Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses pendidikan di
sekolah. Belajar adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk merubah
sikap dan tingkah lakunya. Dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku
dibutuhkan motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang
mendorong siswa untuk mau belajar. Motivasi belajar dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik (keadaan keadaan
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik (keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar). Ada tidaknya motivasi belajar sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa. Keberhasilan belajar akan tercapai apabila pada diri adanya
kemauan dan dorongan untuk belajar.
Pembelajaran merupakan proses dimana terjadinya interaksi positif
antara guru dengan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan belajar mengajar. Pembelajaran merupakan
aktivitas utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada pada
keefektifan proses pembelajaran berlangsung. Sementara pembelajaran
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap
yang disebabkan oleh pengalaman dan melibatkan ketrampilan kognitif
dan sikap dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran efektif
apabila interaksi antara pendidik dan peserta didik berlangsung aktif serta
tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam rentang waktu yang telah
ditentukan. Sehubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran dan
pendidikan maka menumbuhkan motivasi belajar siswa menjadi tugas
guru yang sangat penting. Pembelajaran akan berlangsung efektif apabila
siswa memiliki motivasi dalam belajar. Guru harus berupaya secara

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


1
maksimal agar siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu motivasi
belajar menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Motivasi belajar harus dibangkitkan dalam diri siswa
sehingga siswa termotivasi dalam belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar?
2. Apa Saja Strategi Memotivasi Siswa?
3. Bagaimana Metode-Metode Yang Digunakan Untuk Meningkatkan
Motivasi Siswa Dalam Belajar?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar
2. Untuk mengetahui Strategi Memotivasi Siswa
3. Untuk mengetahui Metode-Metode Yang Digunakan Untuk
Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Belajar

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar


1. Pengertian motivasi
Motivasi ialah proses mendorong dan mempertahankan tujuan
dengan mengarahkan perilaku. Hal ini merupakan sebuah defenisi kognitif
karena mendalikan bahwa siswa membuat tujuan dan menggunakan proses
kognitif dan perilaku untuk mencapai tujuan mereka. Meski pandangan
mengenai perilaku motivasi juga dikaji.1
Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu
perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
pencapaian tujuan. Karena perilaku manusia itu selalu bertujuan, kita
dapat meyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi
tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi di dalam diri seseorang.2

2. Fungsi motivasi dalam belajar


Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
motivasi belajar siswa. Guru selaku pendidik perlu mendorong siswa
untuk belajar dalam mencapai tujuan. Dua fungsi motivasi dalam
proses pembelajaran yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya yaitu:
1. Mendorong siswa untuk beraktivitas
Perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang
muncul dari dalam yang disebut dengan motivasi. Besar kecilnya
semangat seseorang untuk bekerja sangat ditentukan oleh besar
kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu dan ingin
mendapatkan nilai yang baik karena siswa memiliki motivasi yang
tinggi untuk belajar.
2. Sebagai pengarah

1 Daleh H. Schunk, Teori-Teori Pembelajaran Persepektif Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2012)., hlm., 475
2 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013)., hlm. 307.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


3
Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya
diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Dengan demikian Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar
akan menunjukkan hasil yang baik.
Selanjutnya menurut Winarsih ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang
dilakukan.
2. Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan,
Jadi adanya motivasi akan memberikan dorongan, arah dan
perbuatan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai
tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Fungsi motivasi sebagai pendorong usaha dalam mencapai
prestasi, karena seseorang melakukan usaha harus mendorong
keinginannya, dan menentukan arah perbuatannya kearah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian siswa dapat menyeleksi perbuatan
untuk menentukan apa yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi
tujuan yang hendak dicapainya.

