Anda di halaman 1dari 47

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ilmu kedokteran yang semakin berkembang di masa sekarang, menjadikan


pemanfaatan hewan sebagai objek percobaan juga terus berkembang. Hewan yang
digunakan sebagai objek percobaan disebut hewan coba dan satuan akuatik. Merupakan
hewan yang sengaja dikembang biakkan dan digunakan untuk uji coba dan penelitian di
Laboratorium. Beberapa contoh hewan yang biasa digunakan sebagai hewan coba antara
lain adalah tikus putih dan mencit putih. Merupakan hewan yang sering digunakan pada
penelitian biomedis. pengujian, dan pendidikan.
Hewan percobaan adalah setiap hewan yang digunakan dalam penelitian biologis
maupun biomedis. Untuk memperoleh hasil-hasil yang gayut dengan tujuan penelitian
dan yang mempunyai nilai ulang tinggi, hewan-hewan yang digunakan harus mempunyai
persyaratan atau standar dasar yang di perlukan sebagai hewan percobaan. Disamping itu
peneliti sendiri harus perlu menguasai pengetahuan tentang tehnik pemeliharaan,
pembiakan dan penggunaan hewan dan tentang jenis hewan yang paling cocok untuk
penelitian yang bermanfaat dan efektif.
Kebutuhan hewan coba pada dunia medis sangat erat, maka dibutuhkan adanya
perkembangbiakkan mencit putih dengan jumlah yang banyak. Adapun faktor pendukung
supaya mencit putih dapat berkembang biak dengan baik adalah adanya kandang yang
merupakan tempat hidupnya harus dibuat senyaman dan seaman mungkin hingga
menyerupai habitat asalnya. Selain itu, hewan coba yang akan digunakan sebagai objek
penelitian harus dalam keadaan sehat dan mendapatkan nutrisi yang cukup. Oleh karena
itu, pemberian imunisasi dan vitamin juga harus diberikan pada mencit putih. Pemberian
ini dapat dilakukan dengan metode injeksi.
Praktikum kali ini akan dikenalkan dan dilakukan cara pembuatan kandang
mencit yang baik, pemberian dosis dan cara injeksi pada mencit putih, sehingga
diharapkan praktikan dapat mengetahui pengetahuan dasar mengenai teknik perawatan
hewan coba sebelum praktikan memulai praktikum pada tingkat yang lebih spesifik
dengan menggunakan hewan coba sebagai obyeknya

1
PRAKTIKUM I

PENGENALAN HEWAN COBA

Enam prinsip Untuk Pemeliharaan dan Perkembangbiakan Hewan


Percobaan di Daerah Tropis

1. Pengawasan Lingkungan

Keterbatasan biaya sangat mempengaruhi kemampuan lembaga penelitian


menciptakan suatu lingkungan yang memadai untuk kandang hewan percobaan. Oleh
karena itu perencanaan harus matang agar dapat menggunakan sumber biaya yang
tersedia secara efisien. Prinsip paling penting untuk diperhatikan waktu merancang atau
membangun tempat untuk hewan percobaan adalah menciptakan suatu lingkungan yang
stabil dan sesuai dengan keperluan fisiologis jenis hewan. Dalam praktek ini berarti suhu,
kelembaban dan kecepatan pertukaran udara yang ekstrim harus di hindari. Hal yang
perlu di perhatikan :

a) Ventilasi
Semua jenis hewan percobaan harus dikandangkan dalam kandang yang mempunyai
ventilasi baik sekali. Ventilasi diperlukan supaya suhu dan kelembaban dapat diatur dan
supaya bau merangsang, misalnya ammonia, dapat cepat hilang. Selanjutnya ventilasi
yang baik juga akan mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit-penyakit hewan
percobaan. Kalau hewan percobaan dikandagkan dalam kamar tertutup, maka seluruh
udara harus diganti lima kali dalam tiap jam. Aliran udara kencang menyebabkan hewan
percobaan akan terganggu dalam kamar maka udara dalam ruang harus lemah dan
mantap.

b) Suhu
Suhu dalam kamar hewan percobaan biasanya diatur dengan alat pendingin (air
conditioning). Kalau dalam kamar tertutup hanya tersedia kipas angin, bagaimanapun
juga udara harus bersikulasi. Keperluan udara segar kira-kira 50 % dari udara seluruhnya,

2
supaya ventilasi dan suhu kamar dapat diatur. Sedang udara sisanya yaitu 50% lagi,
merupakan udara yang berdar. Jika terlalu banyak udara dalam kamar tidak diganti
dengan udara segar, maka penyakit cepat tersebar, dan bau merangsang tidak dapat cepat
keluar. Meskipun demikian, membersihkan udara dan mencegah penyebaran penyakit
dapat dilakukan dengan menyaring udara sebelum beredar lagi.
Kebanyakan jenis hewan percobaan tidak dapat berbiakdengan baik pada suhu
kamar lebih tinggi dari 30°C. Suhu 30°C adalh suhu maksimum untuk berbiak mencit,
tikus dan marmot. Untuk kelinci untuk berbiak pada suhu 25°C kalau pada hamster
dibawah suhu 20°C, tetapi tidak boleh terlalu dingin.
c) Suara / bunyi
Alat pendingin / kipas angin tidak boleh terlalu bising karena dapat mengganggu
kesehatan dan produksi hewan percobaan. Bahkan hasil-hasil percobaan tidak dapat
dipakai karena bunyi nyaring dapat menyebabkan stress bahkan kelainan fisiologis.
Kandang hewan percobaan sedapat mungkin berada dilokasi yang tenang dan dalam
suasana tenang.
2. Pengawasan Status Kesehatan
Kamar hewan percobaan harus dijaga kebersihannya, agar hewan berbiak dengan
baik dan percobaan berhasil baik. Standar kebersihan yang diperlukan sama dengan
menjaga manusia agar dapat hidup sehat. Seringkali orang-orang yang bekerja di
lembaga penelitian berpikir bahwa kebersihan seperti itu tidak perlu untuk hewan
peercobaan. Mungkin mereka berfikir banyak tikus bias hidup di tempat sampah,
mengapa harus menjaga kebersihan dengan standar tinggi untuk hewan percobaan?
Tetapi mungkin paling sedikit 95% dari semua tikus tang lahir ditempat sampah mati
sebelum mencapai dewasa. Hal ini dapat memberi keuntungan karena kalau terjadi
sebaliknya maka dunia akan penuh dengan berjuta-juta ekor tikus. Tetapi
dilaboratorium diharapkan bahwa paling sedikit 95% tikus yang lahir dapat mencapi
umur dewasa. Supaya hasil ini dapat tercapai, maka perlu kebersihan dengan standar
tinggi.
a) Sanitasi kandang
Dinding dan lantai harus tahan air dan mudah dicuci. Lantai harus dibuat
sedemikian rupa sehingga air mudah mengalir dan cepat kering sesudah di cuci.

3
Bahan bangunan yang dipakai untuk membangun kandang hewan harus kuat dan
tahan lama. Karena kandang hewan percobaan harus sering di bersihkan dan
dicuci akan lebih cepat rusak.
Dinding dan lantai tidak boleh ada pipa saluran air, pipa saluran listrik,
pinggiran kayu dan batu yang menonojol karena kotoran, debu dan sarang laba-
laba mudah terkumpul dan sukar dibersihkan, Pada umumnya perlengkapan
dari kayu tidak dipakai dalam kamar hewan percobaan karena mudah kotor
dan menyerap air hingga menjadi rapuh. Tetapi kayu dapat tahan air kalau
dicat dengan dammar.
Pintu dan jendela hewan percobaan harus dapat teretutup rapat untuk
mencegah serangga dan hewan liar missal tikus hutan dan rumah masuk kamar.
Sebaiknya lubang pipa saluran air dipasang saringan logam. Saringan ini dapat
menahan kotoran dari air buangan dan mencegah saluran air menjadi buntu selain
itu mencegah hewan liar masuk kamar hewan percobaan melalui saluran air.
3. Pengawasan Pegawai
a) Perawat Hewan / Para Medis Veteriner
Waktu bekerja perawat hewan harus memakai pakaian kerja khusus agar lebih
aman dalam waktu bekerja, pakaian tersebut merupakan pakaian kurung
(overall) dan sepatu bot (bias dibuat dari karet) dan memakai sarung tangan
dilengkapi tutup pelindung muka. Demikian pula tangan harus sering dicuci
khususnya tiap kali keluar masuk kamar hewan percobaan atau pindah dari
satu kandang ke kandang lain.
b) Dokter Hewan / Medis Veteriner
Dokter hewan bertugas mengobati dan mengontrol kesehatan hewan
percobaan. Ketika perawat hewan mengetahui gejala-gejala penyakit dari
hewan percobaan maka segeralah untuk memberi tahu dokter hewan.
4. Pengawasan Makanan dan Air Minum
a) Makanan
Kualitas makanan tinggi ini paling mudah dicapai dengan membuat rangsum,
biasanya dalam bentuk pellet dari komponen makanan yang dianalisis nilai
gizinya. Misalnya tikus dan mencit memerlukan rangsum mengandung 20%

