Anda di halaman 1dari 15

Modul Pembelajaran CNC Dasar

Politeknik negeri malang psdku kediri


A. Metode Pemograman Mesin CNC
Pemrogaman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara rinci setiap blok per blok untuk
memberi masukan mesin perkakas CNC tentang apa yang harus dikerjakan.. Sedangkan dalam metode
pemrograman mesin CNC terdapat 2 metode yaitu :

1) Metode Absolut
Metode pemrograman dimana titik referensinya tetap yaitu satu titik/tempat dijadikan referensi
untuk semua ukuran berikutnya. Agar lebih jelas, perhatikan dan pahami gambar dibawah ini.

2) Inkremental
Suatu metode pemograman dimana titik referensinya selalu berubah yaitu titik akhir yang dituju
menjadi titik referensi baru untuk titik yang akan dituju berikutnya. Agar lebih jelas, perhatikan dan
pahami gambar dibawah ini.

B. Prinsip Kerja

Prinsip kerja mesin bubut CNC TU-2A


mempunyai gerakan dasar ke arah melintang
dan horizontal (2 Axis) dengan sistem
koordinat sumbu X (Arah melintang) dan Z
(Sumbu memanjang dari alas mesin bubut)
yang mirip dengan cara kerja mesin bubut
manual (seperti gambar disamping).

Gerakan pada sumbu X, apabila


membuat diameter membesar adalah +X dan
membuat diameter mengecil adalah –X.
Gerakan pada sumbu Z, apabila kearah
benda kerja semakin panjang membesar
adalah +Zdan membuat benda kerja semakin
pendek adalah –Z.

Untuk Kalangan Sendiri 1 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
C. Kode Pemrograman
1) Tombol Fungsi M :
M 03 : Sumbu utama berputar searah jarum jam
M 05 : Sumbu utama mati terprogram
M 30 : Program berakhir

2) Tombol perintah G :
Perintah G 00
Merupakan perintah gerak lurus cepat tanpa satatan, karena kecepatan gerak menggunakan
kecepatan maksimal mesin. Digunakan pada saat gerakan kosong (saat alat potong tidak menyentuh
benda kerja). Bentuk formatnya adalah :
N…….. G 00 X…… Z……..

Perintah G 01
Merupakan perintah gerak lurus dengan penyayatan benda kerja yang disertai dengan nilai
kecepatan potong atau feeding ( F ). Digunakan pada saat menyayat (alat potong menyentuh benda
kerja) Bentuk formatnya adalah :
N…….. G 01 X…… Z…….. F…….

Perintah G 92
Merupakan perintah penetapan awal pahat secara absolut. Perintah inilah yang membedakan
pemrograman secara absolut dan inkrimental.Sehingga pada pemrograman menggunakan metode
Inkrimental, G 92 Tidak Digunakan melainkan program langsung dimulai dengan M 03
Pada dasarnya, posisi awal pahat bisa diletakkan dimanapun asalkan aman dan efektif dalam
pengoperasian. Sehingga pada pelaksanaan pengoperasian, penempatan posisi awal pahah dapat
bervariasi. Bentuk formatnya adalah sebagai berikut :
N 00 G 92 X…… Z……..
Keterangan :
X = Posisi diameter pahat atau jarak pahat terhadap sumbu benda kerja (R/Jari-jari) dikali 2
Z = Posisi jarak pahat terhadap ujung benda kerja

Catatan :
- Titik koordinat (0,0) pada metode pemprogramanAbsolut biasanya
disetting pada titik senter dan ujung benda kerja.
- Sumbu X pada metode Absolut merupakan diameter dari benda kerja,
sedangkan sumbu Z merupakan panjang benda kerja
- Pada metode Inkremental sumbu X maupun sumbu Z merupakan
jarak dari titik awal bergerak menuju titik akhir tujuan.
- Pada metode Inkrimental, apabila pada sumbu X atau sumbu Z tidak
ada perubahan nilai, maka ditulis 0
- Mesin CNC TU-2A mempunyai ketelitian 0,01mm dan dalam
penulisannya 1mm ditulis 100

Untuk Kalangan Sendiri 2 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
Contoh Soal :
Dari gambar di samping, buatlah program Absolut dan
Inkrementalnya.!

