Anda di halaman 1dari 19

KONSEP SPIRITUAL,

BERDUKA DAN KEHILANGAN


KELOMPOK 3:

 DESAK MADE ERAYANI (16.321.2480)

 I PUTU SURYA WINDU PRADANA (16.321.2488)

 NI KADEK AYU SUARNITI (16.321.2497)

 NI WAYAN DESI SUCITA DEWI (16.321.2523)

 NI WAYAN EVY AYUDIA PRATIWI (16.321.2524)

 NI WAYAN LAONA NORESYA (16.321.2526)


KONSEP SPIRITUAL

a. Definisi spiritual
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang
Maha Kuasa dan Maha Pencipta. individual tentang spiritualitas
dipengaruhi oleh kultur, perkembangan, pengalaman hidup, dan ide-
ide mereka sendiri tentang hidup. Meskipun spiritualitas sulit
didefinisikan, tedapat dua karakteristi penting tentang spiritualitas
yang disetujui oeh sebagian penulis:

 Spiritulitas adalah kesatuan tema dalam kehidupan kita

 Spiritualitas merupakan keadaan hidup


b. Dimensi spiritual

Clark et al. (1991) menekankan bagaimana dimensi spiritualitas menyebar


di seluruh dimensi lainnya, baik itu dikenali atau dikembangkan oleh
individu atau tidak. Individu dikuatkan melalui “spirit” mereka, yang
mengakibatkan peralihan ke arah kesejahteraan. Pengaruh spiritualitas
terutama sangat penting selama periode sakit.

c. Kesehatan spiritual

Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah “rasa keharmonisan saling


kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan
tertinggi” ( Hungellmann et al. 1985).

Spiritualitas dimulai ketika anak-anak sedang belajar tentang diri mereka


dan hubungan mereka dengan orang lain.
Sejalan dengan makin dewasanya seseorang, mereka sering
introspeksi untuk memperkaya nilai dan konsep ketuhanan yang
telah lama dianaut dan bermakna. Kesehatan spiritualitas yang sehat
pada lansia adalah sesuatu yang memberikan kedamaian dan
penerimaan tentang diri dan hal tersebut sering didasarkan pada
hubungan yang langgeng dengan yang Maha Agung.
d. Proses Asuhan Keperawatan Spiritualitas

1. Pengkajian

Pengkajian yang perlu dilakukan meliputi:

a. Pengkajian data subjektif

Pedoman pengkajian yang disusun oleh Stoll (dalam Kozier, 2005)


mencakup konsep tentang ketuhanan, sumber kekuatan dan
harapan, praktik agama dan ritual, hubungan antara keyakinan
spiritual dan kondisi kesehatan.

b. Pengkajian data objektif

Pengkajian data objektif dilakukan melalui pengkajian klinik yang


meliputi pengkajian afek dan sikap, perilaku, verbalisasi, hubungan
interpersonal dan lingkungan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan masalah spiritual menurut
North American Nursing Diagnosis Association adalah distres spiritual
(NANDA, 2006). Pengertian dari distres spiritual adalah kerusakan
kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup
seseorang dihubungkan dengan din, orang lain, seni, musik, literature, alam,
atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya (NANDA, 2006).

3. Perencanaan
perencanaan pada pasien dengan distres spiritual dirancang untuk memenuhi
kebutuhan spiritual pasien dengan:
 membantu pasien memenuhi kewajiban agamanya,
 membantu pasien menggunakan sumber dari dalam dirinya dengan cara
yang lebih efektif untuk mengatasi situasi yang sedang dialami,
 membantu pasien mempertahankan atau membina hubungan personal
yang dinamik dengan Maha Pencipta ketika sedang menghadapi peristiwa
yang kurang menyenangkan,
 membantu pasien mencari arti keberadaannya dan situasi yang sedang
dihadapinya.
 meningkatkan perasaan penuh harapan,
 memberikan sumber spiritual atau cara lain yang relevan.
4. Implementasi
 Pada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana intervensi dengan
melakukan prinsip-prinsip kegiatan asuhan keperawatan sebagai berikut :
 periksa keyakinan spiritual pribadi perawat,
 fokuskan perhatian pada persepsi pasien terhadap kebutuhan spiritualnya,
 jangan beranggapan pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual,
 mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan spiritual pasien,
 berespon secara singkat, spesifik, dan aktual,
 mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang berarti menghayati
masalah pasien
 membantu memfasilitasi pasien agar dapat memenuhi kewajiban agama,
 memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di rumah sakit.