4
protein atau lebih sedikit, sedangkan kelinci dan marmot hanya perlu rangsum
yang mengandung 14-15% protein. Sukar sekali untuk mencapai kandungan
protein setinggi ini sedangkan kelinci dan marmot hanya memakan sayur dan
rumput.
Kalau kualitas makanan terlalu bervariasi, kehidupan dan kesehatan
hewan percobaan akan terganggu. Pada marmot memerlukan vitamin C dan serat
kasar exra dalam makanan. Vitamin C dapat dicampur dalam rangsum, tetapi
cepat rusak sehingga rangsum dan vitamin C seperti ini setiap kali hanya dibuat
sedikit. Dan pada pemberian suplemen pada marmot dapat diberikan sedikit saja
misalnya rumput gajah sebagai sayuran karena kalau terlalu banyak meyebabkan
keseimbangan gizinya terganggu, biasanya hewan dapat diberi sebanyak yang
dapat dimakan selama satu jam saja.
b) Minuman
Air minum bersih dan bebas dari kontaminasi harus tersedia untuk hewan-
hewan percobaan. Alat-alat minum harus sering di cuci dan disterilkan lebih
baik jika disteril dengan selang 2 minggu atau kurang. Air minum mudah
disterilkan dengan menambah sedikit hipoklorit atau asam garam sehingga
pHturun menjadi 2,5.
Kalau Hewan percobaan misalnya marmot dan kelinci di beli dari desa, hewan
ini belum terlatih minum air. Setelah hewan ini di bawa ke kandang hewan
percobaan, harus diajari minum air dan ini memerlukan waktu dua atau tiga
minggu. Air diletakkan dalam botol gelas, harus tersedia cukup banyak botol
cadangan untuk mengganti botol yang pecah sewaktu-waktu.

5. Pengawasan Sistem Pengelolaan dan Pembiakan


a) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana meliputi : kandang, makanan dan minuman, alat makan
dan minum, alat pembersih dan bahan pembersih yang cukup. Kandang-
kandang dan alat-alat dengan harga paling murah tetapi mempunyai kuaitas
yang baik, juga penting bahwa tidak membeli makanan terlalu banyak pada
suatu waktu makanan mengalami kerusakan sesudah beberapa minggu sampai

5
satu atau dua bulan tergantung pada ruangan penyimpanan. Makin dingin dan
kering makin lebih baik tetapi gizinya tidak begitu tinggi. Direktur harus
membeli makanan cukup untuk satu atau dua bulan saja, dan setelah makanan
hamper habis baru membeli lagi.
Suatu system pesanan dan persediaan hewan perlu disusun. Direktus
sebelumnya harus mengetahui keperluan para peneliti sehingga hewan
percobaan dapat tersedia tepat pada waktunya.
b) Recording Perkawinan
Recording perkainan yaitu buku / record pencatatan hewan percobaan ketika
kawin Ini sangat penting sekali karena untuk menghasilkan seekor mencit dewasa
diperlukan waktu 12 minggu, tikus 16 minggu, 4-5 bulan marmot dan kurang 6
bulan untuk kelinci. Semua hewan dalam koloni pembibitan harus di identifikasi
dengan jelas, hewan yang bibitnya kurang baik harus diasingkan, dalam
pencatatan termasuk tanggal lahir, asal-usul lengkap, tanggal disapih, tanggal
kawin, dan produksi sejak kain pertama, kecepatan tumbuh, konsumsi makanan
dan lain-lain.

6. Pengawasan Kualitas Hewan


Syarat kualitas hewan percobaan yang baik :
a. Hewan percobaan konvensional (Bukan SPF atau germ-free) yang sehat
b. Hewan percobaan yang baru di gedung percobaan harus di karantinakan selama 3
atau 4 minggu untuk mengawasi dan memeriksa kalau hasilnya baik, kalau
hasilnya baik hewan dapat dipindahkan kekelompok bibit atau di gabungkan
kehewan lain yang telah ada dalam kandang.
c. Kualitas genetic hewan percobaan inbred mempunyai kualitas genetic lebih tinggi
dan lebih bermanfaat dari pada hewan percobaan outbreed tetatpi tidak selalu
benar.

6
PRAKTIKUM II
HEWAN LABORATORIM MENCIT
Hewan coba atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus
diternakkan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan labboratorium tersebut
digunakan sebagai model untuk peneltian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia.
Beberapa jenis hewn dari yang ukurannya terkecil dan sederhana ke ukuran yang besar
dan lebih komplek digunakan untuk keperluan penelitian ini, yaitu: Mencit, tikus, kelinci,
dan kera.
1. Mencit
a) Data biologik normal
Tabel 1. Data biologik normal
- Konsumsi pakan per hari 5 g (umur 8 minggu)
- Konsumsi air minum per hari 6,7 ml (umur 8 minggu)
- Diet protein 20-25%
- Ekskresi urine per hari 0,5-1 ml
- lama hidup 1,5 tahun
- Bobot badan dewasa
- Jantan 25-40 g
- Betina 20-40 g
- Bobot lahir 1-1,5 g
- Dewasa kelamin (jantan=betina) 28-49 hari
- Siklus estrus (menstruasi) 4-5 hari (polyestrus)
- Umur sapih 21 hari
- Mulai makan pakan kering 10 hari
- Rasio kawin 1 jantan – 3 betina
- Jumlah kromosom 40
- Suhu rektal 37,5oC
- Laju respirasi 163 x/mn
- Denyut jantung 310 – 840 x/mn
- Pengambilan darah maksimum 7,7 ml/Kg
- Jumlah sel darah merah (Erytrocyt) 8,7 – 10,5 X 106 / μl
- Kadar haemoglobin(Hb) 13,4 g/dl
- Pack Cell Volume (PCV) 44%
- Jumlah sel darah putih (Leucocyte) 8,4 X 103 /μl

7
b) Cara handling
Untuk memegang mencit yang akan diperlakukan (baik pemberian obat maupun
pengambilan darah) maka diperlukan cara-cara yang khusus sehingga mempermudah
cara perlakuannya. Secara alamiah mencit denderung menggigit bila mendapat sedikit
perlakuan kasar. Pengambilan mencit dari kandang dilakukan dengan mengambil ekornya
kemudian mencit ditaruh pada kawat kasa dan ekornya sedikit ditarik. Cubit kulit bagian
belakang kepala dan jepit ekornya (Lihat gambar 1)

Gambar 1. Cara menghandel mencit untuk pemberian obat baik injeksi maupun
peroral
Disamping itu secara komersial telah diproduksi sebuah alat untuk menghandel
hewan laboratoium (mencit/tikus) dengan berbagai ukuran, sehingga memudahkan
peneliti untuk mengambil darah atau perlakuan lainnya (gambar 2).

Gambar 2. Alat untuk penghandel hewan laboratorium khusus hewan pengerat


(rodensia)

8
c) Penandaan (identifikasi) hewan laboratorium.
Beberapa cara penandaan hewan lab. Dilakukan untuk mengetahui kelompok hewan yang
diperlakukan berbeda dengan kelompok lain. Penandaan ini dapat dilakukan secara
permanen untuk penelitian jangka panjang (kronis), sehingga tanda tersebut tidak mudah
hilang. Yaitu : dengan ear tag (anting bernomor), tatoo pada ekor, melubangi daun telinga
dan elektronik transponder.

d) Pengambilan darah
Pada umumnya pengambilan darah terlalu banyak pada hewan kecil dapat
menyebabkan shok hipovolemik, stress dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Tetapi
bila dilakukan pengambilan sedikit darah tetapi sering, juga dapat menyebabkan anemia.
Pada umumnya pengambilan darah dilakukan sekitar 10% dari total volume darah dalam
tubuh dan dalam selang waktu 2-4 minggu. Atau sekitar 1% dengan interval 24 jam.
Total darah yang diambil sekitar 7,5% dari bobot badan. Diperkirakan pemberian darah
tambahan (exsanguination) sekitar setengah dari total volume darah. Contohnya: Bobot
25g, total volume darah 1,875 ml, maksimum pengambilan darah 0,1875 ml, maka
pemberian exsanguination 0,9375 ml.
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh, yaitu:
- vena lateral dari ekor
- sinus orbitalis mata
- vena saphena (kaki)
- langsung dari jantung.
Sedangan tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran jarum adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran jarum
IV IP IM SC Oral
Lokasi Lateral ekor Tidak Belakang
direkomendasi leher
Volume 0,2 ml 2-3 ml 2-3 ml 5-10 ml/Kg
Ukuran <25 guage <21guage <20 Jarum tumpul
jarum guage 22-24 guage

9
e) Euthanasia:
Dengan beberapa cara yaitu euthanasia dengan CO2, injeksi barbiturat over dosis
(200mg/Kg) IP atau dengan dislokasi maupun dekapitasi. Yang terakhir perlu keahlian
khusus dan bergantung pada tujuan dilakukan euthanasia.

F) Kandang
Mencit laboratorium dapat dikandangkan dalam kotak sebesar kotak sepatu.
Kotak dapat dibuat dari berbagai macam bahan, misalnya plastic (polipropilen atau
polikarbonat), aluminium, atau baja tahan karat (stainless steel). Kadang-kadang mencit
dapat ditempatkan di kandang yang mempunyai dinding dan laintai dari kawat. Beberapa
macam kotak plastic disajikan dengan Gambar 3 dan Gambar 4 Prinsip dasar yang perlu
dicamkan kalau memilih kotak harus mudah di bersihkan dan disterilkan. Kotak mencit
harus tahan lama, tahan digigit dan mencit tidak dapat dilepas. Biasanya kotak yang
dibuat dari plastik polivinil klorida (PVC) tidak begitu memuaskan karena plastic ini
lunak dan dapat dikerat oleh mencit. Plastik ini juga sukar disterilkan karena tidak begitu
tahan panas.

