~ Pemberian label
A. Tujuan Instruksional
Untuk mendapatkan kesetaraan kesehatan, tenaga kerja seoptimal mungkin serta efisiensi dan
produktivitas kerja setinggi bisa melalul upaya-upaya untuk menciptakan lingkugnan kerja yang aman,
sehat, nyaman dan produktif,
Agar dapat dimengerti dan dipahami serta diterapkan di lapangan dalam melaksanakan penanganan
kesehatan kerja meliputi hathal : ;
8. Mengerti dan menyadari dan mau bertindak/berbuat sehingga didaptakan cara kerja yang sehat,
aman, nyaman, dan preduktif
9. Mengetahui berbagai macam penyakit yang terjadi akibat kerja dan factor-faktor pembahaya lain
1. Undang-undang nomor 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 tahun 1964
mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor
3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan
dan Penggunaan Pestisida
1. Kesehatan kuratif : yaitu menekan seminimal mungkin angka absen karena sakit serta
memperpendek lamanya sakit.
2. Kesehatan Preventif : untuk mencegah tenaga kerja mengalami gangguan kesehatan/ penyakit
3. Pengamanan bahaya-bahaya karena proses produksi yang mungkin berdampak kepada tenaga
kerja maupun masyarakat luas
4. Penyesuaian di antara tenaga kerja dan pekerjaannya dengan tujuan kegairahan dan efisiensi
kerja
Agar seorang tenaga kerja dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerja setinggi-
tingginya, maka perlu ada keseimbangan yang menguntungkan dari factorfaktor:
1. Beban kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban kerja bagi pelakunya.Beban tersebut dapat berupa
beban fisik, mental dan sosal. Seorang tenaga kerja memiliki kenampuan tersendiri dalam
hubungannya dengan beban kerja.
Di antaranya mereka mungkin lebih cocok untuk beban fisik atau mental atau sosial.
Kesehatan kerja membantu mengurangi beban kerja dengan modifikasi cara kerja atau
perencanaan mesin serta alat kerja.
Beban tambahan dari lingkungan kerja
Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung berakibat ke pekerjaan sebenarnya.
Suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi, yang berakibat
beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja. Terdapat 5 faktor penyebab beban
tambahan dimaksud, yang merupakan factor penyebab (penyakit akibat kerja) yaitu :
a. Golongan fisik
i. kebisingan mengakibatkan tuli
Gambar 2
(contoh mesin genset penghasil kebisingan)
ii. Temperatur
a) Suhu tinggi menyebabkan
- Heat stroke
- Heat cram
- Heat exhauser
- Hyperpyrexic
Gambar : 3
Contoh penghasil suhu tinggi (thermal boiller)
b) Suhu rendah menyebabkan
- Frossbit
- Chillbrain
- Hypertamia
iii. Radiasi
a. Sinar elektromagnetis:
- Infra merah : menyebabkan katarak
- Ultraviolet : menyebabkan cuyutirtis
- Sinar radio aktif
- Sinar : alfa,beta,gamina
- Sinar rontogen (x)
Gambar : 4
Contoh ledakan nuklir sumber radiasi
b. Golongan kimia
Bahan kimia dapat berupa :
- Padat
- Cair
- Diudara: uap, gas partikel. .
c. Golongan Biologi '
- Virus
- Serangga
- Binatang buas
- Bakteri dll.
Gambar : 5
Contoh bakteri bacillius antrachis
e. Golongan Psikologi
- Monoton
- Hubungan kerja kurang baik
- Upah kurang
- Tidak sesuai bakat
2. Kapasitas Kerja
Kemampuan kinerja seseorang pekerja berbeda satu dengan yang lainnya,dan sangat
tergantung kepada keterampilan, kebugaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia ,
ukuran-ukuran tubuh dan motivasi