1) Metode Absolut
Metode pemrograman dimana titik referensinya tetap yaitu satu titik/tempat dijadikan referensi
untuk semua ukuran berikutnya. Agar lebih jelas, perhatikan dan pahami gambar dibawah ini.
2) Inkremental
Suatu metode pemograman dimana titik referensinya selalu berubah yaitu titik akhir yang dituju
menjadi titik referensi baru untuk titik yang akan dituju berikutnya. Agar lebih jelas, perhatikan dan
pahami gambar dibawah ini.
B. Prinsip Kerja
2) Tombol perintah G :
Perintah G 00
Merupakan perintah gerak lurus cepat tanpa satatan, karena kecepatan gerak menggunakan
kecepatan maksimal mesin. Digunakan pada saat gerakan kosong (saat alat potong tidak menyentuh
benda kerja). Bentuk formatnya adalah :
N…….. G 00 X…… Z……..
Perintah G 01
Merupakan perintah gerak lurus dengan penyayatan benda kerja yang disertai dengan nilai
kecepatan potong atau feeding ( F ). Digunakan pada saat menyayat (alat potong menyentuh benda
kerja) Bentuk formatnya adalah :
N…….. G 01 X…… Z…….. F…….
Perintah G 92
Merupakan perintah penetapan awal pahat secara absolut. Perintah inilah yang membedakan
pemrograman secara absolut dan inkrimental.Sehingga pada pemrograman menggunakan metode
Inkrimental, G 92 Tidak Digunakan melainkan program langsung dimulai dengan M 03
Pada dasarnya, posisi awal pahat bisa diletakkan dimanapun asalkan aman dan efektif dalam
pengoperasian. Sehingga pada pelaksanaan pengoperasian, penempatan posisi awal pahah dapat
bervariasi. Bentuk formatnya adalah sebagai berikut :
N 00 G 92 X…… Z……..
Keterangan :
X = Posisi diameter pahat atau jarak pahat terhadap sumbu benda kerja (R/Jari-jari) dikali 2
Z = Posisi jarak pahat terhadap ujung benda kerja
Catatan :
- Titik koordinat (0,0) pada metode pemprogramanAbsolut biasanya
disetting pada titik senter dan ujung benda kerja.
- Sumbu X pada metode Absolut merupakan diameter dari benda kerja,
sedangkan sumbu Z merupakan panjang benda kerja
- Pada metode Inkremental sumbu X maupun sumbu Z merupakan
jarak dari titik awal bergerak menuju titik akhir tujuan.
- Pada metode Inkrimental, apabila pada sumbu X atau sumbu Z tidak
ada perubahan nilai, maka ditulis 0
- Mesin CNC TU-2A mempunyai ketelitian 0,01mm dan dalam
penulisannya 1mm ditulis 100
Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F
00 92 2200 0 S
01 M03 M03
02 00 800 0 00 -700 0 S→A
03 01 800 -500 35 01 0 -500 35 A→B
04 01 1600 -1200 35 01 400 -700 35 B→C
05 01 1600 -1900 35 01 0 -700 35 C→D
06 01 2200 -1900 35 01 300 0 35 D→E
07 00 2200 0 00 0 1900 E→S
08 M05 M05
09 M30 M30
Penjelasan:
N00 : Diinformasikan kepada mesin bahwa titik awal pahat untuk metode absolutpada
(X2200,Z0)
N01 : Mesin diperintahkan memutar sumbu utama/spindle(cekam) untuk berputar searah
jarum jam
N02 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat menuju (X800,Z0)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat dengan jarak
(X-700,Z0)
X= -700 dapat diperoleh dari (800-2200)/2= -700
Z = 0 karena pada sumbu Z tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
N03 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat menuju (X800,Z-500)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat dengan jarak
(X0, Z-500)
X= 0 karena pada sumbu X tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
Z = -500 dapat diperoleh dari -500 – 0 = - 500
N04 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak tirus menyayat menuju (X1600,Z-1200)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak tirus menyayat dengan jarak
(X400, Z-700)
X= 400 dapat diperoleh dari (1600-800)/2= 400
Z = -700 diperoleh dari -1200 – (-500) = -700
N05 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat menuju (X1600,Z-1900)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat dengan jarak
(X0, Z-700)
X= 0 karena pada sumbu X tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
Z = -700 dapat diperoleh dari -1900 – (-1200) = -700
Untuk Kalangan Sendiri 3 By : Saiful Arif
Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
N06 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat menuju (X2200,Z-1900)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat dengan jarak
(X300, Z0)
X= 300 dapat diperoleh dari (2200-1600)/2= 300
Z = 0 karena pada sumbu Z tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
N07 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat menuju (X2200,Z0)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat dengan jarak
(X0,Z1900)
X= 0 karena pada sumbu X tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
Z = 1900 dapat diperoleh dari 0 – (-1900) = 1900
N08 : Sumbu utama/spindle(cekam) berhenti berputar
N09 : Program berakhir
Soal :
Dari gambar di samping, buatlah program Absolut dan
Inkrementalnya.!
Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F Keterangan
00 92 2200 0 S
01 M03 M03
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Catatan :
Dalam proses pembubutan, terlebih dahulu harus
didahului penyayatan awal (Roughing), dan apabila
sudah selesai baru diakhiri dengan langkah
penyelesaian (finishing). Agar lebih jelasnya,
perhatikan dan pahami contoh soal berikut . . .
Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F
00 92 4000 100 S
01 M03 M03
02 00 2000 100 00 -1000 0 S→A
03 00 1800 100 00 -100 0 A→B
04 01 1800 -1700 35 01 0 -1800 35 B→C
05 01 2000 -1700 35 01 100 0 35 C→D
06 00 2000 100 00 0 1800 D→A
07 00 1600 100 00 -200 0 A→F
08 01 1600 -1700 35 01 0 -1800 35 F→G
09 01 1800 -1700 35 01 100 0 35 G→C
10 00 1800 100 00 0 1800 C→B
11 00 1400 100 00 -200 0 B→H
12 01 1400 -1100 35 01 0 -1200 35 H→I
13 01 1600 -1100 35 01 100 0 35 I→L
14 00 1600 100 00 0 1200 L→F
15 00 00 100 00 -800 00 →
16 01 00 00 35 01 00 -100 35 →
17 01 1200 00 35 01 600 00 35 →
18 01 1200 -1100 35 01 0 -1100 35 J→K
19 01 1600 -1100 35 01 200 0 35 K→L
20 01 1600 -1700 35 01 0 -600 35 L→G
21 01 2000 -1700 35 01 200 0 35 G→D
22 00 4000 100 00 1000 1800 D→S
23 M05 M05
24 M30 M30
Penjelasan:
N00 : Diinformasikan kepada mesin bahwa titik awal pahat untuk metode absolut pada
(X4000,Z100) “(Titik awal pahat bisa kita tempatkan dimana saja, tergantung dari
operator.
X=4000 diperoleh dari jarak pahat terhadap sumbu benda kerja (R/Jari-jari) 2000
dikali 2 = 4000
Z=100 diperoleh dari posisi jarak pahat terhadap ujung benda kerja sebesar 1mm
Soal :
Dari gambar poros bertingkat di samping, buatlah program
Absolut dan Inkrementalnya.!
Catatan :
Dalam proses pembubutan, terlebih dahulu harus didahului
penyayatan awal, dan apabila sudah selesai baru diakhiri
dengan langkah finishing.
Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F Keterangan
00 92 4000 100 S
01 M03 M03
02 S→A
03 A→B
04 B→C
05 C→D
06 D→A
07 A→F
08 F→G
09 G→C
10 C→B
11 B→H
12 H→I
13 I→L
14 L→F
15 →
16 →
17 →
18 →
19 →
20 →
21 →
22 →
23
24
Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F
00 92 4000 100
01 M03 M03
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Perintah G 88
Merupakan perintah gerakan siklus penyayatan lurus dan berulang-ulang melintang. Bentuk
formatya adalah sebagai berikut :
N…….. G 88 X…… Z…….. F……. H……
Bentuk gerakan G 88 adalah sebagai berikut :
Keterangan :
H merupakan kedalaman maksimum tiap kali penyayatan.
Apabila diinginkan setiap kali penyayatan adalah 1mm, maka H diisi 100
Apabila diinginkan setiap kali penyayatan adalah 0,75mm, maka H diisi 75, dst.
X = Diameter tujuan
Z = Jarak tujuan
Dengan menggunakan perintah siklus ini kita dapat menghemat langkah penulisan program apabila
dibandingkan dengan menggunakan kombinasi G00 dan G01
Catatan :
- Dalam suatu pembubutan siklus, setelah proses siklus selesai maka
pahat akan kembali pada posisi awal dari siklus tadi
Catatan :
Dalam proses pembubutan, terlebih dahulu harus
didahului penyayatan awal (Roughing), dan apabila
sudah selesai baru diakhiri dengan langkah
penyelesaian (finishing). Agar lebih jelasnya,
perhatikan dan pahami contoh soal berikut . . .
