1. LATAR BELAKANG
Otonomi daerah menjadi sesuatu yang disakralkan pasca Reformasi
1998, banyaknya perdebatan seputar otonomi daerah sebagai
manifestasi dari desentralisasi kekuasaan pemerintahan mendorong
Pemerintah untuk secara sungguh‐sungguh merealisasikan konsep
otonomi daerah secara jujur, penuh kerelaan dan konsekuen
mengingat wacana dan konsep otonomi daerah memiliki sejarah
yang sangat panjang seiring berdirinya Republik ini. Menurut aspek
yuridis formal, sejak pertama kali muncul dalam UU No. 1 tahun
1945 sampai dengan UU No. 5 tahun 1974, semangat otonomi
daerah sudah kelihatan dan menjadi dasar hukum pelaksanaan
pemerintahan di daerah. Hanya saja semangat para penyelenggara
pemerintahan masih jauh dari idealisme konsep otonomi daerah itu
sendiri. Bahasa yang digunakan juga belum seringkas dan selugas
otonomi daerah, masih seputar bagaimana mengatur urusan rumah
tangga (Marbun, 2005:45).
Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik
yang terdiri dari provinsi-provinsi dan kabupaten/kota yang
merupakan daerah otonom dan memiliki hak otonomi
daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Hak otonomi
bukan berarti untuk memecah daerah-daerah yang ada di Indonesia
melainkan untuk lebih memajukan daerah dengan melibatkan peran
aktif masyarakat daerah, peran aktif masyarakat di daerah dapat
dilakukan dengan cara pemberian otonomi tersebut. Otonomi daerah
merupakan salah satu kebijakan pengembangan wilayah yang
mencoba merubah sistem sentralistik menjadi desentralistik. Melalui
kebijakan ini, diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan
pada tingkat lokal, memberi ruang gerak pada bidang politik,
pengelolaan keuangan daerah dan efisiensi pemanfaatan sumber
daya daerah untuk kepentingan masyarakat lokal, sehingga muncul
formulasi dan model pembangunan daerah yang efisien dan
terdesentralisasi.
1
2. PENGERTIAN OTONOMI DAERAH
Pengertian otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
pengertian otonomi daerah secara harafiah. Otonomi daerah berasal
dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi
berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan
namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat
dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri
atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus
rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
Beberapa pengertian otonomi daerah menurut beberapa pakar,
antara lain:
a. Pengertian Otonomi Daerah menurut F. Sugeng Istianto, adalah:
“Hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga daerah”
b. Pengertian Otonomi Daerah menurut Ateng Syarifuddin, adalah:
“Otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi
bukan kemerdekaan melainkan kebebasan yang terbatas atau
kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus
dapat dipertanggungjawabkan”
c. Pengertian Otonomi Daerah menurut Syarif Saleh, adalah: “Hak
mengatur dan memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut
merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat”
Selain pendapat pakar diatas, ada juga beberapa pendapat lain yang
memberikan pengertian yang berbeda mengenai otonomi daerah,
antara lain:
a. Pengertian otonomi daerah menurut Benyamin Hoesein, adalah:
“Pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional
suatu Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat”
b. Pengertian otonomi daerah menurut Philip Mahwood, adalah:
“Suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sendiri
dimana keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan
oleh pemerintah guna mengalokasikan sumber material yang
bersifat substansial mengenai fungsi yang berbeda”
2
c. Pengertian otonomi daerah menurut Mariun, adalah: “Kebebasan
(kewenangan) yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang
memungkinkan meeka untuk membuat inisiatif sendiri dalam
rangka mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
oleh daerahnya sendiri. Otonomi daerah merupakan kebebasan
untuk dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat”
d. Pengertian otonomi daerah menurut Vincent Lemius, adalah:
“Kebebasan (kewenangan) untuk mengambil atau membuat suatu
keputusan politik maupun administasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Di dalam otonomi daerah tedapat
kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk
menentukan apa yang menjadi kebutuhan daerah namun apa
yang menjadi kebutuhan daerah tersebut senantiasa harus
disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana yang telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi”
3
b. Teknis, meliputi faktor sebagai berikut :
1) Kemampuan ekonomi
2) Potensi daerah.
