Anda di halaman 1dari 15

TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN

WATSON

DISUSUN OLEH
KLP 5 :

YULIUS
MUHAMMAD RAHMAT
NILUH SETIAWATI
NURHANUN LAMUNA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES HUSADA


MANDIRI POSO 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata sedangkan konsep keperawatan merupakan
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk suatu pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh
fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara
langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk Menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan
ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktekyang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan
pasien.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlunya mempelajari teori dan model
konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu
dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya coba
memaparkan “Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson”.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Utama dan Model Keperawatan Jean Watson


Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami
bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan funsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan)
yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan Biophysical
Kebutuhan Biophysical
Keb. Makan dan cairan
Keb. Eliminasi
Keb. Ventilasi

Kebutuhan Psikofisikal

Keb. Aktifitas dan


Istrahat
Keb. Seksualitas

Kebutuhan Psikososial

Keb. Berpretasi
Keb. Berorganisasi
Kebutuhan Intrapersonal
Keb. Interpersonal

Keb. Aktualisasi Diri


Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan
antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian
kkebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu
dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean
Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurn dan memiliki
berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai Kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
Selain itu ada 7 (tujuh) ilmu keperawatan antara lain :
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan dipraktekkan
hanya secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang hailnya
dapat memuaskan kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan Kesehatan dan berkembang
kearah perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat dirawat
saja, tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa
menawarkan kepada pasien untuk mengembangkan potensinya untuk memilih apa
yang terbaik untuk dirinya saat itu.
6. Asuhan keperawatan lebih “healthogenic” dari pada pengobatan. Praktek
keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal dengan pengetahuan
tentang perilaku manusia untuk meningkatkan Kesehatan dan untuk memberikan
bantuan / pertolongan kepada mereka yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

B. Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan


Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu :
1. Kemanusiaan (Human Being)
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam
pandangsn filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang
berintegrasi dalam dirinya. Selain itu juga manusia dinilai sempurna, karena
bagian-bagian tubunya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika
adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik
psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya.
Hal tersebut perlu mendapat asuhan , agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dan fisik, mental, dan sosial yang
baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu :
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.
Asuhan Kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan denga napa yang dialami.
3. Lingkungan Sosial
Salah atu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah
lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat
biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson
menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh
setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli
dengan yang lainnya.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi Kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi Kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit.
Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu : masalah
penanganan stress dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya
perawatan Kesehatan holistk, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik
keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral,
dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi Kesehatan manusia
dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
Kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain :
a. Membentuk sistem nilai humanistic altruistic.
b. Membangkitkan rasa percaya dan harapan .
c. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
d. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
e. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif,
maupun negative.
f. Menggunakan metode ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
g. Meningkatkan hubungan interpersonal :teaching-learning”.
h. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultur, serta spiritual.
i. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
j. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

C. Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan


Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang
lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan
kebutuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda
pemecahan masalah secara ilmiah . Watson juga menyatakan proses keperawatan
terdiri atas Langkah-langkah yang langka dengan proses ilmiah. Watson kemudian
mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring
mengindikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam proses
keperawatan).
1. Pengkajian
a. Pengkajian meliputi : Tindakan pengamatan, melakukan identifikasi dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.
b. Unntuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai
kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih dalam
pengetahuan yang terkait secara konseptual.
c. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
d. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan defenisi dari
variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variable-variable dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana
asuhan keperawatan tetap melaui pendekatan konseptual.
c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah
dikumpulkan dan sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan
4. Evaluasi
a. Evaluasi merupakan suatu metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan intervensi dari setiap masalah yang ada.
b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin
akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan
pada studi pemecahan masalah.
D. Hubungan dengan Ciri Teori
Menurut Watson, bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah pengelompokan
dari ide-ide dan pengalaman yang memberikan penjelasan mengenai fenomena-
fenomena. Dia menolak konsep tradisional dan metodologi kuantitatif harus
dikorbankan saat mendapatkan pengetahuan baru dari tingkah laku manusia. Dia
melihat bahwa keperawatan dapat dikembangkan dengan melibatkan prosedur-
prosedur dan manipulasi variable sementara yang terbaik adalah dengan melakukan
penelitian untuk melihat berbagai alternatif dalam merawat manusia, baik sehat
maupun sakit, serta mendorong peningkatan Kesehatan. Karya Watson telah
dikembangkan dalam konteks tradisional :
1. Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam membangun solusi
berbeda dalam melihat fenomena tertentu.
2. Teori harus logis secara alami.
3. Teori seharusnya sederhana sebelum digeneralisasikan.
4. Teori dapat didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji.
5. Teori berkontribusi dan membantu dalam pengembangan pengetahuan secara
umum sesuai disiplin ilmunya melaui penelitian untuk mencapai sesuatu yang
valid.
6. Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk menjadi pedoman dan
meningkatkan mutu dari tindakan pelayanan ataupun asuhan keperawatan yang
diberikan.
7. Teori tersebut harus konsisten dengan teori-teori lainnya, dengan hukum, dan
prinsip-prinsip lainnya; tetapi masih meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang
tidak bisa dijawab, kemudian diinvestigasi.
E. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu
berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat
yang berkomitmen melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya
atau lebih tinggi dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan
dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai
suatu objek. Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk
menyembuhkan sejak, hubungan, pengalaman, dan persepsi sedang berlangsung.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilaian
secara objektif, menunjukan perhatian kepada subjektivitas seseorang, dan lebih
mendalami situasi Kesehatan dari mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi
perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak yaitu perawat dan
pasien dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang menjadi
dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan dirawat keduanya
terhubung dalam mencari makna dan kesatuan dan mungkin mampu merasakan
penderitaan pasien.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk
menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan kesembuhan
pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan
dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan,
kesatuan, dan keselarasan batin.
F. Caring Occation Moment
Caring Occation Moment (tepat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain
datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment
interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan
kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi
tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan
pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada
pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang.
Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver
juga perlu memahami kesadaran dan kehadirannya dalam moment merawat dengan
pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan demikian
akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan
pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan
kemampuan-kemampuan untuk berkembang.
BAB III
ANALISIS TEORI

Teori-teori Jean Watson dikenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat
manusia. Manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan :
a. Kebutuhan Biophysical : kebutuhan makan minum, kebutuhan eliminasi,
kebutuhan ventilasi.
b. Kebutuhan Psikofisikal : kebutuhan aktivitas/istirahat dan kebutuhan seksualitas.
c. Kebutuhan Psikososial : kebutuhan berprestasi, kebutuhan berorganisasi
d. Kebutuhan Intra-iterpersonal : aktualisasi diri.

Contoh studi kasus teori Jean Watson :


Pasien tn. R mengalami Skizofrenia dengan perilaku halusinasi pendengaran,
sehingga pasien terlihat berbincang sendiri. Saat ditanya perawat, klien mengatakan
sedang mendengar suara-suara yang berbicara kepadanya. Maka perawat harus
membantu dalam menyelesaikan masalah tesebut mengapa pasien tersebut dapat
demikian, mencari pohon masalah dan melakukan terapi sesuai kebutuhan pasien S agar
aktualisasi diri pasien S sesuai realita.
Tindakan keperawatan untuk membantu klien mengatasi masalahnya dimulai
dengan membina hubungan saling percaya dengan klien.
Setelah hubungan saling percaya terbina, intervensi keperawatan selanjutnya
adalah membantu klien mengenali halusinasinya.
Adapun cara yang efektif dalam memutuskan halusinasi adalah :
1. Menghardik halusinasi
Adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi
yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul
atau tidak mempedulikan halusinasi.
2. Berinteraksi dengan orang lain.
3. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian.
4. Memanfaatkan obat dengan baik.
Keluarga perlu diberi penjelasan tentang bagaimana penanganan klien yang
mengalami halusinasi sesuai dengan kemampuan keluarga. Hal ini penting karena
keluarga adalah sebuah sistem dimana klien berasal dan halusinasi sebagai salah satu
gejala psikosis dapat berlangsung lama (kronis) sehingga keluarga perlu mengetahui
cara perawatan klien di rumah.
Dalam mengendalikan halusinasi diberikan psikofarmaka oleh tim medis sehingga
perawat juga perlu memfasilitasi klien untuk dapat menggunakan obat secara tepat .
prinsip lima benar harus menjadi focus utama dalam pemberian obat.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Konsep utama teori Jean Watson adalah “Human Science and Human Care”, yang
fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia berasal
dari humanistic prespective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan
ilmiah.
2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya
unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
3. Hubungan dengan rposes perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya
penelitian-penelitian dibidang keperawatan dapat dihubungkan dengan proses
keperawatan, sebab didalam proses keperawatan Langkah-langkahnya sama
dengan proses ilmiah.
4. Hubungan dengan ciri-ciri teori, Jean Watson mengatakan bahwa sebuah teori
merupakan sebuah pengelompokan ide-ide, pengalaman yang memberikan
penjelasan dan dia menolak konsep tradisional.
5. Peneraapan reori Jean Watson, terdiri dari pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

B. Saran
Manusia hendaknya dapat berinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia
lainnya. Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi.
Untuk dapat memenuhi kebutuhannya, manusia harus memiliki pengetahuan manusia
dan pemeliharaan / perawatan manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia
tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik dimasyarakat. Tanpa adanya
pemeliharaan / perawatan diri, manusia juga akan sakit dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan. Maka dari itu, manusia dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan
segala penyakit dimanapun dan kapanpun.
DAFTAR PUSTAKA

Potter & perry, 2005 “Fundamentak Keperawatan volume I”, Buku Kedokteran.
EGC. Jakarta
George J.B. (1990).Nursing Theories. New Jersey: Apleton and Lange
Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Soemantri I. (2006). Konsep Dasar Keperawatan. Bandung: Stikes A. Yani Pres.
Diposkan oleh Renaldi Mumar di 23,35
http://www.google.co.id, Konsep dan teori keperawatan
http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-watson.html
LAMPIRAN

Naskah Role Play Kasus

Latar Belakang :

Pasien tn. R mengalami skizofrenia dengan perilaku halusinasi pendengaran, sehingga


pasien terlihat berbincang-bincang sendiri. Saat ditanya perawat, klien mengatakan
sedang berbicara dengan seseorang. Klien merasa cemas dan takut kalau nanti dia bisa
mencelakai anaknya sendiri.

Perawat : Selamat pagi, saya perawat yang bertugas pagi ini. Nama saya Niluh. Nama
ibu siapa?

Istri : Nama saya Nurhanun sus, ini suami saya pak Rahmat.

Perawat : Iya ibu, bagaimana ada yang bisa saya bantu? Ada keluhan apa?

Istri : Begini sus, suami saya sering gelisah dan mondar mandir, tidak bisa tidur
dengan nyenyak karena ada seseorang yang mengajaknya bicara.

Perawat : Begitu ya bu, baik bu kalau begitu kami akan mengkaji terlebih dahulu
bapaknya ya, silahkan bapak masuk keruangan.

Istri : Baik sus.

Perawat : Mohon maaf ibu, silahkan tunggu diluar dulu ya.

Istri : Oh ya, baik sus.

Perawat : Selamat pagi bapak.

Pasien : Siang sus (dengan wajah datar).

Perawat : Nama bapak siapa?

Pasien : Nama saya Rahmat.

Perawat : Bapak senang dipanggil siapa?

Pasien : Sukanya dipanggil Matong.

Perawat : Bagaimana perasaan bapak hari ini?


Pasien : Perasaan saya? Saya sedang takut sus.

Perawat : Apa keluhan bapak saat ini?

Pasien : Saya sering terganggu sus, ada suara-suara aneh yang saya tidak tahu dari mana.

Perawat : Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara-suara yang selama
ini mengganggu bapak. Apakah bapak sudah nyaman disini?

Pasien : Iya sus, sudah.

Perawat : Baik pak, mungkin tidak lama hanya sekitar 30 menit ya pak. Bagaima pak,
setuju?

Pasien : Iya sus, saya setuju. Saya takut kalau saya mendengar suara-suara itu.

Perawat : Tidak pak, saya kan Bersama bapak. Nanti akan saya bantu jika bapak
mendengar suara-suara aneh lagi.

Pasien : Baik sus.