Gambar 3. Kotak mencit kecil, dibuat dari polipropilin, digunakan


untuk pasang berbiak

Apapun system kandang yang dipakai, paling penting untuk diperhatikan adalah
persyaratan fisiologis dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini meliputi menjaga
lingkungan tetap kering dan bersih, suhu yang memadai dan member ruang cukup untuk

10
bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Selanjutnya system kandang harus
dilengkapi makanan dan minuman yang mudah dicapai oleh mencit dan kandang tidak
boleh diisi sampai berdesak-desakan agar hewan dapat bergerak.

Gambar 4. Kotak mencit besar juga di buat dari polipropilin. Digunakan untuk
mengandangkan 10-15 mencit stok

Setelah kandang-kandang terpilih, dapat dipilih rak yang sesuai dengan macam
kandang dan desain kamar. Banyak macam rak dijual, pilih rak yang cukup longgar yang
tidak perlu sering dicuci, mudah dibongkar untuk dibersihkan, disterilkan dan mudah
disusun kembali.
Seluruh system perkandangan harus dirancang sehingga mudah dirawat dan
diperbaiki demi kesehatan hewan. Kandang dan tutupnya harus dapat diperbaiki supaya
tidak melukai mencit dan menigkatkan kenyamanan fisik. Harus di perhatikan jangan
sampai juga ada dua ujung kawat patah pada tutup kandang, dan peralatan yang rusak
harus segera diperbaiki dan diganti. System kandang harus mempunyai fungsi untuk
mempertahankan jumlah mencit secara normal dan rendahnya kejadian penyakit.

11
g) Cara membersihkan kandang
Alas tidur harus diganti sesering mungkin kalau tercium ammonia dari kandang
mencit. Makin banyak mencit dalam kandang , makin cepat berbau, tetapi meskipun lambat
berbau, alas tidur harus diganti sekurang-kurang nya satu kali tiap minggu, jika memakai
sekam / serbuk gergaji sebagai alas tidur diperhatikan juga tidak tercemar dengan air
kencing maupun tinja mencit.
Alas tidur yang kotor dapat dipakai sebagai pupuk tanaman atau dibakar, bahan
buangan tersebut tidak boleh kontak dengan hewan-hewan lain.

h) Alat-alat makan dan minum


Mencit laboratorium biasanya diberi makanan berbentuk pellet tanpa batas (ad
libitum). Kandang berbentuk seperti kandang sepatu bertutup dilengkapi tempat makanan
di atasnya. Bagian tutup ini melekuk miring cukup kedalam kandang sehingga mencit
yang baru disapih dengan mudah dapat mencapai makanan. Sistim pemberian makanan
mencit seperti ini lebih baik dari pada memakai wadah kecil (misalnya kaleng) yang
diletakaan dalam kandang di alas tidur. Dengan penggunaan kaleng atau wadah lain di
dalam kandang, makanan cepat menjadi kotor oleh air kending dan tinja, makanan
banyak yang rusak dan harus dibuang.
Juga penting diperhatikan bahwa mencit laboratorium tidak boleh dalam keadaan
tanpa air minum. Air minum harus selalu tersedia. Pada umumnya air minum dapat
diberikan dengan botol-botol gelas atau plastic dan mencit dapat minum air dari botol
tersebut melalui pipa gelas atau pipa logam. Kelemahan memakai pipa gelas adalah
kehabisan air, aliran air macet, sisa air menjadi kotor , botol terbengkalai, air menetes
dari pipa, tutup kendor,alas tidur basah dan botol pecah.
Sistem lain dalam pemberian air minum adalah system otomatis tetapi biayanya
cukup mahal sekali dan diperlukan kandang mencit khusus yang cocok dengan pipa-pipa
dan katup air.
Air minum supaya steril dapat ditambah klor dalam bentuk kloramin 5mg/ liter air.
Atau natrium hipklorit 5-10 ppm dalam air. Biasa juga ditambahkan 2ml HCL untuk tiap
3 liter air minum supaya pH air menjadi 2,0-2,5 karena zat asam garam adalah bahan
normal getah lambung. Tiap hari seekor mencit dewasa minum 4-8 ml air.

12
i) Makanan mencit
Faktor-faktor makanan pada mencit :
 Makanan mudah di cerna
 Enak dan mencit mau makan
 Diperhatikan cara menyiapkan
 Menyimpan makanan
 Kosentrasi zat kimia atau kuman pencemar
Bahan dasar makanan mencit :
 Protein 20-25%
 Lemak 10-12%
 Pati 45-55%
 Serat kasar 4 %
 Abu 5-6%
 Vitamin A, D dan B12
Tiap hari seekor mencit dewasa makan 3 gr – 5 gr makanan, bila mencit bunting
dan menyusui nafsu makannya bertambah.
Tabel 3. Resep makanan mencit (berat %)
Resep makanan Diet 1 Diet 2 Diet 3
Tepung hijau 35 30 33
Kacang hijau 35 22,5 9
Terigu - - 30
Bungkil kelapa 12 16 -
Tepung ikan 12 16 20
Bungkil kedelai - 9,5 -
Tepung tulang 5 5 5
Campuran vitamin 1 1 1

Bahan-bahan makanan harus dikeringkan sebelum disimpan agar tidak cepat


rusak dan juga untuk mengurangi kecepatan pertumbuhan cendawan. Khususnya
alfatoksin berbahaya kalau terdapat di dalam makanan. Alfatoksin sering ditemukan

13
dalam tepung jagung dan bungkil kacang tanah. Kalau timbul masalah karena racun ini
rangsum mencit dapat diganti dengan tepung beras. Makanan ayam juga bisa digunakan
untuk makanan mencit
Keperluan bahan-bahan mineral dalam makanan mencit tertera dalam Tabel 1.2.

Tabel 4. Mineral dalam makanan mencit


Kalsium 1,0-1,5%
Fosfor 0,5-1,0%
Magnesium 0,15-2,0%
Kalium 0,8-0,9%
Natrium 0,40-0,1%
Kobal 0,7mg / kg
Tembaga 16,0mg / kg
Yodium 2,0 mg / kg
Besi 250,0 mg / kg
Mangan 105,0 mg / kg
Seng 50,0 mg / kg

j) Cara Menternakkan Mencit


Mencit berbiak sepanjanga tahun. Pembiakan mencit lebih produktif kalau
dipelihara dalam kelompok, baik beberapa ekor betina bersama dengan seekor jamyan
maupun dalam satu kelompok betina bunting. Besarnya kelompok yang memadai untuk
kelompok yang menyusui adalh tiga induk dengan anak-anak sekelahirannya, karena
semua anak dirawat dalam satu sarang, dan disusui oleh semua induk tanpa diskriminasi.
Pembiakan mencit akan lebih efisien kalau kamarnya memperoleh cahaya selam
14 jam dan gelap selama10 jam tiap hari.
Kebanyakan mecit mampu kawin pada umur kurang dari 5 minggu. Tetapi
biasanya lebih baik kalau mencit tidak dikawin sebelum umur 8 minggu. Estrus terjadi
kira-kira tiap 4-5 hari, den segera sesudah beranak. Biasanya estrus mulai antara jam
empat sore dan jam sepuluh malam. Dan biasanya betina kawin dalam tiga jam pertama
periode estrus. Mencit betina dapat diperiksa adanya sumbat dalam vagina. Sumbat ini

14
merupakan air mani yang menjendal dan berasal dari sekresi kelenjer mencit jantan. Pada
mencit sumbat ini tetap terdapat dalam vagina selama 16-48 jam dan tidak mudah jatuh
keluar. Pemeliharaan hewan dapat menemtukan keadaan bunting antara 10-14 hari
setelah sumbat vagina ditemukan dengan meraba perut mencit.
Lama bunting biasanya 19 -21hari dan disapih selama 18-28 hari tetapi biasnya 21
hari. Biasanya berat badan anak mencit yang baru dilahirkan kira-kira 1 gram dan disapih
berat badan anak mencit 18-20 gram. Proses kelahiran biasanya berlangsung 1-3,5 jam.
Induk mencit akan segera menjilat anaknya segera sesudah anak lahir. Tetapi induk, baru
mengumpulkan anak-anaknya dalam sarang sesudah semua anaknya lahir, Ada 2 sistem
kawin yang biasa dipakai pada mencit yaitu pasangan monogami (seekor betina dan
seekor jantan) dan kelompok poligami (dua atau tiga betina dengan seekor jantan) .
pada system pasangan monogami memperoleh data pembiakkan mencit jantan
dan betina lengkap kekuranganya harus ada 1 ekor jantan dan I ekor betina. Kalau
poligami tidak memerlukan banyak jantan, tapi cukup dengan satu jantan bias mengawini
2 ata 3 bahkan 5 betina. Betina bunting harus dikeluarkan dalam kelompok dan
dimasukan kedalm kandang sendiri (diasingkan) dengan 1-2 ekor betina yang
kebuntingannya yang hapir sama, kemudian betina dikumpulkan kembali kekelompok
kawinnya ketika anak nya sudah berumur untuk disapih.
Paling sedikit informasi yang diperlukan dari tiap induk bibit adalah sebagai
berikut (1) identifikasi, asal usul dan tanggal lahir ; (2) tanggal kawin dan identitas jantan
yang dipakai untuk tiapa perkawinan ; (3) tanggal lahir anak sekelahiran jumlah jantan
dan betina dilahirkan (4) penggunaan anak sekelahiran untuk percobaan atau pergantian
bibit;(5) sebab kematian.
Untuk setiap ekor jantan bibit ; (1) identifikasi asal-usul dan tanggal lahir ; (2)
tanggal kawin dan identitas induk ; (3) sebab kematian.
Selanjutnya, tiap anak sekelahiran harus dicatat di kartu kandang. Informasi yang
perlu dicatat meliputi : (1) identitas induk dan kandang asalnya ; (2) tanggal lahir anak
sekelahiran ; (3) jumlah betina dan jantan sekelahiran; (4) tanggal disapih (5) jumlah
betina dan jantan yang disapih (6) penggunaan anak sekelahiran.

K) Pengendalian Penyakit Mencit

15
Kelompok besar hewan percobaan merupakan lingkungan yang baik untuk
penyebaran penyakit diantara hewan, dibandingkan dengan kelompok kecil. Alas tidur
jarang diganti dan kandang jarang dibersihkan juga akan membantu penyebaran penyakit.
Dan akan mengotori kamar hewan percobaan.
Paling penting untuk diingat bahwa hewan yang diterima dari luar adalah hewan
dalam keadaan stress dan karena itu hewan tersebut tidak dapat dipandang sebagai hewan
normal sampai cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan
baru. Hewan yang diangkut, meskipun hanya 100 sampai 200 kilometer, sebenarnya juga
karena banyak stress, termasuk dengan perawat hewan, lingkungan, suhu dan makanan,
kandang penuh sesak, aliran udara keras, gaduh, dan ganguan fisik mudah menyebabkan
sakit.
Sebelum di pindahkan kekandang hewan terlebih dahulu dikarantinakan diberi
makan dan minum selama 14 hari dan diperiksa kelainan-kelainan yang tampak misalnya
patah tulang kaki, atau penyakit menular.

Penyakit Mencit
1. Cacar mencit
2. Penyakit tyzzer
3. Pseudotuberkulosis
4. Salmonellosis
5. Limfosit Koriomengitis (LCM)
6. Diare Epidemik pada Anak mencit
7. Penyakit virus lain
8. Parasit usus
9. Parasit luar

CACAR MENCIT
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus Ortopoks

16
Gejala Penyakit
Gejala Akut : bentuk akut mencit mati segera sesudah memperilhatkan gejala
sakit atau kurang sehat. Gejala kronis : tidak sehat, kaki dan ekor bengkak dengan kulit
berlepuh dan lesi ulsuratif, lesi ini dapat melanjut terus sampai kaki dan ekor hilang dan
kematian terjadi secara sporadis
Diagnosa
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan histopatologi dengan isolasi virus dari
mencit atau dari embrio ayam setelah disuntik dengan sampel virologist, atau dengan
menemukan antibody dalam uji hambatan hemaglutinasi (HI test), pada histopatologi
menunjukan pembuluh darah penuh dengan darah dan perdarahan pada alat-alat dalam,
kadang-kadang terdapat eksudat dalam rongga badan dan lesi nekrotik da hati dan limpa.
Pada bentuk kronis ada lesi berwana putih kotor di hati dan di limpa, badan inklusi kecil
dan eosinofilik dapat dilihat dengan mudah dalam sel-sel dari lesi kulit dan jaringan lain
yang terinfeksi.
Differensial diagnose
Infeksi bakteri Streptobacillus moniliformis dan ectromelia.

Penangan penyakit
Dianjurkan seluruh kelompok hewan terinfeksi di binasakan, hewan yang sehat
dapat di imunisasi dengan vaksin Ectromelia.

PENYAKIT TYZER

Causa

17
Disebabkan oleh Bacillus piliformis dan sering terjadi kalau kandang mencit
terlalu penuh, sanitasi tidak baik atau kondisi jelek.

Gejala Klinis
Menceret, nafsu makan hilang, berate badan menurun dan dapat menyebabkan
kematian

Diagnosa
Ditemukan bakteri Bacillus piliformis dalam sel-sel epitel usus, kandung empedu,
atau dalam empedu, lesi yang tampak ditemukan di hati terdiri atas nodul-nodul berwarna
abu-abu pucat, sel-sel dalam hati dekat lesimemperlihatkan kelainan histologist dan
mengandung bakteri

Penangan
Koloni yang terinfeksi harus dibinasakan, dan dimulai koloni baru yang bebas
dari penyakit. Dan dipelihara dalam kamar terisolasi.
Penyakkit tyzzer tidak dapat menular kepada manusia

PENYAKIT PSEUDOTUBERKULOSIS
Causa
Di sebabkan oleh bakteri Corynebacterium pseudotuberculosis dan
Corynebacterium kutscheri.

Gejala Klinis
Lesi seperti bungkul berisi bahan seperti keju dapat ditemukan di paru-paru dan kelenjar
getah bening.

PENANGANAN
Hewan yang terinfeksi harus dibinasakan

18
PENYAKIT SALMONELLOSIS
Causa
Salmonella typhimurium atau salmonella enteritidis.
Gejala Klinis
Menceret, bulu kasar, berat badan menurun , lemah dan mortalitas sangat
berbeda-beda dari 100% pada galur peka sampai 50% pada galur kurang peka.
Diagnosa
Isolasi dan identifikasi organism dari tinja , darah, hati atau limpa. Pemeriksaaan
pasca mati adanya radang pada selaput lender usus kecil, limpa membesar penuh darah
dan disertai nekrosis fokal. Dalam keadaan kronis lesi lbih mencolok dan hati membesar
berwarna cokelat sampai kuning kecokelatan, rapuh dan mudah pecah. Terdapat pada hati
melalui vena porta, terjadi nekrosis sel-sel hati berbentuk pulau dan proliferasi makrofag.
PENANGANAN
Mencit yang terinfeksi dibinasakan dan makanan, alas tidur dan kandang
disterilkan.
Penyakit ini dapat menular pada manusia jika makanan dan minuman air yang
terkontaminasi.

PENYAKIT LIMFOSITIK KORIOMENINGITIS (LCM)


CAUSA
Disebabkan oleh virus sarena
Gejala Klinis
Kejang, kaki belakang lumpuh dan radang selaput mata
Diagnosa
Isolasi virus dengan menggunakan marmot dengan inokulasi interserebral (dalam
otak) mencit. Kedua jenis hewan tersebut biasanya sakit dan mati dalam satu minggu.
Sesudah diisolasi virus LCM dapat diidentifikasi dengan menggunakan antisera yang
sudah diketahui. Antibodies dapat dibuktikan dalam serum mencit yang diinfeksi. Pasca
mati adanya infiltrasi limfosit dalam otak dan selaput otak, mempunyai lesi di hati dan
infiltrasi limfosit dapat ditemukan di berbagai jaringan lain.
Penanganan

19
Mencit yang terinfeksi harus dibinasakan, kamar harus disterilkan.

PRAKTIKUM III
HEWAN LABORATORIM TIKUS

20
2. Tikus.
a) Tabel 5 Data biologik
- Konsumsi pakan per hari 5 g/100 g bb
- Konsumsi air minum per hari 8-11 ml/100 g bb
- Diet protein 12%
- Ekskresi urine per hari 5,5 ml/100 g bb
- lama hidup 2,5- 3 tahun
- Bobot badan dewasa
- Jantan 300-400 g
- Betina 250-300 g
- Bobot lahir 5-6 g
- Dewasa kelamin (jantan=betina) 50+10 hari
- Siklus estrus (menstruasi) 5 hari (polyestrus)
- Umur sapih 21 hari, 40-50 g
- Mulai makan pakan kering 12 hari
- Rasio kawin 1 jantan – 3 atau 4 betina
- Jumlah kromosom 42
- Suhu rektal 37,5oC
- Laju respirasi 85 x/mn
- Denyut jantung 300 – 500 x/mn
- Pengambilan darah maksimum 5,5 ml/Kg
- Jumlah sel darah merah (Erytrocyt) 7,2-9,6 X 106 / μl
- Kadar haemoglobin(Hb) 15,6 g/dl
- Pack Cell Volume (PCV) 46%
- Jumlah sel darah putih (Leucocyte) 14 X 103 /μl

b) Cara handling
Pertama ekor dipegang sampai pangkal ekor. Kemudian telapak tangan menggenggam
melalui bagian belakang tubuh dengan jari telunjuk dan jempol secara perlahan
diletakkan dismping kiri dan kanan leher. Tangan yang lainnya membantu dengan
menyangga dibawahnya, atau tangan lainnya dapat digunakan untuk menyuntik.