3. Motivasi dalam belajar


Dalam pembelajaran motivasi adalah sesuatu yang menggerakan
atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pembelajaran
yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan
serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya dengan adanya motivasi

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


4
yang tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam
proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya
sekuat-kautnya dan dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar.
Upaya siswa dalam mencapai keberhasilan belajar tersebut
meliputi mendengarkan ceramah dengan serius, menjawab pertanyaan,
berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru. Bahkan tidak jarang siswa yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi akan memberikan masukan dalam bentuk gagasan atau usulan
kepada guru atau kepada kelas tentang berbagai kegiatan tambahan bahkan
tugas tambahan untuk memperluas dan memperdalam lingkup materi
pelajaran yang harus dipelajari. Motivasi yang tinggi membuat siswa haus
akan bebagai aspek yang terkait dengan topik dan mata pelajaran yang
dipelajarinya. Ia pun akan menetapkan targetnya sediri yang melebihi
target yang ditetapkan oleh guru atau kurikulum. Ia mencari sendiri materi
pelajaran yang ingin dikuasainya melalui berbagai sumber dan cara
menurut inisiatifnya sendiri.3

B. Strategi Memotivasi Siswa


Al-Ghazali dalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlak wa Mu’alajat
Amradh al-Qulub mengemukakan bahwa setiap kali seorang anak
menunjukkan perilaku mulia atau perbuatan yang baik seyogyanya ia
memperoleh pujian dan jika perlu diberi hadiah atau insentif dengan
sesuatu yang menggembirakannya, atau ditujukan pujian kepadanya
didepan orang-orang sekitarnya.4
Kemudian jika suatu saat ia bersikap berlawanan dengan itu,
sebaiknya orangtua dan guru berpura-pura tidak mengetahui agar tidak
membuka rahasianya. Apalagi jika anak sendiri merahasiakannya. Setelah
itu apabila ia mengulangi lagi perbuatannya, sebaiknya ia di tegur secar
rahasia (tidak didepan orang lain) dan memberitahunya akibat buruk dari

3 Abdorrakhman Gintings, Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: Humaniora,


2008), hlm., 86-87
4 Ibid., hlm. 320.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


5
perbuatannya dan katakan kepadanya untuk tidak mengulanginya lagi.
Namun ketika memberitahu janganlah berlebihan dan mengecamnya
setiap saat karena terlalu sering menerima kecaman akan membuatnya
menerima hal itu sebagai sesuatu yang biasa dan dapat mendorongnya ke
arah perbuatan yang lebih buruk lagi.
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara terus-menerus bisa
menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa
yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan
membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba
sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang
bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran,
debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi
kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil.
2. Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan,
berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan
menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di
kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa
keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan
memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah
untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban
apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa.
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat
mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari
belajar. Buatlah tugas yang menantang tetapi realistis. Realistis dalam
pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi
siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, tetapi tidak terlalu
sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya
semangat untuk belajar.
4. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


6
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan
pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa
mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
5. Berikan masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka.
Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para
siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding
ungkapan negatif. Komentar positif akan membangun kepercayaan
diri. Ciptakan situasi dimana anda percaya bahwa seseorang siswa bisa
maju dan sukses di masa datang
6. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah, dan sebagainya,
mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak kecil) tetapi
metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi
menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini
dapat melahirkan motivasi internal.

C. Metode-Metode Yang Digunakan Untuk Meningkatkan Motivasi


Siswa Dalam Belajar
Di dalam proses belajar mengajar, penting bagi pendidik untuk
dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam proses
pneyajian pembelajaran itu siswa mendapatkan pemahaman yang baik
yang ketika siswa benar-benar memiliki ketertarikan. Pendidik perlu
mengupayakan agar setiap kegiatan pembelajaran dapat menarik perhatian
siswa. Salah satu langkah yang tepat ialah pendidik harus menguasai
strategi dengan metode-metode pengajaran. Metode penyajian adalah
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh pendidik
atau instruktur. Sedangkan pengertian lainnya ialah sebagai teknik
penyajian yang dikuasai pendidik untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada sisiwa di dalam kelas agar pembelajaran trsebut dapat
ditangkap, dipahami dan digunakan oleh sisiwa dengan baik.5

5 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hlm., 1.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


