0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan2 halaman
Pemerintah Indonesia menargetkan menarik 16.500 pekerja anak pada tahun 2016 untuk mendukung Program Keluarga Harapan. Pekerja anak didefinisikan sebagai anak di bawah 18 tahun. Pemerintah telah menargetkan Indonesia bebas pekerja anak pada 2022 dan telah mendeklarasikan program Zona Bebas Pekerja Anak di kawasan industri.
Pemerintah Indonesia menargetkan menarik 16.500 pekerja anak pada tahun 2016 untuk mendukung Program Keluarga Harapan. Pekerja anak didefinisikan sebagai anak di bawah 18 tahun. Pemerintah telah menargetkan Indonesia bebas pekerja anak pada 2022 dan telah mendeklarasikan program Zona Bebas Pekerja Anak di kawasan industri.
Pemerintah Indonesia menargetkan menarik 16.500 pekerja anak pada tahun 2016 untuk mendukung Program Keluarga Harapan. Pekerja anak didefinisikan sebagai anak di bawah 18 tahun. Pemerintah telah menargetkan Indonesia bebas pekerja anak pada 2022 dan telah mendeklarasikan program Zona Bebas Pekerja Anak di kawasan industri.
Makro Industri & Perdagangan Bank dan Pembiayaan Karier Asuransi
Target 2016, Kemnaker Tarik 16.500 Pekerja
Anak Plt Dirjen Pengawas Ketenagakerjaan, Kemnaker, Maruli Hasiloan Tambunan (keempat dari kiri) seusai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengawas Ketenagakerjaan di Jakarta, Senin (29/8). (suara pembaruan) Jakarta - Pada tahun 2016 ini, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menargetkan menarik pekerja anak sebanyak 16.500 orang. Program penarikan pekerja anak sengaja dicanangkan pemerintah dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PKH). Demikian dikatakan Plt Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Maruli Hasiloan Tambunan, kepada SP, Selasa (30/8). Ia mengatakan, kegiatan ini diarahkan dengan sasaran utama anak bekerja dan putus sekolah yang berasal dari Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang berusia 7 - 15 tahun. Lebih lanjut, skala prioritas pemerintah saat ini terfokus pada 24 provinsi dan 138 kabupaten/kota yang masih tinggi mempekerjakan anak, terutama kawasan industrial. Sebagaimana diketahui berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat (26) UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksudkan dengan anak ialah setiap orang yang berumur di bawah 18 tahun. “Pada dasarnya, pengusaha/majikan dilarang mempekerjakan anak karena dapat mengganggu pertumbuhan anak baik secara fisik maupun mental,” kata dia. Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, meminta bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak terkait, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Agama, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, lembaga swadaya masyarakat (LSM), International Labour Organization (ILO), serikat pekerja/serikat buruh dan asosiasi pengusaha. "Peran serta masyarakat, pemerintah pusat dan daerah serta instansi terkait dibutuhkan untuk meningkatkan sinergisitas untuk mengurangi jumlah pekerja dan mengembalikannya ke dunia pendidikan,” kata Hanif. Sejauh ini, pemerintah telah menargetkan Indonesia bebas pekerja anak pada 2022. Pemerintah mendeklarasikan program “Zona Bebas Pekerja Anak” di sejumlah kawasan industrial di seluruh Indonesia. Seluruh perusahaan di kawasan industri tersebut dilarang keras melakukan rekrutmen dan mempekerjakan pekerja anak disemua bidang pekerjaan. Kendati demikian, percepatan penarikan pekerja anak perlu melibatkan semua sektor terkait. Penggalangan dan kerja sama dengan instansi pemerintah, dunia usaha dan industri, serikat pekerja, orang tua dan masyarakat umum sangat diperlukan dalam mensukseskan program ini. Penarikan pekerja anak, merupakan komitmen Indonesia melaksanakan Komvensi ILO Nomor 138 mengenai Usia Minimum untuk diperbolehkan bekerja dan Nomor 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak. Komitmen ini terlihat dengan diratifikasinya kedua Konvensi ILO tersebut dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 1999 dan Undang -Undang Nomor 1 Tahun 2000. Isi substansi teknis kedua Konvensi ILO terdapat pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan. Di samping itu, pemerintah pun melakukan program kerja sama dengan ILO-IPEC dan Program Zona Bebas Pekerja Anak (ZAPA) yang telah dilakukan pencegahan agar anak tidak bekerja pada BPTA. Adapun capaian-capaaian Kemnaker sejak 2008 sampai 2015 telah menarik 63.663 pekerja anak dan dikembalikan ke satuan pendidikan. Berikut perinciannya: 1.2008 sebanyak 4.853 orang 2.2009 tidak ada kegiatan 3. 2010 sebanyak 3.000 orang 4. 2011 sebanyak 3.060 orang 5. 2012 sebanyak 10.750 orang 6. 2013 sebanyak 11.000 orang 7. 2014 sebanyak 15.000 orang 8. 2015 sebanyak 16.000 orang