5. Evaluasi
Untuk mengetahui apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang ditetapkan
pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan
pencapaian tujuan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan tercapai
apabila secara umum pasien :
 mampu beristirahat dengan tenang,
 mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan,

 menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama,


 mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya, dan

 menunjukkan afek positif, tanpa rasa bersalah dan kecemasan.


KONSEP BERDUKA DAN KEHILANGAN

a. Definisi Berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah
tidur, dan lain-lain. Selain itu berduka merupakan respon normal pada semua
kejadian kehilangan. NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu:

 Berduka diantisipasi

 Berduka disfungsional
b. Teori dari Proses Berduka
 Teori Kubler-Ross

Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang


dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun
menjelang ajal.

1. Fase I (shock dan tidak percaya)

2. Fase II (berkembangnya kesadaran)

3. Fase III (restitusi)

4. Fase IV

5. Fase V
 Teori Kubler-Ross

Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah


berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:

 Penyangkalan (Denial)

 Kemarahan (Anger)

 Penawaran (Bargaining)

 Depresi (Depression)

 Penerimaan (Acceptance)
c. Definisi Kehilangan
 Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai
sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin
terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik,
diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa
kembali atau tidak dapat kembali.

 Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu


yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan (Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan
pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang
kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan
cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang
berbeda.

 Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu


kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah
dimiliki.
d. Jenis-jenis Kehilangan

1. Kehilangan kehidupan/ meninggal

2. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)

3. Kehilangan objek eksternal

4. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal

5. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai


e. Proses Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Klien dan Berduka

1. Pengkajian

Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka cita


klien, apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan
melalui perilaku.

Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar


mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :

 Persepsi yang adekuat tentang kehilangan

 Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan

 Perilaku koping yang adekuat selama proses


2. Diagnosa keperawatan

Lynda Carpenito (1995), dalam Nursing Diagnostic Application to


Clinicsl Pratice, menjelaskan tiga diagnosis keperawatan untuk proses
berduka yang berdasarkan pada pada tipe kehilangan. NANDA 2011
diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
kehilangan dan berduka adalah :

 Duka cita

 Duka cita terganggu

 Risiko duka cita terganggu


4. Intervensi
Prinsip Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan Respon Kehilangan
a) Bina dan jalin hubungan saling percaya
b) Diskusikan dengan klien dalam mempersepsikan suatu kejadian yang
menyakitkan dengan pemberian makna positif dan mengambil
hikmahnya
c) Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka
d) Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka
e) Beri dukungan terhadap repon kehilangan pasien
f) Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga
g) Ajarkan teknik logotherapy dan psychoreligious therapy
h) Tentukan kondisi pasien sesuai dengan fase berikut :
 Fase Pengingkaran

 Fase marah

 Fase tawar menawar

 Fase depresi

 Fase penerimaan
Prinsip Intervensi Keperawatan pada Anak dengan Respon Kehilangan
o Beri dorongan kepada keluarga untuk menerima kenyataan serta menjaga
anak selama masa berduka.
o Gali konsep anak tentang kematian, serta membetulkan konsepnya yang
salah.
o Bantu anak melalui proses berkabung dengan memperhatikan perilaku yang

diperhatikan oleh orang lain.


o Ikut sertakan anak dalam upacara pemakaman atau pergi ke rumah duka.

Prinsip Intervensi Keperawatan pada Orangtua dengan Respon


Kehilangan (Kematian Anak)
 Bantu untuk diakan sarana ibadah, termasuk pemuka agama.

 Menganjurkan pasien untuk memegang/ melihat jenasah anaknya.

 Menyiapkan perangkat kenangan.

 Menganjurkan pasien untuk mengikuti program lanjutan bila diperlukan.

 Menjelaskan kepada pasien/ keluarga ciri-ciri respon yang patologis serta

 Tempat mereka minta bantuan bila diperlukan.


5. Evaluasi

• Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan

• Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap


kehilangan

• Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain

• Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi


masalah akibat kehilangan

• Klien mampu minum obat dengan cara yang benar


ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai