Anda di halaman 1dari 9

TRAGAM BAHASA

PENGERTIAN RAGAM BAHASA

 Menurut KBBI edisi ke lima


Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.
 Pengertian dari sumber yang lain?
Bachman (1990, dalam Angriawan, 2011:1), menyatakan bahwa ragam bahasa adalah
variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Dengan kata lain, ragam bahasa adalah variasi bahasa yang berbeda-
beda yang disebabkan karena berbagai faktor yang terdapat dalam masyarakat, seperti
usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, latar belakang budaya daerah, dan
sebagainya.

BAHAN KAJIAN

 Ragam bahasa dan karakteristiknya


 Ragam bahasa lisan dan tulis
 Ragam baku dan tidak baku
 Ragam sosial dan ragam fungsional
 Bahasa Indonesia yang baik dan benar
RAGAM BAHASA DAN KARAKTERISTIKNYA

MACAM – MACAM RAGAM BAHASA

RAGAM BAHASA INDONESIA


Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan pokok Berdasarkan
Penutur Sarana/media
persoalan Situasi
Idiolek Lisan Hukum Formal
Dialek Tulis Ekonomi Semiformal
Sosiolek Politik Nonformal
Fungsiolek Teknik
Militer
Agama
Komunikasi , DLL
A. RAGAM BAHASA INDONESIA BERDASARKAN PENUTUR

Pertama, ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Ragam bahasa ini disebut dengan istilah
idiolek. Idiolek adalah variasi bahasa yang menjadi ciri khas individu atau seseorang pada saat
berbahasa tertentu.

Kedua, ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari wilayah
tertentu, yang biasanya disebut dengan istilah dialek. Misalnya, ragam Bahasa Indonesia dialek
Bali berbeda dengan dialek Yogyakarta.

Ketiga, ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari golongan
sosial tertentu, biasanya disebut sosiolek. Misalnya ragam bahasa masyarakat umum ataupun
golongan buruh kasar tidak sama dengan ragam bahasa golongan terdidik.

Keempat, ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti
kegiatan ilmiah, sastra, dan hukum. Ragam ini disebut juga dengan istilah fungsiolek, contohnya
ragam bahasa sastra dan ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa sastra biasanya penuh dengan
ungkapan atau kiasan, sedangkan ragam bahasa ilmiah biasanya bersifat logis dan eksak.

B. RAGAM BAHASA INDONESIA BERDASARKAN SARANA/MEDIA


1. RAGAM LISAN
Dalam Bahasa ragam lisan orang tidak lazim menyebut kalimat tetapi tuturan. Adapun
untuk paragraph atau alinea, orang biasa menyebut paratone. Jadi orang bertutur yang baik selalu
memperhatikan wujud tuturan dan kerangka-kerangka paratone. Nah semua peranti kebahasaan
lisan yang disebutkan di depan itu lazim hadir dalam aktivitas bertelepon, berdiskusi,
berseminar, berwawancara, berwawansabda dan aktivitas kebahsasaan lisan lainnya.

Bahasa ragam lisan selanjutnya dapat di perinci menjadi dua yaitu :


a) Bahasa ragam lisan baku
Bahasa ragam lisan baku kelihatan, misalnya saja, ketika orang sedang
berceramah, berpidato, presentasi , dan lain-lain.
b) Bahasa ragam lisan tidak baku
Bahasa ragam lisan tidak baku juga kelihatan, misalnya ketika orang sedang
mengobrol dengan santai di sepanjang jalan, di tempat ronda, di warung, dan lain-
lain. Demikian juga wawancara dalam transkripsi jual-beli di pasar tradisional,
Bahasa yang digunakan juga berada dalam ragam lisan
Di bandingkan dengan ragam tulis, Bahasa ragam lisan lebih bebas dalam ekspresinya,
banyak ditandai pemenggalan bentuk kebahasaan pemakaian kata-kata yang tidak
standar, bahkan sering dimunculkan unsur-unsur kedaerahan dan seterusnya.

2. RAGAM TULIS

Ragam bahasa tulis adalah bahasa adalah bahasa yang hanya tepat muncul dalam
konteks tertulis. Bahasa dalam ragam tulis harus sangat cermat dalam pemakaian
ejaan, kata frasa, klausa, kalimat, paragraph, dan seterusnya. Ketentuan-ketentuan
yang lazim ditemukan dalam bahasa ragam baku, terlebih bahasa ramam baku tulis,
beberapa dapat disebutkan berikut ini: (1) memakai ucapan baku (2) memakai ejaan
resmi (3) menghindari unsur kedaerahan (4) memakai fungsi gramatikal secara eksplit
(5) memakai konjungsi bahwa secara eksplit (6) pemakaian bentuk kebahasaan secara
lengkap(7) pemakaian partikel secara konsisten (8) pemakaian kata depan secara
tepaat (9)pemakaian aspek perilaku-tindakan secara konsisten (10) memakai bentuk
sintsis (11)menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dan lain-lain.
Dalam ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan
benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.

PERBEDAAN RAGAM LISAN DAN RAGAM TULISAN

RAGAM LISAN RAGAM TULISAN


Memerlukan lawan bicara yang Tidak memerlukan lawan bicara.
mendengarkan (mitra tutur).
Terikat pada situasi, kondisi ruang, dan Tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan
waktu. waktu.
Tidak harus memperhatikan unsur dan fungsi Fungsi-fungsi gramatikal (Subjek, Predikat,
gramatikal (Subjek, Predikat, objek), hanya objek) harus dinyatakan secara eksplisit.
perlu gerak (bahasa tubuh), dan mimik.
Makna dipengaruhi oleh tinggi rendah, Makna ditentukan terutama oleh pemakaian
panjang-pendek nada suara/intonasi Ragam tanda baca dan ejaan.
Tulis

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BERKOMUNIKASI SECARA LISAN DAN


TULIS

RAGAM LISAN

Cara Berkomunikasi Cara Berkomunikasi Cara Berkomunikasi


Komunikasi lisan Contoh 1. Berlangsung cepat 1. Tidak selalu punya bukti
produk : 2. Sering dapat autentik
1. Berbicara berlangsung tanpa alat 2. Dasar hukumnya lemah
2. Berpidato bantu 3. Sulit disajikan secara
3. Berdiskusi 3. Kesalahan langsung bersih
1. Mempresentasikan sesuatu dapat dikoreksi 4. Mudah dimanipulasi
4. Dapat dibantu dengan
gerak tubuh dan mimik

RAGAM TULISAN

Cara Berkomunikasi Cara Berkomunikasi Cara Berkomunikasi


Komunikasi tertulis Contoh 1. Mempunyai bukti 1. Berlangsung lambat
produk: autentik 2. Selalu memakai alat bantu
1. Menulis surat 2. Dasar hukum kuat 3. Kesalahan tidak dapat
2. Menulis laporan 3. Dapat disajikan Lebih langsung dikoreksi
3. Menulis artikel matang dan bersih 4. Tidak dapat dibantu
4. Menulis makalah 4. Lebih sulit dimanipulasi dengan gerak tubuh dan
mimik

C. BERDASARKAN POKOK PERSOALAN


Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam
membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam
bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda
dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa
yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang
digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan
istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah
kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya
masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama. Koroner,
hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran. Improvisasi, maestro,
kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun
berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-
undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya
ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau majalah dan lain-lain.
D. BERDASARKAN SITUASI
a) Ragam bahasa resmi (formal)
Bahasa resmi biasanya menggunakan tata bahasa yang baik (sesuai EYD), lugas,
sopan, menggunakan bahasa yang baku, baik itu dalam bahasa lisan maupun tertulis.
Sesuai dengan macamnya, bahasa ini biasa digunakan dalam acara-acara formal
seperti pidato kenegaraan, rapat, di dalam undang-undang dan wacana teknis, atau
pada saat berbicara kepada orang yang kita hormati.
b) Ragam bahasa semi formal
Jenis ragam ini memiliki ciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap tetapi tidak
secara konsisten dilakukan pada saat tertentu. Sebagai contoh yaitu bahasa jurnalistik,
dimana biasanya pembaca berita membacakan beritanya tidak selalu dengan kata-kata
yang baku, melainkan terkadang ditengah kata-kata baku yang mereka ucapkan
terselip kata-kata yang biasa kita ucapkan sehari-hari (bahasa santai).
c) Ragam bahasa tidak resmi (non formal)
Ciri-ciri bahasa tidak resmi adalah kebalikan dari bahasa resmi. Biasanya
digunakan oleh orang-orang yang sudah akrab, seperti antara teman dekat, antara orang
tua dan anak, atau kepada kerabat dekat lainnya. Bahasa non formal tidak terikat dengan
aturan apapun, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang biasa mereka gunakan
sehari-hari, bahkan kadang hanya mereka yang mengerti dengan apa yang mereka
bicarakan.

RAGAM BAKU DAN NONBAKU RAGAM BAKU

Ragam Baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga
masyarakat pemakaiannya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa
dalam penggunaannya
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang
menyimpang dari norma ragam baku.

SIFAT RAGAM BAHASA BAKU

Mantap Dinamis Cendekia Seragam


• Kemantapan • Dinamis berarti, • Ragam baku • Pembakuan
berarti, bahasa tidak kaku dan cendekia adalah bahasa adalah
baku sesuai dapat menerima ragam baku yang proses
dengan pola dan perubahan yang dipakai di tempat penyeragaman
sistem bahasa berpola dan resmi. bahasa
yang baku bersistem. • Penggunanya • Pembakuan
• Misalnya: • Misalnya : adalah orang yang mencari
• Bentuk kata • penatar >< petatar terpelajar. kesamaan bahasa
dengan peng- • penyuluh >< • Biasanya • Keseragaman
Peng + kontrak = pesepak bola diperoleh dari didasarkan
pengontrak bukan • penuduh >< jalur formal kesepakatan
pengkontrak tertuduh • Ragam cendekia • Bahasa baku tidak
• meng- + suplai = • pendakwa >< lahir dari lepas dari
menyuplai bukan terdakwa kesadaran kesepakatan
mensuplai berbahasa untuk
sehingga kalimat keseragaman
yang dihasilkan • Misalnya:
jelas dan • SIM bukan lisensi
cendekia. • KTP bukan
• Misalnya (tidak identitas pribadi.
cendekia): Rumah •
ini mau dijual.

• Dengan, sama; mengapa, kenapa; memberi, kasih; tidak, nggak; tetapi, tapi

Pemakaian Imbuhan Secara Eksplisit


• Ia bekerja keras, ia kerja keras

Tidak Terkontaminasi/Tidak Rancu

• Berkali-kali, berulang kali; mengajar siswa, mengajar bahasa

Tidak Pleonasme

• Para tamu, para tamu-tamu; hadirin, para hadirin

Tidak Hiperkorek

• Insaf, insyaf; sah, syah; syukur, sukur; akhir, ahir, pihak, fihak; pikir, fikir

FUNGSI BAHASA BAKU

Pemersatu

• Menghubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa

Pemberi kekhasan

• Memperbedakan bahasa dengan bahasa lain

Pembawa kewibawaan

• Usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat
pemerolehan bahasa baku sendiri

Kerangka acuan

• Norma dan kaidah yang jelas sebagai tolok ukur betul tidaknya pemakaian bahasa

RAGAM SOSIAL DAN FUNGSIONAL

Ragam sosial adalah ragam bahasa yang disepakati sebagian normanya untuk digunakan di
lingkungan sosial terbatas.
Ragam fungsional profesional adalah ragam yang dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu.

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Bahasa yang benar adalah bahasa


yang menerapkan kaidah (tata bunyi,
tata kata, dan kalimat, tata istilah,
tata makna)dengan konsisten.

CONTOH UJI PEMAHAMAN (INI MAH DARI IBU)

1. Apa perbedaan yang menonjol antara ragam lisan dan ragam tulis suatu bahasa?
2. Bagaimana pendapat Anda tentang bahasa baku, tidak baku, serta bahasa yang baik dan
benar?
3. Carilah 20 pasangan kata baku dan tidak baku yang berkaitran dengan bidang Anda!

Bahasa yang baik adalah bahasa


yang mempunyai rasa yang tepat
dan sesuai dengan situasi
pemakainya (konteks, peristiwa,
keadaan).

Anda mungkin juga menyukai