Absolut Inkremental
N G/M X Z F H G/M X Z F H
00 92 4000 100 S
01 M03 M03
02 00 2000 100 00 -1000 0 S→A
03 84 1600 -1700 35 100 84 -200 -1800 35 100 G
04 00 1600 100 00 -200 0 A→F
05 84 1200 -1100 35 100 84 -200 -1200 35 100 K
06 00 00 100 00 -800 00 →
07 01 00 00 35 01 00 -100 35 →
08 01 1200 00 35 01 600 00 35 →
09 01 1200 -1100 35 01 0 -1100 35 J→K
10 01 1600 -1100 35 01 200 0 35 K→L
11 01 1600 -1700 35 01 0 -600 35 L→G
12 01 2000 -1700 35 01 200 0 35 G→D
13 00 4000 100 00 1000 1800 D→S
14 M05 M05
15 M30 M30
Penjelasan:
N04 dan N06Inkrimental
X= -200 dapat diperoleh dari (1600 - 2000)/2= -200
X= -800 dapat diperoleh dari (0 - 1600)/2= -800
Catatan :
- Dalam suatu pembubutan siklus, setelah proses siklus selesai maka
pahat akan kembali pada posisi awal dari siklus tadi
Contoh Soal :
Gambarlah gambar benda kerja disamping ini pada
kertas millimeter blok dengan skala 5:1 sehingga ,
selanjutnya buatlah program absolut dan
inkrementalnya.
Absolut Inkremental
N G/M X Z F H G/M X Z F H
00 92 2200 100
01 M03 M03
02 G84 2000 -1760 35 100 G84 -100 -1860 35 100
03 G00 2000 100 G00 -100 0
04 G84 1800 -1700 35 100 G84 -100 -1800 35 100
05 G00 1800 100 G00 -100 0
06 G84 1600 -1500 35 100 G84 -100 -1600 35 100
07 G00 1600 100 G00 -100 0
08 G84 1400 -840 35 100 G84 -100 -940 35 100
09 G00 1400 100 G00 -100 0
10 G84 1000 -800 35 100 G84 -200 -900 35 100
11 G00 00 100 G00 -700 0
12 G01 00 00 35 G01 0 -100 35
13 G01 1000 00 35 G01 500 0 35
14 G01 1000 -800 35 G01 0 -800 35
15 G03 1600 -1100 35 G03 300 -300 35
16 G01 1600 -1500 35 G01 0 -400 35
17 G02 2200 -1800 35 G02 300 -300 35
18 G00 2200 100 G00 0 1900
19 M05 M05
20 M30 M30
Pada mesin bubut TU-2A dilengkapi dengan rumah alat potong yang berbentuk revolver, sehingga
memungkinkan mesin dapat dioperasikan mengganti alat potong secara terprogram.
Data-data alat potong diperoleh saat setting optic dilakukan, selama alat potong yang terpasang pada
mesin tidak dilepas, diubah, atau rusak, maka alat ini pun akan tetap.
Pada mesin bubut CNC TU-2A alat potong yang pertama merupakan ukuran patokan untuk alat-alat
yang lain, untuk lebih jelasnya perhatikan contoh gambar dibawah ini :
Format pemrograman :
N 00 G 92 X 2200 Z 100
01 M 03
02 M 06 X 00 Z 00 T 00
03 …… ….. ……..
04 M 05
06 M 06 X -1641 Z 3646 T 02
07 M 03
08 ……. …….. …….
09 Dst.
Catatan :
X -1375 dan Z 4588 merupakakan selisih panjang terhadap alat potong 1 pada setiap alat
potong. Data tersebut diperoleh melalui pencatatan selisih masing-masing alat potong menggunakan
perkakas optic.
T 00 berarti alat potong ke 1 aktif
T 02 alat potong ke 2, revolver berputar 2 kali terhadap alat potong 1.
Tabel contoh pencatatan posisi masing-masing alat potong yang di gunakan :
Perintah G 81
Merupakan Siklus Pengeboran langsung
Perintah G 82
Merupakan siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
Perintah G 73
Merupakan siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
Perintah G 83
Merupakan siklus pengeboran dengan penarikan tatal
I. Perintah G 86 (Pengaluran)
Merupakan perintah siklus pembuatan alur atau grooving. Bentuk formatnya adalah sebagai berikut.
J. Perintah G 33 (Penguliran)
Catatan :
K = kisar ulir
H = kedalaman pemotongan
Berdasarkan standar ISO, ketentuan ulir yang benar adalah sebagai berikut.
1) Tinggi Ulir Luar (h) : 0,6134 x Kisar Ulir
2) Tinggi Ulir Dalam (h) : 0,5413 x Kisar Ulir
Contoh Soal :