Sudah dijelaskan bahwa K-3 sulit dicapai tanpa adanya keperdulian terhadap managemen. Maka
manajemen diperlukan untuk menciptakan perangkatnya penanganan K-3, sehingga K-3 diharapkan
menjadi budaya dan perilaku seluruh orang yang terlihat dalam proses produksi.
Gambar : 1
Rambu-rambu peringatan
B. Pembentukan Divisi K-3 (Safety Division)
Pihak manajemen perlu membentuk devisi tentang K-3 secara bertahap dan
pengiriman, sehingga devisi tersebut dapat bekerja secara cepat dan tepat bila terjadi
musibah.
Pembentukan Perusahaan P2K3 Di Perusahaan
Pembentukan P2K3 perusahaan berdasarkan pada :
1. Pada 10 ayat 1 dan 1 UU no 1 tahun 1970
2. Permen 03/men/1978
3. Kep.men no.125/men/1982 jo Kep.men 155/ men/1983
4. Kep.men no 04/Men/1987
Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) diharapkan mampu
berperan dan berfungsi sebagai wadah kerja sama antara pimpinan (manajemen) dengan
tenaga kerja di dalam menangani masalah K3 di perusahaan.
Sehingga P2K3 harus dapat mewakili dari unsur produksi dan administrasi sehingga akan
memberi wawasan yang lengkap.
Kegiatan-Kegiatan P2K3
1. Mengidentifikasi dari masalah K-3 dari proses lay out terhadap keadaan yang berbahaya =>
untuk ditangani segera
2. Melaksanakan pendidikan dan latihan => untuk merencanakan perbaikan pada aktivitas yang
salah
3. Tugas bidang-bidang mengumpulkan , mempelajari dan menganalisis hasil temuan => untuk
menentukan kebijakan
4. Melakukan audit K-3 di seluruh sektor pekerjaan, untuk menyongsong gobalisasi yang bukan
hanya untuk kualitas produk tetapi => K-3 terhadap tenaga kerjanya
5. melakukan analisa dan mengolah data kecelakaan sehingga dapat menekan seringnya
kecelakaan (zero accident)
6. Membuat laporan kegiatan sebagai rekapitulasi kegiatan => sejauh mana manfaat P2K3 di
perusahaan
Analisa ini => mencegah lebih hemat dibanding dengan memperbaiki bila sudah terjadi kecelakaan
1. Fase pembinaan yang dilaksanakan dalam bentuk persuasif, edukatif, penjelasan, penyuluhan
serta ajaran-ajaran
2. Fase preventif yustitial dan represif yustisial sesuai dengan kewenangan pengawas sebagai
aparat PPNS (Penyelidik Pegawai Negeri Sipil) yang diatur dalam Undang-undang
A. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
Hak dan kewajiban pengusaha dan tenaga kerja akan saling timbal balik (sesuai UU no. 1 tahun
1970) :
Kewajiban Pengurus / Pengusaha :
1. Melaksanakan sesuai ketentuan K-3 di tempat kerja
2. Pemeriksaan tentang kesehatan berkala terhadap tenaga kerja baru dan tenaga kerja lama.
3. melakukan pembinaan tenaga kerja
4. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan
5. Menyediakan bahan pembinaan dan alat diri