21
Gambar 5. Cara memegang tikus untuk dilakukan injeksi ip.

Gambar 6. cara memegang tikus


k) Penandaan (identifikasi) hewan laboratorium.
Beberapa cara penandaan hewan lab. Dilakukan untuk mengetahui kelompok hewan yang
diperlakukan berbeda dengan kelompok lain. Penandaan ini dapat dilakukan secara
permanen untuk penelitian jangka panjang (kronis), sehingga tanda tersebut tidak mudah
hilang. Yaitu : dengan ear tag (anting bernomor), tatoo pada ekor, melubangi daun telinga
dan elektronik transponder.
l) Pengambilan darah
Pada umumnya pengambilan darah terlalu banyak pada hewan kecil dapat
menyebabkan shok hipovolemik, stress dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Tetapi
bila dilakukan pengambilan sedikit darah tetapi sering, juga dapat menyebabkan anemia.
Pada umumnya pengambilan darah dilakukan sekitar 10% dari total volume darah dalam
tubuh dan dalam selang waktu 2-4 minggu. Atau sekitar 1% dengan interval 24 jam.

22
Total darah yang diambil sekitar 7,5% dari bobot badan. Diperkirakan pemberian darah
tambahan (exsanguination) sekitar setengah dari total volume darah. Contohnya: Bobot
300g, total volume darah 22,5 ml, maksimum pengambilan darah 2,25 ml, maka
pemberian exsanguination 11,25 ml.
Pengambilan darah harus menggunakan alat seaseptik mungkin. Untuk
meningkatkan vasodilatasi, perlu diberi kehangatan pada hewan tersebut, misalnya taruh
dalam ruangan dengan suhu 40oC selama 10-15 menit, dengan mememasang lampu
pemanas dalam ruangan tersebut.
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh, yaitu:
- vena lateral dari ekor
- bagian ventral arteri ekor
- sinus orbitalis mata
- vena saphena (kaki)
- anterior vena cava
- langsung dari jantung.

Sedangan tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran jarum adalah
sebagai berikut:
Tabel 6 tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran jarum
IV IP IM SC Oral
Lokasi Lateral ekor Otot Belakang
dan vena quadricep, leher
saphena bag. Belakang
paha
Volume 0,5 ml 5-10 ml 0,1 ml 5-10 ml 5-10 ml/Kg
Ukuran <23 guage <21gauge <21gauge <20 Jarum tumpul
jarum gauge 18-20 guage

m) Euthanasia:
Dengan beberapa cara yaitu euthanasia dengan CO2, injeksi pentobarbital over
dosis (40-60mg/Kg) IP atau dengan ketamin/medetomidin, 60-75 mg/Kg ip. Atau dengan
obat anasthetika lainnya.

23
n) Kandang
Prinsip kandang tikus sama dengan mencit, tetapi kandang tikus perlu
sedikit lebih besar. Kandang harus cukup kuat,tidak mudah rusak dan tahan
disteril ulang dengan suhu sampai 120°C dan tahan disterilkan dengan bahan
kimia. Kandang ini harus dibuat dari bahan yang baik dengan mudah dibongkar,
mudah dibersihkan dan mudah dipasang lagi. Kandang harus tahan gigitan,
hewan tidak mudah lepas tetapi hewan harus tampak jelas dari luar. Beberapa
macam kandang tikus dapat dilihat pada gambar 2.1 dan Gambar 2.2
Ukuran kandang yang dianjurkan adalah 900cm2 untuk sepasang tikus
bibit, dan 1080 cm2 cukup untuk seeokor induk dengan 14 anak. Pada waktu
disapih kurang lebih 10 ekor tikus dapat ditempatkan di kandang yang lebih
besar. Tingkat populasi dikurangi untuk menghindari gangguan pertumbuhan.
Kalau sudah dewasa 4-5 ekortikus merupakan jumlah maksimum untuk
kandang dengan ukuran tersebut.
Satu alasan lagi mengapa tidak dianjurkan terlalu banyak tikus disatu
kandang adalh bahwa terlalu berdesak-desakkan menyebabkan suhu badan
meningkat diatas normal. Tikus hanya mempunyai kelenjar keringat ditelapak
kakinya. Seperti pada mencit, ekor tikus menjadi bagian badan paling penting
untuk mengurangi panas tubuh. Kalau kandang diisi sampai berdesakkan tikus
tidak dapat mengurangi panas badannya.

Gambar 7. Kandang tikus untuk berbiak

24
Gambar 8. Kandang tikus 4-5 tikus stok

o) Makanan tikus
Pada dasarnya makanan tikus tidak banyak berbeda dengan makanan
mencit. Cara menyediakan makanan sama dengan mencit. Bahan dasar makanan
tikus dapat juga bervariasi , misalnya protein 20-25%, lemak 5 %, pati 45-50%,
serat kasar 5% dan abu-abu 4-5%, vitamin A, vitamin D, B12.
Tabel 7. Keperluan mineral dalam makanan tikus
Kalsium 0,5%
Fosfor 0,4%
Magnesium 400mg/kg
Kalium 0,36%
Natrium 0,05%
Tembaga 5,0mg/kg
Besi 35,0mg/kg
Mangan 50,0mg/kg
Seng 12,0mg/kg

25
p) Cara menternakan tikus
Seperti mencit tikus kawin sepanjang tahun. Tikus mulai kawin pada umur
8-9 minggu. Tetapi lebih baiknya tikus tidak di kawinkan sebelum umur 10-12
minggu. Estrus terjadi setiap 4-5 hari, estrus berlangsung 12 jam terjadi pada
malam hari dari pada siang hari.
q) Penyakit tikus
1. Pernafasan kronik (Chronic Respiratory Disease-CRD)
Causa : Disebabkan oleh Micoplasma pulmonalis dan Streptobacillus
moniliformis.
Gejala Klinis : bersin, dan batuk lender kering bercampur darah keluar dari
hidung, bulu rontok dan nafsu makan berkurang. Sesudah tikus berumur 3
bulan dapat muncul penyakit telinga tengah, kepala tikus miring ke satu sisi
jalannya sempoyongan dan berputar.infeksi pada induk menyebabkan air
susu menjadi kering.
Diagnosa : melakukan isolasi dari atau telinga tengah dan histopatologi
pemeriksaaan paru terdapat lesi berwarna abu-abu sampai merah tanpak
kasar seperti karet dan telinga tengah.
Penaganan : Membinasakan seluruh kelompok tikus
Dapat menular ke manusia
2. Salmonellosis sama dengan mencit
3. Koksidiosis
Causa : Eimeria spp
Gejala Klinis : tikus diare
Diagnosa : Menemukan Oosista dalam tinja, pemeriksaan pasca mati
ditemukan skizon Eimeria pada dinding usus
Eimeria tidak dapat meinfeksi manusia
4. Cacing Gelembung
Causa : pada kucing Taenia crassicocollis dan larva Cysticercus fasciolaris
Gejala Klinis : Kururs, bulu kusam
Diagnosa : pasca mati adanya gelembung warna putih kekuningan di hati di
usus juga ditemukan

26
Pencegahan : sterilisasi semua alas tidur, makanan dan peralatan dan
menghidari kontaminasi oleh tinja kucing
5. Cacing pita
Causa : Hymenolepis diminuta
Gejala Klinis : menceret dan infeksi usus
Diagnosa :menemukan cacing dalam tinja tikus
Pengendalian : memusnahkan seluruh serangga dalam makanan alas tidur
dan peralatan.
Jarang me infeksi manusia
6. Cacing nematoda dan parasit luar

27
PRAKTIKUM IV
HEWAN LABORATORIM MARMUT

3. Marmut
a) Biologi Umum
Marmot adalah hewan asli Amerika Selatan, marmot laboratorium mempunyai
bulu halus dan licin dengan warna bermacam-macam.
Tabel 8. Data biologik
Lama Hidup 2-3 tahun dapat sampai 8 tahun
Lama produksi Ekonomis 1-2 tahun
Lama bunting 55-75 hari, rata-rata 68 hari
Kawin sesudah beranak 6 sampai 20 jam
Umur disapih 14-21 hari
Umur Dewasa 55-70 hari
Umur dikawinkan Segera dengan BB 400 gram
Siklus Kelamin Poliestrus
Siklus Estrus 16-19 hari
Periode Estrus 6-11 jam
Perkawinan Pada waktu estrus
Ovulasi Rata-rata 10 jam sesudah timbul estrus
Fertilisasi 1-15 jam sesudah kawin
Segmentasi ovum menjadi blastosel 5-6 hari
Implantasi 6,0-7,5 hari sesudah fertilisasi
Berat dewasa 600-1.000 g jantan ; 600-800 g betina
Berat lahir 75-100 gram tergantung jumlah anak
Jumlah anak 4 sampai 8
Suhu (rektal) 36-40,5°C
Pernafasan 60-110 / menit
Denyut jantung 150-400/ menit
Tekanan darah 75-85 sistol ; 45-55 diatol
Konsumsi oksigen 0,54-1,21 ml/g/jam
Volume darah 67-92 ml /kg
Sel darah merah 3,0-7,0 x 106 / mm3
Sel darah putih 6,0-17,0 x 103 / mm3
Neutrofil 20-56%
Limfosit 40-80%
Eosinofil 0,3-4,0%
Monosit 1-12%
PCV 34-48%

28
Trombosit 415-920 x 103 / mm3
Hb 11-14 gr / 100ml
ALT (SGPT) 24,8-58,6 IU / liter
AST (SGOT) 26,5-67,5 IU/ liter
Perkawinan kelompok 20 ekor betina denga 1 jantan
Aktivitas Krepuskular (senja dan subuh)

c) Cara Handling Marmut


1. Cara pertama yang sudah sering kita temui yaitu dengan lembut mencengkeram
tengkuk marmut kemudian mengangkatnya dan sementara tangan satunya memegang
serta menahan bagian belakang tubuh kelinci.