Catatan : Anggaplah benda kerja tersebut sudah disayat


awal sebelumnya (roughing)dan yang tersisa hanya
langkah penyelesaian (Finishing).

Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F
00 92 2200 0 S
01 M03 M03
02 00 800 0 00 -700 0 S→A
03 01 800 -500 35 01 0 -500 35 A→B
04 01 1600 -1200 35 01 400 -700 35 B→C
05 01 1600 -1900 35 01 0 -700 35 C→D
06 01 2200 -1900 35 01 300 0 35 D→E
07 00 2200 0 00 0 1900 E→S
08 M05 M05
09 M30 M30

Penjelasan:
N00 : Diinformasikan kepada mesin bahwa titik awal pahat untuk metode absolutpada
(X2200,Z0)
N01 : Mesin diperintahkan memutar sumbu utama/spindle(cekam) untuk berputar searah
jarum jam
N02 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat menuju (X800,Z0)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat dengan jarak
(X-700,Z0)
X= -700 dapat diperoleh dari (800-2200)/2= -700
Z = 0 karena pada sumbu Z tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
N03 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat menuju (X800,Z-500)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat dengan jarak
(X0, Z-500)
X= 0 karena pada sumbu X tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
Z = -500 dapat diperoleh dari -500 – 0 = - 500
N04 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak tirus menyayat menuju (X1600,Z-1200)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak tirus menyayat dengan jarak
(X400, Z-700)
X= 400 dapat diperoleh dari (1600-800)/2= 400
Z = -700 diperoleh dari -1200 – (-500) = -700
N05 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat menuju (X1600,Z-1900)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat dengan jarak
(X0, Z-700)
X= 0 karena pada sumbu X tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
Z = -700 dapat diperoleh dari -1900 – (-1200) = -700
Untuk Kalangan Sendiri 3 By : Saiful Arif
Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
N06 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat menuju (X2200,Z-1900)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus menyayat dengan jarak
(X300, Z0)
X= 300 dapat diperoleh dari (2200-1600)/2= 300
Z = 0 karena pada sumbu Z tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
N07 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat menuju (X2200,Z0)
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat dengan jarak
(X0,Z1900)
X= 0 karena pada sumbu X tidak ada perubahan nilai dari titik sebelumnya.
Z = 1900 dapat diperoleh dari 0 – (-1900) = 1900
N08 : Sumbu utama/spindle(cekam) berhenti berputar
N09 : Program berakhir

Soal :
Dari gambar di samping, buatlah program Absolut dan
Inkrementalnya.!

Catatan : Anggaplah benda kerja tersebut sudah disayat


awal sebelumnya (roughing)dan yang tersisa hanya
langkah penyelesaian (Finishing).

Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F Keterangan
00 92 2200 0 S
01 M03 M03
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Untuk Kalangan Sendiri 4 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
Contoh Soal :
Dari gambar poros bertingkat di samping, buatlah
program Absolut dan Inkrementalnya.!

Catatan :
Dalam proses pembubutan, terlebih dahulu harus
didahului penyayatan awal (Roughing), dan apabila
sudah selesai baru diakhiri dengan langkah
penyelesaian (finishing). Agar lebih jelasnya,
perhatikan dan pahami contoh soal berikut . . .

Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F
00 92 4000 100 S
01 M03 M03
02 00 2000 100 00 -1000 0 S→A
03 00 1800 100 00 -100 0 A→B
04 01 1800 -1700 35 01 0 -1800 35 B→C
05 01 2000 -1700 35 01 100 0 35 C→D
06 00 2000 100 00 0 1800 D→A
07 00 1600 100 00 -200 0 A→F
08 01 1600 -1700 35 01 0 -1800 35 F→G
09 01 1800 -1700 35 01 100 0 35 G→C
10 00 1800 100 00 0 1800 C→B
11 00 1400 100 00 -200 0 B→H
12 01 1400 -1100 35 01 0 -1200 35 H→I
13 01 1600 -1100 35 01 100 0 35 I→L
14 00 1600 100 00 0 1200 L→F
15 00 00 100 00 -800 00 →
16 01 00 00 35 01 00 -100 35 →
17 01 1200 00 35 01 600 00 35 →
18 01 1200 -1100 35 01 0 -1100 35 J→K
19 01 1600 -1100 35 01 200 0 35 K→L
20 01 1600 -1700 35 01 0 -600 35 L→G
21 01 2000 -1700 35 01 200 0 35 G→D
22 00 4000 100 00 1000 1800 D→S
23 M05 M05
24 M30 M30

Penjelasan:
N00 : Diinformasikan kepada mesin bahwa titik awal pahat untuk metode absolut pada
(X4000,Z100) “(Titik awal pahat bisa kita tempatkan dimana saja, tergantung dari
operator.
X=4000 diperoleh dari jarak pahat terhadap sumbu benda kerja (R/Jari-jari) 2000
dikali 2 = 4000
Z=100 diperoleh dari posisi jarak pahat terhadap ujung benda kerja sebesar 1mm

Untuk Kalangan Sendiri 5 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
N01 : Mesin diperintahkan memutar sumbu utama/spindle(cekam) untuk berputar searah
jarum jam
N02 : Absolut→ mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat mendekati benda
kerja menuju (X2000,Z100) “(2000 merupakan diameter yang dituju, dan 100
adalah jarak dari ujung benda kerja kearah +)”
Inkrimental → mesin diperintahkan bergerak lurus tidak menyayat dengan jarak
(X-1000,Z0) “1000 merupakan jarak dari titik S menuju titik A, dan Z=0 karena
tidak ada perubahan nilai pada sumbu Z.
Dst. . . . .

Soal :
Dari gambar poros bertingkat di samping, buatlah program
Absolut dan Inkrementalnya.!

Catatan :
Dalam proses pembubutan, terlebih dahulu harus didahului
penyayatan awal, dan apabila sudah selesai baru diakhiri
dengan langkah finishing.

Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F Keterangan
00 92 4000 100 S
01 M03 M03
02 S→A
03 A→B
04 B→C
05 C→D
06 D→A
07 A→F
08 F→G
09 G→C
10 C→B
11 B→H
12 H→I
13 I→L
14 L→F
15 →
16 →
17 →
18 →
19 →
20 →
21 →
22 →
23
24

Untuk Kalangan Sendiri 6 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
D. Pembubutan Tirus

Pada dasarnya pembubutan tirus prosesnya sama


dengan pembubutan rata, akan tetapi hal yang
perlu diperhatikan adalah dalam penentuan titik
tujuannya. Agar lebih jelasnya, perhatikanlah
gambar disamping.

 Lakukanlah penyayatan awal/kasar


(roughing) hal ini dilakukan agar nanti dalam
penyayatan finishing tidak terlalu dalam.
 Titik tujuan dari sisi bertingkat dapat
langsung kita ketahui, akan tetapi pada sisi miring
kita terlebih dahulu harus menghitungnya dengan
cara Atau
 Selain dengan perhitungan diatas, ada cara
lain untuk menentukan titik tujuan pada sisi
miring, yaitu dengan menggambar dahulu pada
kertas millimeter blok dengan skala yang
diperbesar. Setelah itu baru kita tentukan
tujuannya dari gambar tersebut.

Contoh penyelesaian soal dari gambar diatas :


Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F
00 92 4000 100
01 M03 M03
02 G00 2200 100 G00 -900 0
03 G00 2000 100 G00 -100 0
04 G01 2000 -1600 35 G01 0 -1700 35
05 G01 2200 -1600 35 G01 100 0 35
06 G00 2200 100 G00 0 1700
07 G00 1800 100 G00 -200 0
08 G01 1800 -1100 35 G01 0 -1200 35
09 G01 2000 -1100 35 G01 100 0 35
10 G00 2000 100 G00 0 1200
11 G00 1600 100 G00 -200 0
12 G01 1600 -600 35 G01 0 -700 35
13 G01 2000 -1600 35 G01 200 -1000 35
14 G01 2200 -1600 35 G01 100 0 35
15 G00 4000 100 G00 900 1700
16 M05 M05
17 M30 M30
18
19
20
21
22

Untuk Kalangan Sendiri 7 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
Soal :
Gambarlah gambar benda kerja disamping ini pada kertas
millimeter blok dengan skala 2:1, selanjutnya buatlah
program absolut dan inkrementalnya.

