Anda di halaman 1dari 3

6.

Proses hydrotest pipeline dilakukan setelah konstruksi selesai atau tepatnya setelah
backfilling atau lowering jika memungkinkan. Pada kegiatan hydrotest dilakukan pada
masing-masing segmen hingga masing-masing rumah pompa. Segmen tersebut disediakan
masing-masing 6-7 manpower sebagai teknisi dan juga helper. Pengujian hydrotest untuk
melihat ada kebocoran pada pipeline atau tidak.

Pengujian hidrostatik pipeline mengikuti prosedur di bawah ini:

a. Tekanan harus dinaikkan ke tekanan uji dan dibiarkan stabil kemudian ditahan selama
15 menit. Laju peningkatan tekanan tidak boleh melebihi 100 kPa (15 psi) per menit
selama semua operasi.
b. Tekanan harus diturunkan menjadi sekitar 25 persen dari tekanan uji, dibiarkan stabil
kemudian ditahan selama 15 menit. Laju penurunan tekanan tidak boleh melebihi 200
kPa (30 psi) per menit selama semua operasi.
c. Tekanan harus dinaikkan ke jumlah yang mendekati tekanan uji dan dibiarkan stabil
lagi sebelum akhirnya dinaikkan ke tekanan uji. Tekanan tidak boleh turun lebih dari
0,2 persen setelah mengkompensasi suhu. Tak satu pun dari ini atau sebelumnya harus
dimasukkan dalam durasi tes. Kehilangan tekanan yang diizinkan dan tidak terhitung
sebesar 0,2 persen didasarkan pada kandungan udara maksimum yang diizinkan
sebesar 0,2 persen. Kandungan udara dapat dievaluasi dengan tepat mengukur volume
air (Vi) yang diinjeksikan antara tekanan terukur P1 dan P2 dan membandingkan Vi
dengan volume teoritis yang akan menyebabkan perubahan tekanan dari P1 ke P2.
Perbedaan antara volume yang diukur dan dihitung dapat dikaitkan dengan kandungan
udara. Evaluasi yang sama juga dapat dilakukan dengan menarik air.
d. Air harus disuntikkan atau ditarik dari bagian uji untuk mempertahankan tekanan
dalam batas yang ditentukan. Volume suntikan dan/atau penarikan ini harus diukur
dan dicatat.
e. Perhitungan tekanan-volume-suhu (PVT) harus dilakukan untuk menunjukkan
kehilangan tekanan yang diamati karena perubahan suhu atau kebocoran.
f. Sebuah perekam tekanan dan perekam suhu harus digunakan untuk terus merekam
tekanan uji, suhu fluida dan suhu lingkungan. Selain itu, tekanan harus dibaca dan
dicatat hingga 7 kPa (1 psi) terdekat, dengan menggunakan penguji bobot mati yang
disediakan oleh Kontraktor. Tekanan harus dicatat setiap 15 menit sampai stabil;
maka dapat direkam setiap 30 menit.
Jika melibatkan kontraktor untuk menyediakan hydrotest, mereka harus dilibatkan
lebih awal dalam tahap proyek untuk memastikan langkah-langkah berikut (tidak
dalam urutan tertentu) terpenuhi:

a. Setelah menyelesaikan periode stabilisasi yang berhasil, pompa bertekanan harus


dimatikan dan diputuskan dari sistem perpipaan.
b. Waktu, suhu air uji dan pembacaan pengukur tekanan bobot mati yang dilakukan
selama periode hidrotest harus dicatat dalam bentuk tabel. Setiap perubahan
tekanan harus didokumentasikan secara lengkap.
c. Jika tekanan naik ke tekanan uji maksimum yang diizinkan karena kenaikan suhu
atau alasan lain, itu harus dikurangi dengan mengeluarkan cairan secara perlahan
ke dalam wadah yang dikalibrasi. Rekaman yang akurat dari volume yang
dipindahkan untuk mencegah saluran pipa yang terlalu bertekanan harus dicatat.
Data harus mencakup waktu, tekanan sebelum dan sesudah bleed-off, kisaran
suhu, dan volume cairan yang dikeluarkan.
d. Jika tekanan turun di bawah tekanan uji minimum setiap saat selama periode
pengujian, tekanan tersebut harus ditekan kembali dan periode stabilisasi 4 jam
harus diselesaikan sebelum periode penahanan pengujian dimulai lagi. 2 jam
terakhir dari periode penahanan harus tanpa penurunan tekanan selain yang
disebabkan oleh perubahan suhu.
e. Untuk setiap kehilangan tekanan selama periode pengujian 8 jam, Kontraktor
harus mengevaluasi seberapa besar kehilangan tekanan yang dapat dikaitkan
dengan perubahan suhu dan pelarutan udara bebas di dalam air. Pengujian hanya
boleh diterima jika penurunan tekanan tersebut didukung oleh perhitungan dan
dapat dijelaskan. Jika penjelasan Kontraktor untuk penurunan tekanan tidak
diterima, Kontraktor harus memperpanjang periode hydrotest melebihi 8 jam,
sampai diperoleh hydrotest yang benar-benar memuaskan.
f. Pompa harus diperiksa setelah selesainya operasi pemompaan. Penghitung pompa
harus diatur ulang ke nol dan bejana yang dikalibrasi harus diisi untuk memeriksa
ulang penghitung untuk keluaran volume pompa pada tekanan atmosfer. Angka
penghitung akhir dan keluaran volume harus direkam.
g. Setelah hidrotest yang berhasil diterima, Kontraktor harus mengurangi tekanan
pada seksi uji yang telah diselesaikan dengan kecepatan maksimum 29 psi (2 bar)
per menit.
7. Proses lowering pipe digunakan alat berat berupa tractor sideboom,. Alat berat
ditransfer ke masing-masing segmen atau section. Agar pengerjaan efektif.
Transportasi alat berat tidak boleh sampai mengganggu aktivitas warga dengan
mengarahkan pada malam hari. Setelah alat berat sampai digunakan 5 manpower
untuk masing-masing segmen. Ditch digunakan pasir untuk daerah rawa sebagai
bedding karena rawan rembesan air di tanah gambut. Ditching disediakan dengan
ukuran 32 in dengan acuan diameter pipeline. Setiap section pipeline, ditching
yang digunakan berbeda untuk setiap daerah. Misal untuk daerah perkebunan pasir
yang digunakan tidak sebesar di daerah rawa untuk masing-masing kerakal yang
ada.

Pada lowering pipeline digunakan prosedur yang sudah dibuat engineer diawal.
Proses penurunan dilakukan dengan excavator secara bersamaan

8. Luas area untuk ROW disediakan dengan luas lebar 80 in sesuai kesepakatan daerah
setempat yaitu dinas PU sumater utara dan sumatera barat. 80 in untuk pipeline diameter 20-
30 in

Anda mungkin juga menyukai