
Dalam hal ini bisnis perhotelan perlu diuraikan mengenai deskripsi produk, lokasi usaha
1. Deskripsi Produk
Hotel “The Royal Malabar” ini adalah hotel baru yang terletak di Pangalengan, dan
memiliki arsitektur yang modern dan minimalis dengan suasana yang nyaman dan
pelayanan yang sempurna sehingga membuat hotel “The Royal Malabar” ini sebagai
rumah kedua konsumen. Perusahaan perhotelan merupakan perusahaan jasa yang
menghasilkan produk seperti jasa layanan pennginapan, meeting room, pub/lounge,
resto, lobby, area parkir, dan kolam renang.
Akomodasi “The Royal Malabar” ini memiliki 50 kamar dengan desain yang modern
dan minimalis, terdiri dari 30 kamar standar, 12 kamar sweet dan 8 kamar family.
Setiap kamar dilengkapi dengan penyejuk ruangan, telepon, sambungan internet
berkecepatan tinggi. TV Satelit dan perlengkapan teh dan kopi.
Fasilitas lain yang dimiliki hotel “The Royal Malabar” ini yaitu melayani pesan antar
makanan dan minuman, resto dan area hotspot.
Resto terletak dilantai dasar, resto menyajikan beberapa jenis makanan Indonesia dan
khususnya makanan sunda. Selain itu, resto juga memiliki 34 inch televisi yang
menayangkan TV Satelit dan area hotsot.
Ruang meeting terletak di lantai dasar juga, ruang rapat hotel “The Royal Malabar” ini
dapat menampung100 orang peserta dan didesain special untuk rapat dengan skala dan
sedang. Ruang rapat “The Royal Malabar” sangat sesuai untuk urusan bisnis, seperti
rapat perusahaan, konferensi dan seminar. Selain itu, ruang rapat juga ideal untuk acara
reuni, pesta ulang tahun acara-acara.
20
2. Lokasi Usaha
Hotel “The Royal Malabar” ini terletak di Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat,
yang beralamat di : Jl. Raya Pangalengan No.600, Sukamanah, Kec. Pangalengan,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378. Beberapa alasan yang menentukan lokasi ini
dipilih yaitu:
a. Lokasi ini dekat dengan pasar potensialnya, yaitu wisatawan baik domestik
maupun mancanegara,
b. Lokasi ini dipilih juga karena faktor biaya. Disini perusahaan bisa menghemat
biaya pajak dalam ijin mendirikan hotel.
c. Lokasi ini juga dekat dengan beberapa lokasi wisata di Pangalengan
d. Lokasi ini mudah dijangkau dengan alat transportasi yang tersedia misalnya,
angkot, elf, dll.
f. Lokasi ini juga dipilih karena tingkat persaingan yang belum tinggi karena ada
beberapa hotel belum mempunyai fasilitas-fasilitas yang kurang memadai dan
adanya persepsi negative dari masyarakat sekitar.
Karena hotel ini merupakan perusahaan jasa, maka mempunyai banyak ruangan.
Ruangan-ruangan ini digunakan sesuai dengan jenis kebutuhan dan fasilitas yang
tersedia.
Letak lokasi sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara teliti karena sangat
berpengaruh terhadap banyak aspek seperti biaya, ada 2 kemungkinan pertama, client
datang ke lokasi hotel, Kedua, penyedia jasa/produk mendatangi client, seperti mobil
pemadam kebakaran mendatangi lokasi kebakaran.
Dari hasil analisis elemen diatas, pada aspek teknis dan teknologi, akan di dapat suatu
pernyataan apakah rencana pengembangan proyek hotel ini sudah dapat dianggap layak
atau tidak layak. Jika rencana aspek teknis dan teknologi sudah dianggap layak, studi
21
akan dilanjutkan ke aspek lain. Jika tidak layak untuk dikembangkan maka dapat
dilakukan kajian ulang yang lebih realistis dan positif agar kajian mungkin akan
menjadi layak. Apabila memang sulit untuk dianggap layak, sebaiknya rencana ini
diakhiri saja.
Keterangan:
1. Lobby
2. Ruang tamu
3. Resto
4. Meeting Room
5. Toilet
6. LIFT
7. Dapur
22
b. First Floor
kamar standar
ruang santai
Keterangan lain :
23
c. Second Floor
Kamar Family
Ruang Santai
Kamar Suite
LIFT
Keterangan:
Lantai 2 terdapat kamar family, kamar suite daan ruang santai
4. Kapasitas Produksi
Hotel “The Royal Malabar” ini memiliki 50 kamar yang terdiri dari 30 kamar
standar, 12 kamar sweet dan 8 kamar family.