Absolut Inkremental
N G/M X Z F G/M X Z F
00 92 4000 100
01 M03 M03
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Untuk Kalangan Sendiri 8 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
E. Pembubutan Siklus
 Perintah G 84
Merupakan perintah gerakan siklus penyayatan lurus dan berulang-ulang memanjang.
Bentuk formatya adalah sebagai berikut :
N…….. G 84 X…… Z…….. F……. H……
Bentuk gerakan G 84 adalah sebagai berikut :

 Perintah G 88
Merupakan perintah gerakan siklus penyayatan lurus dan berulang-ulang melintang. Bentuk
formatya adalah sebagai berikut :
N…….. G 88 X…… Z…….. F……. H……
Bentuk gerakan G 88 adalah sebagai berikut :

Keterangan :
H merupakan kedalaman maksimum tiap kali penyayatan.
Apabila diinginkan setiap kali penyayatan adalah 1mm, maka H diisi 100
Apabila diinginkan setiap kali penyayatan adalah 0,75mm, maka H diisi 75, dst.
X = Diameter tujuan
Z = Jarak tujuan

Dengan menggunakan perintah siklus ini kita dapat menghemat langkah penulisan program apabila
dibandingkan dengan menggunakan kombinasi G00 dan G01

Catatan :
- Dalam suatu pembubutan siklus, setelah proses siklus selesai maka
pahat akan kembali pada posisi awal dari siklus tadi

Untuk Kalangan Sendiri 9 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
Contoh Soal :
Dari gambar poros bertingkat di samping, buatlah
program Absolut dan Inkrementalnya.!

Catatan :
Dalam proses pembubutan, terlebih dahulu harus
didahului penyayatan awal (Roughing), dan apabila
sudah selesai baru diakhiri dengan langkah
penyelesaian (finishing). Agar lebih jelasnya,
perhatikan dan pahami contoh soal berikut . . .

Absolut Inkremental
N G/M X Z F H G/M X Z F H
00 92 4000 100 S
01 M03 M03
02 00 2000 100 00 -1000 0 S→A
03 84 1600 -1700 35 100 84 -200 -1800 35 100 G
04 00 1600 100 00 -200 0 A→F
05 84 1200 -1100 35 100 84 -200 -1200 35 100 K
06 00 00 100 00 -800 00 →
07 01 00 00 35 01 00 -100 35 →
08 01 1200 00 35 01 600 00 35 →
09 01 1200 -1100 35 01 0 -1100 35 J→K
10 01 1600 -1100 35 01 200 0 35 K→L
11 01 1600 -1700 35 01 0 -600 35 L→G
12 01 2000 -1700 35 01 200 0 35 G→D
13 00 4000 100 00 1000 1800 D→S
14 M05 M05
15 M30 M30

Penjelasan:
N04 dan N06Inkrimental
X= -200 dapat diperoleh dari (1600 - 2000)/2= -200
X= -800 dapat diperoleh dari (0 - 1600)/2= -800

Catatan :
- Dalam suatu pembubutan siklus, setelah proses siklus selesai maka
pahat akan kembali pada posisi awal dari siklus tadi

Untuk Kalangan Sendiri 10 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
F. Pembubutan Melingkar
 Perintah G 02 adalah perintah penyayatan melingkar searah jarum jam atau sering disebut dengan
gerakah cekung. Bentuk formatnya adalah sebagai berikut :
N…….. G 02 X…… Z…….. F…….
 Perintah G 03 adalah perintah penyayatan dengan radius melingkar berlawanan arah jarum jam atau
sering disebut dengan gerakan cembung. Bentuk formatnya adalah sebagai berikut :
N…….. G 03 X…… Z…….. F…….
Adapun gerakan G 02 da G 03 adalah sebagai berikut :

Contoh Soal :
Gambarlah gambar benda kerja disamping ini pada
kertas millimeter blok dengan skala 5:1 sehingga ,
selanjutnya buatlah program absolut dan
inkrementalnya.

Absolut Inkremental
N G/M X Z F H G/M X Z F H
00 92 2200 100
01 M03 M03
02 G84 2000 -1760 35 100 G84 -100 -1860 35 100
03 G00 2000 100 G00 -100 0
04 G84 1800 -1700 35 100 G84 -100 -1800 35 100
05 G00 1800 100 G00 -100 0
06 G84 1600 -1500 35 100 G84 -100 -1600 35 100
07 G00 1600 100 G00 -100 0
08 G84 1400 -840 35 100 G84 -100 -940 35 100
09 G00 1400 100 G00 -100 0
10 G84 1000 -800 35 100 G84 -200 -900 35 100
11 G00 00 100 G00 -700 0
12 G01 00 00 35 G01 0 -100 35
13 G01 1000 00 35 G01 500 0 35
14 G01 1000 -800 35 G01 0 -800 35
15 G03 1600 -1100 35 G03 300 -300 35
16 G01 1600 -1500 35 G01 0 -400 35
17 G02 2200 -1800 35 G02 300 -300 35
18 G00 2200 100 G00 0 1900
19 M05 M05
20 M30 M30

Untuk Kalangan Sendiri 11 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
G. Pemrograman penggantian alat potong dengan M 06

Pada mesin bubut TU-2A dilengkapi dengan rumah alat potong yang berbentuk revolver, sehingga
memungkinkan mesin dapat dioperasikan mengganti alat potong secara terprogram.
Data-data alat potong diperoleh saat setting optic dilakukan, selama alat potong yang terpasang pada
mesin tidak dilepas, diubah, atau rusak, maka alat ini pun akan tetap.
Pada mesin bubut CNC TU-2A alat potong yang pertama merupakan ukuran patokan untuk alat-alat
yang lain, untuk lebih jelasnya perhatikan contoh gambar dibawah ini :

Format pemrograman :
N 00 G 92 X 2200 Z 100
01 M 03
02 M 06 X 00 Z 00 T 00
03 …… ….. ……..
04 M 05
06 M 06 X -1641 Z 3646 T 02
07 M 03
08 ……. …….. …….
09 Dst.

Catatan :
X -1375 dan Z 4588 merupakakan selisih panjang terhadap alat potong 1 pada setiap alat
potong. Data tersebut diperoleh melalui pencatatan selisih masing-masing alat potong menggunakan
perkakas optic.
T 00 berarti alat potong ke 1 aktif
T 02 alat potong ke 2, revolver berputar 2 kali terhadap alat potong 1.
Tabel contoh pencatatan posisi masing-masing alat potong yang di gunakan :

No. Tool Nama Alat Potong Harga X Harga Z


02 Pahat kanan 00 00
04 Pahat potong -80 1453
06 Pahat ulir luar 75 -335

Untuk Kalangan Sendiri 12 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
H. Perintah Pengeboran :

Perintah G 81
Merupakan Siklus Pengeboran langsung

Perintah G 82
Merupakan siklus pengeboran dengan berhenti sesaat

Perintah G 73
Merupakan siklus pengeboran dengan pemutusan tatal

Perintah G 83
Merupakan siklus pengeboran dengan penarikan tatal

I. Perintah G 86 (Pengaluran)

Merupakan perintah siklus pembuatan alur atau grooving. Bentuk formatnya adalah sebagai berikut.

N…….. G 86 X…… Z…….. F……. H…..

Catatan : H disini merupakan lebar pahat alur

J. Perintah G 33 (Penguliran)

Merupakan perintah penyayatan ulir. Bentuk formatnya adalah sebagai berikut :

N…….. G 78 X…… Z……. K…… H…..

Catatan :
K = kisar ulir
H = kedalaman pemotongan

Berdasarkan standar ISO, ketentuan ulir yang benar adalah sebagai berikut.
1) Tinggi Ulir Luar (h) : 0,6134 x Kisar Ulir
2) Tinggi Ulir Dalam (h) : 0,5413 x Kisar Ulir
Contoh Soal :

Buatlah program dari gambar


dibawah ini menggunakan perintah
M 03, M 05, M 30, G 00, G 01, G
84, G 02, G 03, G 78, G 33, M 99,
G 25, M 17 baik dengan metode
absolut maupun metode
inkrimental...

Untuk Kalangan Sendiri 13 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri
Jawaban :
Absolut Inkrimental
No. G/M X Z F H No. G/M X Z F H
00 92 2200 100 00
01 M 03 01 M 03
02 84 2000 -3200 35 50 02 84 -100 -3300 35 50
03 00 2000 100 03 00 -100 00
04 84 1900 -3050 35 50 04 84 -50 -3150 35 50
05 00 1900 100 05 00 -50 00
06 84 1600 -3000 35 50 06 84 -150 -3100 35 50
07 00 1600 00 07 00 -150 00
08 84 1500 -2500 35 50 08 84 -50 -2600 35 50
09 00 1500 100 09 00 -50 00
10 84 1400 -2400 35 50 10 84 -50 -2500 35 50
11 00 1400 100 11 00 -50 00
12 84 1300 -150 35 50 12 84 -50 -250 35 50
13 00 1300 100 13 00 -50 00
14 84 1200 -100 35 50 14 84 -50 -200 35 50
15 00 1200 100 15 00 -50 00
16 84 1100 -50 35 50 16 84 -50 -150 35 50
17 00 4000 5000 17 00 1400 4900
18 M 05 18 M 05
19 M 06 00 00 T 02 19 M 06 00 00 T 02
20 M 00 20 M 00
21 M 03 21 M 03
22 00 1500 -800 22 00 -1250 -5800
23 86 800 -1300 15 300 23 86 -350 -500 15 300
24 00 1500 -1500 24 00 00 -700
25 86 800 -2000 15 300 25 86 -350 -500 15 300
26 00 4000 5000 26 00 1250 6500
27 M 05 27 M 05
28 M 06 00 00 T 02 28 M 06 00 00 T 02
29 M 00 29 M 00
30 M 03 30 M 03
31 00 1450 00 31 00 -1275 - 5000
32 76 1216 -900 K 150 32 76 -92 - 900 K 150
33 00 4000 5000 33 00 1392 5900
34 M 05 34 M 05
35 M 06 00 00 T 02 35 M 00 00 00 T 02
36 M 00 36 M 00
37 M 03 37 M 03
38 00 1400 -1900 38 00 -1300 -6900
39 84 1300 -2250 35 50 39 84 -50 -350 35 50
40 00 1500 100 40 00 100 2000
41 00 00 100 41 00 -750 00
42 01 00 00 35 42 01 00 -100 35
43 01 1000 00 35 43 01 500 00 35
44 01 1400 -200 35 44 01 200 -200 35
45 01 1400 -1900 35 45 01 00 -1700 35
46 00 1200 -1900 46 00 -100 00
47 01 1200 -2000 35 47 01 00 -100 35
48 02 1600 -2600 35 48 02 200 -600 35
49 M 99 I 1000 K0 49 M 99 I 1000 K0
50 01 1600 -3000 35 50 01 00 -400 35
51 03 2000 -3200 35 51 03 200 -200 35
52 01 2300 -3200 35 52 01 150 00 35
52 00 2200 100 52 00 -50 3300
53 M 05 53 M 05
54 M 30 M 30

Untuk Kalangan Sendiri 14 By : Saiful Arif


Modul Pembelajaran CNC Dasar
Politeknik negeri malang psdku kediri

Untuk Kalangan Sendiri 15 By : Saiful Arif

Anda mungkin juga menyukai