7
1. Metode diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan. Oleh karena itu, diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman
untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
2. Metode simulasi
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan
asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara
langsung pada objek yang sebenarnya. Simulasi berasal dari kata
simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan.
Metode simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan
tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari,
(2) memperoleh pemahaman tentang sesuatu konsep atau prinsip, (3)
melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5)
memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk
mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan
daya kreatif siswa, (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap
toleransi.
Metode simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya sebagai
berikut:
a. Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran
untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara
manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran
keluarga dan otoriter dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan
untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-
masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk
memecahkannya.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


8
b. Role playing
Role playing atau bermain peran adalah metode
pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk
mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa
aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa
mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya
memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau
gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi
informasi.
c. Simulasi game
Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa
berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan
dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.
3. Metode tugas dan resitasi
Secara denotatif, resitasi adalah pembacaan hafalan di muka
umum atau hafalan yang diucapkan oleh siswa didalam kelas. Metode
tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas
dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik
secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di
rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya.
Uraian di atas menggambarkan bahwa resitasi sebagai metode
belajar siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan,
pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri atau
menampilkan diri dalam menyampaikan (puisi, syair, drama).
4. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok
mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang
sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil. Kelompok bisa di buat berdasarkan:
(1) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar
(2) perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa
yang mempunyai minat yang sama

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


9
(3) Pengelompokan berdasarkan wilayah tempat tinggal siswa yang
tinggal dalam satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu
kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja
(4) Pengelompokan secara random atau diundi tidak melihat faktor-
faktor lain
(5) Pengelompokan atas jenis kelamin, ada kelompok pria dan
kelompok wanita
Untuk mencapai hasil yang baik, faktor yang harus
diperhatikan dalam kerja kelompok adalah:
(1) Perlu adanya dorongan yang kuat untuk bekerja pada setiap
anggota
(2) Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit yang
dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan
masing-masing secara individual. Hal ini bergantung kepada
kompleks tidaknya masalah yang akan diselesaikan
(3) Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak
untuk belajar
(4) Sitasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan
berhasil tidaknya kerja kelompok
5. Metode karyawisata (field-trip)
Karyawisata memiliki arti tersendiri, berbeda dengan
karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini artinya kunjungan
keluar kelas dalam rangka belajar. Contohnya mengajak siswa ke luar
kelas dalam rangka belajar. Contohnya siswa ke gedung pengadilan
untuk mengetahui sistem peradilan dan proses pengadilan selama satu
jam pelajaran. Jadi, karyawisata tersebut tidak mengambil tempat yang
jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut
studi tour.
Metode penyajian dalam pembelajaran itu banyak, antara lain
metode proyek, metode eksperimen, metode diskusi, metode tugas,
metode demonstrasi, metode latihan, metode tanya jawab dan maih

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


10
banyak contoh metode-metode lainnya. Tugas itu merupakan salah
satu metode penyajian dalam pembelajaran. Metode tugas dalah
metode penyajian bahan dimana guru membrikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar.6 Tugas yang dilaksanakan oleh
siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di
labiratorium, di perpustakaan atau di manapun siswa mau
mengerjakannya.
Metode ini diberikan karena dirasa bahan pelajaran terlalau
banyak, sementara waktu pelajaran sedikit dan tidak mencukupi.
Artinya banyaknya bahan pelajaran yang tersedia dengan waktu yang
kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai tepat waktu,
maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya.
Metode penugasan dipandang perlu jika memang alokasi waktu belajar
tidak mencukupi atau tidak sesuai dengan materi pembelajaran. Kita
memang sering menemui hal-hal seperti itu, siswa dituntut menguasai
materi yang dibutuhkan namun terbentur oleh alokasi waktu yang
kurang memadai.
Tugas tidak sama dengan pekerjaan rumah, namun lebih jauh
dari itu. Tugas biasanya dilakukan di rumah, di sekolah, di
perpustakaan dan di manapun siswa mau mengerjakannya. Tugas dan
resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual
maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara
individual, atau dapat pula secara kelompok.7