24
TIPE KAMAR HARGA KETERANGAN
Standar Rp 350.000,00
Tidak berlaku saat Hari
Sweet Rp 450.000,00
Raya Idul Fitri, Liburan
Sekolah, & Tahun Baru
Family Room Rp 900.000,00
Penjelasan :
Terdapat 50 kamar diantaranya, Standar berjumlah 30 kamar dengan fasilitas AC,
TV, wi-fi kamar mandi shower, telepon. 12 kamar sweet dengan fasilitas TV, AC,
wi-fi, kamar mandi bat room, telepon dan 8 kamar family dengan fasilitas TV, AC,
Kulkas, Pembuat kopi, twin bed, Wi-fi, heather, telvon. Dihotel “The Royal
Malabar” terdapat fasilitas lainnya seperti lobby, meeting room, pub/ lounge, resto,
kolam renang, tempat parkir yang luas.
5. Administrasi Hotel
Cara pembayaran dihotel ini sangat mudah. Pertama dilakukan yaitu dengan check-
in dan dilayani sesuai dengan kebutuhan konsumen, Setelah menggunakan jasa dan
semua fasilitas yang disediakan oleh hotel “The Royal Malabar” tamu atau
konsumen diberi informasi
mengenai aturan-aturan yang ada dihotel “The Royal Malabar” setelah itu tamu atau
konsumen dipersilahkan untuk melakukan check-out dan menyelesaikan proses
administrasi.
Pembentukan sistem manajemen di hotel “The Royal Malabar” ada beberapa aspek
yang dikaji dalam aspek manajemen meliputi (perencanaan bisnis, pengorganisasian,
actuating dan pengendalian):
25
1. Perencanaan Bisnis
Dalam menyusun perencanaan, hendaknya dikaji beberapa sisi seperti: sisi pendekatan
pembuaatan perencanaan jangka waktu tingkatan perencanaan.
2. Fungsi Perencanaan
Ada beberapa fungsi utama dalam perencanaan yaittu: sebagai penerjemah kebijakan
umum, sebagai perkiraan, sebagai sumber ekonomi, sebagai pedoman kegiatan, sebagai
alat koordinasi dan sebagai alat pengawasan.
Fungsi perencanaan yang dilakukan di hotel “The Royal Malabar” memiliki beberapah
fungsi diantaranya:
a. Sebagai penerjemah kebijakan umum, maksudnya disini di hotel “The Royal
Malabar” bahwa semua instruksi dari direktur utama hotel “The Royal Malabar”
untuk dihubungkan ke setiap manajemen-manajemen yang membawahi setiap
staf dari masing-masing manajemen itu sendiri.
b. Sebagai perkiraan, maksudnya semua perencanaan yang dilakukan salah satu
tujuannya untuk memperkirakan, membandingkan, memprediksikan
perencanaan-perencanaan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang dihotel
“The Royal Malabar”.
c. Sebagai sumber ekonomi, maksudnya yaitu mengeluarkan anggaran seminimal
mungkin, dan menghasilkan profit yang secukupnya.
d. Sebagai pedoman kegiatan, maksudnya setiap kegiatan yang dilakukan di hotel
“The Royal Malabar” semua berpedoman pada perencanaan awal. Sehingga
kegiatan yang ada dihotel “The Royal Malabar” tertata dan terkelola dengan baik
sesuai dengan yang direncanakan.
26
e. Sebagai alat koordinasi, maksudnya terjadi hubungan antara bawahan dan atasan
sehingga tujuan perusahaan dapat terlaksana.
f. Sebagai alat pengawasan, maksudnya segala kegiatan yang dilakukan di hotel
“The Royal Malabar” tidak terlepas dari pengawasan.
3. Macam-macan pelaksanaan
Dilihat dari jangka waktu: ada perencanaan jangka panjanga (20-30 tahun) ,
perencanaan jangka ,menengah (3-5 tahun) dan perencanaan dalam jangka pendek (1
tahun). Dari sisi tingkatan manajemen: perencanaan strategis merupakan, perencanaan
untuk mencapai tujuan jangka panjang, perencanaan operasional merupakan bagian dari
perencanaan strategis yang mengarahkan pada bidang fungsional dan bersifat jangka
pendek.
Pelaksanaan jangka pendek di hotel “The Royal Malabar” yaitu perkenalan terlebih
dahulu tentang hotel “The Royal Malabar” sehingga konsumen tahu, jangka panjangnya
yaitu memposisikan diri sebagai leader.jangka menengahnya yaitu sudah banyak
pelanggan dan dikenal banyak orang.
a. Program kerja
Program kerja adalah operasionalisasi perencanaan jangka pendek yang secara
tekhnis dipakai dalam rangka mengoptimalisasi sumber daya organisasi.
b. Anggaran
Adalah rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan
dalam unit moneter, yang meliputi kegiatan perusahaan untuk periode tertentu
dimasa yang akan dtaang. Manfaat anggaran dalam perusahaanantra lain:
27
4. Pengorganisasian
Dalam membangun proyek dan mengimplemantisan bisnis secara rutin,
pengorganisasian hendaknya dikaji dari beberpa sisi, antara lain:
Langkah-langkah pengorganisasian, asas organisasi, strukut organisasi dan prestasi
yang dinginkan.
a. Langkah-langkah pengorganisasian
❖ Merinci pekerjaan sesuai visi dan misi organisasi
❖ Membagi beban kerja kedalam aktifitas yang secara logis dapat dilakukan oleh
seseorang
❖ Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
❖ Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah penyesuaian untuk
meningkatkan efektiiftas.
b. Asas Organisasi,
Asas adalah pedoman yang secara maksimal hendaknya dilaksanakan agar diperoleh
satu strukur organisasi yang baik dan aktifitas organisasi yang berjalan lancar. Beberapa
asas sebagai pedomana adalah: Asas tujuan harus jelas, departementalisasi, asa
pembagian kerja harus jelas, asas keselarasan, asas delegasi wewenang, agar rentang
kendali yang cukup, dan satu komando.
c. Struktur Organisasi
Adalah susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur
organisasi menjelaskan aktifitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan
aktifitas tersebut sampai batas-batas tertentu. Selain itu struktur organisasi juga
menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan.
Dalam hal ini dalam hotel “The Royal Malabar” memiliki beberapa sumberdaya
manusia tetap diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut pada Gambar 1.2:
28
DIREKTUR
Analisis jabatan adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan ketrampilan dari suatu
jabatan dan orang seperti apa yang akan dipekerjakan pada pekerjaan seperti itu.
Dihotel “The Royal Malabar” ini jumlah karyawan terdiri dari karyawan tetap dan
karyawan spesialis.
a. Karyawan tetap teridir dari :
- Manajemen keuangan terdiri dari 1 orang manajer
- Manajemen marketing terdiri dari 1 orang manajer
29
- Manajemen Operasional terdiri dari 1 orang manajer
- Manajemen SDM terdiri dari 1 orang manajer
- Manajemen Strategi terdiri dari 1 orang manajer
b. Karyawaan spesialis terdiri dari :
- Opersional Hotel terdiri dari 10 orang
- Security terdiri dari 2 orang
- Kitchen terdiri dari 5 orang
d. Bentuk Organisasi
Bentuk struktur organisasi, yaitu: organisasi garis, organisasi fungsional, organisasi
garis staff, organisasi gabungan dan organisasi matriks.
Struktur organisasi garis : bentuk struktur organisasi yang paling sederhana. Ciri nya:
1). Jumlah karyawan relative sedikit,
2). Organisasi relative kecil,
3) karyawan saling mengenal,
4). Spesialisasi masih relative rendah.
Struktur organisasi fungsional
sebagai cirri bentuk struktur organisasi ini adalah setiap atasan mempunyai wewenang
untuk memberikan perintah kepeda setiap bawahan yang ada, sepanjang perintah
tersebut masih ada hubungannya dengan fungsi y yang dimiliki atasan.Struktur
organisasi garis staff (staff ahli/penasehat): kumpulan orang-orang yang ahli dalam
bidang tertentu. Dalam organisasi yang begitu kompleks biasanya pimpinan
mendelegasikan wewenang kepada para staff sesuai dengan bidangnya masing-masing
untuk memperkirakan atau instruksi kepada bawahan atas nama pimpinan.
Struktur organisasi garis lurus : pada dasanrnya struktur organisasi ini merupakan
bentuk ari kombinasi struktur orgnasasi yang telah dibahas sebelumnya, sehingga
bentuk strukturnya dapat berupa gabungan dari organisasi garis-garis staff, garis-garis
fungsional, dan staff atau kombinasi ketiganya.