2. Cara yang kedua ialah dengan memegang dada marmut dengan lembut sambil
menjepit kedua kaki depan marmut dan tangan satunya memegang dan menahan bagian
belakang tubuh marmut.

3. Cara ketiga dengan menidurkan marmut pada lengan tangan dan tangan sebelahnya
memegang dan menahan marmut apada dadanya agar tidak jatuh.

29
4. Cara keempat hampir sama dengan cara ketiga, bedanya terletak pada arah dari
marmut dan handlingnya. Cara keempat meng-handling marmut dengan
mencengkeram tengkuk marmot dengan lembut kemudian menidurkan di lengan
sambil tetap mencengkeram sedangkan tangan sebelahnya ikut membantu dalam
handling

d) Kandang
Marmot bibit dengan marmot percobaan sebaiknya dipisah sehingga tiap
kelompok mempunyai perlatan steril, makanan, alas tidur, dan perawat hewan beda
pula. Kandang marmot dapat di buat dari logam atau kawat, plastic atau kandang luas
yang diburat dari lantai keramik. Namun di daerah tropis sistim kandang dengan
lantai luas lebih baik karena di daerah ini udara mempuyai shu dan kelembaban tinggi
dan marmot dapat lebih mudah menyesuaikan suhu badannya kalau kandangnya luas.
Kalau kandang mempunyai ventilasi normal dan udara diganti paling sedikit enam
kali tiap jam, sistim mengandangkan ini memadai. Namun kalau ventilasi marmot dan
vetilasi alami jelek diperlukan kipas angina tau alat pendingin agar udara berganti 5
kali tiap jam.
Karena marmot tidak dapat memanjat atau melompat, marmot dapat dipelihara di
kandang dengan dinding samping rendah yaitu 25-30mempunyai cm tanpa tutup
30
kandang. Kalau kandang mempunyai laintai semen dengan kualitas baik dan mudah
dicuci, diniding dapat dibuat dari kayu yang dapat dilepas. Marmot tidak akan
mengerat kayu. Kandang dengan luas 2m2 cukup untuk kelompok marmot bibit 20
ekor betina dan 4-5 ekor jantan bserta anaknya, sisitim ini mempunyai keuntungan
hewan mudah di periksa tiap hari dan kalau ada hewan sakit dapat dikeluarkan
dengan cepat.
Alas tidur harus dipakai untuk menutup lantai kandang. Tatal atau sekam padi, kalau
bersih bagus untuk alas tidur. Diperlukan jumlah yang cukup sehingga lantai tertutup
oleh alas tidur setebal kira-kira 2 cm.
Lantai kandang dengan lantai jarring kawat sama sekali tidak cocok untuk
marmot bibit karena kaki anaknya dapat terperosok diantara kisi-kisi lantai dan
tulangnya mudah patah.
Berikut kandang marmot yang terbuat dari bambu

Gambar 9 kandang marmot yang terbuat dari bambu

31
e) Makanan marmot
Bahan dasar makanan marmot dapat sedikit bervariasi : protein 17-20 %; lemak 3-
4%, pati 35-40 %, serat kasar 30-35% dan abu 4-5%, lebih mudah serat kasar di
berikan sebagai suplemen. Rumput gajah adalah sumber yang baik untuk serat dank
arena tumbuhnya tinggi di atas tanah biasanya rumput ini bersih. Penting juga di ingat
kalau member rumput gajah atau rumput segar lain, bahwa marmot hanya diberi
cukup untuk dimakan dalam waktu 1-2 jam.
Rumput segar lebih lezat dari pada makanan kering dan kalau terlalu banyak
diberikan, marmot makan rumput lebih banyak dari pada pellet dan tidak memperoleh
protein cukup. Jerami bersih juga merupakan sumber yang baik untuk serat kasar.
Selanjutnya marmot harus makana makanan yang mengandung vitamin A., vitamin
D, alfa tokoferol, tiamin, riboflavin, piridoksin,asam folat ditambahkan dalam
makanan misalnya arginin, metionin,lisin dan tritofan.
Marmot memerlukan banyak vitamin c. seekor marmot dengan berat badan 250 gr
perlu 3 mg vitamin C tiap hari dan sesudah dewasa 8-10 mg tiap hari. Marmot
bunting perlu lebih banyak lagi. Marmot dapat memperoleh vitamin C dari rumput
segar atau buah-buahan.
Tabel 9 resep makanan marmot (berat %)
Resep makanan Ransum 1 Ransum 2 Ransum 3
Tepung hijau 45 25 33
Dedak beras 20 20 -
Kacang Hijau 9 10 9
Terigu - - 30
Bungkil kelapa 10 20 -
Tepung ikan 10 - 20
Bungkil kacang - 15 -
Tepung tulang 5 8 5
Kapur - - 2
Garam - 1 -
Campuran vitamin 1 1 1

Tabel 10 Mineral dalam makanan marmot

Kalsium 0,8-1,0%

32
Fosofor 0,4 %
Magnesium 0,08%
Kalium 0,4%
Tembaga 6mg /kg
Natrium 10gr/kg
Besi 3,3 mg / kg
Mangan 40 mg/ kg
Seng 75-100 mg / kg
Yodium dan kobal Esensial jumlahnya belum diketahui

f) Cara menternakan Marmot


Marmut adalah hewan percobaan yang kawin sepanjang tahun, namun karena periode
bunting lama dan system mengandanya marmot sedikit berbeda dengan tikus dan mencit.
Pada umumnya marmot mulai dewasa kelamin pada umur 3 bulan namun untuk hewan
percobaan yang satu ini lebih baik kalau waktu kawin pertama didasarkan atas berat badan
dari pada umur khususnya bagi betina, tetapi pada jantan perkawinan atas berat badan tidak
begitu penting. Estrus terjadi kira-kira tiap 16-19 hari dan segera sesudah beranak. Biasanya
perode estrus terjadi kira-kira 10 jam. Marmot betina yang tidak estrus mempunyai selaput
khusus yang menutup lubang vagina. Pada waktu estrus selaput ini hilang dan vagina
terbuka. Selaput ini tertututp lagi beberapa jam sesudah ovulasi. Lama vagina terbuka kira-
kira 5 hari. Manfaat nya yaitu jika selurah kelompok betina bibit diperiksa dua kali tiap
minggu. Periode estrus dapat diketahui dan dapat dibuat catatan untuk tiap betina bibit dan
betina bunting dapat diidentifikasi. Selanjutnya jika ada betina kurang baik berbiaknya,
segera dapat dikeluarkan dari kelompok marmot bibit.
Satu kelompok marmot bibit dibagi menjadi lima kelompok lebih kecil. Kemudian
tiap kelompok diberi tanda degnan warna berbeda yaitu kelompok merah, biru, kuning, putih
dan hijau. Pita-pita lekat plastic dengan warna berbeda dapat dilekatkan di dinding masing-
masing kandang sehingga masinng-masing kelompok mudah dikenal.
Pada waktu anak marmot disapih, tetap dipelihara dalam kelompok yang berbeda
sampai ditentukan apakah hewan ini untuk bibit lagi atau untuk percobaan. Yang akan
digunakan untuk percobaan dapat di campur, satu kelompok betina dan satu kelompok
jantan. Namun hewan yang diperlukan untuk bibit harus dipelihara dalam kelompok terpisah.
Pada waktu hewan dikawinkan dapat dipakai cara sebagai berikut

33
Betina bibit baru
Dari kelompok merah Masuk kelompok putih
Dari kelompok putih Masuk kelompok biru
Dari kelompok biru Masuk kelompok hijau
Dari kelompok hijau Masuk kelompok kuning
Dari kelompok kuning Masuk kelompok merah
Jantan bibit baru
Dari kelompok merah Masuk kelompok biru
Dari kelompok putih Masuk kelompok hijau
Dari kelompok biru Masuk kelompok kuning
Dari kelompok hijau Masuk kelompok merah
Dari kelompok kuning Masuk kelompok putih

Dengan cara ini, jika kakak dan adik disiapkan untuk bibit, mereka tidak mungkin
kawin satu sama lain karena berada dalam kelompok yang berbeda.Kebuntingan marmot
diketahui dengan jelas antara 14 sampai 20 hari setelah periode estrus dengan meraba
perut marmot. Lama bunting biasanya 55-75 hari tetapi rata-rata 68 hari. Jika suatu
kelompok marmot bibit terdiri atas 5 sampai 20 ekor betina, penting diperhatikan bahwa
anak-anak disapih secara teratur. Induk marmot tidak begitu memperdulikan apakah dia
menyusui anak-anaknya sendiri atau anak-anak induk lain. Anak yang besar dengan berat
badan lebih dari 200 g lebih kuat dan waktu menyusu mendesak anak-anak yang baru
lahir. Oleh karena itu setiap dua kali seminngu kelompok marmot bibit harus disapih dan
dipindahkan ke kandang lain.
Kira-kira seminggu sebelum melahirkan, preoduksi hormone relaksin
menyebabkan simfisis pubis merenggang. Sebelum terjadi kelahiran, celah simfisis pubis
melebar sehingga dapat diraba dengan jari kelingking. Biasanya proses kelahiran
berlangsung 10 – 30 menit. Induk lain sering berkumpul sekeliling induk yang sedang
melahirkan dan menjilat-jilat anak yang baru lahir dan “menolong” proses kelahiran.
Induk marmot tidak membuat sarang, tetapi biasanya dua,tiga hari sesudah lahir
anak marmot tidak akan lari-lari di kandang tetapi akan tinggal bersama-sama di sudut
kandang atau di bawah rumput kering. Kira-kira 5 hari sesudah anak marmot perlu