Perawat : Sebelum kita mulai, silahkan bapak Tarik nafas dulu supaya rileks. (pasien
menarik nafas 3X).

Pasien : Sudah sus.


Perawat : Baik pak, apakah bapak melihat atau mendengar sesuatu?

Pasien : Iya sus, saya sering mendengar suara-suara aneh yang saya tidak tahu suara
siapa darimana suaranya.

Perawat : Apakah pengalaman ini terus-menerus terjadi atau sewaktu-waktu saja?

Pasien : Sering sekali sus, hamper setiap hari.

Perawat : Kapan bapak mengalami hal itu?

Pasien : Kalau saya sendiri sus atau sedang bersama anak saya.

Perawat : Berapa kali sehari bapak mengalami hal itu? Pada keadaan apa terdengar suara
itu?

Pasien : Kalau berapanya sering saya tidak ingat sus. Pokoknya sering sekali.
Perawat : Apakah pada waktu sendiri?

Pasien : Iya sus, pada waktu saya mau tidur sering dengar suara-suara yang mengajak
saya berbicara, saya jadi susah tidur.

Perawat : Bagaimana dengan kegiatan bapak sehari-hari, apakah terganggu?

Pasien : Yaa, jelas terganggu sus, saya jadi sering was-was dan sulit konsentrasi. Saya
tidak bisa bebas dengan putra saya karena jujur saya sendiri takut kalau saya
mencelakakan putra saya sendiri.

Perawat : Bapak biasanya sering menemani anak bapak?

Pasien ; Iya sus, saya dekat sekali dengan anak saya. Kadang saya merasa takut saja
kalau saya mencelakai anak saya.

Perawat : Suara seperti apa yang bapak dengar, boleh saya tahu?
Pasien : Yaa, pokoknya suara itu seperti mengajak saya ngobrol terus sus. Saya sampai
ketakutan dan bingung darimana suara itu.

Perawat : Anak bapak usianya berapa bulan atau tahun?

Pasien : Anak saya usianya 7 tahun sus.

Perawat : Selama ini apa yang bapak lakukan jika mendengar suara itu?

Pasien : Saya cuma bisa istigfar sus. Saya takut kalau suatu saat saya tidak bisa
kendalikan diri saya sendiri sus..

Perawat : Bagus, bapak mau menceritakan semua ini. Sampai saat ini perlindungan diri
bapak terhadap suara-suara itu sudah bagus, tetap dipertahankan ya pak. Bapak
bisa meminta bantuan saya kapanpun bapak mau, keluarga atau teman semua
bisa membantu. Bapak sebaiknya menyibukkan diri dengan hal lain supaya
bisa meminimalisir dan memikirkan suara-suara itu.

Pasien : Begitu ya sus, terima kasih banyak atas sarannya.

Perawat : salah satu cara untuk menghilangkan atau mencegah suara-suara itu adalah
dengan cara menghardik pak.

Pasien : Bagaimana itu sus cara menghardik?”


Perawat : Nah begini, Ketia bapak dengar suara itu, bapak bisa pergi kelain arah atau lain
tempat kemudian bapak teriak dengan keras “aku tidak mau berbicara
denganmu”. Begitu terus berulang kali Ketika bapak mendengar suara yang
mengajak bapak untuk mengobrol. Apakah sudah paham pak?

Pasien : Iya sus, saya paham sekarang. Terima kasih banyak ya sus.

Perawat : Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap?

Pasien : Yaa, saya jadi yakin bahwa suara yang saya dengar itu tidak nyata dan tidak
patut saya percayai.

Perawat : Bagus pak. Nah untuk besok saya mau mengajarkan cara untuk mencegah
suara-suara itu lagi. Kira-kira bapak bisa pukul berapa? Bagaimana bila seperti
sekarang ini?

Pasien : Yaa, tidak apa-apa sus.

Perawat : Dimana kira-kira kita mengobrolya pak?

Pasien : Disini lagi juga tidak apa-apa sus.

Perawat : Baik pak. Untuk saat ini cukup dulu ya pak. Besok kita lanjutkan lagi
ngobrolnya. Selamat pagi

Pasien : Selamat pagi.

Anda mungkin juga menyukai