Struktur organisasi matriks: struktur organisasi ini biasanya digunakan pada organisasi
yang memiliki pekerjaan yang relative besar, dengan permasalahan yang cukup
30
kompleks. Kondisi semacan ini diperlukan penenganan yang tepat, baik dari segi waktu,
tenaga maupun biaya yang dibutuhkan. Dalam struktur organisasi ini, bawahan bisa
memiliki at5asan yang lebih dari satu orang atasan, sehingga mereka dibawah dua jalur
wewenang, dengan kata lain mempunyai dua rantai perintah, yang satu bersifat vertical
dan yang lainnya horizontal.
5. Actuating (pergerakan)
Agar actuating dapat berjalan dengan baik, maka perrlu dikaji beberapa sisi, seperti
fungsi, sikap, dan perilaku pimpinan.
a. Fungsi penggerakan mempunyai fungsi untuk :
1) mempengaruhi orang lain untuk bersedia untuk menjadi pengikut
2) membuat seseorang ,mengerjakan pekerjaan yang lebih baik
3) memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas dan organisasi.
4) menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang teradap
orang lain, Tuhannya, Negara dan masyarakat.
Fungsi penggerakan yang dilakukan di hotel “The Royal Malabar” memiliki beberapa
fungsi:
a) Mempengaruhi orang lain untuk bersedia menjadi pengikut, di hotel “The
Royal Malabar” dalam fungsi penggerakan dilakukan dengan cara memberikan
pengarahan ke setiap manajer dan staf-staf nya.
b) Membuat seseorang mengerjakan pekerjaan dengan lebih baik, pada hotel “The
Royal Malabar” menetapakan seseorang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Agar
kerjanya optimal dan maksimal.
c) Memelihara dan memupuk kesetiaan kepada pimpinan, tegas, dan organisasi.
Yaitu membentuk loyalitas di setiap manajer dan staf-staf nya. Sehingga terbentuk
kesetiaan kepada pimpinan, tugas dan organisasi.
31
Kepemimpinan diartikan sebagai suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
6. Controlling (pengendalian)
Pengendalian, sebagai salah satu fungsi manajemen, hendaknya dianalisis untuk
mendapatkan jawaban apakah dari sisi ini, rencana bisnis dinyatakan layak atau
sebaliknya. Fungsi pokok pengendalian adalah : 1) menjaga terjadinya penyimpangan
2) memperbaiki penyimpangan 3) mendinamisasikan organisasi. 4) mempertebal rasa
tanggug jawab.
Agar fungsi pengendalian dapat berjalan dengan baik perlu diperhatikan prinsip-prinsip
pengendalian sebagai berikut: 1) pengendalian harus direncanakan dengan baik. 2)
dapat merefleksikan sifat pengawasan dari bidang-bidang yang diawasi 3) pelaporan
penyimpangan harus diolaporkan dengan segera 4) harus bersifat fleksibel, dinamis dan
ekonomis.
32
7. sistem pengendalian yang efektif
Ada beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan suatu pengendalian efektif, yaitu :
1) Akurat
2) Tepat waktu
3) Dipusatkan pada titik pengendalian yang strategis
4) Ekonomis
5) Realistis dari sisi organisasi
6) Fleksibel
H. Aspek Yuridis
Tujuan studi kelayakan bisnis aspek yuridis adalah untuk memastikan apakah secara
yuridis rencana dapat dinyatakan layak dan tidak layak. Relevan dengan tujuan tersebut,
maka hal yang diperhatikan adalah bahwa jika suatu rencana bisnis yang tidak layak
namun tetap direalisasikan, bisnis beresiko besar akan dihentikan oleh pihak yang
berwajib atau oleh protes masyarakat.
Setelah kita banyak melakukan studi kelayakan bisnis yang dilihat dari berbagai aspek,
maka sekarang kita perlu untuk menganalisa apakah usaha atau suatu rencana bisnis
yang dikatakan layak dasi sisi yuridis. Dalam aspek yuridis akan diteliti beberapa sub
aspek seperti : Siapaa pelaksana bisnis, Bisnis apa yang dilaksanakan, Waktu
pelaksanaan bisnis, Dimana bisnis akan dilaksanakan, Bagaimana bisnis dilaksanakan,
dan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
PELAKSANA BISNIS
Dalam hal ini pelaksana bisnis dapat dilihat dari dua aspek, yang pertama adalah Badan
Usahanya dan yang kedua adalah orang-orang atau individu yang terlibat sebagai
pengambil keputusan.