D. Kebermaknaan Tugas
Makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis
dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur
mengujarnya. makna merupakan hubungan antara bahasa dengan bahasa
luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat saling
dimengerti. Batasan tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan

6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
hlm., 85.
7 Ibid. hlm. 86.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


11
karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang
yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata. Makna ditentukan
oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep
dasar dalam kebermaknaan yang natural yang juga didukung oleh
pemahaman lintas budaya.8 Makna dapat diwujudkan memalui kalimat
yang berbeda, baik secara lisan maupun tulisa. Suatu kalimat dapat
memiliki makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat itu
digunakan.
Kebermaknaan tugas, termasuk belajar, tidak hanya cukup kalau
dilihat dari kebermanfaatan bagi diri sendiri, tetapi juga perlu dilihat dari
berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut seperti orang tua, teman dekat,
saudara, keluarga, masa depan, teman sekelas, bangsa dan negara. Bahkan
calon putra putri kita kelak. Melihat kebermaknaan tugas dari berbagai
sudut merupakan sesuatu yang penting mengingat sekali tugas
terselesaikan manfaatnya bisa dirasakan banyak hal. Seorang juara
olimpiade, misalnya, merasakan bahwa meraih kejuaraan itu penting
karena banyak pihak yang akan bisa merasakan manfaat dan makna dari
kemenangannya, seperti diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara, teman
di klub, supporter dan seterrusnya. Kesadaran akan kebermaknaan suatu
tugas, berdasarkan berbagai hasil penelitian, berpengaruh terhadap
motivasi dalam belajar.
Peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan pada umumnya
senatiasa menjadi target utama oleh para guru dengan mengupayakan
memodifikasi berbagai teknik dan cara dalam proses belajar mengajar.
Dalam meningkatkan proses dan hasil belajar sebagai satah satu indikator
kualitas pendidikan, perhatian terhadap kegiatan siswa merupakan upaya
langsung dan paling realitas. Upaya tersebut diarahkan kepada
pengembangan ilmu pengetahuan, setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah dalam bentuk pekerjaan tambahan (pekerjaan rumah).
Pemberian tugas secara rutin kepada siswa dapat membangkitkan
motivasi untuk mengkaji secara mendalam terhadap mata pelajaran. Proses

8 Ibid.hlm. 70.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


12
belajar yang demikian tentunya memberi arti dan makna yang positip
terhadap motivasi belajar siswa. Diakui bahwa proses belajar seseorang itu
senantiasa dipengaruhi dari berbagai faktor dan salah satu diantaranya
adalah upaya guru menciptakan kondis! yang kondusif terhadap days
ingatan siswa terhadap materi pelajaran. Reaksi secara positif terhadap
pemberian tugas, manakala tugas yang diberikan disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing pribadi siswa, karena ini besar pengaruhnya
terhadap proses berpikir seseorang dalam mememecahkan masalah yang
ditemukanpada materi pelajaran.
Dengan demikian pemberian tugas kepada siswa adalah salah satu
langkah logis untuk mengaktifkan siswa dalam belajar mengajar. Namun
dibalik itu pemberian tugas yang sering sekali juga dapat mengakibatkan
kejenuhan dan pembagian waktu dengan mengerjakan yang lain, sehingga
guru seyogyanya berupa memperhitungkan kemampuan dan keterbatasan
dari siswa dan dijadikan sebagai dasar membangkitkan motivasi belajar
siswa.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar.
Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada
siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul
dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang
baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan
tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga
diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa
yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa.
Berdasarkan definisi-definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah
dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam
rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator
dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas
dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas
terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita
memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya.
Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah
pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa
anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu
kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada
mereka. Anak-anak didik kita akan merasa dirinya berharga untuk
melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Abdorrakhman Gintings. 2008. Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran,
Bandung: Humaniora.
Daleh H. Schunk. 2012. Teori-Teori Pembelajaran Persepektif
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar
. Jakarta: Rineka Cipta.

Makalah Psikologi Pendidikan: Memotivasi Siswa Belajar


15

Anda mungkin juga menyukai