3) Social budaya.
4) Social politik.
5) Kependudukan.
6) Luas daerah.
7) Pertahanan.
8) Keamanan.
9) Factor lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi
daerah.
c. Fisik, meliputi :
1) Paling sedikit 5 kabupaten/kota untuk pembentukan provinsi.
2) Paling sedikit 4 kecamatan untuk pembentukan kabupaten.
3) Paling sedikit 4 kecamatan untuk pembentukan kota.
5
SIMPULAN
Penjelasan Umum Undang-undang No. 32 Tahun 2004 menyatakan
bahwa:
Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur
semua urusan Pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah
yang ditetapkan dalam undang-undang ini. Daerah memiliki
kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan,
peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat
yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
2004
Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemeritahan
presidensial dan parlementer yang ditunjukkan dengan adanya
pemerintahan yang menjunjung tinggi demokrasi dalam melaksanakan
sistem pemerintahannya. (baca juga: Ciri Utama Pemerintahan
Demokrasi) Sebagai negara yang mengalami perubahan sistem
pemerintahan dari sistem pemerintahan orde lama, pemerintahan orde
baru, dan orde reformasi, pemerintah negara Indonesia telah
menentukan berbagi macam kebijakan yang bertujuan untuk
membangun Indonesia sebagai bangsa yang memiliki stabilitas nasional
yang mantap berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu, dalam
menjalankan fungsinya, sistem pemerintahan di Indonesia tidak
6
dilakukan secara terpusat melainkan dilakukan melalui adanya otonomi
daerah dimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah membagi
peran untuk menetapkan dan menjalankan suatu kebijakan sesuai
dengan wewenangnya masing-masing. Sudah barang tentu dalam
menjalankan tugasnya, terdapat perbedaan wewenang diantara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah jika dilihat dari UU No. 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Adapun wewenang
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat dijabarkan
sebagai berikut:
7
berkaitan dengan kedaulatan negara Indonesia itu sendiri. Upaya
pemerintah pusat untuk mengatur bidang pertahanan nasional
merupakan salah satu upaya menjaga keutuhan NKRI.
9
negara melalui proses pengeluaran dan pendapatan khususnya pajak.
Kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang berbeda dengan kebijakan
moneter. Kebijakan fiskal lebih bertujuan untuk menstabilkan
perekonomian di suatu negara melalui pajak dan tingkat suku
bunga, sebagai berikut:
10
Wewenang Pemerintah Daerah
Wewenang pemerintah daerah berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
untuk dilaksanakan oleh suatu daerah. Wewenang pemerintah daerah
yang satu dengan lainnya tentu saja berbeda karena berkaitan dengan
karakteristik daerah yang ada tetapi masih berpegang pada asas-asas
pemerintahan daerah yang ada. Secara umum, wewenang pemerintah
daerah satu dengan lainnya memiliki kesamaan yang sesuai dengan UU
No. 32 Tahun 2004. Wewenang tersebut diantaranya:
11
masyarakat, pemerintah daerah membuat berbagai macam peraturan
daerah (perda) sesuai dengan tujuan dan keperluannya masing-masing.
12
Melalui penyelenggaraan pendidikan, pemerintah daerah diwajibkan
untuk melakukan proses pendidikan sesuai dengan karakteristik
daerahnya masing-masing agar anak-anak yang mengikuti proses
pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada di daerahnya.
Pemeritah daerah melalui dinas pendidikan terkait juga mempunyai
wewenang untuk merancang sistem pembelajaran yang menarik
sehingga proses pembelajaran yang terjadi di sekolah tidak
menjadi penyebab anak sekolah menjadi malas belajar.
13
pemerintah daerah agar UMKM tersebut dapat berkembang dan
mendatangkan kemajuan bagi daerah tersebut.
14