34
minum susu dari induk. Setelah itu anak tersebut sedikit demi sedikit makan makanan
kering.walaupun kemudian anak dapat hidup tanpa susu setelah umur 5 hari. Anak
tersebut tidak akan tumbuh dengan baik tanpa susu. Produksi susu induk paling banyak 5
– 10 hari sesudah melahirkan dan berhenti kira-kira 18 hari setelah melahirkan.

g) Penyakit Marmut
1. PSEUDOTUBERKULOSIS
Causa : Yersinia pseudotuberculosis
Gejala Klinis : bentuk septimetik dengan gejala penting antara lain batuk, frekuensi
pernafasan meningkat kurus, menceret, kelenjer limfe membesar dan dapat
diraba.Marmot mati setelah 3-4 minggu, yang bersifat kronik tidak ada gejala khas, akan
tetapi biasanya kelenjer limfe leher dan dada membesar.
DIAGNOSA : Isolasi dan identifikasi kuman dari abses. Pemeriksaan pasca mati limpa
dan hati mengandung banyak abses, kadang-kadang ditemukan radang pada selaput perut
disertai adesi hati, kadang-kadang ditemukan abses di paru, paru biasnya sangat kongesti.
Penanganan : marmot yang terinfeksi di musnahkan, kandang, alas tidur, peralatan
harus disterilkan kembali. Marmot harus cukup vitamin C dan dipelihara di kandang
higines. Organisme tidak dapat meinfeksi manusia

2. Pneumonia
Causa : Streptococcus pneumonia, klebsiella pneumonia, Bordetella bronchiseptica.
Kekurangan vitamin C dalam makanan, ventilasi buruk dan pengaturan suhu kamar
kurang baik.
Gejala Klinis : leleran lendir dari hidung sampai radang paru, kelenjer limfa dan leher
membengkak, kurus, pernafasan terengah-engah dan keluar banyak nanah dari hidung
Diagnosa : isolasi bakteri dari paru, bronki, saluran hidung atau pemeriksaan darah.
Pasca mati adanya adesi di paru, abses di kelenjer limfe.
Penanganan : marmot yang terinfeksi di musnahkan, kandang, alas tidur, peralatan harus
disterilkan kembali. Organisme tidak dapat meinfeksi manusia

3. Koksidiosis

35
Causa : Eimeria Caviae kadang kadang oleh Balantidium caviae
Gejala Klinis : menceret, radang usus, anemi dan berat badan menurun
Diagnosa : menemukan oosista dalam tinja marmot
Penanganan : makanan bersih dan tempat tidur steril. Organisme tidak dapat
meinfeksi manusia

4. Parasit Luar
Causa : kutu-kutu, gyropus ovalis, trimenpon jeningsi atau gliricola porceli
Gejala Klinis : ditemukan kutu di belakang telinga. Kutu dan telur melekat erat pada
batang rambut berwarna putih mutiara jdai sulit di temukan kalau marmutnya berwarna
putih,bulu rontok , iritasi kulit, anemi dan berat badan menurun.
Diagnosa : Identifikasi telur dan kutu dewasa
Penanganan : Sterilisasi makanan als tidur dan peralatan
Kutu dapat menggigit perwat hewan dan menyebabkan iritasi kulit

5. Defisiensi vitamin C
Causa : kekurangan vitamin C
Gejala Klinis : lemah tidak berdaya, nafsu makan turun, anemi, dan berat badan turun.
Nekropsi adanya perdarahan luas pada sendi, otot dan jaringan di bawah kulit.
Penanganan : memberikan vitamin C yang cukup di dalam makanan

6. Defisiensi Serat kasar


Causa : kekurangan serat kasar
Gejala Klinis : paling sering terlihat marmot akan menjilat marmot lain dan memakan
rambut atau bulu kawanya sampai terjadi luka., mirip luka gigitan setelah marmot jantan
berkelahi tetapi ada juga pada betina
Diagnosa :Pemeriksaan Biokimia ditemukan ketosis, hipglisemia, lipemia, asiduria dan
proteinuria
Penanganan : memberikan makanan yang mengandung serat kasar dengan persentase
cukup tinggi.

36
7.Air ludah meleleh (Slobbers)
Causa : kualitas makanan jelek, gigi marmot tumbuh terus, karenanya marmot harus
makanan kasar sehingga gigi bias aus serempak, gigi rahang bawah akan tumbuh terus
sehingga geraham memagari lidah jika ini terjadi marmot tidak dapat dengan baik dan air
ludah akan meleleh.
Penangan : hewan tidak dapat di sembuhkan harus di bunuh untuk mencegah kematian
melambat. Penyakit ini dapat di kendalikan dengan memperbaiki makanan.

8.Reaksi Terhadap Antibiotika


Causa : karena pertumbuhan bakteri Clostridium sp yang menghasilkan toksin dan
hewan mati
Penanganan : berikan obat yang mempunyai resiko kecil pada marmot seperti
tetrasiklin, metronidazole dan kloramfenicol.

h) Teknik Percobaan
 Sampel
Hewan dapat digiring ke sudut kandang dengan hati-hati dan di pegang di sekitar
dada.

 Pengambilan darah
Ada 5 tempat / lokasi dalam pengambilan darah
1. Pengambilan darah di bagian medial paha (vena metatarsal) atau vena kaki
depan (Vena Chepalica)
2. Dari Jantung hewan harus di bius
3. Sinus Orbitalis hewan harus dibius
4. Vena tepi telinga
5. Vena Jugularis
 Pengambilan Cairan Tubuh
Cairan limfe atau cairan asites jarang di pakai dalam percobaan yang
menggunakan marmot
 Pengambilan air kencing

37
Dengan cara tekanan di atas daerah selangkangan maupun kandang metabolism
hati-hati supaya air minum dan makanan tidak bercampur dengan air kencing
sehingga terkontaminasi
 Pemberian obat atau senyawa lain
Melalu mulut atau oral jarang tetapi itu bias jika di campurkan dengan air minum,
di suntikan lewat Intra Muscular, Intra Vena dan I.P
 Anestesi
Pemberian Anestesi tergantung Berat badan dan umur obat-bat anestesi yangdi
gunakan adalah Eter, barbiturate, ketamin hidroklorida, alfaksolon-alfadolon,
fentanil fluanison,Metoksifluran, Halotan.
 Eutanasi
Marmut dapat di bunuh dengan di suntikan pentobarbiton dengan dosisi 90 mg /
kg Melalui I.P

PRAKTIKUM V
HEWAN LABORATORIM KELINCI

4. Kelinci
a)Tabel 11 Data biologik:

38
- Konsumsi pakan per hari 100-200 g
- Konsumsi air minum per hari 200-500ml
- Diet protein 14%
- Ekskresi urine per hari 30- 35 ml
- lama hidup 5-7 tahun
- Bobot badan dewasa
- Jantan 4-5,5 Kg
- Betina 4,5-6,5 Kg (NZ)
- Bobot lahir 30-100 g
- Dewasa kelamin:
- Jantan 5-6 bulan (4,5Kg)
- Betina 6-7 bulan 4Kg
- Siklus estrus (menstruasi) polyestrus (diinduce)
- Umur sapih 8 minggu. 1,8 Kg
- Mulai makan pakan kering 16-18 hari
- waktu untuk kawin kembali setelah 35-42 hari
- Rasio kawin 1 jantan – 6-10 betina
- Jumlah kromosom 44
- Suhu rektal 39,5oC
- Laju respirasi 51 x/mn
- Denyut jantung 200 – 300 x/mn
- volume darah 55-65 ml/Kg
- Pengambilan darah maksimum 7,7 ml/Kg
- Jumlah sel darah merah (Erytrocyt) 4-7 X 106 / μl
- Kadar haemoglobin(Hb) 10-15 g/dl
- Pack Cell Volume (PCV) 33-48 %
- Jumlah sel darah putih (Leucocyte) 5-12 X 103 /μl

b) Cara handling
Kadang kelinci mepunyai kebiasaan untuk mencakar atau menggigit. Bila
penanganan kurang baik, kelinci sering berontak dan mencakarkan kuku dari kaki
belakang dengan sangat kuat yang kadang dapat menyakiti dirinya sendiri. Kadang
kondisi tersebut dapat menyebabkan patahnya tulang belakang kelinci yang
bersangkutan.
Cara menghandel adalah dengan menggenggam bagian belakang kelinci sedikit
kedepan dari bagian tubuh, dimana bagian tersebut kulitnya agak longgar. Kemudian
angkat kelinci dan bagian bawahnya disangga.

39
Gambar 10. Cara menghadel kelinci
Sedangkan cara menangani kelinci perlakuan baik untuk diijeksi ataupun untuk
pengambilan darah diperlukan peralatan khusus dimana kelinci tidak dapat benyak
bergerak.

Gambar 11. cara menangani kelinci untuk perlakuan pengambilan darah ataupun untuk
pemberian obat.
c) Penandaan

40
Penandaan kelinci dapat dilakukan secara individu hewan ataupun kelompok.
Penandaan banyak dilakukan pada daerah telinga yang berupa “ear tag” (anting telinga
yang dapat diberi nomor). Dapat juga dengan tatoo pada telinga.
d) Pengambilan darah
Terlalu banyak mengambil darah dalam waktu satu kali akan dapat menyebabkan
shock hypovolemik, stress fisiologik dan kematian. Sedangkan pengambilan darah yang
sedikit dan dalam frekwensi waktu yang sering dapat menyebabkan anemia.
Pada umumnya pengambilan darah 10% dari total volume darah dalam selang
waktu 2-4 minggu cukup baik dilakukan, atau 1% dalam interval 24 jam. Total volume
darah dapat dihitung sekitar 7,5% dari bobot tubuh.
Perkiraan volume exsanguinasion (pemberian volume cairan/darah) sekitar
setengah dari total volume darah.. mIsalnya bobot kelinci 3 Kg, maka total volume darah
225 ml, sampel pengambilan darah meksimum 22,5 ml dalam interval 2-4 minggu, jadi
volume exsanguinasion 112,5 ml.
Pengambilan darah dilakukan dari beberapa lokasi tubuh taitu:
- Arteri sentral di telinga
- Bagian lateral vena saphena
- Vena jugularis
- Vena cava anterior
- Jantung

Sedangan tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran jarum adalah
sebagai berikut:
Tabel 12 tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran jarum
IV IP IM SC Oral

41
Lokasi Vena Otot Belakang
marginal quadricep, leher
telinga bag. Belakang
paha, otot
lumbal
Volume 1-5 ml 50-100 ml 0,5-1 ml 50-100 5-10 ml/Kg
ml
Ukuran <21 guage <2gauge <20gauge <20 Jarum tumpul
jarum gauge 18-20 guage

e) Anasthesia
Anasthesia dapat dilakukan secara inhalant maupun injeksi. Anasthesia inhalant
dilakukan dengan inhalan “isofluran”, sedangkan untuk injeksi dapat diberikan
pentobarbital 20-60 mg/Kg iv dan terjadi efek setelah 1-3 jam. Beberapa obat anasthesia
umum dpat juga diberikan sesuai dengan anjuran. Sedangkan euthanasia (pembunuhan)
pada hewan kelinci jarang dilakukan.

f) Kandang
Kelinci sangat peka terhadap suhu tinggi, suhu ideal adalah 15°C. kalau suhu lebih dari
27°C kemampuan biakkan akan turun. Sistem perkandangan kelinci berbeda dengan
mencit, tikus dan marmot hanya seekor kelinci dalam satu kandang. System
perkandangan yang cocok dipakai di daerah tropis adalah kayu dan bamboo. Atap
kandang harus tahan hujan, dinding dibuat dari papan kayu dan mempunyai celah, lantai
terdiri dari bilah bamboo supaya tinja dapat jatuh seperti yang terlihat pada gambar
dibawah ini.

42
Gambar 12 kandang kelinci

g) Makanan kelinci
Pada dasarnya makanan kelinci tidak banyak berbeda dengan marmot, Cuma
kelinci tidak memerlukan vitamin C. bahan makanan terdiri dari 16-20% protein,
lemak 5-10%, 40-50% serat kasar, 10-20% abu. Serta vitamin A,D, dan kolin.
Tabel 13 mineral dalam makanan kelinci
Kalsium 0,2-0,4%
Fosfor 0,2%
Magnesium 0,03-0,04%
Kalium 0,6-0,9%
Natrium Klorida 0,15-1,4%
Tembaga 3,6mg/kg
Mangan 10-20mg/kg
Seng 10-20mg/kg

43
h) Cara menternakan Kelinci
Kelinci adalah hewan percobaan yang kawin sepanjang tahun, estrus pertama dapat
terjadi umur 4 dan 10 bulan. Betina mau kawin dalam waktu 11-15 hari. Estrus dapat
diketahui dengan memeriksa bibir pukas (vulva), vulva berwarna ungu merah dan
agak bengkak umumnya betina mau kawin.

i) Penyakit
1. Salmonellosis
Sama dengan penyakit tikus
2. Pasteurellosis
Causa : pasteurella multocida
Gejala Klinis : eksudat encer atau nanah dari hidung dan mata, bulu kaki depan
terutama disekeliling kuku tampak kusut dan banyak eksudat kering, bersin dan
batuk bersifat akut dan tiba-tiba mati
Diagnosa : Identifikasi dan isolasi organism dari paru. Pasca mati diremukan
radang akut sampai kronis di system pernafasan dan paru-paru, abses ditemukan
di badan dan kepala
Penanganan : Sterilisasi makanan als tidur dan peralatan dan hewan yang
terinfeksi harus di musnahkan.
Dapat menular ke manusia
3. Koksidiosis
Causa : Eimeria Stiedae.E. Magna, E. Media.,E. irresidua atau Eimeria spp.
Gejala Klinis : menceret, nafsu makan hilang, bulu kasar dan badan kurus
Diagnosa : Identifikasi Oosista pada pemeriksaan tinja
Penanganan : Sterilisasi makanan als tidur dan peralatan dan hewan yang
terinfeksi di obati dengan 0,05% sulfakuinolsalin dalam air minum selam 30 hari
Tidak Dapat menular ke manusia

44
4. Parasit luar
Causa : Kutu Haemopidus Ventricosus, tungau sarcoptes scabeii, Notoedres cati,
psoroptes cuniculi, Cheyletiella parasitovorax, listrophorus gibbus serta
trambicula cati
Gejala Klinis : menggaruk telinga, kurus,dan tidak mau kawin
Diagnosa : Identifikasi kutu pada kelinci, tungau dapat di identifikasi pada
pemeriksaan mikroskopis dengan kerokan kulit di letakkan di gelas objek dan di
jernihkan dengan larutan KOH 5-10% sebelum di periksa
Penanganan : Sterilisasi makanan alas tidur dan peralatan dan hewan di asingkan
dan diobati dengan belerang kapur (5:3 campuran) atau pirantel pamoat (Canex)
di campur dengan vaselin. Dapat di obati dengan salep asuntol 10%
Dapat menggigit manusia dan sarcoptes dapat meinfestasi manusia
5. Mucoid Enteropathy
Causa : belum di ketahui
Gejala Klinis : dapat cepat mati pada kelinci umur 7- 10 minggu, nafsu makan
hilang, polidepsia (banyak minum), suhu badan di bawah normal (37-38°C), perut
menggembung, kulit di sekitar dubur kotor dengan lendir atau tinja berwarna
kuning dan cair. Sebaliknya tinja keras dan kering dapat dikeluarkan bersama-
sama dengan banyak lendir kental
Diagnosa : berdasarkan gejala dehidrasi, menceret berlendir, perut menggembung
dan pemeriksaan pasca mati lambung dan usus kecil biasanya banyak gas dan
cairan tetapi isinya kering sekari dan bercampur gas khususnya caecum, kolon
dan kandung empedu.
Penanganan : tidak ada pengobatan yang spesifik tetapi untuk menghindari
infeksi sekunder oleh bakteri dengan antibiotik.
Tidak Dapat menular ke manusia
6. Penyakit Tyzer
Causa : Bacillus piliformis
Gejala Klinis : Menceret, dehidrasi, kematian yang cepat biasnya 24-48 jam
bersifat akut. Kelinci pertumbuhannya melambat

45
Diagnosa : pasca mati usus besar meradang, sering ditemukan perdarahan
berbintik, hati sering mengandung banyak foci pucat sebesar kepala jarum.
Organism tidak dapat diisolasi tetapi dapat di suntikkan ke dalam kantung kuning
telur ayam
Penanganan : Sterilisasi makanan als tidur dan peralatan dan hewan yang
terinfeksi harus di musnahkan.
Tidak Dapat menular ke manusia
7. Penyakit sifilis
Causa : Treponema cuniculi
Gejala Klinis : bulu kulit di sekeliling kemaluan luar hilang dan berbintik seperti
kudisan
Diagnosa : berdasarkan gejala klinis tidak perlu isolasi. Kelinci sakit tidak boleh
di kawingkan
Penanganan : bias di berikan antibiotic seperti penissilin 50.000 unit tiap hari
dan biasnya lesi sembuh setelah 10-14 hari
Tidak Dapat menular ke manusia

46
DAFTAR PUSATAKA

Anderson, D.P. & G.L. Rumsey. 1995. Injection or immersion delivery of selected
immunnostimulants to trout demonstrate enhancement of non specific defence
mechanisms and protective immunity, p: 413-426. In M. Sharif, J.R. Arthur & R.P.
Subangsihe (Eds.), Diseases in Asian Aquaculture II. Proceeding of Second Symposium
on Diseases in Asian Aquaculture. 25-29th October 1993. FHS-AFS.

Pujiharto, Y.R.C. 1998. Pengaruh Pemberian Vaksin Utuh (Whole Cell Vaccine) dan
LPS (Lipopolisakarida) terhadap Respon Kebal Udang Windu (Penaeus monodon Fab.).
Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor.
Ellis, A.E. (Ed.). 1988. Fish Vaccination. Academic Press, San Diego.

Smith John , B. V. Sc dan Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan Pembiakan dan


Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia.

47

Anda mungkin juga menyukai