33
Bentuk Badan Usaha
Dalam hal ini Hotel “The Royal Malabar“ yang kami dirikan berbentuk perusahaan
perseorangan. Dikatakan seperti itu karena Hotel “The Royal Malabar” ini didirikan,
dimiliki, dan diawasi oleh seseorang. Jadi pengembalian keputusan dilakukan oleh
pemilik perusahaan. Kami memilih bentuk perusahaan perseorangan karena mempunyai
beberapa alas an, yaitu :
Ada beberapa peraturan pemerintah yang perlu diketahui berkaitan dengan identitas
pelaksana bisnis yang disuaikan dengan jenis perusahaan yang dipilih beberapa sisi
beberapa dari identitas pelaksana bisnis yang perlu diteliti adalah sebagai berikut:
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan penting diketahui karena hal ini akan berhubungan dengan
peraturan-peraturan yang berbeda antara warga warga Negara dan warga Negara asing
dalam kaitannya dengan pendirian suatu perusahaan.
Dalam hal ini pemilik perusahaan berkewarganegaraan Indonesia yang artinya akan ikut
dan tunduk terhadap semua peraturan yang ditetapkan oleh Hotel “The Royal Malabar”
Informasi Bank
Informasi bank perlu diketahui untuk meneliti apakah pendiri Hotel mempunyai
keterlibatan dalam urusan perbankan seperti kemacetan pembayaran kredit, sek kosong,
34
maupun jaminannya. Dalam hal ini pendiri Hotel tidak sedang dalam kondisi seperti
yang dijelaskan di atas. Jadi kredibilitas pemilik hotel masih bisa dipertanggung
jawabkan terutama dimasyarakat perbankan.
Bidang Usaha
Bidang usaha yang akan dijalankan adalah perhotelan yang menghasilkan produk
berupa jasa, pelayanan, makanan, minuman. Jadi perhotelan tersebut didirikan untuk
memenuhi keinginan konsumen dalam memenuhi kebutuhanya yang berkaitan dengan
produk-produk yang dihasilkan oleh Hotel “The Royal Malabar”
Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki oleh Hotel “The Royal Malabar” diusahakan secara sah dan
benar sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan. Fasilitas ini tidak
memerlukan ijin khusus karena peralatan yang dimiliki bukan merupakan peralatan
yang dapat membahayakan dan merupakan peralatan yang digunakan para pebisnis
sehari-hari pada hotel bintang dua.
Gangguan Lingkungan
Dalam proses penghasilan produk, hotel “The Royal Malabar” harus memperhatikan
lingkungannya, karena hotel “The Royal Malabar” ini termasuk hotel yang bebas dari
35
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran suara dan moral masyarakat. Hal ini
dikarenakan :
⚫ Hotel “The Royal Malabar” menggunakan bahan yang dapat di daur ulang.
⚫ Tidak ada pencemaran udara karena tidak menimbulkan gas yang berbahaya.
⚫ Tidak ada mesin-mesin yang berat sehingga tidak menimbulkan suara yang
bising.
Pengupahan
Tenaga kerja yang dibutuhkan atau dipekerjakan dan diupah menurut standar upah
minimum yang ditempatkan oleh pemerintah setempat. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kesejahtraan karyawan hotel yang dapat meningkatkan kualitas kerja
pada hotel “The Royal Malabar”.
Perencanaan Wilayah
Lokasi hotel yang didirikan harus disesuaikan dengan rencana wilayah yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini hotel “The Royal Malabar” bertempat di
suatu desa atau berada diantara rumah penduduk. Hotel “The Royal Malabar” ini adalah
hotel perseorangan jadi ijin yang diperlukan tidak terlalu sulit. Ijin hanya didapatkan
oleh Kepala Daerah setempat.
Status Tanah
Status tanah yang akan ditempati merupakan tanah yang bebas sengketa karena tanah
tersebut secara undang-undang dan peraturan merupakan hak milik dari pemilik hotel
“The Royal Malabar” yang dapat dibuktikan secara hukum.
36
WAKTU PELAKSANAAN BISNIS
Dalam hal ini waktu pelaksanaan bisnis berkaitan dengan izin-izin yang diperlukan.
Dalam hal ini perusahaan telah melengkapi izin-izin yang akan digunakan untuk bisa
melaksanakan usahanya seperti :
37
I. Aspek Keuangan
Berikut ini kami menyajikan secara singkat hasil dari perhitungan kelayakan proyek ini:
38
2. Biaya Pekerja
BIAYA PEKERJA
B. Pekerja langsung
1 Operasional Hotel Setiap Bulan 10 Orang 2,500,000 25,000,000
2 Security Setiap Bulan 2 Orang 2,500,000 5,000,000
3 Kitchen Setiap Bulan 5 Orang 2,500,000 12,500,000
Total Biaya Pekerja Langsung 17 42,500,000
Total Biaya Pekerja 65,000,000
Tabel 2.4 : Biaya Pekerja
3. Biaya Promosi
BIAYA PROMOSI
No Jenis Biaya Total
1 Iklan Platform Website Tour & Travel 200,000 200,000
2 Cetak Brosur 500,000 500,000
3 Design Pamflet 500,000 500,000
4 Fee Influencer 1,800,000 1,800,000
Jumlah Total 3,000,000
4. Biaya Penyusutan
BIAYA PENYUSUTAN
No Aset Tetap Jumlah Masa Manfaat (Tahun) Penyusutan Perbulan
1 Bangunan 3,000,000,000 20 12,500,000
2 Komputer 7,000,000 4 145,833
3 Tv 125,000,000 4 2,604,167
4 LCD 5,000,000 4 104,167
Jumlah Total 15,354,167
39
5. Cash Flow The Royal Malabar
CASHFLOW
THE ROYAL MALABAR HOTEL
Bulan
Uraian
1 2 3
Kas Awal 5,000,000,000 5,000,000,000 495,756,958 447,763,917
Revenue/ Kas bersih 684,815,000 57,067,917 57,067,917 57,067,917
Total Kas 5,684,815,000 5,057,067,917 552,824,875 504,831,833
Beli Tanah seluas 250m2 di Pangalengan 625,000,000 625,000,000
Bangunan Hotel 3 Lantai all in 3,000,000,000 3,000,000,000
Pesawat Telepon 24,750,000 24,750,000
Air Conditioner 170,500,000 170,500,000
TV 125,000,000 125,000,000
LCD Meeting Room 5,000,000 5,000,000
Komputer 7,000,000 7,000,000
CCTV All Package 5,000,000 5,000,000
Lift 120,000,000 120,000,000
Furnitur All in 350,000,000 350,000,000
Proyektor 4,000,000 4,000,000
Kulkas 20,000,000 20,000,000
Total Investasi Awal 4,456,250,000 4,456,250,000 - -
Biaya Tenaga Kerja 65,000,000 65,000,000 65,000,000
Listrik 4,000,000 4,000,000 4,000,000
PAM 1,500,000 1,500,000 1,500,000
Telepone dan Internet 2,500,000 2,500,000 2,500,000
Pajak 5,706,792 5,706,792 5,706,792
Biaya Operasional Hotel 8,000,000 8,000,000 8,000,000
Total Biaya Produksi 86,706,792 86,706,792 86,706,792
Promosi 3,000,000 3,000,000 3,000,000
Total Biaya Promosi 3,000,000 3,000,000 3,000,000
Biaya Penyusutan
Bangunan 12,500,000 12,500,000 12,500,000
Komputer 145,833 145,833 145,833
Tv 2,604,167 2,604,167 2,604,167
LCD 104,167 104,167 104,167
Total Biaya Penyusutan 15,354,167 15,354,167 15,354,167
Saldo Akhir Bulan 495,756,958 447,763,917 399,770,875
40
6. Payback Periode The Royal Malabar Hotel
PAYBACK PERIOD
THE ROYAL MALABAR HOTEL
Investasi Awal 5,000,000,000
Kas Besih 399,770,875
PP Periode = 5.000.000.000/ 399.770.875 = 12.507
Dana investasi dapat diperoleh kembali setelah : Kurang lebih 12 Tahun
Dari hasil perhitungan Payback Periode dengan Investasi awal sebesar Rp 5 Milyar
di bagi kas bersih bulan ketiga maka dana investasi dapat diperoleh Kembali setelah
kurang lebih 12 tahun.
41
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
The Royal Malabar Hotel adalah sebuah usaha yang bergerak di bidang jasa yang
menawarkan jasa penginapan dengan berbasis konvensional maupun berbasis online yang
mencakup keseluruhan dalam meningkatkan ekonomi pariwisata di sekitar daerah
Pangalengan.
42
DAFTAR PUSTAKA
http://harrishotelandconventions.blogspot.com/2015/10/harris-hotel-conventions-malang.html
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Sadam
43